Setelah Upacara Perkawinan Peranan Dalihan Natolu dalam Pelaksanaan Perkawinan Menurut Hukum Adat Batak Toba

gereja dan bagi yang beragama Islam melakukan akad nikah di depan penghulu atau tuan kadi. Seusai upacara menurut agama ini, maka semua keluarga bersama pengantin pergi ke tempat pesta yang telah ditentukan. Bagi masyarakat adat Batak Toba peresmian perkawinan biasanya harus dilakukan dalam suatu pesta. Besar kecilnya pesta ini dengan sendirinya disesuaikan dengan kemampuan kedua belah pihak. Pesta peresmian perkawinan ini dapat dilakukan di tempat pihak keluarga laki-laki dan dapat dilakukan di tempat keluarga perempuan. Kalau pesta upacara perkawinan dilakukan di tempat keluarga laki-laki maka, setelah upacara perkawinan di Gereja atau akad nikah di Penghulu, maka si wanita itu dibawa ke rumah keluarga si laki-laki, pesta dilakukan disana. Upacara perkawinan seperti ini disebut Ditaruhon Jual. Semua pembagian Jambar bagi yang berhak diserahkan pada saat pesta tersebut. Kalau pesta perkawinan dilakukan di tempat si wanita maka, setelah upacara perkawinan di gereja atau di kantor Urusan Agama maka kedua pengantin dibawa dulu ke rumah orang tua si wanita atau langsung ke tempat pesta. Acara perkawinan seperti ini dinamakan Dialap Jual. Kemudian setelah pesta baru si wanita dibawa ke rumah keluarga si laki-laki. Pada pesta ini jugalah diserahkan pembagian jambar bagi pihak-pihak yang berhak. 16

3. Setelah Upacara Perkawinan

Seperti telah dikemukakan terlebih dahulu bahwa pada orang batak Toba, setelah upacara perkawinan anak perempuan itu akan dibawa ke lingkungan si 16 Saragih Djaren,dkk. Hukum Perkawinan Adat Batak, khususnya Simalungun, Toba, Karo, dan UU Tentang Perkawianan UU. No 11974 Bandung : Tarsito., 1980,h.73 Universitas Sumatera Utara laki-laki. Walaupun si perempuan itu dibawa ke lingkungan si laki-laki, bukan berarti sudah selesai proses-proses yang harus dilaksanakan oleh kedua belah pihak, di dalam rangka perkawinan mereka. Acara-acara tertentu yang harus dilaksanakan, tidak boleh ditinggalkan begitu saja. Dengan kata lain bahwa acara- acara itu masih merupakan bagian dari proses perkawinan, yang harus dilaksanakan oleh kedua belah pihak. Acara-acara yang terjadi setelah upacara perkawinan tidak ditentukan di dalam Undang-undang tentang perkawinan maupun peraturan pelaksanaannya. Acara-acara setelah perkawinan pada masyarakat Batak Toba : a. Mebat Paulak Une Artinya bahwa kira-kira setelah satu minggu, maka kedua pengantin dengan beberapa orang keluarganya datang kerumah orang tua si wanita. Sebelum Mebat ini maka si wanita dan suaminya belum boleh berkunjung ke rumah orang tua si wanita tersebut. Pada acara ini biasanya adalah untuk kesempatan bagi kedua orang tua untuk memberikan nasehat-nasehat kepada kedua suami istri yang baru itu. b. Maningkir Tangga Maningkir artinya melihat. Berarti dalam hal ini kedua orang tua si wanita beserta beberapa orang keluarganya datang ke rumah orang tua si laki-laki untuk melihat rumah tangga anaknya. Kedatangan mereka ini selalu membawa makanan adat. Universitas Sumatera Utara c. Manjae Setelah semua upacara selesai maka orang tua si laki-laki akan memberi peralatan dan makanan secukupnya sambil menunggu panen dari sawah mereka. Dengan demikian suami istri yang baru itu akan berdiri sendiri sebagai rumah tangga yang mempunyai hak dan kewajiban penuh menurut adat. 17 Hak dan kewajiban suami isteri sebagai orang tua terhadap anak-anak mereka adalah seimbang menurut kedudukan dan tanggung jawabnya masing- masing dalam kekeluargaan atau rumah tangga. Rasa cinta, saling hormat menghormati, kesetiaan dan saling bantu membantu dalam kehidupan harus

C. Akibat Hukum yang timbul dari perkawinan adat Batak Toba