Sistematika Tumbuhan Pidada Merah Manfaat Tumbuhan Pidada Merah Soneratia caseolaris L.

dari akarnya sendiri adalah kerucut normal. Pola adaptasi pada daun adalah bentuk daun yang elips dengan ujung membulat, susunan daun yang menjari. Tumbuhan ini mampu tumbuh hingga ketinggian dengan 5-20 Meter, dengan struktur batang terdiri dari, akar, batang, ranting, daun, bunga dan buah. Batang berukuran kecil hingga besar, di ujung batang terdapat ranting yang tumbuh menyebar. Daun-daunnya tunggal, berhadapan, bundar telur terbalik atau memanjang, 5–13 cm × 2–5 cm, dengan pangkal bentuk baji dan ujung membulat atau tumpul. Tangkai daun pendek dan seringkali kemerahan. Bunga sendirian atau berkelompok hingga 3 kuntum di ujung ranting. Kelopak bertaju 6 jarang 7–8, runcing, panjang 3–4,5 cm dengan tabung kelopak serupa cawan dangkal di bawahnya, hijau di bagian luar dan putih kehijauan atau kekuningan di dalamnya. Daun mahkota merah, sempit, 17-35 mm × 1,5-3,5 mm. Benangsari sangat banyak, panjang 2,5–3,5 cm, putih dengan pangkal kemerahan yang cepat rontok. Tangkai putik besar dan panjang, tetap tinggal sampai lama. Buah berbiji banyak berbentuk bola pipih, hijau, 5–7,5 cm diameternya dan tinggi 3–4 cm, terletak di atas taju kelopak yang hampir datar. Daging buahnya kekuningan, masam asin, dan berbau busuk.Sukmadi R, dkk.2008.

2.1.2 Sistematika Tumbuhan Pidada Merah

Sistematika tumbuhan Pidada Merah adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantea Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Soneratiaceae Genus : Soneratia Spesies : Soneratia caseolaris L.

