Model Kooperatif Tipe KWL

seperti tes tertulis uraianobjektif, tes lisan, tes perbuatan, wawancara, pengamatan observasi, skala bertingkat, kuesioner, daftar cocok, dan riwayat hidup. Penggunaan instrumen terkait dengan teknik pengukuran yang dilakukannya

2.1.3 Model Kooperatif Tipe KWL

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan Hamdani, 2011:30. Menurut Djamarah S.B. 2010:356, pembelajaran koopertatif adalah sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Menurut Johnson Tjofinson dalam Djamarah S.B., 2010:356 yang termasuk dalam struktur ini, ada lima unsur pokok yaitu: 1 saling ketergantungan positif; 2 tanggung jawab individual; 3 interaksi personal; 4 keahlian bekerja sama; dan 5 proses kelompok. Menurut Jacob dalam Djamarah S.B., 2010:357, bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode instruksional di mana siswa dalam kelompok kecil bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas akademik. Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang di dalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama di dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam belajar. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Hamdani 2011:31 a. Setiap anggota memiliki peran. b. Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa. c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya. d. Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok. e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Sedangkan menurut Johnson dan Johnson serta Hilke dalam Djamarah S.B., 2010:359, cirri-ciri pembelajaran kooperatif adalah: a. Terdapat saling ketergantungan yang positif di antara anggota kelompok. b. Dapat dipertanggungjawabkan secara individu. c. Heterogen. d. Berbagi kepemimpinan. e. Berbagi tanggung jawab. f. Menekankan pada tugas dan kebersamaan g. Membentuk keterampilan sosial h. Peran guru mengamati proses belajar siswa i. Efektivitas belajar tergantung pada kelompok. Model Cooperative Learning diterapkan melalui kelompok kecil pada semua mata pelajaran dan tingkat umur disesuaikan dengan kondisi dan situasi pembelajaran. Keanggotaan kelompok terdiri dari siswa yang berbeda heterogen baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin dan etnis, latar belakang sosial dan ekonomi. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran Cooperative Learning biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu yang lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. Cooperative Learning bertujuan untuk mengkomunikasikan siswa belajar, menghindari sikap persaingan dan rasa individualitas siswa, khususnya bagi siswa yang berprestasi rendah dan tinggi. Model KWL memberikan kepada siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca. Model pembelajaran ini membantu siswa memikirkan informasi baru yang diterimanya. Model KWL ini juga dapat memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri Rahim, 2008: 41. Model KWL dikembangkan oleh Ogle 1986 untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik. Model KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun langkah siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca. Langkah-langkah dalam model KWL menurut Rahim 2008: 41 adalah sebagai berikut. 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaran KWL yang akan dipakai pada proses pembelajaran. 2. Siswa membentuk kelompok secara heterogen campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain. Pembentukan kelompok sesuai dengan skor awal hasil ulangan harian sebelun tindakan penelitian, kemudian di ranking tanpa sepengetahuan siswa. 3. Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan. 4. Guru membagikan lembar bacaan yang disalin dari majalah anak-anak. 5. Guru memberikan tugas membaca pemahaman dengan model KWL, dengan mengisi pada kolom K know, W want to learn, dan L what i have learned dengan dipandu oleh guru. a. know Apa yang saya ketahui K, merupakan kegiatan sumbang saran pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tentang topik lalu membangkitkan kategori informasi yang dialami dalam membaca ketika sumbang saran terjadi di dalam kelas. Guru memulainya dengan mengajukan pertanyaan awal mengenai sebuah topik. Setelah itu guru menuliskan tanggapan siswa di papan tulis, kemudian berlanjut dengan pertanyaan lain. Ketika siswa mengungkapkan gagasan mereka dalam diskusi kelas, mereka mencatat informasi yang telah mereka ketahui tentang topik yang sedang