PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Skripsi

Oleh

NYOMAN TRI YULIANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Nyoman Tri Yulianti

Permasalahan penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik menggunakan strategi pembelajaran interaktif.

Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas dengan 2 siklus yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data penelitian dikumpulkan dengan lembar observasi dan instrumen tes pada setiap siklus. Analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian penggunaan strategi pembelajaran interaktif dapat meningkakan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari: (a) persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I (58,62) dalam kategori “cukup aktif” dan siklus II menjadi (75,25) dalam kategori “aktif”, (b) rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I (69,46) dan siklus II menjadi (83,32), (c) katuntasan hasil belajar siswa pada siklus I jumlah siswa tuntas 19 orang atau sebesar (67%), siklus II jumlah siswa yang tuntas 24 orang atau sebesar (85%) (d) persentase rata-rata afektif siswa pada siklus I (57,55)dalam kategori “cukup”dan siklus II menjadi (76,65) dalam kategori “baik”, dan (d) persentase rata-rata psikomotor siswa pada siklus I (46,5) dalam kategori “cukup terampil”dan siklus II menjadi (71,8)dalam kategori “terampil”.


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, pada tanggal 28 Agustus 1991. Merupakan anak ketiga dari lima bersaudara yang dilahirkan dengan selamat oleh pasangan Bapak I Ketut Suparta dan Ibu Wayan Poncowati.

Penulis mengenal pendidikan pertama di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Rama Dewa Seputih Raman yang diselesaikan pada tahun 2004. Penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Seputih Raman yang diselesaikan pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kotagajah diselesaikan pada tahun 2010. Setelah pendidikannya di SMA, pada tahun 2010 penulis mengikuti tes SNMPTN Universitas Lampung dan terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Lampung Program Studi S-I PGSD.


(7)

MOTO

Kesalahan yang disikapi dengan positif menjadi

pengantar menuju perbaikan dan kesuksesan


(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Ibunda dan ayahandaku tercinta, yang tiada henti mendoakan, memberikan dorongan moril dan materil, semangat, serta menanti kesuksesanku.

2. Kakak dan adik-adikku tersayang, Wayan tina Septiana, Kadek Yulia Agustina, Made Suarsana, Ketut Rio Fandi Prima, dan Yulinda Tiara Putri yang selalu memotivasi dan menemaniku selama ini.

3. Sahabat-sahabatku seperjuangan, susah, sulit, sedih, duka, lara, serta sukacita, bahagia dan tawa kita. Selalu akan kurindu saat kebersamaan kita.

4. Teman-teman Kosan Babe Eta, Uswatun, Umi, Ana, Ima, Reni, Risty, dan Imama Mualimah yang selalu menemani dalam suka maupun duka

5. Putri kecil Bunda Putu Divya Valentina yang selalu menjadi penyemangat hidup bunda.

6. Suamiku yang selalu mendoakan, menemani dalam suka dan duka, serta menyemangatiku.


(9)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wase yang telah memberikan rahmat dan sinar suci-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Interaktif pada Pembelajaran Tematik Kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah Tahun Pelajaran 2013/2014”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PGSD.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbahsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Universitas Lampung yang telah banyak banyak memberikan kemajuan untuk kampus PGSD tercinta.


(10)

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua UPP Metro S1 PGSD yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Sarengat,M.Pd., selaku Dosen Pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan saran-saran, dan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing 1 dalam penulisan skripsi ini yang telah membimbing, memberikan ilmu yang berarti untuk penulis.

7. Ibu Dra. Hj Nelly Astuti, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing 2 dalam penulisan skripsi ini yang juga telah memberikan, ilmu, saran, dan nasihat yang bermanfaat bagi penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Suroto, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 02 Kotagajah, serta Dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

10. Ibu Mustika Ningsih A.Ma.Pd., selaku teman sejawat yang banyak membantu penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

11. Siswa siswi kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

12. Seluruh rekan-rekan PGSD angkatan 2010 khususnya kelas B, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah berjuang bersama demi masa depan yang cerah.


(11)

13. Teman-teman yang pernah satu kosan, Uswatun Huriyah. S. Pd., Umi Anggraini. S. Pd., Dwi Ana, Ima, Reni Utami, Risti Meilani dan Imama Mualimah, terima kasih karena selalu memotivasi, membimbing, menasehati, dan memberikan informasi, serta ilmu-ilmu yang bermanfaat untuk penulis. 14. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih kurang sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan dunia pendidikan khususnya ke SD-an.

Metro, 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... .... viii

DAFTAR GAMBAR ... .... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... .... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Identifikasi Masalah ... ... 6

C. Pembatasan Masalah ...…… 6

D. RumusanMasalah ... ... 7

E. Tujuan Penelitian ... ... 7

F. Manfaat Penelitian ...…… 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran... ... 9

B. Pembelajaran Tematik ... ... 15

C. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar... ... 27

D. Hipotesis Tindakan... ... 32

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... ... 33

B. Subjek Penelitian... ... 34

C. Setting Penelitian... ... 35

D. Sumber Data ... ... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ... ... 35

F. Alat Pengumpulan Data... ... 36

G. Teknik Analisis Data... ... 36

H. Rincian Prosedur Penelitian ... ... 40

I. Indikator Keberhasilan ...…… 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...…... 48


(13)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... ... 108 B. Saran ... ... 110 DAFTAR PUSTAKA


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbedaan dan Persamaan antara Penilaian Tradisional dan

Penilaian Otentik... 26

2. Kategori Aktivitas Siswa Per Individu...……….... 37

3. Konversi Nilai Kinerja Guru... 38

4. Konversi Sikap Disiplin dan Kerjasama... 38

5. Konversi Keterampilan Mengkomunikasikan Hasil Diskusi... 38

6. Klasifikasi Hasil Belajar Kognitif Siswa... 40

7. Data Persentase Kinerja Guru Siklus I……… 61

8. Data Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I…………... 65

9. Hasil Belajar Siswa Siklus I... 66

10. Hasil Observasi Aspek Disiplin dan Kerjasama Siklus I... 68

11. Hasil Observasi Aspek Keterampilan Berbicara Siklus I... 71

12. Data Persentase Kinerja Guru Siklus II………. 86

13. Data Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II…………... 89

14. Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II... 90

15. Hasil Observasi Aspek Disiplin dan Kerjasama Siklus II... 91

16. Hasil Observasi Aspek Keterampilan Berbicara Siklus II... 94

17. Rekapitulasi Kinerja Guru Per-Siklus………...………. 97

18. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Per-Siklus…...…………... 99

19. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar...………. 101

20.Data Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa……….. 103

21. Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa……….. 104


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran... 10 2. Alur SiklusPenelitian Tindakan Kelas ………... 34 3. Grafik Peningkatan Rata-rata Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Tematik Menggunakan Pembelajaran Interaktif………. 98 4. Grafik Peningkatan Rata-rata Aktivitas Siswa... 100 5. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Tematik MenggunakanPembelajaran Interaktif ………... 102 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa……….………... 103 7. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa dalam

Pembelajaran Tematik Menggunakan Pembelajaran

Interaktif……….. 105 8. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siswa

dalam Pembelajaran Tematik Menggunakan Pembelajaran


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Penelitian Pendahuluan... ... 114

