Pada saat pelaksanaan Perkawinan

perkawinan. Jadi Martonggo Raja ini adalah merupakan suatu rapat untuk mengadakan pembagian tugas. 15

2. Pada saat pelaksanaan Perkawinan

Yang dimaksudkan disini pengertian upacara perkawinan adalah sejak dipertemukannya calon pengantin pria dan calon pengantin wanita, menurut hukum adat dan sejak adanya pemberitahuan calon mempelai kepada pegawai pencatat perkawinan sampai terlaksananya perkawinan menurut agamanya masing-masing. Proses-proses yang dijumpai dalam hukum adat, sebelum sampai kepada upacara perkawinan, seperti yang telah dikemukakan adalahdimulai dari Martandang, Mangalehon Tanda, Marhusip, Marhata Sinamot, Maningkir Lobu, dan Martonggo Raja. Setelah selesai semua acara ini, maka pada waktu yang telah ditetapkan pihak keluarga laki-laki datang ke rumah orang tua si wanita dengan membawakan makanan adat. Makanan adat ini ditaruh di dalam bakul yang disebut Ampang, dan dibawa oleh seseorang boru yang disebut Boru Sihunti Ampang. Rombongan ini sudah ditunggu oleh keluarga si wanita di rumah orang tua si wanita tersebut. Setelah makan maka secara bersama-sama mereka mengantarkan kedua calon pengantin ini, untuk melakukan perkawinan secara agama. Perkawinan secara agama ini, bagi yang beragama Kristen diberkati di 15 Saragih Djaren,dkk. Hukum Perkawinan Adat Batak, khususnya Simalungun, Toba, Karo, dan UU Tentang Perkawianan UU. No 11974 Bandung : Tarsito., 1980,h.63 Universitas Sumatera Utara gereja dan bagi yang beragama Islam melakukan akad nikah di depan penghulu atau tuan kadi. Seusai upacara menurut agama ini, maka semua keluarga bersama pengantin pergi ke tempat pesta yang telah ditentukan. Bagi masyarakat adat Batak Toba peresmian perkawinan biasanya harus dilakukan dalam suatu pesta. Besar kecilnya pesta ini dengan sendirinya disesuaikan dengan kemampuan kedua belah pihak. Pesta peresmian perkawinan ini dapat dilakukan di tempat pihak keluarga laki-laki dan dapat dilakukan di tempat keluarga perempuan. Kalau pesta upacara perkawinan dilakukan di tempat keluarga laki-laki maka, setelah upacara perkawinan di Gereja atau akad nikah di Penghulu, maka si wanita itu dibawa ke rumah keluarga si laki-laki, pesta dilakukan disana. Upacara perkawinan seperti ini disebut Ditaruhon Jual. Semua pembagian Jambar bagi yang berhak diserahkan pada saat pesta tersebut. Kalau pesta perkawinan dilakukan di tempat si wanita maka, setelah upacara perkawinan di gereja atau di kantor Urusan Agama maka kedua pengantin dibawa dulu ke rumah orang tua si wanita atau langsung ke tempat pesta. Acara perkawinan seperti ini dinamakan Dialap Jual. Kemudian setelah pesta baru si wanita dibawa ke rumah keluarga si laki-laki. Pada pesta ini jugalah diserahkan pembagian jambar bagi pihak-pihak yang berhak. 16

3. Setelah Upacara Perkawinan