Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip T1 262012267 BAB IV

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data Prasiklus/Kondisi Awal

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia yang berlangsung di kelas V SDN Ketip menunjukkan adanya beberapa permasalahan berkaitan dengan proses pembelajaran. Hal yang paling pokok menonjol ialah kurangnya minat siswa dalam membaca setiap uraian materi dalam buku pelajaran, selain itu strategi membaca yang digunakan guru masih kurang terarah. Inilah yang menyebabkan siswa kesulitan dalam memahami isi dari suatu bacaan. Sehingga, pada saat evaluasi banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menjawab soal-soal yang tersedia. Dari hasil evaluasi ulangan harian dengan materi membaca pemahaman pada saat kelas IV semester 2, perolehan hasil evaluasi siswa pada saat menjawab pertanyaan bacaan yaitu 60% (12 dari 20 siswa) masih belum mencapai ketuntasan KKM 75. Perolehan nilai tertinggi siswa adalah 86 dan nilai terendah 54. Rerata nilai yang diperoleh adalah 72. Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar pada Pra Siklus KKM ≥ 75

No. Kriteria Frekuensi Persentase

Skor Keterangan

1 ≥75 Tuntas 8 40%

2 <75 Tidak Tuntas 12 60%

Jumlah 20 100%

Dikarenakan target penelitian ≤ 80 maka jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas akan berubah persentasinya. Dengan target penelitian ≤ 80, maka jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 14 siswa (70%), sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa (30%). Ketuntasan klasikal adalah 75% siswa memenuhi KKM ≤ 80.


(2)

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Pada Pra siklus KKM ≥ 80

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Skor Ketuntasan

≥ 80 Tuntas 6 30

< 80 Tidak Tuntas 14 70

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas ketuntasan belajar pada pra siklus dengan target penelitian ≤ 80 dapat digambarkan dengan diagram lingkaran seperti gambar 4.1 dibawah ini :

Gambar 4.1

Ketuntasan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Kegiatan Prasiklus Adapun hasil observasi yang dilaksanakan, skor maksimal yang diperoleh siswa pada siklus ini yakni 86 dan minimal 54 dengan skor rata-rata 72 yang disajikan pada tabel 4.3 dibawah.

Tabel 4.3

Distribusi Prestasi Pra Siklus

Skor Minimal Skor Maksimal Skor Rata-rata

54 86 72

Setelah di observasi lebih lanjut rendahnya hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Ketip dikarenakan guru belum mencoba model pembelajaran yang lain. Guru masih terlalu dominan dalam menjelaskan materi sehingga siswa cenderung bosan dalam kelas. Maka penulis mencoba dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas 5 SD Ketip. PTK yang akan dilaksanakan yaitu PTK kolaborasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

30% Tuntas 70 %

Tidak Tuntas Tunt as


(3)

Pada penelitian ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe KWL, dengan mengajak siswa untuk bekerja dalam tim dengan harapan dapat meningkatkan kerjasama dan kerukunan siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga kerjasama tersebut dapat saling memantu dalam menguasai materi dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus tiga kali pertemuan

4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 4.2.1 Pertemuan Pertama

a. Perencanaan

Menyusun RPP yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran KWL. Mempersiapkan media berupa teks bacaan yang akan digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman dan beberapa sumber lain berupa buku pelajaran dan referensi pendukung. Merancang alat pengumpul data berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa untuk mengetahui keterampilan siswa dalam memahami bacaan. Menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, serta catatan lapangan.

Dikarenakan memakai model pembelajaran kooperatif, maka pembagian kelompok juga direncanakan. Kelompok terdiri dari anggota yang heterogen, baik kemampuan berpikir, jenis kelamin dan tingkat kenakalan siswa. Pembagian kelompok mengambil dari data hasil ulangan sebelum penelitian dilaksanakan. Jumlah kelompok 4, terdiri dari 5 siswa.

b. Implementasi Tindakan dan Observasi 1. Implementasi Tindakan

a) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal, guru menunjukkan sebuah bacaan dan memberikan pertanyaan kepada siswa “Siapa yang gemar membaca?” Sebagian besar siswa menjawab bahwa mereka gemar membaca, beberapa diantara mereka juga ada yang menjawab lebih gemar menonton televisi dan bermain komputer. Kemudian guru mengajukan pertanyaan kembali “Tahukah kalian tentang tokoh-tokoh wayang?” Siswa secara serentak menjawab bahwa mereka tahu tokoh-tokoh di


(4)

dalam pewayangan. Ada yang menyebutkan Semar, Petruk, Arjuna, dll. Setelah menjawab pertanyaan tersebut, guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan tidak lupa untuk memberikan motivasi kepada siswa. b) Kegiatan inti

Know

Pada kegiatan inti, kegiatan dimulai dengan mengeksplor pengetahuan awal siswa dengan memberikan topik tentang ‘Wayang Golek’ yang ada di dalam majalah anak. Masing-masing siswa memberikan pendapatnya dengan menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan ‘Wayang Golek’. Beberapa dari mereka ada yang menyebutkan ‘wayang kayu’, ‘cepot’, dan digerakkan dengan tongkat. Ketika siswa memberikan pendapat mereka, guru menuliskannya di papan tulis pada kolom know.