2. Surat Izin Penelitian ...…..115

3. Surat Izin Penelitian SD ...…..116

4. Surat Keterangan Penelitian...…..117

5. Surat Keterangan Penelitian SD...…..118

6. Surat Pernyataan Penelitian SD ...…119

7. Pemetaan Siklus I Pembelajaran 1 ...…..120

8. Pemetaan Siklus I Pembelajaran 2 ...…..121

9. Silabus Siklus I Pembelajaran 1 ...…..122

10. Silabus Siklus I Pembelajaran 2 ...…..127

11. RPP Siklus I Pembelajaran 1...…..133

12. RPP Siklus I Pembelajaran 2...…..140

13. Lembar Penilaian Kognitif Siswa ...…..148

14. Lembar Penilaian Afektif Siswa ...…..149

15. Lembar Penilaian Psikomotor Siswa ...…..151

16. Instrumen Tes Siklus I ...…..153

17. Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1 ...…..158

18. Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2 ...…..160

19. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1...…..162

20. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2...…..164

21. Hasil Nilai Kognitif Siswa Siklus I...…..166

22. Hasil Observasi Penilaian Sikap Siswa Siklus I Pembelajaran 1....…..167

23. Hasil Observasi Penilaian Sikap Siswa Siklus I Pembelajaran 2 ...…..169

24. Hasil Observasi Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I Pembelajaran 1 ...…..171

25. Hasil Observasi Penilaian Keterampilan Siswa Siklus I Pembelajaran 2 ...…..173

26. Pemetaan Siklus II Pembelajaran 1...…..175

27. Pemetaan Siklus II Pembelajaran 2...…..176

28. Silabus Siklus II Pembelajaran 1...…..177

29. Silabus Siklus II Pembelajaran 2...…..181

30. RPP Siklus II Pembelajaran 1 ...…..185

31. RPP Siklus II Pembelajaran 2 ...…..193

32. Lembar Penilaian Kognitif Siswa ...…..200


(17)

34. Lembar Penilaian Psikomotor Siswa ...…..203

35. Instrumen Tes Siklus II ...…..205

36. Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1...…..211

37. Lembar Pengamatan Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2...…..213

38. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ...…..215

39. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ...…..217

40. Hasil Nilai Kognitif Siswa Siklus II ...…..219

41. Hasil Observasi Penilaian Sikap Siswa Siklus II Pembelajaran 1 ..…..220

42. Hasil Observasi Penilaian Sikap Siswa Siklus II Pembelajaran 2 ..…..222

43. Hasil Observasi Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II Pembelajaran 1 ...…..224

44. Hasil Observasi Penilaian Keterampilan Siswa Siklus II Pembelajaran 1 ...…..235


(18)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Skripsi

Oleh

NYOMAN TRI YULIANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(19)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Nyoman Tri Yulianti

Permasalahan penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik menggunakan strategi pembelajaran interaktif.

Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas dengan 2 siklus yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data penelitian dikumpulkan dengan lembar observasi dan instrumen tes pada setiap siklus. Analisis data menggunakan kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian penggunaan strategi pembelajaran interaktif dapat meningkakan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari: (a) persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I (58,62) dalam kategori “cukup aktif” dan siklus II menjadi (75,25) dalam kategori “aktif”, (b) rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I (69,46) dan siklus II menjadi (83,32), (c) katuntasan hasil belajar siswa pada siklus I jumlah siswa tuntas 19 orang atau sebesar (67%), siklus II jumlah siswa yang tuntas 24 orang atau sebesar (85%) (d) persentase rata-rata afektif siswa pada siklus I (57,55)dalam kategori “cukup”dan siklus II menjadi (76,65) dalam kategori “baik”, dan (d) persentase rata-rata psikomotor siswa pada siklus I (46,5) dalam kategori “cukup terampil”dan siklus II menjadi (71,8)dalam kategori “terampil”.


(20)

(21)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran... 10 2. Alur SiklusPenelitian Tindakan Kelas ………... 34 3. Grafik Peningkatan Rata-rata Kinerja Guru dalam Pembelajaran

Tematik Menggunakan Pembelajaran Interaktif………. 98 4. Grafik Peningkatan Rata-rata Aktivitas Siswa... 100 5. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Tematik MenggunakanPembelajaran Interaktif ………... 102 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa……….………... 103 7. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Afektif Siswa dalam

Pembelajaran Tematik Menggunakan Pembelajaran

Interaktif……….. 105 8. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Psikomotor Siswa

dalam Pembelajaran Tematik Menggunakan Pembelajaran


(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa adalah dengan pendidikan. Pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa karena bangsa yang cerdas akan memberikan kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 mengemukakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya, oleh karena itu pendidikan bertujuan untuk megembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam rangka mewujudkan cita-cita tujuan nasional pendidikan Indonesia, maka diadakan perubahan terhadap sistem kurikulum pendidikan Indonesia, dari kurikulum lama yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dianggap sebagai inovasi baru dalam dunia pendidikan Indonesia karena dalam kurikulum ini menekankan aspek pendidikan berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter


(23)

2

yang sangat dibutuhkan peserta didik pada zaman sekarang untuk menampik pengaruh buruk dari globaisasi. Menurut Mulyasa, (2013: 7) melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter dengan pendekatan tematik diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuanya. Penggunaan pendekatan tematik dalam pengajaran dianggap paling cocok digunakan karena sistem pengajarannya berdasarkan tema-tema tertentu yang umumnya berada dekat dengan lingkungan siswa sehingga siswa dapat lebih mudah dalam membagun pengetahuanya.

Trianto (2011: 158) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya antara lain : (1) dunia anak adalah dunia nyata, (2) proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/objek lebih terorganisasi, (3) pembelajaran akan lebih bermakna, (4) memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri, (5) memperkuat kemampuan yang diperoleh, dan(6) efisiensi waktu.

Arti penting ini merupakan alasan utama mengapa perlu dilaksanakannya pembelajaran tematik, oleh karena itu guru harus padai mengemas dan merancang pengalaman belajar yang akan memengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Penerapan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar (SD) akan sangat membatu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic).

Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa yang pada prakteknya mentransfer pengetahuan, pengalaman, dan gagasan/ide dari guru ke siswa atau dari siswa ke siswa


(24)

3

lainnya. Kegiatan ini bergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan peserta didik yang dapat didukung dengan suasana pembelajaran yang kondusif serta ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model, metode, media atau strategi dalam pembelajaran. Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tidak tenang, dan banyak gangguan, sudah barang tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif (Hamalik, 2011: 52). Dalam hal ini guru dan siswa dituntut untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dan studi dokumentasi yang dilakukan pada bulan Desember 2013 di SD Negeri 02 Kotagajah khususnya kelas IV B dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaan pengajaran, guru telah menerapkan pembelajaran tematik sejak semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 namun, guru masih belum sepenuhnya menggunakan pembelajaran dengan sistem tematik. Proses pembelajaran juga masih tergolong berpusat pada guru (teacher centered) belum menunjukkan adanya pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang berani untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat mengenai materi yang diajarkan. Pembelajaran di kelas terkesan monoton karena guru belum menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan gairah belajar siswa, kurangnya antusias siswa dalam mengikuti proses belajar mengajarakan menyebabkan kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.


