66 punk pada kaum muda di Salatiga. Demikian selanjutnya proses pengenalan ini
dilakukan secara turun-temurun antar generasi. Proses mengenal punk ini kemudian membuat kaum muda ikut ambil
bagian didalamnya dengan meniru cara berpakian dan prinsip-prinsip punk seperti punk yang lahir di Inggris. Hal yang jelas berbeda disini adalah bahwa punk di
Inggris lahir atas respon masyarakat tehadap kondisi ekonomi yang kacau balau pada 1970-an tetapi di Salatiga lebih merupakan proses imitasi meniru punk di
Inggris. Kelahiran punk di Inggris erat kaitannya dengan kebeprihakan terhadap kelompok pekerja yang tidak mendapat perhatian dari pemerintahan Inggris. Oleh
karena itu berpengaruh terhadap gaya dandanan yang merepresentasikan keberpihakan terhadap kelompok pekerja.
Jika di Inggris cara berpakian merupakan representasi dari keberpihakan terhadap kelompok pekerja, menurut komunitas punk Salatiga merekapun juga
demikian. Cara-cara berpakian punk di Inggris adalah dengan menggunakan pakian-pakian kelas pekerja sepatu boot, celana jeans, dan baju kaos pada masa
awal 1970-an. Sebagai komunitas yang lahir dari proses meniru komunitas di Inggris, punk di Salatiga juga menggunakan cara berpakian kelas pekerja ala
Indonesia sebagai representasi keberpihakan terhadap kelompok pekerja. Akan tetapi pada saat ini juga terdapat banyak sekali kaum muda dan mahasiswa yang
mengambil gaya berpakian punk sebagai
style
tanpa ikut mengambil spirit dan perlawana arahan perlawanan komunitas punk.
5.2. Kaum Muda Salatiga dan Punk
Punk adalah komunitas yang lahir dari remaja dan kaum muda terpelajar yang berasal dari kelas pekerja. Mereka membentuk komunitas dengan cara
berpakian yang menunjukkan identitas sebagai kelompok pekerja. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes atas kebijakan ekonomi pemerintahan Inggris
yang tidak memperhatikan kelompok pekerja. Selain itu kelompok muda terpelajar ini menggunakan gaya berpakian yang berbeda dengan gaya dandanan
umumnya untuk memperolok kemapanan kelompok kapitalis dan penguasa.
67 Dengan memakai sepatu bot, bretel, potongan rambut yang khas dan unik, kaos
ketat, dan musik yang menghentak-hentak merupakan suatu brikolasi simbolis yang penuh gaya yang menyampaikan pesan “ketegaran, maskulinitas, dan aroma
kelas pekerja”.
Paparan singkat di atas menunjukkan adanya hubungan erat antara kehidupan kaum muda khususnya kaum muda terpelajar dengan kemunculan
Punk di Inggris. Demikian pula dengan di Salatiga kemunculan Punk mempunyai hubungan yang erat dengan kaum muda terpelajar. Sebagaimana telah di
gambarkan dalam sejarah lahirnya bahwa lahirnya komunitas punk karena diperkenalkan oleh kaum muda terpelajar mahasiswa.
Hubungan erat antara lahirnya komunitas punk dengan kaum muda sepertinya
dipengaruhi oleh sikap dan tindakan kaum muda selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Keinginan kaum muda untuk keluar dari batasan-batasan yang
ada. Selain hal yang umum ini, hal yang mendasar adalah terkait dengan prinsip bahwa kelompok muda khususnya mahasiswa merupakan saat dimana idealisme
keberpihakan mulai muncul dan berkobar-kobar. Terdapat berbagai motivasi yang melatarbelakangi remaja dan kaum muda
di Salatiga untuk menganut semangat anti kemapanan yang diusung komunitas Punk.
Motivasi itu, mulai dari ketertarikan terhadap musik, asesoris, gaya hidup hingga motivasi yang didasari pada hal yang substansial untuk ikut dalam prinsip
pemberontakan Punk. Informan kunci dalam penelitian ini memiliki landasan
motivasi yang berbeda-beda seperti tergambar dalam kutipan hasil wawancara bersama Ahmed dibawah ini :
„Punk awalnya tidak saya kenal. Tetapi gaya dandanan punk sudah sering dilihat baik video klip
musik, ataupun melihat kaum muda
yang memakainya. Saya tertarik dengan gaya dandanan
punk, kemudian barulah akhirnya sebagai gaya dengan ciri dan mempunyai makna yang mendalam
semakin saya pelajari dan dalami‟
3
.
