Perencanaan Aksi di Dusun Sidorejo

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kegiatan ketiga yang ingin dilakukan untuk mencapai tujuan yakni adanya peraturan yang mengatur kelestarian hutan bakau.Dengan adanya peraturan tersebut, maka masyarakat tidak dapat menebang hutan bakau seenaknya. Misalnya ada peraturan mengenai sanksi yang didapat apabila tidak melestarikan hutan, atau adanya peraturan untuk masyarakat agar segera menanam pohon bakau kembali setelah menebangnya, sehingga kelestarian hutan akan terus terjaga. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam mengembalikan fungsi hutan bakau, diperlukan adanya rencana dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut, yaitu: 1. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Mengenai Fungsi Hutan Bakau Untuk melaksanakan kegiatan pendidikan mengenai fungsi hutan bakau, perlu merencanakan waktu, peserta, serta yang menjadi pembicara yang memberikan pendidikan mengenai hutan bakau. Pada FGD yang telah dilakukan, masyarakat yang ikut dalam FGD bersepakat bahwa mengadakan kegiatan pendidikan ini diselenggarakan pada hari Minggu, 3 Mei 2015 dengan peserta semua masyarakat Dusun Sidorejo khususnya Kepala Keluarga boleh mengikuti kegiatan pendidikan yang diselenggarakan. Kegiatan pendidikan ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat Dusun Sidorejo memahami fungsi dan manfaat hutan bakau, serta dampak dari hilangnya hutan bakau khususnya bagi masyarakat pesisir pantai. Dalam kegiatan ini, masyarakat berencana untuk mengundang dinas perikanan dan kelautan untuk mengisi kegiatan pendidikan ini, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id namun karena waktu yang mendesak, masyarakat pun mengundang Ridwan yang merupakan guru Sekolah Menengah Atas sebagai salah satu pembicara. Ridwan merupakan guru Sekolah Menengah Atas di Desa Campurejo yang mengajar Ilmu Pengetahuan Alam.Misbahul Munif sebagai Kepala Dusun juga ditunjuk sebagai pengisi acara yang memberikan motivasi dan pengarahan kepada masyarakat tentang kerusakan hutan dan daerah sekitar pesisir atas kepunahan hutan bakau. Firmansyah yang merupakan lulusan dari Teknik Lingkungan juga mengisi acara pendidikan ini dengan membahas cara melestarikan hutan bakau. Sebagai suguhan baik terhadap pembicara maupun peserta, masyarakat mengumpulkan uang dari masing-masing rumah yakni Rp 10.000 untuk setiap rumahnya.Beberapa masyarakat juga menyumbangkan beberapa makanan-makanan buatan masyarakat sendiri seperti pisang goreng, dan sebagainya. 2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penanaman Kembali Pohon Bakau Setelah rencana kegiatan pendidikan dilaksanakan, masyarakat merencanakan kegiatan penanaman kembali pohon bakau sesuai apa yang telah dibahas pada kegiatan pendidikan. Masyarakat sepakat kegiatan penanaman dilaksanakan pada 24 Mei 2015. Kegiatan penanaman ini akan dilakukan langsung pada lahan hutan bakau. Pada kegiatan penanaman, bibit dapat diperoleh dari pembibitan terlebih dahulu atau dapat juga menanam langsung pada area hutan bakau.Namun, apabila menanam digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id langsung pada area hutan bakau, maka untuk pertumbuhan bibit tidak dapat dipantau secara langsung.Namun, masyarakat Dusun Sidorejo ini ingin melakukan penanaman secara langsung pada area hutan bakau. Masyarakat diberi target penanaman yaitu menanam 10 bibit per orang yang diperkirakan orang yang hadir dalam kegiatan penanaman ini sebanyak 34 orang seperti peserta pada kegiatan pendidikan. Adanya kegiatan-kegiatan yang direncanakan tersebut, maka diharapkan dapat memberikan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh masyarakat yaitu hutan bakau akan terjaga kelestariannya, hasil tangkapan ikan nelayan tidak lagi berkurang, serta daratan akan tetap terjaga dari pengkikisan yang disebabkan oleh air laut karena hutan bakau akan menahan ombak dari laut.