(25)

4

Berdasarkan pengamatan di kelas IV B, bahwa ada beberapa faktor yang mempegaruhi hal tersebut seperti faktor dari guru dan faktor dari diri siswa. Faktor dari guru yaitu guru kurang tahu dan paham bagaimana penerapan pembelajaran tematik sehingga dalam mengajar guru mengalami beberapa kesulitan. Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa hanya duduk mendengarkan guru, selain itu guru belum menggunakan model pembelajaran yang dianggap mampu membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar karena dengan menggunakan suatu model pembelajaran tertentu akan menciptakan suasana baru dan variasi dalam mengajar. Sedangkan faktor dari diri siswa yaitu mental siswa kelas IV B dalam pembelajaran yang terlihat kurang. Banyak siswa yang kurang berani atau takut untuk berkata belum mengerti terhadap pembelajaran atau hanya diam ketika ditanya oleh guru. Hanya terdapat beberapa siswa yang dengan tegas menjawab jika siswa tersebut sudah atau belum mengerti. Keadaan seperti ini dapat membuat siswa yang belum paham tapi hanya diam saja akan dirugikan.

Selain itu siswa juga kurang aktif dalam kegiatan belajar sehingga kegiatan pembelajaran terkesan hanya bersifat satu arah yakni dari guru saja, sedangkan siswa hanya sebagai penerima pasif. Hal itu disebabkan karena guru kurang mengadakan variasi dalam mengajar, guru selalu menggunakan metode mengajar yang sama setiap kali mengajarkan suatu materi.

Keadaan aktivitas di kelas IV B yang dijabarkan di atas berpengaruh pada hasil belajar siswa.Hasil belajar siswa kelas IV B tergolong rendah, hanya 12 siswa (42,8%) yang telah mencapai nilai ≥ 66 dan yang belum mencapai nilai ≥ 66 16 siswa (57,2%) dari jumlah siswa 28 siswa dengan rata-rata kelas yang


(26)

5

masih rendah yaitu 52 (data nilai ulangan harian tahun ajaran 2013/2014). Rendahnya hasil belajar tersebut dapat menyimpulkan bahwa masih kurang pahamnya siswa SD Negeri 02 Kotagajah kelas IV B terhadap materi-materi dalam pembelajaran tematik.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penggunaan suatu strategi, metode atau model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi lebih aktif untuk belajar yang tentunya juga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk itu, guru dapat mengimplementasikan pembelajaran interaktif sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas. Majid, (2013: 84) menuliskan bahwa pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana belajar mengajar berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui penyelidikan terhadap pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.

Menurut Suprayekti (Majid, 2013: 91) kelebihan pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, dan mencoba merumuskan pertanyaan, kemudian mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri denganmelakukan observasi atau pengamatan, dengan cara seperti itu siswa menjadi kritis dan aktif belajar. Terkait mengenai pembelajaran interaktif tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ini merupakan salah satu strategi yang sesuai untuk meningkatkan aktivitas, pemahaman, pembelajaran bermakna yang berbuah hasil belajar yang lebih baik, karena strategi pembelajaran ini menekankan pada keaktivan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pertanyaan yang mereka ajukan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat judul “Peningkatan Aktivitas dan


(27)

6

Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Interaktif pada Pembelajaran Tematik Kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

1. Guru masih belum sepenuhnya menggunakan pembelajaran dengan sistem tematik.

2. Pembelajaran yang masih menggunakan polateacher centered.

3. Rendahnya partisipasi siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru

4. Kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa lainnya.

5. Guru belum menggunakan strategi pembelajaran interaktif dalam pelaksanaan pembelajaran.

6. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah pada saat proses pembelajaran berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis dapat merumuskan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014.


(28)

7

2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti pemecahan masalahnya, adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah dengan menggunakan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah


(29)

8

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan menggunakan pembelajaran interaktif

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk dapat menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya dengan menggunakan pembelajaran interaktif secara tepat.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbang saran yang baik bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan menggunakan pembelajaran interaktif sebagai inovasi strategi mengajar dalam pembelajaran tematik.

4. Bagi Peneliti

Menambah sumbang pengalaman tentang penelitian tindakan kelas, dan wawasan tentang peningkatan proses pembelajaran.


(30)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa adalah dengan pendidikan. Pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa karena bangsa yang cerdas akan memberikan kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 mengemukakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya, oleh karena itu pendidikan bertujuan untuk megembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, madiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam rangka mewujudkan cita-cita tujuan nasional pendidikan Indonesia, maka diadakan perubahan terhadap sistem kurikulum pendidikan Indonesia, dari kurikulum lama yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dianggap sebagai inovasi baru dalam dunia pendidikan Indonesia karena dalam kurikulum ini menekankan aspek pendidikan berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter


(31)

2

yang sangat dibutuhkan peserta didik pada zaman sekarang untuk menampik pengaruh buruk dari globaisasi. Menurut Mulyasa, (2013: 7) melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter dengan pendekatan tematik diharapkan siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuanya. Penggunaan pendekatan tematik dalam pengajaran dianggap paling cocok digunakan karena sistem pengajarannya berdasarkan tema-tema tertentu yang umumnya berada dekat dengan lingkungan siswa sehingga siswa dapat lebih mudah dalam membagun pengetahuanya.

Trianto (2011: 158) mengemukakan bahwa pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya antara lain : (1) dunia anak adalah dunia nyata, (2) proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/objek lebih terorganisasi, (3) pembelajaran akan lebih bermakna, (4) memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri, (5) memperkuat kemampuan yang diperoleh, dan(6) efisiensi waktu.

Arti penting ini merupakan alasan utama mengapa perlu dilaksanakannya pembelajaran tematik, oleh karena itu guru harus padai mengemas dan merancang pengalaman belajar yang akan memengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Penerapan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar (SD) akan sangat membatu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic).

Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa yang pada prakteknya mentransfer pengetahuan, pengalaman, dan gagasan/ide dari guru ke siswa atau dari siswa ke siswa


(32)

3

lainnya. Kegiatan ini bergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dan peserta didik yang dapat didukung dengan suasana pembelajaran yang kondusif serta ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model, metode, media atau strategi dalam pembelajaran. Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan pembelajaran. Suasana belajar yang menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana yang kacau, ramai, tidak tenang, dan banyak gangguan, sudah barang tentu tidak menunjang kegiatan belajar yang efektif (Hamalik, 2011: 52). Dalam hal ini guru dan siswa dituntut untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dan studi dokumentasi yang dilakukan pada bulan Desember 2013 di SD Negeri 02 Kotagajah khususnya kelas IV B dapat dilihat bahwa dalam pelaksanaan pengajaran, guru telah menerapkan pembelajaran tematik sejak semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 namun, guru masih belum sepenuhnya menggunakan pembelajaran dengan sistem tematik. Proses pembelajaran juga masih tergolong berpusat pada guru (teacher centered) belum menunjukkan adanya pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Pada saat pembelajaran berlangsung siswa kurang berani untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat mengenai materi yang diajarkan. Pembelajaran di kelas terkesan monoton karena guru belum menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan gairah belajar siswa, kurangnya antusias siswa dalam mengikuti proses belajar mengajarakan menyebabkan kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.


(33)

4

Berdasarkan pengamatan di kelas IV B, bahwa ada beberapa faktor yang mempegaruhi hal tersebut seperti faktor dari guru dan faktor dari diri siswa. Faktor dari guru yaitu guru kurang tahu dan paham bagaimana penerapan pembelajaran tematik sehingga dalam mengajar guru mengalami beberapa kesulitan. Guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, siswa hanya duduk mendengarkan guru, selain itu guru belum menggunakan model pembelajaran yang dianggap mampu membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar karena dengan menggunakan suatu model pembelajaran tertentu akan menciptakan suasana baru dan variasi dalam mengajar. Sedangkan faktor dari diri siswa yaitu mental siswa kelas IV B dalam pembelajaran yang terlihat kurang. Banyak siswa yang kurang berani atau takut untuk berkata belum mengerti terhadap pembelajaran atau hanya diam ketika ditanya oleh guru. Hanya terdapat beberapa siswa yang dengan tegas menjawab jika siswa tersebut sudah atau belum mengerti. Keadaan seperti ini dapat membuat siswa yang belum paham tapi hanya diam saja akan dirugikan.

