terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain, misalnya buah tertentu, batang, daun, dan bahkan akar. Sering flavonoida terikat di sel epidermis. Warna sebagian besar buah dan banyak
bunga adalah akibat dari antosianin, walaupun beberapa warna tumbuhan lainnya, seperti buah tomat dan beberapa bunga kuning, karena karotenoid. Warna cerah daun pada musim
gugur disebabkan oleh timbulnya antosianin pada hari cerah dan dingin, walaupun karotenoid kuning atau jingga merupakan pigmen terbesar di daun musim gugur pada beberapa spesies.
Antosianin umumnya tidak terdapat di lumut hati, ganggang, dan tumbuhan tingkat rendah lainnya, walaupun beberapa antosianin dan flavonoida ada di lumut tertentu.
Antosianin jarang ditemui di gimnospermae, walaupun gimnospermae mengandung jenis lain dari flavonoida. Beberapa macam antosianin terdapat di tumbuhan tingkat tinggi, dan sering
lebih dari satu macam terdapat di bunga tertentu atau organ lain. Mereka dijumpai dalam bentuk glikosida, biasanya mengandung satu atau dua unit glukosa atau galaktosa yang
tertempel pada gugus hidroksil di cincin tengah, atau pada gugus hidroksil di posisi 5 cincin A. Bila gula dihilangkan, maka bagian sisa molekul, yang masih berwarna, dinamakan
antosianidin. Salisbury, 1995.
2.2.1 Struktur Dasar Senyawa Flavonoida
Masing-masing jenis senyawa flavonoida mempunyai struktur dasar tertentu. Flavonoida mempunyai beberapa ciri struktur yaitu :
C C
C A
B
Kerangka dasar senyawa flavonoida
Cincin A adalah karakteristik phloroglusinol atau bentuk resorsinol tersubstitusi.
O C
3
OH HO
C
6
A
O
C
3
HO
C
6
A
Namun sering terhidroksilasi lebih lanjut :
O C
3
OH HO
HO C
6
A
OCH
3
O C
3
OCH
3
H
3
CO H
3
CO C
6
A
Cincin B adalah karakteristik 4-, 3, 4-, 3,4, 5- terhidroksilasi
C
3
A C
6
R R
R B
R = R’ = H, R’’ = OH R = H, R’ = R” = OH
R = R’ = R” = OH juga, R = R’ = R” = H
Sastrohamidjojo, 1996
2.2.2 Klasifikasi Senyawa Flavonoida
Sebagian besara senyawa flavonoida alam ditemukan dalam bentuk glikosida, dimana unit flavonoida terikat pada suatu gula.Glikosida adalah kombinasi antara suatu gula dan
suatu alkohol yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Pada prinsipnya ikatan glikosida terbentuk apabila ikatan hidroksil dari alkohol beradisi kepada gugus karbonil dari gula, sama
seperti adisi alkohol kepada aldehida yang dikatalisasi oleh asam menghasilkan suatu asetat. Lenny,S.2006
Flavonoida mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi sehingga menunjukkan pita serapan kuat pada daerah spektrum sinar ultraviolet dan spektrum sinar tampak, umumnya
dalam tumbuhan terikat pada gula yang disebut dengan glikosida. Harborne, 1996
Pada flavonoida O-glikosida, satu gugus hidroksil flavonoida atau lebih terikat pada satu gula lebih dengan ikatan yang tahan asam. Glukosa merupakan gula yang paling umum
terlibat dan gula lain yang sering juga terdapat adalah galaktosa, ramnosa, silosa, arabinosa, dan rutinosa. Waktu yang diperlukan untuk memutuskan suatu gula dari suatu flavonoida O-
glukosida dengan hidrolisis asam ditentukan oleh sifat gula tersebut. Pada flavonoida C-glikosida, gula terikat pada atom karbon flavonoida dan dalam hal
ini gula tersebut terikat langsung pada inti benzena dengan suatu ikatan karbon-karbon yang tahan asam. Gula yang terikat pada atom C hanya ditemukan pada atom C nomor 6 dan 8
dalam inti flavonoida, misalnya pada orientin. Pada flavonoida sulfat, senyawa ini mengandung satu ion sulfat atau lebih yang
terikat pada hidroksil fenol atau gula. Senyawa ini sebenarnya bisulfat karena terdapat sebagai garam, yaitu flavon-O-SO
3
Pada Biflavonoida, yaitu flavonoida dimer. Flavonoida yang biasanya terlibat adalah flavon dan flavanon yang secara biosintesis mempunyai pola oksigenasi yang sederhana
5,7,4’ dan ikatan antar flavonoida berupa ikatan-ikatan karbon atau kadang-kadang eter. Monomer flavonoida yang digabungkan menjadi biflavonoida dapat berjenis sama atau
berbeda, dan letak ikatannya berbeda-beda. Biflavonoida jarang ditemukan sebagai glikosida, dan penyebarannya terbatas, tetapi terdapat pada gimnospermae.
