reputasi selama ratusan tahun dan menduduki puncak tertinggi dalam pengetahuan filsafat, sains, tehnik dan matematika. Ia mirip seperti posisi
Amerika saat ini, dimana beberapa universtias penting berada.
25
D. Transformasi Intelektual Islam Ke Dunia Barat
Dimasa kejayaannya umat Islam menguasai peradaban dunia pada saat Negara-negara barat masih berada dalam kegelapan, Proses transformasi
intelektual Islam ke dunia Barat terjadi secara perlahan dan memakan waktu yang cukup panjang, begitu juga dengan prosesnya tidaklah berjalan dengan mulus
akan tetapi penuh dengan hambatan dan rintangan dari berbagai aspek. Kendala yang paling besar adalah persoalan ideologis, yaitu doktrin gereja yang telah lama
didominasi oleh penafsiran-penafsiran kaum gereja yang kerap kali berbenturan dengan realitas dan norma-norma ilmu pengetahuan sebagaimana telah diuraikan
sebelumnya. Disamping itu, terdapat banyak faktor yang mendukung terjadinya proses
transformasi tersebut, baik faktor internal maupun eksternal. Adapun faktor internalnya adalah sifat inklusifitas umat Islam dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan. Artinya umat Islam tidak hanya mengembangkan ilmu pengetahuan tidak dibatasi hanya untuk umat Islam saja, akan tetapi berlaku umum kepada
siapa saja yang memiliki keinginan untuk belajar serta mengembangkan pengetahuan tersebut, termasuk dari kalangan pelajar Barat.
Selanjutnya menurut abu Su’ud, ada dua jalur yang telah ditempuh oleh bangsa Arab dalam melaksanakan peranannya sebagai agen perubahan dalam
peradaban umat manusia, yaitu melalui peradaban Islam di Spanyol dan perang Salib
26
. kemudian ditambahkan oleh Musyrifah Sunanto bahwa “Ilmu pengetahuan mengalir ke Eropa melalui Anadlusia Sapanyol, Pulau Silsilia, dan
perang Salib
27
, seterusnya Samsul Nizar melengkapi dengan menyatakan bahwa “ penyebaran Filsafat terjadi melalui jalur perdagangan, pendidikan, dan
penerjemahan karya-karya muslim ke dalam bahasa latin.
25 Farhad Daftary ed, Intellectual Traditions in Islam, I.B Tauris, London-New York : in association with The Institute of Ismaili Studies, 2000, h. 34.
26 Abu Su’ud, Islamologi Sejaran Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umata Manusia, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003, h. 197
27 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta: Kecana, 2004, h.228-239
11
Disamping itu, Jayusi mengkaji dan menemukan bahwa model transformasi Kultur Islam ke dalam kebudayaan Barat ada lima cara
28
: 1. Melalui cerita-cerita dan syair-syair yang ditransmisikan secara oral oleh
orang-orang Barat. 2. Kunjungan atau tourisme, pada abad ke 7 M, Cordoba adalah ibukota negara
Islam yang menonjol dan merupakan kota yang paling berperadaban di Eropah, dan karena itu orang Eropah berduyun-duyun mengunjungi tempat
ini untuk belajar dari peradaban Islam. 3. Melalui hubungan perdagangan dan politik resmi melalui utusan yang dikirim
dari kerajaan-kerajaan di Eropa. 4. Menterjemahkan karya-karya ilmiyah orang Islam. Faktanya, monastri-
monsatri Eropah, khususnya Santa Marie de Rippol, pada abad 12 dan 13 M memmiliki ruangan penyimpan manuskrip bagi sejumlah besar karya-karya
ilmiyah orang Islam untuk mereka terjemahkan. 5. Untuk kelancaran proses penterjemahan raja-raja Eropa mendirikan sekolah
untuk para penterjemah di Toledo, tepat sesudah pasukan Kristen merebut kembali kota tersebut pada tahun 1085. tujuannya adalah untuk menggali
ilmu pengetahuan Islam yang terdapat pada perpustakaan-perpustakaan bekas jajahan Muslim itu.