Selain itu siswa juga kurang aktif dalam kegiatan belajar sehingga kegiatan pembelajaran terkesan hanya bersifat satu arah yakni dari guru saja, sedangkan siswa hanya sebagai penerima pasif. Hal itu disebabkan karena guru kurang mengadakan variasi dalam mengajar, guru selalu menggunakan metode mengajar yang sama setiap kali mengajarkan suatu materi.

Keadaan aktivitas di kelas IV B yang dijabarkan di atas berpengaruh pada hasil belajar siswa.Hasil belajar siswa kelas IV B tergolong rendah, hanya 12 siswa (42,8%) yang telah mencapai nilai ≥ 66 dan yang belum mencapai nilai ≥ 66 16 siswa (57,2%) dari jumlah siswa 28 siswa dengan rata-rata kelas yang


(34)

5

masih rendah yaitu 52 (data nilai ulangan harian tahun ajaran 2013/2014). Rendahnya hasil belajar tersebut dapat menyimpulkan bahwa masih kurang pahamnya siswa SD Negeri 02 Kotagajah kelas IV B terhadap materi-materi dalam pembelajaran tematik.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penggunaan suatu strategi, metode atau model pembelajaran yang mampu membuat siswa menjadi lebih aktif untuk belajar yang tentunya juga akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Untuk itu, guru dapat mengimplementasikan pembelajaran interaktif sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas. Majid, (2013: 84) menuliskan bahwa pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana belajar mengajar berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui penyelidikan terhadap pertanyaan yang mereka ajukan sendiri.

Menurut Suprayekti (Majid, 2013: 91) kelebihan pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, dan mencoba merumuskan pertanyaan, kemudian mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri denganmelakukan observasi atau pengamatan, dengan cara seperti itu siswa menjadi kritis dan aktif belajar. Terkait mengenai pembelajaran interaktif tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ini merupakan salah satu strategi yang sesuai untuk meningkatkan aktivitas, pemahaman, pembelajaran bermakna yang berbuah hasil belajar yang lebih baik, karena strategi pembelajaran ini menekankan pada keaktivan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pertanyaan yang mereka ajukan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengangkat judul “Peningkatan Aktivitas dan


(35)

6

Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Interaktif pada Pembelajaran Tematik Kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

1. Guru masih belum sepenuhnya menggunakan pembelajaran dengan sistem tematik.

2. Pembelajaran yang masih menggunakan polateacher centered.

3. Rendahnya partisipasi siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru

4. Kurangnya interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, maupun siswa dengan siswa lainnya.

5. Guru belum menggunakan strategi pembelajaran interaktif dalam pelaksanaan pembelajaran.

6. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah pada saat proses pembelajaran berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penulis dapat merumuskan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014.


(36)

7

2. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti pemecahan masalahnya, adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah penerapan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah tahun pelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah dengan menggunakan pembelajaran interaktif pada pembelajaran tematik. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 02 Kotagajah


(37)

8

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan menggunakan pembelajaran interaktif

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan untuk dapat menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya dengan menggunakan pembelajaran interaktif secara tepat.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbang saran yang baik bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan menggunakan pembelajaran interaktif sebagai inovasi strategi mengajar dalam pembelajaran tematik.

4. Bagi Peneliti

Menambah sumbang pengalaman tentang penelitian tindakan kelas, dan wawasan tentang peningkatan proses pembelajaran.


(38)

(39)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Setiap guru menggambarkan gaya mengajar yang bervariasi dan dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru di kelasnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mulai dari perpaduan metode yang dilakukan, teknik dan taktik yang dilakukan berbeda-beda tapi dengan tujuan yang sama yaitu untuk mencapai tujuan belajar. Ketika hal itu dilakukan oleh guru dalam kelasnya, pada saat itu seorang guru sedang menerapkan sebuah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu yakni tujuan pembelajaran (Majid, 2013: 7). Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan siswa menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai (Uno, 2011: 2). Selain itu, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang


(40)

10

rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Hernawan, dkk 2007: 112).

Dengan demikian penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru dalam kelasnya dapat membantu memudahkan siswa dalam menerima dan memahami sehingga tujuan pembelajaran yang telah disepakati bersama dapat tercapai, dan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai strategi pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan di kelasnya.

2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut artikel Saskatchewan educational (Majid, 2013: 10-12) terdapat jenis-jenis/klasifikasi strategi pembelajaran seperti gambar di bawah

Gambar 1. Jenis-jenis strategi pembelajaran Adopsi dari Majid (2013: 10-12)

a. Strategi pembelajaran langsung (direct instruction)

Merupakan strategi pembelajaran yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi, dan paling sering digunakan. Pada strategi

Pembelajaran langsung

Pembelajaran tidak langsung Pembelajaran

interaktif

Belajar mandiri Belajar melalui pengalaman


(41)

11

ini termasuk di dalamnya metode ceramah, pertanyaan dedaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi,

b. Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)

Merupakan strategi pembelajaran yang memperlihatkan betuk keterlibatan siswa yang paling tinggi karena fungsi guru disini hanyalah sebagai fasilitator, siswa lebih banyak belajar melalui observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi data, dan pembentukan hipotesis.

c. Strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction)

Strategi pembelajaran interaktif merujuk pada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara siswa.

d. Strategi pembelajaran melalui pengalaman

Strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. e. Strategi pembelajaran mandiri

Belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemadirian, dan peningkatan diri.

Berdasarkan jenis-jenis/klasifikasi strategi pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran yang cocok diterapkan di sekolah dasar sesuai dengan permasalahan yang ada adalah strategi pembelajaran interaktif, karena melalui strategi ini pembelajaran di kelas terkesan lebih hidup karena adanya hubungan saling berbagi antar siswa maupun guru. Oleh karena itu untuk selanjutnya penulis hanya akan memfokuskan pada kajian teori tentang strategi pembelajaran interaktif (interactive instruction)

3. Pengertian Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction) Pembelajaran interaktif merupakan suatu pendekatan yang merujuk pada pandangan konstruktivis dimana pembelajaran interaktif ini menitikberatkan pada pertanyaan siswa sebagai ciri setralnya dengan cara menggali pertanyaan-pertanyaan siswa. Majid (2013: 84) mengemukakan bahwa pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana belajar


(42)

12

mengajar berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui penyelidikan terhadap pertanyaan yang mereka ajukkan sendiri. Menurut Rohman & Amri (2013: 63) pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing diantara siswa. Diskusi dan sharing memberi kesempatan siswa untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan, pengetahuan guru atau teman sebaya, serta untuk membangun cara berpikir dan merasakan.

Pembelajaran interaktif dapat dilaksanakan untuk ukuran kelompok yang bervariasi dan interaksi yang berbeda-beda. Pembelajaran dapat berupa diskusi kelas dimana tidak dibentuk kelompok, diskusi dalam kelompok-kelompok kecil atau siswa belajar berpasangan dalam mengerjakan tugas. Hal yang harus dilakukan guru adalah memberikan topik diskusi atau tugas, menentukan waktu diskusi, menentukan jumlah dan komposisi siswa dalam kelompok (Sani, 2013: 149).