dibicarakan. Setelah sumbang saran, guru bertanya kepada siswa tentang jenis informasi yang sedang disajikan. Guru memberikan beberapa contoh kategori informasi yang dikumpulkan saat sumbang saran. Lalu guru meminta siswa untuk menuliskan kemungkinan kategori lain yang kemudian dicatat siswa. Setelah itu siswa memaparkan kategori informasi tersebut. b. want to learn Apa yang ingin saya pelajari W, merupakan langkah dimana guru menuntun siswa untuk menyusun tujuan khusus dari kegiatan membaca. Dari minat, rasa ingin tahu, dan ketidakjelasan yang ditimbulkan selama langkah pertama, guru menyusun kembali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa. Pertanyaan yang sudah dituliskan kembali oleh guru di papan tulis diharapkan dapat memancing pemikiran siswa untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri atau memilih pertanyaan yang sudah ditulis guru di papan tulis untuk dijadikan tujuan dari membaca. c. what i have learned Apa yang telah saya pelajari L terjadi setelah kegiatan membaca. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut untuk menentukan, memperluas, dan menemukan seperangkat tujuan membaca. Setelah itu siswa mencatat informasi yang telah mereka pelajari dan mengidenfikasi pertanyaan yang belum terjawab. 6. Guru memberi tugas kepada setiap kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Setiap anggota mendapat bagian tugas sendiri-sendiri dari guru. Anggota yang paham menjelaskan kepada anggota lainnya yang belum paham, sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 7. Guru memberikan evaluasi. 8. Penutup, guru bersama siswa membahas materi dengan model KWL. Uraian di atas merupakan gambaran singkat kegiatan membaca menggunakan model KWL. Model KWL diawali dengan membangun gambaran umum tentang topik yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari topik tersebut dan dilanjutkan dengan membaca untuk membuat pertanyaan seta mncari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Menurut Rahim 2008:41, keunggulan dari pemilihan model KWL ialah siswa dapat menentukan tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif sebelum, saat, dan sesudah membaca. Model KWL dapat membantu mereka memikirkan informasi baru yang diterimanya. Model KWL juga bisa memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil belajar mereka sendiri. Jadi, melalui penerapan model KWL diharapkan siswa dapat memahami isi dari suatu bacaan tanpa terlepas dari peran aktif mereka dalam mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang mereka peroleh sebelumnya. Seperti diketahui bahwa tidak ada satu model pembelajaran pun yang paling baik di antara model pembelajaran yang lain. Demikin halnya dengan model pembelajaran kooperatif. Ada sejumlah keunggulan dan kelemahan yang dimilikinya antara lain menurut Djamarah S.B. 2010:366: Belajar kooperatif mempunyai beberapa kelebihan, antara lain: 1. Meningkatkan perestasi siswa. 2. Memperdalam pemahaman siswa. 3. Menyenangkan siswa. 4. Mengembangkan sikap kepemimpinan. 5. Mengembangkan sikap positif siswa. 6. Mengembangkan sikap menghargai diri sendiri. 7. Membuat belajan secara inklusif. 8. Mengembangkan rasa saling memiliki. 9. Mengembangkan keterampilan untuk masa depan. Selain mempunyai kelebihan, belajar kooperatif juga mempunyai beberapa kelemahan. Beberapa kelemahan belajar kooperatif adalah: 1. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa, sehingga sulit mencapai target kurikulum. 2. Membutuhkan waktu yamg lama untuk guru sehingga kebanyakan guru tidak mau menggunakan strategi kooperatif. 3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan atau menggunakan strategi belajar kooperatif. 4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

2.2 Hasil Penilitian yang Relevan

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip T1 262012267 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip T1 262012267 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip T1 262012267 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip

0 0 84

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 13

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas 5 SDN Ngampon T1 BAB II

0 1 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Discovery Learning dan Cooperative Learning Tipe TGT terhadap Hasil Belajar IPA SD N 1 Todanan

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation pada Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Pendowo

0 1 14