Adanya pemisahan jenis asuransi jiwa diatas yaitu asuransi jiwa medical dan asuransi jiwa non medical ditentukan oleh faktor-faktor umur calon
tertanggung dan besarnya jumlah uang asuransi yang diminta. Pada prakteknya di PT. Asuransi Jiwasraya untuk asuransi jiwa non
medical batas umur tertanggung maksimal 59 tahun dengan jumlah uang pertanggungan maksimal Rp. 30.000.000 tiga puluh juta rupiah.
Sedangkan untuk tertanggung usia 60 tahun ke atas digolongkan ke dalam asuransi jiwa medical dengan uang pertanggungan di atas Rp. 30.000.000 tiga
puluh juta rupiah
C. Polis Asuransi Jiwa
Dalam pasal 255 KUHD disebutkan bahwa : “Suatu pertanggungan harus dibuat secara tertulis dalam suatu akte yang
dinamakan polis”. Ketentuan tersebut di atas memberikan kesan seolah-seolah perjanjian
asuransi jiwa harus dibuat secara tertulis sebagai syarat mutlak. Padahal polis bukanlah syarat mutlak adanya perjanjian asuransi jiwa, tetapi hanyalah
merupakan alat bukti adanya perjanjian. Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 257 KUHDagang yang menyatakan
bahwa : “Perjanjian pertanggungan diterbitkan seketika setelah ia ditutup, hak-hak
dan kewajiban-kewajiban bertimbal balik dari si penanggung dan si
Universitas Sumatera Utara
tertanggung mulai berlaku semenjak saat itu, bahkan sebelum polisnya ditandatangani”.
Dalam hal ini berarti bahwa walaupun tidak ada polis polis sebelum terbit, perjanjian asuransi jiwa tetap berlaku apabila telah ditutup telah ada
persesuaian kehendak dan dapat dibuktikan dengan bukti-bukti lain, misalnya dengan kwintansi pembayaran premi.
Meskipun untuk sahnya suatu perjanjian asuransi jiwa menurut undang- undang tidak ada keharusan adanya formalitas tertentu seperti akte tertulis yang
disebut polis, namun sangatlah penting adanya akte yang demikian itu. Hal ini dengan mengingat bahwa perjanjian asuransi jiwa adalah berhubungan dengan
kepentingan finansial dan perjanjian tersebut bersifat perjanjian kemungkinan. Oleh karena itu undang-undang sendiri hendaknya melindungi penanggung
perusahaan asuransi jiwa, dengan cara bahwa adanya perjanjian asuransi jiwa itu harus dibuktikan secara tertulis. Sehingga ditetapkan adanya akte yang
ditandatangani penanggung yang disebut polis, sebagai bukti adanya perjanjian asuransi jiwa tersebut.
Polis menurut pengertian umum adalah suatu perjanjian yang perlu dibuat bukti tertulis atau suatu perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian-perjanjian bukti tertulis untuk perjanjian asuransi. Surat perjanjian ini dibuat dengan itikad baik dari kedua belah pihak yang
mengadakan perjanjian. Di dalam surat perjanjian itu disebutkan dengan tegas dan jelas mengenai hal-hal yang diperjanjikan kedua belah pihak, hak-hak masing-
masing pihak, sanksi atas pelanggaran perjanjian dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian polis dapat juga diartikan surat perjanjian asuransi jiwa yang menguraikan hal-hal yang menjadi dasar dan syarat-syarat asuransi,
ditandatangani oleh penanggung dan pemegang polis. Dari pengertian di atas bahwa polis asuransi merupakan salah satu dari alat bukti telah terjadi perjanjian
asuransi. Pada dasarnya pengertian polis asuransi jiwa sama dengan pengertian polis pada umumnya.