Menurut Sofia (http://sofiasacikakaradiba.blogspot.com) dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis, dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan sehingga terjadi proses belajar mengajar yang interaktif.

Dengan demikian yang dimaksud dengan strategi pembelajaran interaktif adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara belajar secara berkelompok yang dapat memberi siswa lebih banyak kesempatan untuk berpikir dan berpendapat melalui pertanyaan yang mereka ajukan sehingga siswa merasa perlu mengadakan penyelidikan atas pertanyaannya


(43)

13

tersebut, berdasarkan penyelidikan tersebut siswa akan secara sendirinya memperoleh pengetahuan baru, pengetahuan yang diperoleh dari hasil mengkonstruksi sendiri sifatnya akan lebih bertahan lama dan lebih bermakna.

4. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Interaktif (interactive instruction)

Berdasarkan pengertian strategi pembelajaran interaktif, lebih jelas akan dipaparkan bagaimana prosedur atau tahap-tahap dalam penerapan strategi pembelajaran interaktif.

Menurut Majid, (2013: 88-90) tahap-tahap pelaksanaan strategi pembelajaran interaktifada tujuh, yaitu: tahap persiapan (preparation),

tahap pengetahuan awal (before view), tahap kegiatan (exploratory),

tahap pertanyaan siswa (children questions), tahap penyelidikan

(investigation), tahap pengetahuan akhir (after views), dan tahap refleksi (reflection)

a. Tahap 1 : Persiapan (Preparation)

Pada tahap kegiatan awal dari pembelajaran interaktif ini yaitu persiapan guru dan siswa mencari latar belakang topik yang akan dibahas dalam kegiatan pembelajaran.

b. Tahap 2 : Pengetahuan awal(Before view)

Pada tahap pengetahuan awal, guru menggali pengetahuan awal siswa mengenal hal-hal yang telah diketahui oleh siswa mengenai topik yang akan dipelajari.

c. Tahap 3 : Kegiatan (Exploratory)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ketiga ini adalah menampilkan kegiatan yang memancing rasa ingin tahu siswa. Selanjutnya siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik kegiatan dimaksud.

d. Tahap 4 : Pertanyaan siswa (Children questions)

Setelah melakukan kegiatan ekplorasi melalui berbagai kegiatan demonstrasi atau fenomena, pada tahap ini masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk membuat pertayaan dalam kelompoknya, kemudian siswa membacakan pertanyaan yang dibuat dalam kelompoknya tersebut.

e. Tahap 5 : Penyelidikan (Investigation)

Dalam proses penyelidikan akan terjadi interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan media, serta siswa dengan alat. Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk menemukan kosep melalui pengumpulan,


(44)

14

pengorganisasian dan mengnalisis data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru

f. Tahap 6 : Pengetahuan akhir (After views)

Pada tahap pengetahuan akhir, siswa membacakan hasil yang diperolehnya.

g. Tahap 7 : Refleksi (Reflection)

Tahap akhir adalah refleksi, yaitu kegiatan berfikir tentang apa yang baru terjadi atau baru saja dipelajari.

Sejalan dengan pendapat Majid tersebut, menurut Lilis (http://sumsel.kemenag.go.id/) terdapat lima langkah dalam penerapan pembelajaran interaktif yaitu meliputi (1) persiapan meliputi kegiatan mempersiapkan materi yang akan dipelajari, (2) kegiatan penjelajahan meliputi sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung, (3) pertanyaan siswa meliputi kegiatan pengajuan pertanyaan oleh siswa mengenai materi, (4) penyelidikan meliputi tahapan lebih lanjut untuk memperoleh informasi berdasarkan pertanyaan yang diajukan siswa, dan (5) refleksi meliputi kegiatan pembahasan kembali mengenai hasil penyelidikan siswa.

Berdasarkan pendapat di atas, untuk pelaksanaan pembelajaran interaktif dalam penelitian ini langkah yang dilakukan adalah (1) mengumpulkan sumber-sumber yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran baik itu media ataupun alat yang aka digunakan (2) menggali pegetahuan awal siswa dengan menyajikan sebuah permasalahan yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas. (3) memancing rasa ingin tahu siswa terhadap topik yang akan dibahas dengan cara menampilkan media grafis yang berkaitan dengan topik pembelajaran. (4) memotivasi siswa untuk mengajukkan pertanyaan. (5) mengajak siswa untuk melakukan penyelidikan atas apa yang menjadi pertanyaan siswa, dapat melalui observasi atau pengamatan. (6) membandingkan antara pengetahuan awal siswa dengan apa yang sekarang siswa ketahui. (7) berfikir kembali tentang apa yang telah dipelajari dan mengedepankannya menjadi pengetahuan yang baru.


(45)

15

5. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive Instruction)

Setiap strategi pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan. Begitu pula dengan strategi pembelajaran interaktif ini.

Majid, (Renny dalam Nurhasanah 2013: 91.92) memaparkan kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran interaktif adalah: a. siswa diberikan lebih banyak kesempatan untuk melibatkan

keingintahuannya pada objek yang dipelajari,

b. melatih siswa mengungkapkan rasa ingin tahu melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru,

c. memberikan sarana bermain bagi siswa melalui kegiatan eksplorasi, d. guru menjadi fasilitator, motivator, dan perancang aktivitas belajar, e. menempatkan siswa sebagai objek pembelajaran yang aktif dan, f. hasil belajar lebih bermakna.

Sedangkan kekurangan dari strategi pembelajaran interaktif ini ialah: a. sangat tergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan

mengembangkan dinamika kelompok.

b. sangat tergantung pada kecakapan guru dalam mengelola kelas

B. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa. Oleh karena itu pada tingkat SD pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada lingkungan yang dekat dengan dunia siswa sehingga siswa dapat lebih mudah dalam membagun pengetahuannya, mengingat tingkat berfikir siswa SD sebagian besar masih ke arah yang realistis, bukan konkret. Sehubungan dengan itu sistem pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan dengan pendekatan tematik.

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu dengan menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan.


(46)

16

Pembelajaran tematik juga memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan menemukan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.

Menurut Trianto (2011: 173) pembelajaran tematik merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian; misalnya di bidang IPA, matematika, pendidikan agama, IPS dan lainya, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan (holistic) dan keterpaduan (integralistic). Sedangkan menurut Hernawan, dkk (2007:128) model pembelajaran tematik merupakan kegiatan belajar megajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Premis utama pembelajaran tematik bahwa siswa memerlukan peluang-peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya, menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis. Pada sisi lain, model pembelajaran tematik relevan untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan kualitatif lingkungan belajar. Model pembelajaran tematik diharapkan mampu menginspirasi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar (Kemendikbud 2013: 192).

Menurut Trianto (2011: 154) mengemukakan bahwa pengajaran tematik perlu memilih beberapa materi pelajaran yang mungkin dan saling terkait. Dengan demikian materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Pengajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema harus mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.


(47)

17

Sebagai suatu model pembelajaran di SD, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik seperti: (1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman langsung, (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, dan (7) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan. (Hernawan, dkk 2007:131)

Dengan melihat beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pembelajaran tematik dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu proses belajar mengajar yang memadukan beberapa mata pelajaran ke dalam suatu tema tertentu yang dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dengan menggunakan prinsip bermain dan menyenangkan.