Want to know

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota kelompok masing-masing 5 orang dan membagikan majalah anak ‘Bobo’ serta lembar kerja pada tiap-tiap kelompok. Siswa melihat sekilas pada salah satu bacaan yang terkait dengan topik ‘Wayang Golek’ berjudul ‘Pak Tizar dan Wayang Golek Betawi’, kemudian siswa menulis apa yang ingin mereka ketahui dari bacaan tersebut pada lembar kerja yang telah disediakan. Guru membimbing tiap kelompok sehingga masing-masing kelompok dapat menulis minimal 3 pertanyaan yang ditulis pada kolom want to know dan membacakan pertanyaan-pertanyaan tersebut di depan kelas. Siswa yang berani mewakili kelompoknya untuk maju di depan kelas, diberikan reward berupa tepuk tangan meriah dari seluruh siswa di kelas serta acungan jempol dari guru.

Learned

Setelah seluruh kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan yang mereka buat, siswa diberikan batasan waktu menit untuk membaca bacaan secara keseluruhan. Kemudian siswa kembali melihat pertanyaan mereka, lalu mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memasukkannya pada kolom learned. Guru membimbing siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah mereka buat, dan


(5)

membantu siswa untuk menemukan kalimat utama pada tiap paragraf di dalam bacaan. Siswa ditunjuk guru secara acak untuk membacakan hasil yang mereka peroleh di depan kelas. Penunjukan siswa secara acak ini merupakan strategi guru agar siswa yang semula pasif mampu ikut berinteraksi secara aktif di dalam kelas.

c) Kegiatan akhir

Setelah seluruh kelompok menyelesaikan pertanyaan mereka, guru menyuruh siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Guru mengingatkan kembali langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi KWL dan menarik simpulan pembelajaran bersama-sama dengan siswa. Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi hari ini kemudian menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Data Hasil Observasi

Pada proses pembelajaran, guru dengan bantuan kolabolator telah mengamati 20 orang siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan membaca pemahaman siklus I pertemuan 1dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.4

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 Indikator

yang diamati

Bobot Skor Jumlah

1 2 3 4

1 3 17 20

2 13 6 1 20

3 16 3 1 20

4 16 4 20

5 8 12 20

6 10 10 20

7 9 11 20

8 11 9 20

9 18 2 20

10 18 2 20


(6)

Skor rata-rata yang diperoleh siswa kelas V yaitu 62.5dengan kategori kurang. c. Refleksi

Dari data hasil pertemuan observasi pada pertemuan pertama, hasil kinerja guru belum maksimal. Sedangkan kerja kelompok pada siswa juga belum padu dan efektif. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, siswa sudah mulai aktif akan tetapi interaksi antara guru dan siswa belum maksimal.

Keterangan di atas dikarenakan guru dan siswa belum pernah mencoba model pembelajaran kooperatif tipe KWL Untuk pertemuan kedua diusahakan lebih baik dari pertemuan pertama.

4.2.2 Pertemuan Kedua a. Perencanaan

Perencanaan pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut setelah refleksi dari siklus 1 pertemuan pertama dilaksanakan. Persiapan yang akan dilaksanakan adalah menyusun RPP dengan langkah-langkah model pembelajaran KWL. Mempersiapkan media berupa teks bacaan yang akan digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman dan beberapa sumber lain berupa buku pelajaran dan referensi pendukung. Merancang alat pengumpul data berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa untuk mengetahui keterampilan siswa dalam memahami bacaan. Menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, serta catatan lapangan.

Dikarenakan masih menggunakan model pembelajaran kooperatif, maka pembagian kelompok juga direncanakan. Pembagian kelompok termasuk anggota kelompok tetap seperti pada pertemuan pertama.

b. Implementasi Tindakan dan Observasi 1. Implementasi Tindakan

a) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal, guru memberikan pertanyaan kepada siswa “Siapa yang pernah membatik?” Sebagian besar siswa menjawab bahwa mereka tidak pernah membatik. Kemudian guru mengajukan pertanyaan kembali “Pernahkah


(7)

kalian melihat seseorang yang sedang membatik?” Siswa secara serentak menjawab bahwa mereka pernah melihat orang membatik. Mereka sering melihat seseorang yang sedang membatik melalui acara di televisi atau di desa Bakaran Wetan Kecamatan Juwana. Setelah menjawab pertanyaan tersebut, guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan tidak lupa untuk memberikan motivasi kepada siswa.

b) Kegiatan inti Know

Pada kegiatan inti, kegiatan dimulai dengan mengeksplor pengetahuan awal siswa dengan memberikan topik tentang ‘Kain Ikat’ yang ada di dalam teks bacaan. Masing-masing siswa memberikan pendapatnya dengan menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan ‘Kain Ikat’. Beberapa dari mereka ada yang menyebutkan ‘kain yang diikat’, ‘warna-warni’, dan ‘kain yang dilipat’. Ketika siswa memberikan pendapat mereka, guru menuliskannya di papan tulis pada kolom know.