Perbedaan polis asuransi jiwa dengan polis asuransi pada umumnya hanya dari isi polis, dimana isi polis asuransi jiwa diatur dalam Pasal 304 KUHDagang
dan isi polis pada umumnya diatur dalam Pasal 256 KUHDagang. Menurut Pasal 304 KUHDagang, polis asuransi jiwa harus memuat hal-hal
sebagai berikut : 1.
Hari ditutupnya pertanggungan 2.
Nama si tertanggung 3.
Nama orang yang jiwanya dipertanggungkan 4.
Saat mulai dan berakhirnya bahaya bagi si penanggung 5.
Jumlah uang untuk mana diadakan pertanggungan 6.
Premi pertanggungan tersebut Sedangkan menurut polis dari pertanggungan perorangan PT. Asuransi
Jiwasraya, yaitu : 1.
Dasar permintaan asuransi dari calon pemegang polis atas penawaran yang dilakukan PT. Asuransi Jiwasraya melalui brosur-iklan atau agen
perusahaan, dengan adanya kalimat “Berdasarkan Surat Permintaan tanggal …”
Universitas Sumatera Utara
2. Nama Pemegang Polis
3. Nama Tertanggung
4. Macam Asuransi
5. Besarnya Uang Asuransi
6. Berlakunya Asuransi
7. Premi besarnya, periode pembayaran dan cara pembayaran
8. Penerima faedah yang ditunjuk menurut urutannya
Sekarang kita perbandingkan isi polis menurut undang-undang KUHD dengan isi polis yang berlaku dalam praktek pada PT. Asuransi Jiwasraya. Jika
kita perhatikan isi polis seperti polis PT. Asuransi Jiwasraya, maka dapat diberikan catatan sebagai berikut :
1. Hari ditutupnya pertanggungan butir 1 Pasal 304 KUHD tidak
disebutkan di dalam polis Surat Permintaan tanggal …….., tidak dapat dianggap sebagai hari ditutupnya pertanggungan. Karena seperti telah
dikatakan, bahwa Surat Permintaan itu baru merupakan penawaran dari pihak pemegang polis. Penerimaan penawarannya adalah pada tanggal
yang dinyatakan dalam Non-Penutupan. 2.
Nama si Tertanggung butir 2 Pasal 304 KUHDagang, seharusnya disebutkan : nama pemegang polis titik 2 polis PT. Asuransi Jiwasraya.
Sebab pemegang polis yang menjadi kontrakan, walaupun mungkin saja ia juga sekaligus menjadi tertanggung dalam hal pemegang polis
mempertanggungkan dirinya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
3. Nama orang yang jiwanya dipertangungkan butir 3 Pasal 304
KUHDagang, maksudnya adalah nama tertanggung titik polis PT. Asuransi Jiwasraya.
4. Macam asuransi butir 4 polis PT. Asuransi Jiwasraya, tidak ada
disebutkan dalam Pasal 304 KUHDagang, hal ini merupakan perkembangan di dalam praktek, yang memerlukan pencantumannya di
dalam polis. 5.
Saat mulai dan berakhirnya bahaya bagi si Penanggung butir 4 Pasal 304 KUHDagang adalah sama dengan berlakunya asuransi butir 6 polis PT.
Asuransi Jiwasraya 6.
Yang ditunjuk untuk menerima faedah asuransi butir 8 Pasal 304 KUHDagang tidak disebutkan di dalam Pasal 304 KUHDagang. Padahal
pihak yang ditunjuk untuk menerima faedah uang asuransi ini atau tertunjuk adalah sangat penting, karena untuk kepentingan tertunjuk inilah
perjanjian asuransi jiwa itu sebenarnya diadakan. Oleh karena itu pencantumannya di dalam polis mutlak harus ada.
Pada halaman belakang polis PT. Asuransi Jiwasraya terdapat ruang catatan, dengan keterangan :
1. Semua catatan yang tercantum di dalam ruang ini maupun yang terdapat
dalam lampiran-lampiran polis ini adalah bagian mutlak dari perjanjian ini.