2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Suryosubroto (2009: 136) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan juga kekurangan, kelebihan yang dimaksud yaitu :

a. menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, b. pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tahap

perkembangan dan kebutuhan siswa,

c. hasil belajar akan bertahan lebih lama karena berkesan dan bermakna,

d. menumbuhkan keterampilan sosial seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Pembelajaran tematik disamping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu:

a. guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi

b. tidak setiap guru mampu mengintergrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.


(48)

18

3. Implementasi Pembelajaran Tematik

Keberhasilan pembelajaran tematik dipengaruhi oleh seberapa jauh pembelajaran tersebut direncanakan sesuai dengan kondisi dan potensi siswa. Dalam melaksanakan pembelajaran tematik guru harus jeli dalam mengidentifikasi SK/KD dan menetapkan indikator pada setiap mata pelajaran yang akan dipadukan.

Menurut Rusman (2012: 261-271) terdapat tujuh tahap atau langkah-langkah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu:

a. Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan

b. Mempelajari kompetensi dasar dan indikator dari mata pelajaran yang akan dipadukan

c. Memilih dan menetapkan tema/topik pemersatu

d. Membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu

e. Menyusun silabus pembelajaran tematik f. Penyusunan rencana pembelajaran tematik g. Pengelolaan kelas.

Melalui pembelajaran tematik siswa dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari secara holistik, bermakna, autentik, dan aktif. Cara pengemasan pembelajaran yang dirancang guru sangat berpegaruh terhadap kebermaknaan belajar siswa (Rusman 2012: 257).

Kurikulum 2013 selain menggunakan pola pembelajaran tematik, dikembangkan juga penyempurnaan pola pikir pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains/ilmiah). Model pembelajaran pendekatan sains/ilmiah lebih sering dikenal dengan model pendekatan scientific. Sedangkan untuk menyempurnakan sistem penilaian yang tidak hanya menojolkan sisi kognitif siswa kurikulum 2013 juga mengadakan pembeharuan dalam penilaian yang sering dikenal dengan


(49)

19

penilaian otentik. Berikut dijelaskan mengenai pendekatan scientific dan penilaian otentik pada kurikulum 2013.

1) PendekatanScientific

a) Pengertian PendekatanScientific(Pendekatan Ilmiah)

Kondisi pembelajaran saat ini diarahkan agar siswa mampu merumuskan masalah dengan banyak menanya, bukan hanya menyelesaikan masalah dengan hanya menjawab saja. Pembelajaran diarahkan pada tingkat berpikir analitis bukan mekanitis dengan mendorong siswa untuk mencari tahu dari berbagai sumber maupun observasi, bukan hanya diberi tahu oleh guru. Oleh karena itu dalam implementasi kurikulum 2013 ini digunakan pendekatan scientific

dalam proses pembelajaranya dimana pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran (Sudarwan dalam Kemendikbud 2013: 205). Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Menurut Sudrajat 2013 pendekatan scientific selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian.

Sudarwan (Kemendikbud 2013: 205-206) menge- mukakan bahwa proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini. (1) substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,


(50)

20

legenda, atau dongeng semata, (2) penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis, (3) mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran, (4) mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran, (5) mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran, (6) berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan, dan (7) tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan scientific/pendekatan ilmiah merupakan suatu pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran untuk mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya.

b) Langkah-langkah PedekatanScientific/Ilmiah

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kemendiknas (http://akhmad sudrajat.wordpress.com) Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar siswa “tahu apa.”Hasil akhirnya adalahpeningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang


(51)

21

baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mengkomunikasikan (Kemendikbud).

(1) Mengamati

Dalam penyajian pembelajaran, guru dan siswa (Kelas 4SD) perlu memahami apa yang hendak dicatat, melalui kegiatan pengamatan. Mengingat siswa masih dalam jenjang SD, maka pengamatan akan lebih banyak menggunakan media gambar, alat peraga yang sedapat mungkin bersifat kontekstual.

(2) Menanya

Guru yang efektif seyogyanya mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru atau siswa bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswa belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswa, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

(3) Menalar

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Selama mentransfer peristiwa-peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan peristiwa lain. Pengalaman-pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar.

(4) Mencoba

Siswa pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.


(52)

22

(5) Mengolah

Pada tahapan mengolah ini siswa sedapat mungkin dikondisikan belajar secara kolaboratif. Maka akanmenyentuh tentang identitas siswa terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. (6) Menyimpulkan

Kegiatan menyimpulkan merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah, bisa dilakukan bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi.

(7) Mengkomunikasikan

Siswa harus dapat menyajikan dan mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama.

2) Penilaian Otentik (Asesmen Autentik) a) Pengertian Penilaian

Ada beberapa isitilah penting yang sering digunakan dalam konteks penilaian yang tidak jarang dikacaukan penggunaannya. Istilah-istilah tersebut adalah penilaian (evaluation), pengukuran (measurement), tes (test), dan asesmen (assesment). Menurut Poerwanti (2008: 1.9) penilaian (evaluation) adalah penerapan berbagai cara danpenggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswatelah mencapai karakteristik tertentu. Tes (test) adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakankepada siswa pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas. Sedangkan asesmen (assesment) adalah proses


(53)

23

pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data karakteristik siswa dengan aturan tertentu.

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk menentukan pencapaian kompetensi siswa terhadap suatu mata pelajaran. Diawali dengan melakukan pengumpulan data, pengumpulan contoh, pencatatan amatan yang dilakukan dengan sengaja, sistematis dan berkelanjutan serta digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa (Majid 2013: 335). Sejalan dengan definisi tersebut Nurgiyantoro (2011: 22) mengemukakan bahwa penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan pendidikan. Penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa proses dan kinerja yang dicapai telah sesuai dengan rencana dan tujuan (Mulyasa 2013: 136).

b) Jenis-jenis Penilaian

Sudut pandang yang obyektif mengungkapkan bahwa nilai dianggap mampu meramalkan masa depan, namun demikian, makin tinggi jenjang pendidikan, makin tidak akurat meramalkan nilai pada tingkat berikutnya (Dananjaya 2010: 284).

Menurut Dananjaya (2010: 285-289) terdapat berbagai cara yang dapat digunakan guru sebagai cara penilaian antara lain: (1) Tes Ulangan atau Ujian

Menurut penilaian dengan cara ini, hasil belajar merupakan gabungan antara ulangan dan ujian.

(2) Penilaian Diri

Menurut penilaian dengan cara ini, siswa menilai dirinya sendiri pada akhir pembelajaran dalam buku catatan. Cara-cara yang dapat dilakukan antara lain: menggunakan gambar simbol, membandingkan dengan peserta lain, dan memperbaiki atau menyempurnakan hasil kerja atau tugas.


(54)

24

(3)Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja diperoleh dengan cara melihat keunggulan dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran.

(4)Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian dengan mengemas atau menyimpan bukti keterampilan, ide, minat dan prestasi seseorang.

(5)Penilaian Otentik

Penilaian otentik merupakan suatu akurasi siswa yang cukup luas cakupannya meliputi pendekatan-pendekatan di luar ulangan dan ujian. Penilaian otentik dapat diterapkan pada siswa yang berbeda kemampuan akademik, gaya belajar, dan perbedaan latar belakang oleh karena itu penilaian otentik merupakan penilaian yang berpusat pada pembelajaran.

