Tes Hasil Belajar Kajian Teori 1. Bank Soal

14

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar THB merupakan tes yang digunakan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan atau dipelajari siswa. Tes hasil belajar merupakan salah satu jenis tes penguasaan. Tes ini diujikan setelah siswa mendapatkan sejumlah materi yang akan diujikan sebelumnya Purwanto, 2014 : 66.Tes hasil belajar dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik dan tes penempatan. Menurut Dr. Purwanto, M.Pd. 2014: 73-74, tes hasil belajar mempunyai beberapa komponen. Pada bentuk esai, komponen tes terdiri dari perangkat soal, petunjuk pengerjaan soal, dan soal. Pada bentuk tes objektif, selain perangkat soal, petunjuk pengerjaan soal, dan soal, terdapat komponen-komponen tambahan, yaitu pilihan, kunci jawaban, dan pengecoh. Untuk mendapatkan kualitas tes hasil belajar yang baik, instrumen tes harus dikembangkan dengan prosedur pengembangan yang benar. Adapun prosedur pengembangan tes hasil belajar menurut Dr. Purwanto, M.Pd. 2014: 84-94 melibatkan kegiatan-kegiatan berikut: identifikasi hasil belajar, deskripsi materi, pengembangan spesifikasi menentukan bentuk dan jenis tes, menentukan banyak butir, menentukan waktu pengerjaan, menentukan peserta uji coba, menentukan waktu uji coba, menentukan aturan skoring, menentukan kriteria uji coba, menentukan tujuan instruksional umum, menentukan tujuan instruksional khusus, dan menyusun kisi-kisi tes menulis butir-butir tes dan kunci jawaban, mengumpulkan data uji coba, menguji kualitas tes butir dan perangkat, dan yang terakhir melakukan kompilasi atau penyusunan kembali butir setelah uji coba dengan membuang butir yang jelek dan menata butir yang baik. 15 Sementara itu, Dr. Nana Sudjana 2014:10 berpendapat bahwa dalam menyusun alat-alat penilaian, ada beberapa langkah yang harus dilakukan, diantaranya: a. Menelaah kurikulum dan buku pelajaran agar dapat ditentukan lingkup pertanyaan, terutama materi pelajaran, baik luasnya maupun kedalamannya. b. Merumuskan tujuan instruksional khusus sehingga abilitas yang akan dinilai jelas. Merumuskannya harus secara operasional agar bisa diukur dengan alat penilaian yang biasa digunakan. Di dalam bukunya, Dr. Nana Sudjana 2014:22 menyebutkan bahwa dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan baik pendidikan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin Bloom. Klasifikasi hasil belajar Benyamin Bloom terbagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Pembahasan mengenai klasifikasi hasil belajar Bloom akan dijabarkan pada sub-bab tersendiri. c. Membuat kisi-kisi alat penilaian. Kisi-kisi yang dibuat harus berisi informasi-informasi tentang alat penilaian yang akan dibuat. Informasi yang perlu ada di dalam kisi-kisi antara lain: abilitas yang diukur serta proporsinya, lingkup materi yang akan diujikan serta proporsinya, tingkat kesukaran soal dan proporsinya, jenis alat penilaian yang digunakan, jumlah soal, dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan soal tersebut. 16 d. Menyusun atau menulis soal-soal yang akan diujikan sesuai dengan kisi- kisi yang telah dibuat. e. Membuat kunci jawaban dari soal-soal yang telah disusun. Berikut ini adalah contoh kisi-kisi soal. Keterangan: - C1 : hasil belajar pengetahuan - C2 : hasil belajar pemahaman - C3 : hasil belajar aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dengan adanya kisi-kisi, instrumen tes yang dikembangkan akan memenuhi validitas isi.

3. Klasifikasi Hasil Belajar Bloom