2. Perjanjian ini dibuat berdasarkan surat permintaan pemegang polis dan
jika tidak diadakan ketentuan-ketentuan dan atau perubahan-perubahan
Universitas Sumatera Utara
yang dicantumkan di dalam polis ini, maka berlakulah syarat-syarat umum asuransi jiwa terlampir yang merupakan bagian mutlak yang tidak dapat
dipisahkan dari perjanjian ini. Ruang catatan yang dimaksud untuk mencantumkan hal-hal atau
keterangan-keterangan yang penting yang menyangkut ketentuan-ketentuan tambahan atau perubahan-perubahan terhadap kontrak asuransi. Selain itu
tentang polis diatur di dalam Pasal 305 KUHDagang yang menyatakan tentang perkiraan jumlah uang mana diadakan pertanggungan tersebut dan penentuan
tentang syarat-syarat pertanggungan itu diserahkan sama sekali kepada persetujuan kedua belah pihak.
Dari uraian di atas dapat kita lihat polis asuransi jiwa diatur sendiri dalam Pasal 304 KUHDagang, namun dapat kita lihat Pasal 304 KUHDagang mengenai
isi polis asuransi jiwa tidak baku, karena masing-masing perusahaan asuransi jiwa mempunyai isi polis tersendiri yang sebenarnya tidak bertentangan dengan bentuk
baku Pasal 304 KUHDagang. Dalam polis dijelaskan apa yang menjadi hak dan kewajiban pemegang polis serta
hak dan kewajiban dari perusahaan asuransi jiwa.
Hak dan Kewajiban Pemegang Polis
Pemegang polis ialah pihak yang kedudukannya sangat penting disamping penanggung. Sebab ia dapat menentukan kehendak secara bebas, apakah akan
melanjutkan perjanjian pertanggungan atau akan menghentikannya. Hak-hak dari pemegang polis meliputi :
1. Penebusan polis Pasal 7 syarat-syarat polis
Universitas Sumatera Utara
2. Penggadaian polis Pasal 8 syarat-syarat umum polis
3. Menerima pembayaran faedah asuransi Pasal 9
4.
Merubah pihak yang ditunjuk Pasal 11 Ad. 1. Penebusan Polis
Menurut Pasal 7 syarat-syarat umum polis pemegang polis berhak untuk meminta agar perusahaan bersedia menebus polisnya, dengan syarat asalkan
perjanjian masih berlaku dan mempunyai nilai tebus. Dengan berlakunya transaksi penebusan polis dan polis diserahkan kepada perusahaan maka perjanjian menjadi
hapus. Cara seperti ini adalah merupakan penyelesaian perjanjian asuransi yang
tidak sesuai dengan tujuan berasuransi, karena dalam berasuransi kita berharap untuk memperoleh perlindungan dari resiko terhadap diri kita sepanjang masa
kontrak asuransi.
Ad. 2. Penggadaian Polis
Pasal 8 syarat-syarat umum polis memuat ketentuan tentang hak pemegang polis untuk menggadaikan polis meminjam uang kepada perusahaan
dengan polis sebagai jaminan. Menurut ketentuan perusahaan dan dengan syarat polis harus sudah
mempunyai nilai tebus. Besarnya pinjaman yang diberikan maksimal adalah sama dengan nilai tebus dan dikenakan bunga yang besarnya ditentukan perusahaan,
pengembalian pinjaman itu secara angsuran sekaligus dalam waktu yang ditentukan atau akan diperhitungkan dengan pembayaran uang angsuran.
Universitas Sumatera Utara
Ad. 3. Menerima Pembayaran Faedah Asuransi
Pemegang polis atau pihak yang ditunjuk berhak menerima pembayaran faedah asuransi dari penanggung di dalam masa kontrak apabila terjadi resiko.
Bukti-bukti yang diperlukan untuk menerima uang pembayaran faedah asuransi ialah :
Jika tertanggung masih hidup : 1.