Berdasarkan jenis-jenis penilaian yang telah dikemukakan di atas, penilaian otentik merupakan jenis penilaian yang paling tepat dilaksanakan pada saat ini mengingat pembelajaran pada kurikulum 2013 menuntut adanya penilaian yang benar-benar mencerminkan hasil belajar siswa tidak hanya mencakup ranah kognitif saja, oleh karena itu penulis mengguakan penilaian otentik sebagai acuan penilaian pada penelitian ini.

c) Penilaian Otentik (Asesmen Autentik)

Penilaian otentik (asesmen autentik) sebenarnya sudah lama dikenal dalam dunia pendidikan meskipun di Indonesia hal ini terkesan baru. Penilaian ini menekankan pada kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan kemampuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Menurut Nurgiyantoro (2011: 23) penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajaran untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan esensi pengetahuan dan keterampilan. Menurut Nurhadi


(55)

(http://akbar-25

iskandar.blogspot.com) Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai

Kemendikbud (2013: 246) mengemukakan asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, asesmen semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Asesmen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.

Apabila dibandingkan dengan sistem penilaian tradisional terdapat perbedaan pada aspek penilaiannya, penilaian tradisional dalam kaitan ini dilihat sebagai penilaian yang lebih banyak menyadap pengetahuan yang telah dikuasai siswa sebagai hasil belajar yang pada umumnya ditagih sedangkan penilaian otentik atau asesmen autetik ini menekankan pada pemberian tugas yang menuntut siswa untuk menampilkan, mempraktikkan dan mendemonstrasikan hasil belajarnya yang merupakan cerminan kebutuhan dunia nyata. Guru mengembangkan perhatian yang lebih besar pada proses penilaian otentik dibandingkan dengan tes tradisional. Kecenderungan guru seperti ini menjamin proses evaluasi yang mencerminkan sasaran penilaian kompetensi. (Dananjaya 2010: 288)


(56)

26

Secara lebih konkret, Muller (Nurgiyantoro 2011: 26) menunjukkan adanya perbedaan dan persamaan antara penilaian tradisioal dan penilaian otentik sebagaimana yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut:

Tabel 1 Perbedaan dan Persamaan antara Penilaian Tradisional dan Penilaian Otentik

No Penilaian Tradisional Penilaian Otentik

1.

2.

3.

4.

5.

Misi sekolah adalah

megembangkan warga negara produktif.

Untuk menjadi warga negara produktif, seseorang harus meguasai disiplin keilmuan dan keterampilan tertentu.

Maka, sekolah mesti mengajarkan peserta didik disiplin keilmuan dan keterampilan tersebut.

Untuk mengukur

keberhasilan pembelajaran, guru harus mengetes peserta didik untuk mengetahui tingkat penguasaan keilmuan daan keterampilan itu.

Kurikulum menentukan penilaian; pengetahuan yang harus dikuasai ditentuka

Misi sekolah adalah mengembangkan warga negara yang produktif Untuk menjadi warga negara produktif, seseorang harus mampu menunjukkan penguasaan melakukan sesuatu secara bermakna dalam dunia nyata. Maka, sekolah mesti mengembangkan peserta didik untuk dapat

mendemonstrasikan kemampuan/keterampilan melakukan sesuatu. Untuk mengukur

keberhasilan pembelajaran, guru harus meminta peserta didik melakukan aktivitas tertentu secara bermakna yang mencerminkan aktivitas di dunia nyata.

Penilaian menentukan kurikulum; guru terlebih dahulu menentukan


(57)

tugas-27

terlebih dahulu. tugas yang akan dilakukan oleh peserta didik untuk menunjukkan penguasaannya.

Berdasarkan pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah suatu proses pengumpulan informasi yang dilakukan oleh guru untuk melihat tahap kemajuan siswa dalam belajar dimana siswa mampu untuk menunjukkan kinerjanya di dunia nyata secara bermakna bukan hanya dinilai berdasarkan penguasaan pengetahuan semata.

C. Pengertian Aktivitas dan Hasil Belajar 1. Belajar

Dikehidupan sehari-hari yang terlintas bila kita mendengar kata “belajar” adalah seseorang yang sedang membaca buku atau seorang siswa yang duduk di kelas medengarkan gurunya menjelaskan materi pelajaran dan lain sebagaiya. Namun ketika ditelaah lagi kata “belajar” itu sendri memiliki makna yang lebih luas lagi. Seperti yang disampaikan oleh Gagne, dkk (Hanafiah, 2011: 2) bahwa belajar adalah suatu proses perubahan prilaku yang muncul karena pengalaman. Sejalan dengan hal itu Hamalik (2001:28) mengemukakan bahwa, belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan


(58)

28

dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor (Hernawan, dkk 2007: 7). Oleh karena manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya maka belajar merupakan suatu proses yang pajang dan berlangsung seumur hidup seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (Majid, 2013: 33) penyesuaian tingkah laku dapat terwujud melalui kegiatan belajar. Belajar sebagai proses dapat dikatakan sebagai kegiatan seseorang yang dilakukan dengan sengaja melalui penyesuaian tingkah laku dirinya dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya.

Budiningsih (2008: 58), menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si pebelajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud belajar bukan hanya proses pembelajaran di dalam kelas, melainkan dapat dimana saja, setiap kejadian atau peristiwa dapat disebut sebagai belajar karena belajar merupakan perubahan tingkah laku baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotor yang diperoleh melalui pengalaman dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.

2. Pengertian Aktivitas Belajar a. Aktivitas Belajar

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dengan kata lain aktivitas siswa dalam pengajaran sangatlah penting untuk


(59)

29

diperhatikan. Aktivitas belajarmerupakan tuntutan logis dari hakekat belajar dan mengajar seperti yang dikemukakan oleh Mulyono (Ahmad, 2010) tentang pengertian mendasar sebelum kepengertian aktivitas belajar yaitu mengemukakan tentang pengertian aktivitas yang artinya “kegiatan atau keaktivan”. Segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Terkait pendapat tersebut Reber (Syah, 2003: 109) mengemukakan bahwa aktivitas adalah proses yang berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengan beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Pada proses pembelajaran terjadi aktivitas yang disebut aktivitas belajar seperti yang dikemukakan oleh Machrus (http://id.shvoong.com) bahwa pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru.

Aktivitas bagian yang sangat penting dalam proses belajar, sebab kegiatan pembelajaran tidak akan terjadi apabila tidak ada aktivitas. Seperti yang dikemukakan Trinandita (Ahmad, 2010) bahwa hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktivan siswa. Keaktivan siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang melibatkan antara fisik dan pikiran siswa dalam mendapatkan pengetahuan, pengalaman belajar serta


(60)

30

mencapai tujuan dalam suatu pembelajaran. Pada penelitian ini, hal tersebut dapat dilihat dari indikator yang telah ditentukan yakni partisipasi, minat, perhatian, dan presentasi siswasaat mengikuti proses pembelajaran.

b. Jenis-jenis Aktivitas

Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich dalam Hamalik (2011: 90-91) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:

1) Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi. 3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian

bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.

6) Kegiatan-kegiatan matrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas, dan bersifat tumpang tindih (Bruton dalam Hamalik, 2011: 91).

3. Hasil Belajar

Aktivitas belajar berakhir pada hasil belajar seperti pendapat Dimyati (2006: 3) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses


(61)

31

evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Gagne (Suprijono, 2011: 6) mengemukakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Sejalan dengan itu Sudjana (2010: 3) hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku baik mencakup bidang kognitif, afektif maupun psikomotor.