3
Wawancara bersama Ahmed dilakukan pada September 2007.
68 Tidak jauh berbeda dengan motivasi awal Ahmed untuk mengenal punk
landasan motivasi ini juga hampir sama dengan motivasi awal Denis untuk mengenal punk, seperti dikutip dibawah ini;
„Pada awalnya saya hanya tertarik dengan aliran musik punk. Bedasarkan ketertarikan itu kemudian
musik, prinsip dan gaya berpakian serta makna- makna dari berbagai simbol punk diperkenalkan
oleh teman, dengan mengajak saya bergabung ketempat tongkrongan mereka. Berawal dari
pengenalan
inilah kemudian
akhirnya saya
mengambil prinsip- prinsip dan semangat punk‟
4
. Berdasarkan data ini tampak jelas bahwa punk Salatiga merupakan hasil
dari proses meniru yang dilakukan oleh kaum muda. Landasan motivasi yang melatarbelakangi ketertarikan terhadap punk lebih dilandasi oleh musik dan gaya
berpakian dari pada sikap dan prinsip-prinsip ketidak puasan. Akan tetapi yang mendasar disini adalah bahwa gaya berpakian dan musik telah menjadi pintu
masuk bagi motivasi kaum muda untuk mengenal punk secara lebih jauh khususnya terhadap prinsip-prinsip perlwanannya.
Selain karena motivasi di atas, pada akhir-akhir ini tidak jarang remaja dan kaum muda mengambil semangat Punk untuk melegalkan berbagai sikap bebas
mereka. Mereka mengambil gaya hidup Punk tanpa mengambil spiritnya. Bagi komunitas Punk
yang menjiwai nilai pemberontakan memandang Punk merupakan kemandirian komunitas, adalah sebuah jiwa yang menolak bentuk
struktur-struktur yang menjadi penindas. Namun juga dalam banyak kejadian banyak dari anggota komunitas yang salah mengartikan nilai Punk
itu sendiri. „Salah satu Ideologi
Punk
adalah
do it yourself,
yang berarti kemadirian komunitas
5
, namun harus dibedakan secara tegas dengan
be your self.
Banyak anggota
komunitas yang
mengaku dirinya
komunitas
Punk
dengan menentang suatu bentuk kemapanan
untuk tidak
mengikuti aturan
lingkungan sosial bahkan pada lingkungan sosial
4
Wawancara di lakukan pada bulan awal Desember 2007.
5
Kemandirian yang dimaksud adalah kamandirian dalam komunitas tersebut, misalnya kemandirian untuk menuju kesuatu kota tanpa harus mengeluarkan biaya, ataupun dapat
melakukan hal yang umunya menurut orang mengluarkan biaya, sedangkan jika dilakuakn oleh komunitas ini tidak harus dengan mengeluarkan biaya.
69 terkecil. Apabila ada yang demikian itu hanya
merupakan sangkalan belaka. Misalnya mereka tidak pergi sekolah karena memang mereka tidak
menginginkan hal tersebut, dan orang tua mereka menuntut sedemikian rupa dalam kasus yang
demikian tidak dapat dikatakan sebagi Ideologi komunitas
do it yourself’
6
.
Berdasarkan motivasi yang berbeda-beda untuk ikut dalam komunitas Punk pada akhirnya individu-individu didalamnya mempunyai pemahaman yang
berbeda pula tentang Ideologi Punk
.
Ada anggota komunitas yang hanya ikut dalam suatu komunitas Punk
dengan hanya mengambil
fashion
ala Punk sebagai
suatu gaya hidup tanpa memahami makna dan keberpihakan gaya hidup demikian, ada pula anggota komunitas yang mengambil semangat anti kemapanan ini untuk
melegalkan berbagai macam perilaku bebas, seperti mabuk-mabukkan ataupun mengkomsumsi narkotika. Namun meskipun demikian, diantara berbagai motivasi
yang demikian diantara mereka terdapat motivasi-motivasi yang benar-benar dilandaskan pada prinsip dan keberpihakan Punk.
