4. Mengembangkan sikap kepemimpinan.
5. Mengembangkan sikap positif siswa.
6. Mengembangkan sikap menghargai diri sendiri.
7. Membuat belajan secara inklusif.
8. Mengembangkan rasa saling memiliki.
9. Mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
Selain mempunyai kelebihan, belajar kooperatif juga mempunyai beberapa kelemahan. Beberapa kelemahan belajar kooperatif adalah:
1. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa, sehingga sulit mencapai target
kurikulum. 2.
Membutuhkan waktu yamg lama untuk guru sehingga kebanyakan guru tidak mau menggunakan strategi kooperatif.
3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat
melakukan atau menggunakan strategi belajar kooperatif. 4.
Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
2.2 Hasil Penilitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan adalah hasil dari tindakan penelitian yang pernah dilaksanakan dengan memakai model pembelajaran yang sama. Hasil penelitian yang
pernah dilaksanakan dijadikan sebagai perbandingan, kemudian dijadikan bahan analisa untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan dalam penelitian yang pernah dilaksanakan
dan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Pada tahun 2013 Musnar mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul
Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif dengan Menggunakan Strategi Know Want To Know Learned KWL pada Siswa Kelas IV SD Negeri 15 Ulu Gadut Kecamatan Pauh
Kota Padang. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran dengan strategi KWL. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar
yang didapat siswa, yaitu nilai pada siklus I berdasarkan dari penilaian hasil dengan rata- rata adalah 71,3 dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 78,3. Penelitian ini
berhasil dikarenakan meningkatnya nilai rata-rata.
Saudara Kelbulan pada tahun 2011 mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif dengan Menggunakan Strategi Know
Want To Know Learned KWL pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kauman 2 Kecamatan Klojen Kota Malang. Hasil penelitian tindakan yang dilaksanakan saudara Kelbulan
menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata proses belajar siswa secara klasikal adalah 61,76 dikategorikan cukup baik dan pada siklus II meningkat dari
61,76 naik menjadi 80,58 sehingga hasilnya dikategorikan baik sekali. Dari peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pada siswa kelas IV SDN
Kauman 2 Kecamatan Klojen juga mengalami peningkatan. Pada pelaksanaan siklus I rata-rata kelas 62,53 dan siklus II meningkat menjadi 77,93. Dari hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Know – Want to Know – Learned dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pada siswa kelas IV SDN Kauman 2
Kecamatan Klojen Kota Malang. Pada tahun 2011 Yulianti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul
Penerapan Strategi Know Want To Know Learned KWL untuk meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas VI SD Negeri 40 Pematang Pudu.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran dengan strategi KWL. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar yang didapat
siswa, yaitu nilai pada siklus I berdasarkan dari penilaian hasil dengan rata-rata adalah 77,4 dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 85,0.
Cahyaningtyas 2011 melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Strategi KWL Know, Want, and Learn Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman
Pada Siswa Kelas III SDN Banjarsengon 02 Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 20112012. Hasil belajar siswa setelah diterapkan strategi KWL mengalami peningkatan.
Siswa dapat membuat dan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks bacaan yang mereka baca serta dapat membuat kesimpulanringkasan yang singkat, jelas dan
sesuai dengan isi teks bacaan yang dibaca. Peningkatan kemampuan membaca siswa juga dapat dilihat dari perbandingan nilai pada tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II
dengan KKM yang telah ditetapkan di SDN Banjarsengon 02 adalah nilai 60. Pada tahap prasiklus nilai rata-rata siswa 51,9 pada siklus I setelah diterapkan strategi KWL terjadi
peningkatan hasil belajar, nilai rata-rata siswa 67,5 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa 84,3.
Dari beberapa hasil penelitian tindakan kelas dengan model KWL di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran KWL
dapat meningkatkan hasil belajar. Akan tetapi model pembelajaran KWL perlu dibuktikan untuk dilaksanakan penelitian tindakan pada siswa kelas V SD N Ketip Pati.
2.3 Kerangka Berpikir