Polis
2.
Tanda bukti diri dari pemegang polis
3.
Kwitansi pembayaran premi terakhir yang sah
Jika tertanggung meninggal dunia : 1.
Polis yang bersangkutan
2. Surat keterangan meninggal dunia yang dikeluarkan instansi yang
berwenang
3. Surat keterangan sebab meninggal dunia yang dikeluarkan oleh dokter
yang memeriksa jenazah atau yang merawat
4.
Tanda bukti diri dari penerima faedah
5.
Kwitansi pembayaran premi terakhir yang sah
Disamping bukti-bukti di atas perusahaan asuransi jiwa sebagai penanggung berhak untuk meminta keterangan-keterangan lain yang di anggap
perlu dalam hubungannya dengan pembayaran uang asuransi. Dalam hal penerima faedah atau pihak yang ditunjuk lebih dari satu orang maka
pihak perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap bagian dari masing-masing
Universitas Sumatera Utara
pihak. Pihak perusahaan asuransi akan memberikan uang asuransi kepada orang yang dikuasakan untuk menerimanya.
Ad. 4. Merubah Pihak Yang Ditunjuk
Penerima faedah asuransi yang sudah tercantum di dalam polis masih dimungkinkan untuk dirubah. Pemegang polis masih berhak mengadakan
perubahan terhadap pihak tertunjuk dan harus dilakukan secara tertulis, dengan pembatasan bahwa jika pemegang polis meninggal dunia tetapi pembayaran premi
berlangsung terus, maka pengubahan itu hanya berlaku untuk bagian asuransi yang diperoleh atas dasar premi-premi yang telah dibayar hingga saat
meninggalnya pemegang polis. Terhadap penunjukan itu pihak tertunjuk mempunyai hak untuk minta secara tertulis agar penunjukan atas dirinya bersifat
mutlak, sehingga penunjukan selanjutnya oleh pemegang polis hanya dapat dilakukan dengan persetujuan tertulis dari tertunjuk mutlak tersebut.
Kedudukan pihak tertunjuk yang sudah meninggal dunia dapat digantikan oleh ahli warisnya apabila tidak ada lagi pihak yang ditunjuk, perubahan pihak
yang ditunjuk oleh pemegang polis tersebut selamanya harus dengan persetujuan perusahaan dan harus dinyatakan dalam catatan polis atau keterangan lain dari
perusahaan.
Ad.5. Kewajiban Tertanggung Pemegang Polis
Perjanjian asuransi jiwa adalah suatu persetujuan dua pihak dimana pihak tertanggung membayar premi sebagai prestasi, yang sebagai gantinya menerima
gaji ganti rugi dari penanggung. Pembayaran premi kepada pihak penanggung
Universitas Sumatera Utara
selama kontrak berjalan merupakan kewajiban dari pihak tertanggung pemegang polis.
Untuk menetapkan besarnya premi yang harus dibayar pemegang polis perlu diperhatikan beberapa prinsip :
a. Besarnya uang pertanggungan
Premi atas uang pertanggungan yang besar akan lebih besar dibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil.
b. Umur Tertanggung
Premi atas tertanggung berusia tua akan lebih besar dibandingkan dengan premi atas tertanggung berumur muda.
c. Cara pembayaran premi
Premi yang dibayar secara bulanan lebih besar dibandingkan dengan premi tahunan.
d. Masa asuransi Jumlah premi dengan masa asuransi yang lama akan lebih kecil dibandingkan
dengan masa asuransi yang singkat, kecuali untuk asuransi Jangka Warsa. e. Jenis asuransi
Premi atas asuransi yang mempunyai manfaat yang banyak akan lebih besar dibandingkan yang mempunyai manfaat sedikit.
f. Standart dan Substandart Premi atas asuransi standart akan lebih kecil dibandingkan dengan substandart.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN