sendiri. Selain menentukan tujuan membaca, agar siswa dapat memenuhi kompetensi membaca pemahaman dengan baik, guru juga harus menerapkan dan membelajarkan
metode membaca yang tepat serta memahami hal-hal yang mempengaruhi pemahaman membaca.
Prinsip-prinsip membaca yang mempengaruhi pemahaman membaca menurut McLaughlin dalam Kuswari Usep, 2010:4 ialah: 1 pemahaman merupakan
proses konstruktivis sosial; 2 keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman; 3 guru membaca yang
profesional mempengaruhi belajar siswa; 4 pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca; 5 membaca hendaknya
terjadi dalam konteks yang bermakna; 6 siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas; 7 perkembangan kosakata
dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca; 8 pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman; 9 strategi dan keterampilan membaca
bisa diajarkan; 10 asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.
Jadi, membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca dalam rangka memahami seluruh unsur yang terdapat dalam bacaan baik dari segi struktur maupun
isi. Tinggi rendahnya pemahaman seseorang akan bacaan dapat dilihat dari kemampuan pembaca dalam menangkap ide pokok bacaan. Pengetahuan awal
pembaca akan membantu pembaca dalam memahami isi bacaan. Selanjutnya, penentuan tujuan membaca dan strategi yang digunakan dalam membaca sangat
mempengaruhi pemahaman yang didapat.
2.1.2 Hasil Belajar
Menurut Anni 2007: 5 hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah
melaksanakan aktivitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Menurut Winkel menyatakan hasil belajar adalah setiap macam kegiatan belajar
menghasilkan perubahan yang khas yaitu, belajar. Hasil belajar tampak dalam suatu
prestasi yang diberikan siswa, misalnya menyebutkan huruf dalam abjad secara berurutan Maisaroh dan Rostrieningsih, 2010:161
Bloom dalam Sumarni 2007: 30 menyebutkan bahwa ada tiga ranah dalam tujuan pembelajaran yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan
keluaran dari suatu masukan. Masukan dari sistem tersebut merupakan bermacam- macam informasi, sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja. Perbuatan
merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi dan hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Pendapat yang mendukung tentang hasil belajar juga dikemukakan oleh Bloom dalam Suprijono 2011:5 hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Berkenaan dengan hasil belajar kognitif
merupakan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
Senada dengan itu, Dimyati dan Mudjiono dalam Lina, 2009:5 mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari sisi siswa dan
sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dari sisi guru adalah bagaimana guru
bisa menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya.
Pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai peserta didik melalui usaha dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti yang mana informasi yang didapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan dan pengetahuan yang terdapat dalam aspek kehidupan.
Hasil belajar juga bisa diperoleh ketika tes evaluasi diberikan dan kemudian dapat diketahui dari skor perolehan siswa yang berupa aspek kognitif dengan menggunakan alat
penilaian yaitu tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk skor, aspek afektif yang menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran berupa tanya jawab,
diskusi, presentasi dan aspek psikomotorik yang menunjukkan siswa dalam menyimak kompetensi yang diberikan guru dalam kegiatan pembelajaran berlangsung.
Hasil belajar siswa dapat diketahui, apabila ada pengukuran. Pengukuran adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberi angka-angka pada suatu gejala atau
peristiwa, atau benda Wardani Naniek Sulistya, dkk 2012: 47 Penetapan angka dapat dilakukan apabila ada alat ukur instrumen yang terstandar. Bentuk-bentuk instrumen
seperti tes tertulis uraianobjektif, tes lisan, tes perbuatan, wawancara, pengamatan observasi, skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok, dan riwayat hidup. Penggunaan
instrumen terkait dengan teknik pengukuran yang dilakukannya
2.1.3 Model Kooperatif Tipe KWL