K. Banyak yang berupa glikosida bisulfat, dimana bagian bisulfat terikat pada hidroksil fenol yang masih bebas atau pada gula.
Pada Aglikon flavonoida yang aktif-optik mempunyai atom karbon asimetrik dan dengan demikian menunjukkan keaktifan optik yaitu memutar cahaya terpolarisasi-datar.
Yang termasuk dalam golongan flavonoida ini adalah flavanon, dihidroflavonol, katekin, rotenoid, dan lain-lain. Markham, 1988.
Menurut Robinson 1995, flavonoida dapat dikelompokkan berdasarkan keragaman pada rantai C
3
1. Flavonol yaitu :
Flavonol paling sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3-glikosida, dan aglikon flavonol yang umum yaitu kamferol, kuersetin, dan mirisetin yang berkhasiat sebagai
antioksidan dan antiimflamasi. Flavonol lain yang terdapat di alam bebas kebanyakan merupakan variasi struktur sederhana dari flavonol. Larutan flavonol dalam suasana basa
dioksidasi oleh udara tetapi tidak begitu cepat sehingga penggunaan basa pada pengerjaannya masih dapat dilakukan.
O O
OH
flavonol
2. Flavon Flavon berbeda dengan flavonol dimana pada flavon tidak terdapat gugusan 3-hidroksi.
Hal ini mempunyai serapan UV-nya, gerakan kromatografi, serta reaksi warnanya. Flavon terdapat juga sebagai glikosidanya lebih sedikit daripada jenis glikosida pada flavonol.
Flavon yang paling umum adalah apigenin dan luteolin. Luteolin merupakan zat warna yang pertama kali dipakai di Eropa. Jenis yang paling umum adalah 7-glukosida dan terdapat juga
flavon yang terikat pada gula melalui ikatan karbon - karbonya. Contohnya luteolin 8-C- glikosida. Flavon dianggap sebagai induk dalam nomenklatur kelompok senyawa flavonoida.
O O
flavon
3. Isoflavon Isoflavon merupakan isomer flavon, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan sebagai
fitoaleksin yaitu senyawa pelindung yang terbentuk dalam tumbuhan sebagai pertahanan terhadap serangan penyakit. Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan
pereaksi warna manapun. Beberapa isoflavon misalnya daidzein memberikan warna biru muda cemerlang dengan sinar UV bila diuapi amonia, tetapi kebanyakan yang lain tampak
sebagai bercak lembayung yang pudar dengan amonia berubah menjadi coklat.
O O
isoflavon
4. Flavanon Flavanon terdistribusi luas di alam. Flavanon terdapat di dalam kayu, daun dan bunga.
Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari tanaman genus prenus dan buah jeruk ; dua glikosida yang paling lazim adalah neringenin dan hesperitin, terdapat dalam buah
anggur dan jeruk.