Want to know

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota kelompok masing-masing 5 orang dan membagikan teks bacaan serta lembar kerja pada tiap-tiap kelompok. Siswa melihat sekilas pada bacaan yang terkait dengan topik ‘Kain Ikat’ berjudul ‘Kain Ikat yang Bercerita’, kemudian siswa menulis apa yang ingin mereka ketahui dari bacaan tersebut pada lembar kerja yang telah disediakan. Guru membimbing tiap kelompok sehingga msing-masing kelompok dapat menulis minimal 4 pertanyaan yang ditulis pada kolom want to know dan membacakan pertanyaan-pertanyaan tersebut di depan kelas. Ketika batas waktu untuk mengerjakan lembar kerja telah habis, satu dari empat kelompok yang ada belum menyelesaikan lembar kerja mereka. Sehingga guru memberi waktu tambahan kurang lebih 5 menit dan meminta kelompok lain untuk menunggu dan tidak ramai sendiri. Setelah semua selesai, perwakilan kelompok maju ke depan kelas membacakan pertanyaan yang mereka buat. Siswa yang berani mewakili kelompoknya untuk maju di depan kelas, diberikan reward berupa tepuk tangan meriah dari seluruh siswa di kelas serta acungan jempol dari guru.


(8)

Learned

Setelah seluruh kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan yang mereka buat, siswa diberikan batasan waktu untuk membaca bacaan secara keseluruhan. Kemudian siswa kembali melihat pertanyaan mereka, lalu mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memasukkannya pada kolom learned. Guru membimbing siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah mereka buat, dan membantu siswa untuk menemukan kata-kata sukar di dalam bacaan dan mengartikannya. Siswa ditunjuk guru secara acak untuk membacakan hasil yang mereka peroleh di depan kelas.

c) Kegiatan akhir

Setelah seluruh kelompok menyelesaikan pertanyaan mereka, guru menyuruh siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Guru menjelaskan isi bacaan secara keseluruhan dan menarik simpulan pembelajaran bersama-sama dengan siswa. Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan kemudian menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Data Hasil Observasi

Pada proses pembelajaran, guru dengan bantuan kolabolator telah mengamati 20 orang siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan membaca pemahaman siklus I pertemuan 2dapat dilihat dalam tabel berikut.


(9)

Tabel 4.5

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 Indikator

yang diamati

Bobot Skor Jumlah

1 2 3 4

1 16 4 20

2 5 14 1 20

3 1 16 3 20

4 19 1 20

5 8 12 20

6 4 16 20

7 1 16 3 20

8 7 13 20

9 17 3 20

10 16 4 20

Jumlah 51 125 24

Skor rata-rata yang diperoleh siswa kelas V yaitu naik dari 62.5 menjadi 72dengan kategori cukup.

c. Refleksi

Dari data hasil pertemuan observasi pada pertemuan kedua, hasil kinerja guru sudah baik dan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Sedangkan kerja kelompok pada siswa mulai padu dan efektif. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, siswa sudah aktif dan tetapi interaksi antara guru dan siswa mulai baik.

Hasil observasi ini lebih baik daripada pertemuan pertama. Untuk siklus II setelah tes evaluasi siklus I diusahakan lebih baik daripada siklus I, dengan dimulai dari perencanaan yang lebih baik daripada sebelumnya.

Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga siklus 1 ini guru memberikan soal evaluasi yang terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Kemudian setelah siswa selesai mengerjakan guru membahas jawaban dari soal. Setelah selesai guru kemudian menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.


(10)

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 4.3.1 Pertemuan Pertama

a. Perencanaan

Langkah siklus 2 ini seperti langkah pada siklus 1, akan tetapi ada perubahan seperti materi pembelajaran. Menyusun RPP yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran KWL. Mempersiapkan media berupa teks bacaan yang akan digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman dan beberapa sumber lain berupa buku pelajaran dan referensi pendukung. Merancang alat pengumpul data berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa untuk mengetahui keterampilan siswa dalam memahami bacaan. Menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, serta catatan lapangan.

Dikarenakan seperti siklus 1 masih memakai model pembelajaran kooperatif, maka pembagian kelompok juga direncanakan. Kelompok terdiri dari anggota yang heterogen, baik kemampuan berpikir, jenis kelamin dan tingkat kenakalan siswa. Pembagian kelompok mengambil dari data hasil ulangan sebelum penelitian dilaksanakan. Jumlah kelompok 4, terdiri dari 5 siswa. Jumlah dan anggota pada tiap kelompok tetap seperti pada siklus 1.

b. Implementasi Tindakan dan Observasi 1. Implementasi Tindakan

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal, guru menunjukkan teks bacaan yang terdiri dari 2 bacaan. Guru juga memberikan pertanyaan kepada siswa “ Siapa yang mengetahui macam-macam bencana?”. Jawaban siswa berbeda-beda ada yang menjawab banjir, gempa bumi, gunung meletus, longsor dan lain-lain. Kemudian guru mengajukan pertanyaan kembali “ Tahukah kalian penyebab bencana alam longsor?” Jawaban siswa berbeda-beda ada yang menjawab karena hutan gundul, tanah labil dan lain-lain. Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan tidak lupa untuk memberikan motivasi kepada siswa.