„Saat ini tidak jarang kita menemukan komunitas yang menamakan dirinya sebagai
Punkers,
namun tidak memahami apa
yang melandasi dan
melatarbelakangi kehadiran Punk itu sendiri.
Mereka hanya mengambil gaya hidup Punk tanpa
memahami Punk sesungguhnya‟
7
. 5.3.
Komunitas Punk di Salatiga: Prinsip dan Tindakan
Komunitas gerakan anak muda yang disebut Punk saat ini dapat dijumpai
di Salatiga, khususnya di sekitar kampus UKSW. Aktivitas keseharian „gerakan‟
anak muda yang disebut Punk sangat beragam, namun diantara beragamnya aktivitas satu yang dapat dipastikan adalah mereka mempunyai gaya hidup bahkan
prinsip hidup yang sama. Namun, tidak gampang untuk langsung mengatakan komunitas yang memakai atribut Punk
juga adalah juga komunitas yang
6
Di kutip berdasarkan hasil wawancara dengan Rudy pionir komunitas Punk di Salatiga, yang juga merupakan informan kunci dalam penelitian ini. Wawncara dilaksanakan pada November
2007 di Salatiga.
7
Dikutip berdasarkan hasil wawancara terhadap Daniel salah satu anggota komunitas Punk Salatiga. Wawancara dilakukan pada bulan November 2007.
70 mempunyai prinsip hidup Punk.
Karena tidak jarang remaja atau kaum muda yang mengambil semangat anti kemapanan yang diusung komunitas Punk
hanya sebagai trend gaya hidup, ataupun hanya sekedar gaya dandanan
.
Mereka tidak mengambil spirit dari prinsip Punk
namun hanya meniru penampilan luarnya. Komunitas Punk
di Salatiga terbentuk dari beragam latar belakang idndividu, maupun latar belakang sosial budaya. Perbedaan ini dilatarbelakangi
oleh beragamnya suku dan latar belakang kehidupan masyarakat Salatiga. Misalnya saja Rudy dari Jakarta, Ahmed dari Jawa Tengah, ataupun Dennis dari
Bandung dan anggota lainnya dengan latar belakang sosial dan budaya masing- masing. Dengan prinsip anti terhadap kemapanan komunitas Punk
yang terdiri dari individu-individu melebur menjadi satu bagian komunitas untuk
mendemontrasikan prinsip hidup dan pemberontakan kaum Punk melalui
penampilan juga melalui aliran musik. Dalam sejarahnya Punk
merupakan sebuah identitas, gaya hidup sekaligus prinsip hidup. Bagi komunitas yang menganut prinsip menganggap bahwa Punk
adalah, suatu rasa tidak paus, suatu pemberontakan, suatu kemarahan, suatu kebencian terhadap kemapanan. Menurut mereka musik ataupun asesoris Punk
hanya merupakan media penyampaian ide atau pesan kemarahan dan kebencian terhadap kemapanan yang ada. Sejalan dengan itu kemudian dibawah ini petikan
wawancara bersama Ahmed
8
, anggota komunitas Punk di Salatiga.
„Punk tidak lain adalah sebutan bagi komunitas
yang menentang atau anti hirarki, komunitas anti pemerintah. Artinya anti terhadap suatu bentuk
ketidak adilan dalam pemerintahan atau sebuah sikap memberontak. Punk
pada dasarnya adalah
sebuah ideologi
pemberontakan, media
penyampaian pesan dan seruan-seruannya adalah musik dan gaya h
idup‟
9
. Dengan demikian maka sangatlah jelas bahwa Punk
bukanlah sekedar aliran musik, bukan pula sekedar gaya hidup akan tetapi merupakan sebuah
prinsip. Melalui musik dan asesoris atau atribut-atributnya sebagai bentuk ekspresi jiwa, komunitas Punk
menyampaikan pesan-pesan secara verbal dan
8
Ahmed anggota komunitas Punk di Salatiga.
9
Dikutip berdasarkan hasil Wawancara yang dilaksanakan padaNovember 2007, di Salatiga.
