LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015
16 dosen merangsang mahasiswa dengan pertanyaan mengenai sifat dasar dan arti penting
kewirausahaan setelah apa yang mereka dapatkan dengan melihat tokoh-tokoh entrepreneur, Kemudian dosen memecah mahasiswa menjadi beberapa kelompok dan menanyakan
bagaimana mereka memecahkan masalahnya. Mahasiswa yang sudah dibentuk dalam masing- masing kelompok memutuskan untuk mencari informasi tentang masalah-masalah yang mereka
temukan saat ini. Mahasiswa kembali melihat beberapa tokoh entrepreneur untuk mencari informasi
tentang masalah yang mereka temukan. Dosen-peneliti sesekali mendekati kelompok-kelompok itu untuk memeriksa hasil mereka dan bertanya apa yang akan dilakukan selanjutnya setelah
mendapatkan informasi, dan apa hasilnya dari informasi yang didapat. Setelah itu dosen meminta mahasiswa untuk menulis kesimpulan dan meminta
perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya. Dari hasil dan kesimpulan mahasiswa ditemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan topik yang dosen
berikan tadi yaitu tentang arti dan sifat dasar kewirausahaan. Pertemuan kedua siklus I
Pada saat pertemuan kedua siklus satu, dosen menggambarkan bagaimana pola pikir Kewirausahaan lalu mengkaitkan dengan video hasil pertemuan pertama, bagaimana pola pikir
seorang pengusaha, apakah tipe dari jenis usaha tersebut mempengaruhi pola pikir berwirausaha. Kemudian dosen memberikan waktu 15 menit untuk menyelesaikan tes satu
berupa
short answer
dengan jumlah soal sebanyak lima butir soal.
c. Pengamatan
Peneliti dan kolabolator melakukan pengamatan selama siklus pertama berlangsung, dengan membuat catatan selama persiapan dan proses pembelajaran. Selama persiapan
pengamatan dilakukan persiapan media internet, video, camera, pengaturan ruang mikro, bahan ajar, dan tugas-tugas, dan tes satu yang akan dikerjakan oleh mahasiswa. Dalam proses
pembelajaran, peneliti dan kolaborator mengamati pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir, cara dosen mengajar dan aktivitas serta respon mahasiswa terhadap kegiatan.
Hasil pengamatan pertama siklus I
Waktu yang terbatas yang didapatkan oleh mahasiswa untuk mencari informasi, dan kurangnya penguatan dalam bentuk pujian yang diberikan oleh dosen pada mahasiswa. Dibalik
beberapa kekurangan tersebut, suasana kelas terlihat semarak dan bersemangat. Siswa melakukan semua aktifitas dengan baik dan selalu bersama di dalam kelompok.
Hasil pengamatan kedua siklus I
Pada saat membagikan tes satu dan melakukan tanya jawab untuk hasil pengamatan video wawancara mahasiswa bersama pelaku wirausaha, peneliti mengutarakan pertanyaan yang
mampu mengembangkan daya pikir dan tingkat kritis mahasiswa dan dalam imajinasi mahasiswa seolah-olah mereka seperti seorang pekerja dibidang kewirausahaan. Pertanyaan
mahasiswa menegaskan mahasiswa sangat terkesan dengan aktifitas yang diberikan dosen- peneliti. Pembelajaran yang bermakna mendorong mahasiswa untuk mau melakukan kegiatan
tersebut terus-menerus. Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah mahasiswa memaknai dan mengingat kegiatan pembelajaran tersebut walaupun kegiatan tersebut telah
berlalu.
Peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap pengajaran yang diberikan oleh dosen-peneliti dengan catatan agar pada siklus selanjutnya dosen peneliti memberikan perhatian
terhadap mahasiswa dengan memberikan penghargaan dan pujian serta melakukan evaluasi pengkajian ulang pada akhir materi.
d.
Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama dengan kolaborator melakukan refleksi dengan, menganalisis berdasarkan pengamatan dan kesesuaian proses pelaksanaan pembelajaran melalui
instrumen tindakan.
LPPM Universitas Kanjuruhan Malang, 6 Juni 2015
17
Hasil refleksi pertemuan pertama
Peneliti menemukan hal yang bisa menjadi masukan untuk perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Mahasiswa melakukan setiap aktifitas dengan bersemangat. Namun
dosen kurang memberikan penguatan pada saat mahasiswa menjawab pertanyaan dosen atau mengerjakan tugas dari dosen.
Hasil refleksi pertemuan kedua
Dampak dari perencanaan dan pelaksaan yang telah dilakukan memberikan masukan terhadap penelitian dalam merencanakan pembelajaran dan aktifitas yang lebih baik untuk
pertemuan selanjutnya. Dampak dari perbaikan perencanaan tersebut terlihat langsung pada hasil tes yang dilakukan pada akhir pertemuan kedua yang lebih baik dari hasil tes awal.
Dari hasil tes pertemuan ke dua siklus pertama tersebut diperoleh nilai maksimal 100, nilai minimal 66, rentang 34 yang diperoleh dari selisih nilai maksimal dengan nilai minimal,
mean atau niali rata-rata 81,78 dan median, nilai paling banyak muncul yaitu 80. Dengan demikian persentase kemampuan mahasiswa dalam memahami Kewirausahaan mencapai
74,54.
Interpretasi nilai tersebut sudah sesuai dengan harapan peneliti, yaitu mahasiswa program studi Matematika semester II STKIP PGRI Situbondo sudah memiliki kemampuan 74,54. Ini
berarti bahwa terjadi kenaikan lebih dari 50 dari yang ditargetkan, dibandingkan dengan nilai kemampuan mahasiswa sebelum diberikan tindakan.
3. Deskripsi data siklus II