LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015
162 memuaskan, hal ini tampak dari data ulangan harian, dimana mayoritas mahasiswa tidak
mencapai SKM. Mahasiswa yang dinyatakan tuntas berjumlah 8 orang dari 42 mahasiswa atau 19,05
karena telah mencapai tingkat ketuntasan individu ≥ 65, sedangkan sebanyak 34 mahasiswa atau 80,95 belum mampu mencapai ketuntasan belajar karena nilainya ≤ 65. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk menerapkan penelitian tindakan kelas dengan model Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa, yang selama ini belum pernah diterapkan dosen mata
pelajaran Metodologi Penelitian dalam kegiatan pembelajaran. Diharapkan dengan penerapan model Jigsaw permasalahan-permasalahan belajar yang dihadapi dapat teratasi, sehingga hasil
belajar mahasiswa meningkat. Siklus I
Siklus I merupakan pelaksanaan tindakan penelitian. Pelaksanaan ini sesuai dengan langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I sebagai berikut. Perencanaan Tindakan
Sebelum tindakan dilaksanakan, peneliti melakukan perencanaan pembelajaran. hal-hal yang dilakuan dalam perencanaan pembelajaran adalah 1 Menyiapkan rencana anggaran
pembelajaran SAP siklus I, 2 Menyiapkan bahan ajar berupa ringkasan materi Metodologi Penelitian Kuantitatif, 3 Menyiapkan soal tes dan kunci jawaban, 4 Menyiapkan lembar kerja
kelompok ahli, 5 Menyiapkan lembar observasi aktivitas individu, 6 Membagi mahasiswa menjadi 7 kelompok dengan anggota setiap kelompok berjumlah 6-7 orang.
Pelaksanaan Tindakan
1. Pertemuan Pertama
Siklus I pertemuan pertama, Kegiatan diawali dengan tatap muka yaitu membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan membaca presensi mahasiswa. Kegiatan
selanjutnya adalah apersepsi dengan memberi gambaran kepada mahasiswa tentang materi yang akan dipelajari. Kegiatan pembelajaran berikutnya adalah membagi
mahasiswa ke dalam 7 kelompok asal. Ketua kelompok membagi materi sesuai jumlah anggota kelompok dan menugaskan untuk didiskusikan dalam kelompok ahli dan
menulis hasil diskusi pada lembar kerja kelompok ahli.Kemudian mahasiswa kembali pada kelompok asal untuk melaporkan hasil diskusi kelompok ahli. Selanjutnya
bersama-sama mahasiswa menyimpulkan pelajaran. Pada akhir pembelajaran dosen mengingatkan mahasiswa bahwa pada pertemuan kedua nanti akan diadakan tes akhir
siklus I. Kemudian dosen mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam.
2. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua siklus I diawali dengan mengucapkan salam dan membaca presensi. Dosen mereview pelajaran pada pertemuan pertama dan memberikan
pertanyaan kepada mahasiswa. Selanjutnya dosen mengajukan pertanyaan terkait keseluruhan materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah dipelajari. Kegiatan selanjutnya yaitu tes akhir siklus. Dosen membagikan soal tes akhir siklus,
menyampaikan petunjuk pengisian soal dan menentukan waktu yang disediakan untuk menyelesaikan soal tes akhir. Selanjutnya dosen menghitung skor dan memberikan
penghargaan pada individu dan kelompok dengan skor terbaik.
Observasi
Peneliti melakukan obsevasi pada aktivitas belajar mahasiswa dan hasil skor tes pada akhir siklus. Hasil observasi pada siklus I sebagai berikut.
1. Aktivitas Mahasiswa
Hasil pengamatan peneliti yang dibantu dengan pengamat dapat kita ketahui bahwa tidak ada mahasiswa yang tidak aktif. Mahasiswa yang kurang aktif berjumlah 5 orang
sedangkan 24 orang cukup aktif dan 11 orang masuk dalam kategori aktif. 2.
Hasil belajar Metodologi Penelitian
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015
163 Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran pada siklus I diperoleh data tentang hasil
belajar mahasiswa. Data hasil belajar yang diperoleh pada siklus I adalah ketuntasan individual dan klasikal. Data tersebut diperoleh melalui tes pada akhir siklus I. Namun
perolehan nilai tersebut dinyatakan belum tuntas secara klasikal karena presentase
mahasiswa yang mendapat nilai ≤ 65 atau tuntas secara individual hanya 69,05 belum mencapai ≥ 85. Hal tersebut membutuhkan perbaikan, untuk meningkatkan hasil
belajar mahasiswa agar tercapai ketuntasan klasikal.
Refleksi
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji proses tindakan yang telah dilaksanakan. Hasil dari refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya
menghasilkan perbaikan. Beberapa kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam siklus I sebagai berikut: 1 jarak antar kelompok yang terlalu dekat; 2 mahasiswa yang kurang aktif
dalam mengikuti kegiatan diskusi; 3 penetapan porsi waktu diskusi tidak sesuai; 4 penggunaan bahasa pada bahan ajar yang terlalu rumit; 5 porsi materi yang kurang seimbang pada setiap
sub pokok bahasan.
Adapun perbaikan yang perlu dilakukan adalah: 1 menyesuaikan kembali tempat diskusi antar kelompok sehingga kelompok lebih leluasa dan tidak berhimpitan dengan kelompok lain;
2 menegur mahasiswa yang berbuat gaduh atau mengganggu temannya; 3 merangsang mahasiswa untuk berani bertanya; 4 menetapkan porsi waktu diskusi yang tepat ; 5
menyamaratakan porsi materi pada setiap sub pokok bahasan. Siklus II
Perencanaan Tindakan
Hasil identifikasi kekurangan yang didapatkan pada silus I digunakan sebagai acuan perbaikan tindakan siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan siklus I,
dengan penambahan dan perbaikan atas kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan Tindakan
1. Siklusi II Pertemuan Pertama