E. Proses Aksi Perubahan di Dusun Sidorejo

Setelah melakukan diskusi bersama masyarakat mengenai masalah yang ada di masyarakat beserta dampak-dampak yang ditimbulkan, masyarakat juga mendiskusikan bagaimana mengatasi masalah tersebut.Setelah ditemukan penyelesaian masalah tersebut yang dibuat dalam pohon harapan, masyarakat pun melakukan tindakan dalam penyelesaian masalah.Dari pohon harapan, terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan hilangnya fungsi hutan bakau.Kegiatan- kegiatan dalam pohon harapan tersebut direncanakan untuk segera dilakukan tindakan.Kegiatan tersebut pun dilakukan dengan tujuan agar kembalinya fungsi hutan bakau di Dusun Sidorejo. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1. Pendidikan Mengenai Fungsi Hutan Bakau Masyarakat Dusun Sidorejo mulai melakukan perencanaan atas hasil diskusi yang dilakukan ketika FGD.Dari pohon harapan yang telah dibuat, masyarakat merencanaan kegiatan pertama yakni mengadakan pendidikan mengenai fungsi hutan bakau. Pendidikan ini dari masyarakat sendiri bersepakat untuk bekerja sama dengan Dinas Lingkungan dan Perikanan. Namun karena waktu dan biaya yang tidak mencukupi, maka pendidikan ini cukup diisi oleh Kepala Dusun, Guru pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang mengetahui mengenai hutan bakau, serta oleh Firmansyah yang merupakan lulusanteknik lingkungan di Universitas Negeri di Malang. Acara pendidikan ini diketuai oleh Firmansyah dengan panitia yang berasal dari masyarakat juga, meliputi para remaja yang terbentuk dalam karang taruna Dusun Sidorejo. Pendidikan mengenai hutan bakau ini diadakan pada3 Mei 2015 pukul 08.00-10.00 WIB.Kegiatan pendidikan ini dilakukan di Balai Desa.Masyarakat yang turut serta dalam pendidikan ini yakni perwakilan per keluarga di dusun.Pendidikan ini dihadiri oleh 34 peserta yang rata- rata dihadiri oleh para nelayan Dusun Sidorejo.Dalam pendidikan ini, para pengisi memberikan materi mengenai pengertian hutan bakau, manfaat dan fungsi hutan bakau, dampak akibat gundulnya hutan bakau, serta pelestarian hutan bakau. Kegiatan pendidikan ini mendapatkan antusias dari warga yang hadir.Dengan adanya kegiatan pendidikan ini diharapkan masyarakat dapat digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id mengetahui manfaat, fungsi, serta dampak hilangnya hutan bakau. Guru pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang mengetahui tentang hutan bakau menjelaskan tentang manfaat dan fungsi hutan bakau. Kepala Dusun menjelaskan dampak hilangnya hutan bakau serta ancaman-ancaman yang lainnya.Firmansyah menjelaskan pengelolaan hutan bakau sehingga masyarakat dapat melestarikan hutan bakau sendiri. Gambar 5.12 Pendidikan yang Diikuti Masyarakat Dusun Sidorejo Tanggapan masyarakat atas terselenggaranya kegiatan pendidikan ini dapat dilihat dari perilaku dan raut muka masyarakat saat diselenggarakannya masyarakat.Sebagian besar masyarakat terlihat baru memahami manfaat yang sebenarnya dari hutan bakau.Melihat dari pendidikan yang dilakukan mulai dari motivasi dari kepala dusun, penjelasan manfaat hutan bakau serta pelestarian hutan bakau, masyarakat terlihat ingin adanya sebuah perubahan, apalagi ketika diberitakan bahwa digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terjadi abrasi air laut serta angina besar yang menghancurkan bangunan. Sebagian besar masyarakat yang mengikuti kegiatan ini terlihat antusias, sehingga, perubahan akan dapat terjadi sekitar 75. Dengan kegiatan pendidikan ini masyarakat semakin memahami arti penting hutan bakau.Oleh sebab itu, dalam pelestarian hutan bakau, masyarakat bersepakat untuk melakukan penanaman kembali pohon bakau yang telah ditebang.Masyarakat merencanakan untuk melakukan penanaman pohon bakau beberapa hari setelah pendidikan yang telah masyarakat ikuti. 2. Penanaman Pohon Kembali Dalam hal pengetahuan, dari pendidikan yang telah dilakukan bersama masyarakat Dusun Sidorejo, masyarakat telah mengetahui fungsi dan dampak akan hutan bakau. Dari pendidikan yang sebelumnya telah dilakukan dapat mempengaruhi peran serta masyarakat dalam pelestarian hutan bakau. Dari penelitian Syawaluddin yang dikutip dalam jurnal Ilyas, dkk., menyatakan bahwa dengan adanya pengetahuan, maka masyarakat menjadi tahu, mengerti, melakukan, dan mau melakukan sesuatu untuk meningkatkan kualitas hidup. Perilaku ini dipadukan dengan kualitas sumber daya alam yang tersedia, akan melahirkan perilaku baru. 87 Maka, dari pengetahuan masyarakat itu, masyarakat juga melakukan kegiatan penanaman pohon bakau. 87 Ilyas, dkk., “Peran Serta Masyarakat dalam Pelestarian Hutan Mangrove di Desa Batu Gajah Kabupaten Natuna”, online, http:download.portalgaruda.orgarticle.php?article=112191val=2332, diakses pada 26 April 2015.