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor seperti yang diungkapkan oleh Kosasih (2007: 50) yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa atau lingkungan. Suparno (Suwarjo, 2008: 36) mengemukakan bahwa hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui pebelajar, yakni konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan beban yang dipelajarinya.

Bloom (dalam Sudjana, 2010: 22), secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. (1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yag teridi dari enam aspek yakni, pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. (3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek raah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmoisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Pada penelitian ini penulis mengukur ranah kognitif (pengetahuan) siswa dalam bentuk pemahaman terhadap materi ajar dan kemampuan untuk mengaitkan antara pengetahuan baru yang diberikan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Sedangkan dalam mengukur ranah afektif (sikap), penulis memfokuskan pada sikap sosial yaitu sikap disiplin dan


(1)

108

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV B pada pembelajaran tematik dengan menggunakan strategi pembelajaran interaktif di SD Negeri 02 Kotagajah dapat disimpulkan:

1. Penggunaan strategi pembelajaran interaktif dalam pembelajaran tematik terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus I sampai siklus II dimana pada siklus I penilaian aktivitas belajar siswa mencapai 58,62dengan kategori “cukup aktif”, mengalami peningkatan di siklus II sebesar 18,63 sehingga penilaian aktivitas belajar siswa pada siklus II mencapai 75,25 dengan kategori “aktif”.

2. Penggunaan strategi pembelajaran interaktif dalam pembelajaran tematik terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I sampai siklus II, dimana nilai rata-rata siklus I 69,46, mengalami peningkatan di siklus II sebesar 13,86 sehingga nilai rata-rata hasil belajar siswa di siklus II 83,32.

3. Penggunaan strategi pembelajaran interaktif dalam pembelajaran tematik terbukti dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I


(2)

109

sampai siklus II dimana pada siklus I ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 67%, mengalami peningkatan di siklus II sebesar 18% sehingga ketuntasan belajar siswa pada siklus II mencapai 85%.

4. Penggunaan strategi pembelajaran interaktif dalam pembelajaran tematik terbukti dapat meningkatkan penilaian aspek sikap disiplin dan kerjasama siswa dari siklus I sampai siklus II dimana pada siklus I penilaian aspek sikap disiplin dan kerjasama siswa mencapai 57,55 dengan kategori “cukup”, mengalami peningkatan di siklus II sebesar 19,1 sehingga penilaian aspek sikap disiplin dan kerjasama siswa pada siklus II mencapai 76,65 dengan kategori “baik”.

5. Penggunaan strategi pembelajaran interaktif dalam pembelajaran tematik terbukti dapat meningkatkan penilaian aspek keterampilan mengkomunikasikan hasil diskusi dari siklus I sampai siklus II dimana pada siklus I penilaian aspek keterampilan mengkomunikasikan hasil diskusi mencapai 46,5 dengan kategori “cukup terampil”, mengalami peningkatan di siklus II sebesar 25,3 sehingga penilaian aspek keterampilan mengkomunikasikan hasil diskusi pada siklus II mencapai 71,8dengan kategori “terampil”.


(3)

110

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan yang dipaparkan di atas, berikut disampaikan saran-saran dalam menggunakan strategi pembelajaran interaktif yakni:

1. Bagi siswa, diharapkan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh lebih meningkat.

2. Bagi guru, guru harus lebih mengoptimalisasi penggunaan strategi pembelajaran interaktif sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dalam kelompok, lebih aktif, berpikir secara kritis dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, agar dapat lebih mendukung guru untuk melakukan peneltian tindakan kelas dengan memberikan pelatihan kepada guru yang akan melakukan penelitian agar kualitas dalam pembelajaran di sekolah dapat lebih baik lagi.

4. Bagi peneliti

Untuk dapat mengimplementasikan strategi pembelajaran interaktif pada tema lain dengan materi yang lain.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011.Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung Ahmad, Defri. 2010.Aktivitas Belajar.

(http://id.shvoong.com/socialscience/1961162-aktivitas-belajar/. Tanggalakses pada 11 Januari 2014 @ 13.17 WIB).

Arikunto, dkk. 2004.Penelitian Tindakan Kelas.Bumi Aksara. Jakarta. ____________2006.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. Yrama Widya. Bandung.

Budiningsih, Asri. 2008.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Dananjaya, Utomo. 2010.Media Pembelajaran Aktif. Nuansa. Bandung

Dimyati dan Mudjiono. 2006.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. ____________. 2001.Proses Belajar Mengajar.Bumi Aksara. Jakarta.

Hanafiah dan Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Hernawan, dkk. 2007.Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI Press. Bandung.

Iskandar, Akbar. 2011.Penilaian Otentik.

(http://akbar-iskandar.blogspot.com/2011/05/penilaian-otentik.html. Tanggal akses pada 26 Januari 2014 @ 20.38 WIB).

Karadiba, SofiaStrategi Pembelajaran.


(5)

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT Rajawali Pers. Jakarta.

Machrus. 2012.Aktivitas Belajar.

(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2257232-pengertian-aktivitas-belajar/#ixzz1m0YCbVSZ. Tanggal akses pada 25 Januari 2014 @ 11:14 WIB).

Majid, Abdul. 2013.Strategi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implmentasi Kurikulum 2013. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Nurgiyantoro, Burhan 2011. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran.Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Poerwanti, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas. Jakarta.

Poerwanti, Endang. 2009. Asessment Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahman dan Amri. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sani, Ridwan Abdullah. 2013.Inovasi Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.Kencana Prenada Media Group.

Jakarta.

Sardiman. 2010.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Sudrajat, Akhmad. 2010.Pedekatan Saintifik/Ilmiah dalam Proses Pembelajaran.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/18/pendekatan-saintifikilmiah-dalam-proses-pembelajaran/ Tanggal akses, 24 Januari 2011, @ 20.59 WIB).

Suherman. 2008. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa yang Berdampak pada Hasil Belajar Menggunakan Metode Master Learning-Discovery


(6)

Berbasis Komik Matematika. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sunyono. 2009. Modul Perancangan PTK dan Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Lampung. Bandar Lampung. Suryani, Lilis. 2009.Penerapan Model Pembelajaran Interaktif pada Mata

Pelajaran IPA pada Diklat Guru Bidang Studi IPA MTs.

(http://sumsel.kemenag.go.id/file/file/EDARAN/riet1331799830.pdf Tanggal akses pada 18 Februari 2014 @ 12.20 WIB)

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Syah, Muhibbin. 2003.Psikologi Belajar. PT Raja Grasindo Persada. Jakarta. Tim Penyusun. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41

Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Depdiknas. Jakarta.

Tim Penyusun. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum SD Kelas IV. Kemendikbud. Jakarta.

Tim Redaksi. 2008. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Sinar Grafika. Jakarta.

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif).Bumi Aksara. Jakarta.

Wardhani, IGAK. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. Unversitas Terbuka. Jakarta. Winarno. 2013. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bumi aksara.

Jakarta

Yasa, Doantara. 2008.Aktivitas dan Hasil Belajar.

(http.//ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/. Tanggal akses pada 20 Januari 2014 @ 10.20 WIB).


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SD NEGERI 2 REJOSARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PERMAINAN BAHASA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I B SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 82

PENERAPAN STRATEGI PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

13 68 66

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV B SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 4 71

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 19 83

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 06 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMULYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 67

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BATU BADAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 53

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 07 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 25 71