2.1.3 Manfaat Tumbuhan Pidada Merah Soneratia caseolaris L.

Tumbuhan pidada dapat di manfaatkan untuk bahan makanan, daun-daunnya yang masih muda dapat diolah menjadi makanan dan campuran masakan, dan buahnya yang sudah tua dapat di manfaatkan sebagai minuman, dengan cara diambil sari buahnya dan menjadikannya bahan baku sirup pidada. Selain itu kayu dari pohon pidada ini juga dapat di manfaatkan sebagai kayu bakar, karena kayunya berkualitas rendah dan memiliki serat yang padat, jadi sulit untuk memanfaatkan kayu pohon pidada sebagai bahan baku mebel. Tumbuhan pidada memiliki manfaat yang besar tehadap lingkungan sekitar, terutama lingkungan pesisir. Secara tidak langsung tumbuhan pidada maupun tumbuhan bakau lainya dapat mencegah erosi dan abrasi pantai dari pasang surut air laut, selain itu tumbuhan ini akan menjadi tempat tinggal hewan-hewan rawa, seperti kepiting, udang, kerang ikan, dan lain-lain. Namun jika hutan pidada atau hutan bakau lebih di kelola dengan baik maka akan memberikan nilai ekonomis untuk warga sekitar, dengan cara menjadikan hutan bakau salah satu tampat wisata.Daun pada buah pedada berfungsi untuk ekskresi garam. Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah tumbuhan pidada merah.Secara tradisional tumbuhan pidada merah ini digunakan sebagai ramuan bedak dingin. Heyne,K.1987 2.1.4.Kandungan Kimia Pidada merah Menurut penggunaan obat tradisonal tumbuhan pidada merah, para peneliti menguji ekstrak tumbuhan pidada merah untuk aktivitas antioksidan dengan menggunakan 1,1-difenil- 2-picrylhydrazyl DPPH pada kromatografi lapis tipis. Dari hasil pemisahan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua flavonoid yang terkandung, yaitu: luteolin dan luteolin7-O-beta- glukosida. Kedua senyawa ini juga memiliki aktivitas antioksidan. Kumar,S.2005. 2.2.Senyawa Flavonoida Senyawa-senyawa flavonoida adalah senyawa-senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tiga atom karbon. Senyawa-senyawa flavonoida adalah senyawa 1,3 diaril propana, senyawa isoflavonoida adalah senyawa 1,2 diaril propana, sedangkan senyawa- senyawa neoflavonoida adalah 1,1 diaril propana. Istilah flavonoida diberikan pada suatu golongan besar senyawa yang berasal dari kelompok senyawa yang paling umum, yaitu senyawa flavon; suatu jembatan oksigen terdapat diantara cincin A dalam kedudukan orto, dan atom karbon benzil yang terletak disebelah cincin B. Senyawa heterosiklik ini, pada tingkat oksidasi yang berbeda terdapat dalam kebanyakan tumbuhan. Flavon adalah bentuk yang mempunyai cincin C dengan tingkat oksidasi paling rendah dan dianggap sebagai struktur induk dalam nomenklatur kelompok senyawa-senyawa ini. Manitto, 1981 Lebih dari 800 jenis flavonoid telah teridentifikasi. Banyak di antaranya terdapat bersama vitamin C. Contoh flavonoid Flavonoid relatif stabil dan tahan terhadap panas, oksigen, dan kekeringan walaupun dapat rusak karena cahaya. Oleh karena itu, buah atau sayuran berwarna cerah sebaiknya disimpan ditempat yang teduh dan dingin untuk mempertahankan zat-zat gizinya yang amat berharga. Jadi, warna buah-buahan dan sayuran tak hanya membuat penampilannnya menarik, tetapi juga rasa yang enak serta kandungan gizi yang dapat melindungi sel saraf dan ialah kuersitin dalam cranberry, rutin dalam buckwheat, hisperidin dalam jeruk, dan picnogenol dalam pine bark. Zat ini dipercaya bekerja bersama vitamin C dengan cara tertentu untuk mencegah kerusakan struktur sel akibat radikal bebas. otak secara maksimal. Senyawa flavonoida sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga, buah, dan biji. Kebanyakan flavonoida ini berada di dalam tumbuh – tumbuhan kecuali alga. Namun ada juga flavonoida yang terdapat dalam hewan. Dalam sayap kupu – kupu dengan anggapan bahwa flavonoida berasal dari tumbuh – tumbuhan yang menjadi makanan hewan tersebut dan tidak dibiosintesis di dalam tubuh mereka. Penyebaran jenis flavonoida pada golongan tumbuhan yang tersebar yaitu angiospermae, klorofita, fungi, briofita Markham, 1988. Senyawa-senyawa flavonoida terdiri dari beberapa jenis,tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propana dari sistem1,3-diarilpropana. Antosianin, flavonol, dan flavon adalah jenis yang banyak ditemukan dialam sehingga sering disebut sebagai flavonoida utama.Lenny,S.2006 Antosianin dari bahasa Yunani anthos, bunga dan kyanos, biru-tua adalah pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru. Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain, misalnya buah tertentu, batang, daun, dan bahkan akar. Sering flavonoida terikat di sel epidermis. Warna sebagian besar buah dan banyak bunga adalah akibat dari antosianin, walaupun beberapa warna tumbuhan lainnya, seperti buah tomat dan beberapa bunga kuning, karena karotenoid. Warna cerah daun pada musim gugur disebabkan oleh timbulnya antosianin pada hari cerah dan dingin, walaupun karotenoid kuning atau jingga merupakan pigmen terbesar di daun musim gugur pada beberapa spesies. Antosianin umumnya tidak terdapat di lumut hati, ganggang, dan tumbuhan tingkat rendah lainnya, walaupun beberapa antosianin dan flavonoida ada di lumut tertentu. Antosianin jarang ditemui di gimnospermae, walaupun gimnospermae mengandung jenis lain dari flavonoida. Beberapa macam antosianin terdapat di tumbuhan tingkat tinggi, dan sering lebih dari satu macam terdapat di bunga tertentu atau organ lain. Mereka dijumpai dalam bentuk glikosida, biasanya mengandung satu atau dua unit glukosa atau galaktosa yang tertempel pada gugus hidroksil di cincin tengah, atau pada gugus hidroksil di posisi 5 cincin A. Bila gula dihilangkan, maka bagian sisa molekul, yang masih berwarna, dinamakan antosianidin. Salisbury, 1995.

2.2.1 Struktur Dasar Senyawa Flavonoida