(11)

b. Kegiatan inti Know

Kegiatan inti dimulai dengan mengeksplor pengetahuan awal siswa dengan memberikan topik tentang ‘longsor’ yang ada di dalam teks bacaan. Masing-masing siswa memberikan pendapatnya dengan menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan ‘longsor’. Beberapa dari mereka memberikan tanggapan terhadap topik tersebut dengan menyebutkan berbagai macam akibat longsor yang pernah mereka lihat pada berita di televisi. Ketika siswa memberikan pendapat mereka, guru menuliskannya di papan tulis pada kolom know.

Want to know

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota kelompok masing-masing 5 orang dan membagikan teks bacaan serta lembar kerja pada tiap-tiap kelompok. Siswa melihat sekilas pada teks bacaan yang berjudul ‘Enam Rumah Rusak akibat Tanah Longsor’ dan ‘Lima Korban Belum Ditemukan’, kemudian mereka menulis apa yang ingin mereka ketahui dari teks bacaan yang telah disediakan. Masing-masing kelompok menulis minimal 3 pertanyaan pada kolom want to know dan membacakan pertanyaan-pertanyaan tersebut di depan kelas. Perwakilan siswa mewakili kelompoknya maju di depan kelas untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka buat, mereka diberikan reward berupa tepuk tangan dari seluruh siswa di kelas serta acungan jempol dari guru.

Learned

Setelah seluruh kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan yang mereka buat, siswa diberikan batasan waktu untuk membaca pengumuman secara keseluruhan. Kemudian siswa kembali melihat pertanyaan-pertanyaan mereka, lalu mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memasukkannya pada kolom learned. Guru membimbing siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah mereka buat. Siswa secara bergantian membacakan hasil yang mereka peroleh di depan kelas.


(12)

Siswa kemudian mencari kalimat utama pada bacaan. Kemudian siswa mencari persamaan dan perbedaan pada kedua teks bacaan tersebut. Persamaan dan perbedaan teks tersebut disusun dengan kolom persamaan dan kolom perbedaan.

c. Kegiatan akhir

Setelah seluruh kelompok menyelesaikan pertanyaan mereka, guru menyuruh siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Guru mengingatkan kembali langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi KWL dan menarik simpulan pembelajaran bersama-sama dengan siswa. Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi hari ini kemudian menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Data Hasil Observasi

Pada proses pembelajaran, guru dengan bantuan kolabolator telah mengamati 20 orang siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan membaca pemahaman siklus II pertemuan 1 dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.6

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 Indikator

yang diamati

Bobot Skor Jumlah

1 2 3 4

1 2 18 20

2 19 1 20

3 14 6 20

4 19 1 20

5 2 18 20

6 2 15 3 20

7 16 4 20

8 8 12 20

9 13 7 20

10 14 6 20


(13)

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa kelas V yaitu naik dari 69.375 menjadi 77.5 dengan kategori cukup.

c. Refleksi

Dari data hasil pertemuan observasi pada pertemuan pertama, hasil kinerja guru sudah sangat baik dan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya yaitu lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. Sedangkan kerja kelompok pada siswa sudah padu dan efektif. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, siswa sudah aktif dan interaksi antara guru dan siswa sudah baik.

Hasil observasi ini lebih baik daripada siklus I. Untuk siklus II pertemuan 2 diusahakan lebih baik daripada siklus II pertemuan 1 iini, dengan dimulai dari perencanaan yang lebih baik daripada sebelumnya.

4.3.2 Pertemuan Kedua a. Perencanaan

Langkah siklus II pertemuan 2 ini seperti langkah pada pertemuan 1, akan tetapi ada perubahan materi pembelajaran. Menyusun RPP yang sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran KWL. Mempersiapkan media berupa teks bacaan yang akan digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman dan beberapa sumber lain berupa buku pelajaran dan referensi pendukung. Merancang alat pengumpul data berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa untuk mengetahui keterampilan siswa dalam memahami bacaan. Menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru, serta catatan lapangan.

Dikarenakan seperti siklus II pertemuan 1 masih memakai model pembelajaran kooperatif, maka pembagian kelompok juga direncanakan. Kelompok terdiri dari anggota yang heterogen, baik kemampuan berpikir, jenis kelamin dan tingkat kenakalan siswa. Pembagian kelompok mengambil dari data hasil ulangan sebelum penelitian dilaksanakan. Jumlah kelompok 4, terdiri dari 5 siswa. Jumlah dan anggota pada tiap kelompok tetap seperti pada siklus II pertemuan 1.