O O
flavanon
5. Flavanonol Senyawa ini berkhasiat sebagai antioksidan dan hanya terdapat sedikit sekali jika
dibandingkan dengan flavonoida lain. Sebagian besar senyawa ini diabaikan karena konsentrasinya rendah dan tidak berwarna.
O O
OH
Flavanonol
6. Katekin
Katekin terdapat pada seluruh dunia tumbuhan, terutama pada tumbuhan berkayu. Senyawa ini mudah diperoleh dalam jumlah besar dari ekstrak kental Uncaria gambir dan
daun teh kering yang mengandung kira-kira 30 senyawa ini. Katekin berkhasiat sebagai antioksidan.
O HO
OH OH
OH OH
katekin
7. Leukoantosianidin Leukoantosianidin merupakan senyawa tidak berwarna, terutama terdapat pada
tumbuhan berkayu. Senyawa ini jarang terdapat sebagai glikosida, contohnya melaksidin, apiferol.
O OH
HO OH
Leukoantosianidin 8. Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini adalah penyebab dari semua
warna merah jambu, merah marak , ungu, dan biru dalam daun, bunga, dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu struktur aromatik
tunggal yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi atau glikosilasi.
O
OH
Antosianin
9.Khalkon Khalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat kuat dengan sinar UV bila
dikromatografi kertas. Aglikon khalkon dapat dibedakan dari glikosidanya, karena hanya
pigmen dalam bentuk glikosida yang dapat bergerak pada kromatografi kertas dalam pengembang air. Harborne, 1996.
O kalkon
10. Auron Auron berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu dan briofita.
Dalam larutan basa senyawa ini berwarna merah ros dan tampak pada kromatografi kertas berupa bercak kuning, dengan sinar ultraviolet warna kuning kuat berubah menjadi merah
jingga bila diberi uap amonia. Robinson, 1995.
HC O
O
Auron Menurut Harborne 1996, dikenal sekitar sepuluh kelas flavonoida dimana semua
flavonoida, menurut strukturnya, merupakan turunan senyawa induk flavon dan semuanya mempunyai sejumlah sifat yang sama yakni:
Tabel 1.Turunan Senyawa Induk Flavon menurut Harbone.
Golongan flavonoida Penyebaran
Ciri khas
Antonsianin
Proantosianidin pigmen bunga merah
marak,dan biru juga dalam daun dan jaringan lain.
terutama tan warna, dalam daun tumbuhan berkayu.
larut dalam air, λmaks 515-545 nm, bergerak
dengan BAA pada kertas.
menghasilkan antosianidin warna dapat diekstraksi dengan amil alkohol bila jaringan
dipanaskan dalam HCl 2M selama setengah jam.
Flavonol
Flavon
Glikoflavon
Biflavonil
Khalkon dan auron
Flavanon
Isoflavon terutama ko-pigmen tanwarna
dalam bunga sianik dan asianik; tersebar luas dalam daun.
seperti flavonol
seperti flavonol
tanwarna; hampir seluruhnya terbatas pada gimnospermae.
pigmen bunga kuning, kadang- kadang terdapat juga dalam
jaringan lain tanwarna; dalam daun dan
buah terutama dalam Citrus tanwarna; sering kali dalam
akar; hanya terdapat dalam satu suku,Leguminosae
setelah hidrolisis, berupa bercak kuning murup pada
kromatogram Forestal bila disinari dengan sinar UV;
maksimal spektrum pada 330 – 350
setelah hidrolisis, berupa bercak coklat redup pada
kromatogram Forestal;
maksimal spektrum pada 330- 350 nm.
mengandung gula yang terikat melalui ikatan C-C; bergerak
dengan pengembang air, tidak seperti flavon biasa.
pada kromatogram BAA beupa bercak redup dengan R
F
dengan amonia berwarna merah,
maksimal spektrum 370-410 nm.
tinggi .
berwarna merah kuat dengan Mg HCl; kadang – kadang
sangat pahit . bergerak pada kertas dengan
pengembang air; tak ada uji warna yang khas.
2.2.3 Metoda isolasi senyawa flavonoida menurut Harbone