Kelapa sawit berkembang biak dengan biji, tumbuh di daerah tropis, pada ketinggian 0 – 500 meter di atas permukaan laut. Kelapa sawit menyukai tanah yang
subur, ditempat terbuka dengan kelembaban tinggi. Kelembaban tinggi itu antara lain ditentukan oleh adanya curah hujan yang tingi, sekitar 2000 – 2500 mm setahun. Bagian
yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak
goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga
diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika.
Seperti tanaman palma lainnya, daunnya merupakan daun majemuk. Daun berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip
dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelepah
yang mongering akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat
beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Wikipedia
2.3 Minyak Inti Sawit
Universitas Sumatera Utara
Hasil utama yang dapat diperoleh dari tandan buah sawit adalah minyak sawit yang terdapat pada daging buah mesokarp dan minyak inti sawit yang terdapat pada kernel.
Kedua jenis minyak ini berbeda dalam hal komposisi asam lemak dan sifat fisika – kimia. Minyak sawit dan inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari setelah penyerbukan, dan
berhenti setelah 180 hari atau setelah dalam buah minyak sudah jenuh. Jika dalam buah tidak terjadi lagi pembentukkan minyak, maka yang terjadi ialah pemecahan trigliserida
menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Pembentukkan minyak berakhir jika dari tandan yang bersangkutan telah terdapat buah membrondol normal.
Minyak yang mula-mula terbentuk dalam buah ialah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh, dan setelah mendekati masa pematangan buah
terjadi pembentukkan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Minyak yang terbentuk dalam daging buah maupun dalam inti terbentuk emulsi pada kantong –
kantong minyak, dan agar minyak tidak keluar dari buah, maka buah dilapisi dengan malam yang tebal dan berkilat. Untuk melindungi minyak dari oksidasi yang dirangsang
oleh sinar matahari maka tanaman terbentuk senyawa kimia pelindung yaitu karoten. Setelah penyerbukkan kelihatan buah yang berwarna hitam kehijau-hijauan dan setelah
terjadi pembentukkan minyak terjadi perubahan warna buah menjadi ungu kehijau- hijauan. Pada saat-saat pembentukkan minyak terjadi yaitu trigliserida dengan asam
lemak tidak jenuh, tanaman pembentukkan karotein dan phitol untuk melindungi dari oksidasi, sedangkan klorifil tidak mampu melakukannya sebagai antioksidan. Naibaho,P,
1998
Universitas Sumatera Utara
Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit didinginkan berwarna
relative terang dan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah. Terdapat variasi komposisi inti sawit dalam hal padatan non minyak dan non protein. Bagian yang
disebut eztractable non protein yang mengandung sejumlah sukrosa, gula pereduksi dan pati, tapi dalam beberapa contoh tidak mengandung pati. ketaren
Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak
kelapa sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan serta industri non pangan serta industri pangan serta industri nonpangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak
sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar. Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keunggulan dibandingkan dengan minyak
nabati lainnya. Minyak yang berasal dari minyak inti kelapa sawit sering disebut minyak biji-
bijian karena berasal dari kacang-kacangan yang terdapat di dalam buah kelapa sawit tersebut. Inti adalah bagian dalam kulit keras sehingga inti mudah terpisah dari bagian
buah terluar. Kebanyakan minyak inti kelapa sawit atau minyak biji-bijian datang dari perkebunan kelapa sawit dan menghasilkan minyak kelapa sawit dengan komposisi dan
mutu yang baik. Di negara bagian Selatan dan Amerika Pusat pohon kelapa sawit mempunyai kualitas minyak yang diperoleh sama seperi perkebunan kelapa sawit di
Negara Afrika dan Malaysia. Minyak inti kelapa sawit di Amerika ini menjadi salah satu nilai dagang yang besar dan biasanya dijual dengan nama spesifik seperti babassu,
Universitas Sumatera Utara
tucum, murumuru, ouricuri dan cohune. Minyak inti kelapa sawit mempunyai komposisi yang hampir sama dengan minyak kelapa tetapi minyak inti kelapa sawit memiliki
kualitas lebih baik. Minyak inti kelapa sawit mempunyai komposisi yang lebih padat dibanding
minyak kelapa dan bagian fraksinya digunakan untuk menghasilkan produk yang keras, tidak mudah meleleh dan produk yang dapat dimanfaatkan lagi untuk jenis tertentu.
Minyak inti kelapa sawit dapat juga mengalami hidrogenasi lebih lanjut dibanding minyak kelapa, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan komposisi antara keduanya.
Hal ini berguna untuk pembuatan produk lain misalnya mentega mempunyai karakteristik yang berbeda dari mentega yang diperoleh apabila menggunakan campuran minyak
kelapa. Campuran antara minyak inti kelapa sawit dengan yang bukan lemak dari asam laurat akan berbusa ketika menggunakan minyak untuk menggoreng. Weiss,T.J, 1983
2.4 Sifat Fisik – Kimia Minyak Dan Lemak 2.4.1 Sifat Fisik Minyak dan Lemak