(14)

b. Implementasi Tindakan dan Observasi 1. Implementasi Tindakan

a. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal, guru menunjukkan teks bacaan yang terdiri dari 2 bacaan. Guru juga memberikan pertanyaan kepada siswa “Siapa yang pernah diajak oleh ibunya ke pasar?”. Jawaban siswa berbeda-beda ada yang menjawab pernah ada yang tidak dan ada yang pernah pergi ke pasar bersama dengan teman-temannya. Kemudian guru mengajukan pertanyaan kembali “Tahukah kalian jenis-jenis atau macam-macam pasar?” Jawaban siswa sangat sedikit, hanya siswa yang pandai yang menjawab. Ada yang menjawab pasar tradisional dan pasar modern seperti mall. Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan tidak lupa untuk memberikan motivasi kepada siswa.

b. Kegiatan inti Know

Kegiatan inti dimulai dengan mengeksplor pengetahuan awal siswa dengan memberikan topik tentang ‘pasar’ yang ada di dalam teks bacaan. Masing-masing siswa memberikan pendapatnya dengan menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan ‘pasar’. Beberapa dari mereka memberikan tanggapan terhadap topik tersebut sesuai dengan pengalaman mereka masing-masing. Ketika siswa memberikan pendapat mereka, guru menuliskannya di papan tulis pada kolom know.

Want to know

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota kelompok masing-masing 5 orang dan membagikan teks bacaan serta lembar kerja pada tiap-tiap kelompok. Siswa melihat sekilas pada teks bacaan yang berjudul ‘Thomas diajak Ibu Pergi ke Pasar Pagi’ dan ‘Ibu dan Salma Pergi ke Pasar Swalayan’, kemudian mereka menulis apa yang ingin mereka ketahui dari teks bacaan yang telah disediakan. Masing-masing kelompok menulis minimal 3 pertanyaan pada kolom want to know dan membacakan pertanyaan-pertanyaan tersebut di depan kelas. Perwakilan siswa mewakili


(15)

kelompoknya maju di depan kelas untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka buat, mereka diberikan reward berupa tepuk tangan dari seluruh siswa di kelas serta acungan jempol dari guru.

Learned

Setelah seluruh kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan pertanyaan-pertanyaan yang mereka buat, siswa diberikan batasan waktu untuk membaca pengumuman secara keseluruhan. Kemudian siswa kembali melihat pertanyaan-pertanyaan mereka, lalu mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memasukkannya pada kolom learned. Guru membimbing siswa untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang telah mereka buat. Siswa secara bergantian membacakan hasil yang mereka peroleh di depan kelas.

Siswa kemudian mencari kalimat utama pada bacaan. Kemudian siswa mencari persamaan dan perbedaan pada kedua teks bacaan tersebut. Persamaan dan perbedaan teks tersebut disusun dengan kolom persamaan dan kolom perbedaan.

c. Kegiatan akhir

Setelah seluruh kelompok menyelesaikan pertanyaan mereka, guru menyuruh siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Guru mengingatkan kembali langkah-langkah pembelajaran menggunakan strategi KWL dan menarik simpulan pembelajaran bersama-sama dengan siswa. Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi hari ini kemudian menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Data Hasil Observasi

Pada proses pembelajaran, guru dengan bantuan kolabolator telah mengamati 20 orang siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran di kelas. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran bahasa Indonesia aspek keterampilan membaca pemahaman siklus II pertemuan 2 dapat dilihat dalam tabel berikut.


(16)

Tabel 4.7

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 Indikator

yang diamati

Bobot Skor Jumlah

1 2 3 4

1 1 19 20

2 19 1 20

3 10 10 20

4 17 3 20

5 2 18 20

6 2 18 20

7 14 6 20

8 1 19 20

9 2 18 20

10 17 3 20

Jumlah 3 119 78

Skor rata-rata yang diperoleh siswa kelas V yaitu naik dari 77.5 menjadi 84.375dengan kategori baik.

c. Refleksi

Dari data hasil pertemuan observasi pada pertemuan kedua ini, hasil kinerja guru sudah sangat baik dan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya yaitu lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. Sedangkan kerja kelompok pada siswa sudah sangat padu dan efektif. Dari hasil pelaksanaan pembelajaran, siswa sudah sangat aktif dan interaksi antara guru dan siswa sudah sangat baik.

Hasil observasi ini lebih baik daripada siklus I. Kondisi ini seharusnya sangat dijaga untuk setiap proses pembelajaran supaya hasilnya tetap terjaga baik.

Pertemuan 3

Pada pertemuan ketiga siklus 2 ini guru memberikan soal evaluasi yang terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Kemudian setelah siswa selesai mengerjakan guru membahas jawaban dari soal. Setelah selesai pembahasan guru kemudian menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.


(17)

4.4 Hasil Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi data hasil belajar pra siklus, tes siklus 1 dan tes siklus 2. Data kemudian dianalisis dengan cara membandingkan data pra siklus, tes siklus 1 dan tes siklus 2 dengan cara analisis komparatif.

4.4.1 Pra Siklus

Sebelum melaksanakan tindakan data hasil belajar pra siklus diambil dari nilai ulangan harian sebelum penelitian dilaksanakan yaitu hasil evaluasi ulangan harian dengan materi membaca pemahaman pada saat kelas IV semester 2, perolehan hasil evaluasi siswa pada saat menjawab pertanyaan bacaan yaitu 70% (14 dari 20 siswa) masih belum mencapai ketuntasan KKM ≤ 80. Perolehan nilai tertinggi siswa adalah 86 dan nilai terendah 54. Rerata nilai yang diperoleh adalah 72.

4.4.2 Siklus I

Data hasil belajar pada siklus I diperoleh dari nilai tes formatif yang dilakukan pada pertemuan ketiga. Data jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa (40%), sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa (60%). Ketuntasan klasikal adalah 75% siswa memenuhi KKM ≤ 80. Data di atas dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah.

Tabel 4.8

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Kriteria Frekuensi Persentase (%) Skor Ketuntasan

≥ 80 Tuntas 12 60

< 80 Tidak Tuntas 8 40

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas ketuntasan belajar pada siklus I dapat digambarkan dengan diagram lingkaran seperti gambar 4.2 dibawah ini:

Gambar 4.2

Ketuntasan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Kegiatan Siklus I 60%

Tuntas

40%

Tidak Tuntas Tunt as


(18)

Adapun hasil observasi yang dilaksanakan, skor maksimal yang diperoleh siswa pada siklus ini yakni 92 dan minimal 58 dengan skor rata-rata 78 yang disajikan pada tabel 4.9 dibawah.

Tabel 4.9

Distribusi Prestasi Siklus I

Skor Minimal Skor Maksimal Skor Rata-rata

58 92 78

4.4.3 Siklus II

Data dari siklus II diperoleh dari tes formatif siklus II pada apertemuan ketiga. Data tes formatif siklus II adalah jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa (10%), sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa (90%). Ketuntasan klasikal adalah 75% siswa memenuhi KKM ≤ 80. Jadi penelitian ini telah memenuhi standar KKM dengan nilai rata-rata diatas 80 dan siswa yang mencapai KKM 90% melebihi ketuntasan klasikal 75%. Data di atas dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4.10

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Skor Ketuntasan

≥ 80 Tuntas 18 90

< 80 Tidak Tuntas 2 10

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas ketuntasan belajar pada siklus II dapat digambarkan dengan diagram lingkaran seperti gambar 4.3 dibawah ini:

Gambar 4.3


(19)

Adapun hasil observasi yang dilaksanakan, skor maksimal yang diperoleh siswa pada siklus ini yakni 95 dan minimal 73 dengan skor rata-rata 87 yang disajikan pada tabel 4.11 dibawah.

Tabel 4.11

Distribusi Prestasi Siklus II

Skor Minimal Skor Maksimal Skor Rata-rata

73 95 87

4.4.4 Pembahasan Analisis Komparatif Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Ketip Pati, dilakukan analisis data dengan cara membandingkan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Perbandingan data dapat dilihat pada table di bawah

Tabel 4.12

Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Tuntas 6 30% 12 60% 18 90%

Tidak Tuntas 14 70% 8 40% 2 10%

Nilai Tertinggi 86 92 95

Nilai Terendah 54 58 73

Nilai Rata-rata 72 78 87

Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai siklus II. Nilai yang di atas KKM 80 pada kondisi awal sebanyak 6 siswa, meningkat menjadi 12 siswa pada siklus I. Kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 18 siswa. Untuk nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata juga mengalami peningkatan, seperti pada data di atas.

Dari tabel 4.12 di atas dapat dibuat diagaram distribusi perbandingan ketuntasan seperti gambar diagram di bawah ini:


(20)

Gambar 4.4

Diagram Perbandingan Ketuntasan Skor Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Dari tabel 4.12 di atas dapat dibuat diagaram distribusi kenaikan nilai maksimal, nilai terendah dan nilai rata-rata seperti gambar diagram di bawah ini:

Gambar 4.5

Diagram Perbandingan Kenaikan Skor Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Dalam menentukan prestasi belajar matematika, salah satu penentunya adalah melalui bukti siswa melakukan aktivitas yang positif. Dibawah adalah tabel perbandingan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas 30%

Tuntas 60%

Tuntas 90% Tidak Tuntas

70%

Tidak Tuntas 40%

Tidak Tuntas 10%

Tunt as Tidak Tunt as


(21)

Tabel 4.13

Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus I

Pertemuan 1

Siklus I Pertemuan 2

Siklus II Pertemuan 1

Siklus II Pertemuan 2

62,5 72 77,5 84,37

Pada kondisi awal di kelas 5 SD Negeri Ketip Pati skor rata- rata 72 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata menjadi 78 dengan skor tertinggi 92,00 dan skor terendah 58,00. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 60% dari jumlah siswa sebanyak 20 siswa, tetapi masih terdapat 40% siswa belum tuntas. Karena nilai rata-rata siklus 1 belum mencapai 80 dan ketuntasan siswa 60%, sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus 2.

Pada penelitian siklus 2 ketuntasan hasil belajar sebesar 90%, siswa yang belum tuntas 10% dan skor rata-rata 87 dengan skor tertinggi 95,00 dan skor terendah 73,00. Karena ketuntasan siklus 2 adalah 90% siswa dan nilai rata-rata 87 maka telah mencapai syarat ketuntasan target penelitian ini. Oleh sebab itu, pelaksanaan perbaikan siklus ini dapat diakhiri pada siklus 2.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe KWL maka hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Ketip Pati semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 diduga akan meningkat.

Hasil tes kondisi awal yaitu didapatkan ketuntasan belajar 6 siswa tuntas dengan persentase 30% dari 20 siswa. Hasil tes kondisi awal bila dibandingkan dengan hasil tes kondisi akhir didapatkan 18 siswa tuntas dengan persentase 90%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu didapatkan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe KWL. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran terdapat langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa yaitu kelompok heterogen dengan siswa yang sudah menguasai materi membantu teman kelompoknya yang belum menguasai materi. Dan dengan bantuan guru, siswa yang belum paham menjadi cepat memahami materi. Sehingga ingatan siswa menjadi kuat dalam menyimpan memori materi yang baru disampaikan.

Penelitian ini relevan dengan Musnar pada tahun 2013 hal ini terjadi karena peserta didik aktif dalam proses pembelajaran dan guru menggunakan model


(22)

pembelajaran yang belum pernah dilaksanakan oleh siswa, yakni menggunakan model pembelajaran tipe KWL. Penelitian ini juga sejalan dengan saudara Fransiskus Xaverius Kelbulan pada tahun 2011 karena keberhasilan dalam melatih siswa untuk kerja kelompok menjadikan suasana pembelajaran lebih aktif dan efektif.


(1)

4.4 Hasil Analisis Data

Data yang dikumpulkan meliputi data hasil belajar pra siklus, tes siklus 1 dan tes siklus 2. Data kemudian dianalisis dengan cara membandingkan data pra siklus, tes siklus 1 dan tes siklus 2 dengan cara analisis komparatif.

4.4.1 Pra Siklus

Sebelum melaksanakan tindakan data hasil belajar pra siklus diambil dari nilai ulangan harian sebelum penelitian dilaksanakan yaitu hasil evaluasi ulangan harian dengan materi membaca pemahaman pada saat kelas IV semester 2, perolehan hasil evaluasi siswa pada saat menjawab pertanyaan bacaan yaitu 70% (14 dari 20 siswa) masih belum mencapai ketuntasan KKM ≤ 80. Perolehan nilai tertinggi siswa adalah 86 dan nilai terendah 54. Rerata nilai yang diperoleh adalah 72.

4.4.2 Siklus I

Data hasil belajar pada siklus I diperoleh dari nilai tes formatif yang dilakukan pada pertemuan ketiga. Data jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa (40%), sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa (60%). Ketuntasan klasikal adalah 75% siswa memenuhi KKM ≤ 80. Data di atas dapat dilihat pada tabel dan diagram dibawah.

Tabel 4.8

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Skor Ketuntasan

≥ 80 Tuntas 12 60

< 80 Tidak Tuntas 8 40

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas ketuntasan belajar pada siklus I dapat digambarkan dengan diagram lingkaran seperti gambar 4.2 dibawah ini:

Gambar 4.2

Ketuntasan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Kegiatan Siklus I 60%

Tuntas 40%

Tidak Tuntas Tunt as


(2)

Adapun hasil observasi yang dilaksanakan, skor maksimal yang diperoleh siswa pada siklus ini yakni 92 dan minimal 58 dengan skor rata-rata 78 yang disajikan pada tabel 4.9 dibawah.

Tabel 4.9

Distribusi Prestasi Siklus I

Skor Minimal Skor Maksimal Skor Rata-rata

58 92 78

4.4.3 Siklus II

Data dari siklus II diperoleh dari tes formatif siklus II pada apertemuan ketiga. Data tes formatif siklus II adalah jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa (10%), sedangkan siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa (90%). Ketuntasan klasikal adalah 75% siswa memenuhi KKM ≤ 80. Jadi penelitian ini telah memenuhi standar KKM dengan nilai rata-rata diatas 80 dan siswa yang mencapai KKM 90% melebihi ketuntasan klasikal 75%. Data di atas dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 4.10

Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Skor Ketuntasan

≥ 80 Tuntas 18 90

< 80 Tidak Tuntas 2 10

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas ketuntasan belajar pada siklus II dapat digambarkan dengan diagram lingkaran seperti gambar 4.3 dibawah ini:

Gambar 4.3


(3)

Adapun hasil observasi yang dilaksanakan, skor maksimal yang diperoleh siswa pada siklus ini yakni 95 dan minimal 73 dengan skor rata-rata 87 yang disajikan pada tabel 4.11 dibawah.

Tabel 4.11

Distribusi Prestasi Siklus II

Skor Minimal Skor Maksimal Skor Rata-rata

73 95 87

4.4.4 Pembahasan Analisis Komparatif Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Ketip Pati, dilakukan analisis data dengan cara membandingkan hasil belajar pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Perbandingan data dapat dilihat pada table di bawah

Tabel 4.12

Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Tuntas 6 30% 12 60% 18 90%

Tidak Tuntas 14 70% 8 40% 2 10%

Nilai Tertinggi 86 92 95

Nilai Terendah 54 58 73

Nilai Rata-rata 72 78 87

Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal sampai siklus II. Nilai yang di atas KKM 80 pada kondisi awal sebanyak 6 siswa, meningkat menjadi 12 siswa pada siklus I. Kemudian pada siklus II meningkat lagi menjadi 18 siswa. Untuk nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata juga mengalami peningkatan, seperti pada data di atas.

Dari tabel 4.12 di atas dapat dibuat diagaram distribusi perbandingan ketuntasan seperti gambar diagram di bawah ini:


(4)

Gambar 4.4

Diagram Perbandingan Ketuntasan Skor Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Dari tabel 4.12 di atas dapat dibuat diagaram distribusi kenaikan nilai maksimal, nilai terendah dan nilai rata-rata seperti gambar diagram di bawah ini:

Gambar 4.5

Diagram Perbandingan Kenaikan Skor Belajar pada Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 Dalam menentukan prestasi belajar matematika, salah satu penentunya adalah melalui bukti siswa melakukan aktivitas yang positif. Dibawah adalah tabel perbandingan skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas 30%

Tuntas 60%

Tuntas 90% Tidak Tuntas

70%

Tidak Tuntas 40%

Tidak Tuntas 10%

Tunt as


(5)

Tabel 4.13

Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus I

Pertemuan 1

Siklus I Pertemuan 2

Siklus II Pertemuan 1

Siklus II Pertemuan 2

62,5 72 77,5 84,37

Pada kondisi awal di kelas 5 SD Negeri Ketip Pati skor rata- rata 72 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata menjadi 78 dengan skor tertinggi 92,00 dan skor terendah 58,00. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 60% dari jumlah siswa sebanyak 20 siswa, tetapi masih terdapat 40% siswa belum tuntas. Karena nilai rata-rata siklus 1 belum mencapai 80 dan ketuntasan siswa 60%, sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus 2.

Pada penelitian siklus 2 ketuntasan hasil belajar sebesar 90%, siswa yang belum tuntas 10% dan skor rata-rata 87 dengan skor tertinggi 95,00 dan skor terendah 73,00. Karena ketuntasan siklus 2 adalah 90% siswa dan nilai rata-rata 87 maka telah mencapai syarat ketuntasan target penelitian ini. Oleh sebab itu, pelaksanaan perbaikan siklus ini dapat diakhiri pada siklus 2.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe KWL maka hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Ketip Pati semester 1 tahun pelajaran 2013/2014 diduga akan meningkat.

Hasil tes kondisi awal yaitu didapatkan ketuntasan belajar 6 siswa tuntas dengan persentase 30% dari 20 siswa. Hasil tes kondisi awal bila dibandingkan dengan hasil tes kondisi akhir didapatkan 18 siswa tuntas dengan persentase 90%. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu didapatkan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe KWL. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran terdapat langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa yaitu kelompok heterogen dengan siswa yang sudah menguasai materi membantu teman kelompoknya yang belum menguasai materi. Dan dengan bantuan guru, siswa yang belum paham menjadi cepat memahami materi. Sehingga ingatan siswa menjadi kuat dalam menyimpan memori materi yang baru disampaikan.

Penelitian ini relevan dengan Musnar pada tahun 2013 hal ini terjadi karena peserta didik aktif dalam proses pembelajaran dan guru menggunakan model


(6)

pembelajaran yang belum pernah dilaksanakan oleh siswa, yakni menggunakan model pembelajaran tipe KWL. Penelitian ini juga sejalan dengan saudara Fransiskus Xaverius Kelbulan pada tahun 2011 karena keberhasilan dalam melatih siswa untuk kerja kelompok menjadikan suasana pembelajaran lebih aktif dan efektif.


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada pelajaran IPS kelas IV dalam materi sumber daya alam di MI Annuriyah Depok

0 21 128

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip T1 262012267 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip T1 262012267 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip T1 262012267 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia dengan Model Cooperative Learning Tipe KWL pada Kelas V SD N Ketip

0 0 84

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Problem Solving dengan Teknik Jarimatika untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD T1 BAB IV

0 0 22

T1 Judul Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe Make a Match Pada Siswa Kelas 5 SD

0 0 13

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Kelas 5 SDN Ngampon T1 BAB IV

0 1 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektifitas Model Discovery Learning dan Cooperative Learning Tipe TGT terhadap Hasil Belajar IPA SD N 1 Todanan

0 0 13