71 nonverbal kepada struktur dan kepada publik akan penolakan komunitas Punk
terhadap keadaan yang normal menurut mereka keadaan yang berpihak pada elit. Bagi komunitas Punk
di Salatiga, prinsip pemberontakan yang diusung, penyampaiannya tidak terbatas pada aliran musik dan gaya hidup tetapi juga dapat
langsung diserukan dalam aksi-aksi demonstrasi. Komunitas punk Salatiga pernah bergabung dalam beberapa aliansi seperti Salatiga bersatu tolak kenaikan BBM
tahun 2005, ataupun rakyat Salatiga peduli air RSPA tahun 2007, dan aliansi anti nuklir tahun 2007 dan 2008. Walaupun terdapat banyak pandangan bahwa
komunitas Punk di Indonesia tidak lahir dari tanggapan atas kondisi tertentu, warna pemberontakan atas kemapanan tetap menjadi roh perjuangan komunitas
Punk. Di Salatiga komunitas Punk
berulang kali terlibat langsung dalam demonstrasi untuk melakukan orasi-orasi atas rasa ketidaksetujuan. Contoh paling
sederhana adalah ketika komunitas Punk bersama-sama dengan organisasi
mahasiswa dan organisasi masyarakat ikut dalam demontrasi dan orasi-orasi penolakan terhadap rencana pembangkit tenaga nuklir di Jepara.
„Kami terus terlibat dalam demontrasi dan orasi- orasi, khususnya tentang rencana pembangunan
tenaga nuklir. Menurut kami nuklir adalah sebuah senjata yang tidak mendatangkan keuntungan,
nuklir hanya merugikan saja. Seperti apa yang terjadi di Rusia ketika proyek tersebut mengalami
kebocoran, maka orang yang ada dalam radius nuklir menjadi
mutan
wajah tak berbentuk manusia. Nuklir tidak lain adalah alat penghancur
paling berbahaya dan tidak mendatang keuntungan yang positif bagi masyarakat‟
10
. Komunitas punk di Salatiga menunjukkan identitas mereka sebagai
kelompok yang tidak hanya meniru cara berpakian dan penikmat musik punk tetapi melalui demontrasi mereka terus mengaspirasikan ketidakpuasan dan
ketidak setujuan. Ini membuktikan bahwa bentuk-bentuk tindakan perlawanan komunitas punk Salatiga tidak terbatas pada gaya rambut yang berbeda dengan
gaya rambut umumnya, cara berpakian yang berbeda dengan cara berpakian umumnya ataupun asesoris lain yang berbeda dengan yang normal berlaku di
10
Dikutip berdasarkan hasil Wawancara bersama Rudy salah satu informan kunci dalam penelitian ini, wawancara dilaksanakan pada November 2007 di Salatiga.
72 masyarakat tetapi juga melalui demonstrasi yang dengan tegas menunjukkan
perjuangan mereka melalui orasi-orasi yang bersifat politik. Walaupun demikian, oleh karena gaya hidup yang berbeda dengan gaya
hidup yang diluar dari yang normal pada banyak tindakan mereka tidak jarang komunitas Punk
dianggap masyarakat bahkan masyarakat kampus sekalipun sekedar sebagai komunitas pembuat onar, preman ataupun brandalan. Pada awal-
awal tumbuhnya komunitas Punk di sekitar UKSW terdapat banyak sikap
penolakan yang mereka alami. Akan tetapi sikap penolakan yang demikian tidak menjadi hambatan berarti bagi komunitas yang melakukan pergerakan sosial dari
demonstrasi gaya hidup dengan prinsip pemberontakannya. Menurut mereka sebagian kecil dari alasan perjuangan pemberontakan Punk
adalah pada bentuk- bentuk kemapanan yang hanya berpihak pada kelompok masyarakat elit penguasa
ketimbang masyarakat miskin dan kelas pekerja. Dengan demikian Punk
di Salatiga juga merupakan sebuah perjuangan dan keteguhan mempertahankan prinsip Punk.
Oleh karena itu maka, terlepas dari komunitas yang hanya mengambil
fashion
sebagai gaya hidup, Punk di Salatiga
perlu dipahami sebagai perjuangan atau pemberontakan yang berlandaskan pada sebuah prinsip yang tidak hanya sekedar penampilan luarnya.
5.4. Golongan-Golongan Punk Di Salatiga