Selanjutnya dalam literaut lain, dijelaskan bahwa beberapa jalur sebagai jalur transformasi ilmu pengetahuan dari dunia islam ke dunia Barat sebagaimana
berikut ini: 1. Melalui Andalusia Spanyol
Perubahan peradaban umat manusia berawal dari bertemunya peradaban Islam dan peradaban bangsa Eropa. Setelah bangsa Arab menduduki
semenanjung Iberia atau Spanyol, mereka membangung Daulah Anadlusia yang dikenal dengan kekhalfihan Barat. Sebagai bangsa yang tergila-gila pada
membaca dan menimba ilmu, mereka melahap semua buku filsafat Yunani kuno, baik yang ada didaratan Eropa maupun yang ada dipusat kekaisaran
Romawi Timur, yaitu Bizantium. Seiring dengan itu, lahirlah para cendikiawan muslim yang disamping menerjemahkan karya-karya kuno, juga menghasilkan
28 Salma Khadra Jayyusi, The legacy of Muslim Spain, Leiden : E.J.Brill, 1992 h.1059- 1060
12
karya sendiri dalam berbagai cabang ilmu. Buku-buku tersebut kemudian dibaca kembali oleh orang Eropa, setelah sekian lama tidak mereka kenali
29
. Ketika itu Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang sangat
penting, menyaingi Baghdad di Timur, sehingga banyak orang Eropa Barat yang datang belajar ke sana, kemudian menerjemahkan karya-karya ilmiah
umat Islam. Setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka mendirikan universitas dengan meniru pola pendidikan Islam dan mengajarkan
ilmu-ilmu yang dipelajari di universitas-universitas Islam
30
. Namun sejalan dengan kemunduran kejayaan Islam, secara perlahan
umat Islam juga kehilangan kekuasaannya di Andalusia, transformasi ilmu pengetahuan tersebut dimulai tahun 1085 M, yakni di saat kota Teledo direbut
raja Alfonso VI yang beragama Kristen sehingga pusat sekolah tinggi dan ilmu pengetahuan Islam beserta isinya terdiri dari perpustakaan berserta ilmuwan-
ilmuwannya, Selanjutnya Ferdinand mengeluarkan sebuah dekrit dimana umat Islam memelih dua alternative, bersedia dibabptis sebagai pemeluk Kristen,
atau keluar dari Spanyol, dengan begitu ada sebagian umat Islam di Spanyol bersedia memeluk agama Kristen dan ada pula yang pergi menginggalkan kota
Spanyol ke Maroko, Mesir dan Turki
31
. 2. Melalui pulau Silsilia
Pulau Silsilia menjadi salah satu pintu gerbang terjadinya transformasi intelektual Islam terhadap dunia Barat.penguasaan islam atas pulau ini dimulai
oleh Muawiyah pada tahun 652 M, kemudian disempurnakan tahun 827 M oleh Amir Bani Aghlab masa Al-Makmun. Selama 189 tahun, pulau ini
merupakan satu provinsi daulah Aghlab dengan ibukota Palermo dan mengausai semenanjung Italia, kota Nopels Napoli Vanesia, Vatikan, dan
kota Roma sehingga paus Johanes VIII menganggap perlu untuk membayar upeti selama 2 tahun. Bahkan pulau Malta dan pulapulau di laut tengah juga
dikuasi Bani Aghlab sehingga laut Tengah pada abad pertengahan disebut laut Arabiah.
29 Abu Su’ud, Op. cit, h, 197 30 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Jakarta : PT Raja Grafindo, 2004,cet. Ke-16 h.
169 31 K. Ali, Sejarah Islam Tarikh Pramodern, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 1997, h.
316-317
13
Dari Silsilia, ilmu pengetahuan Islam meluas ke daratan Italia semenjak didirikannya Universitas Nepals oleh Raja Federick II pada tahun 1224 M
sebagai perguruan tinggi pertama di Eropa
32
. Diantaranya siswanya adalah Thomas Aquinas, pemimpin Katolik yang terkenal itu. Di Universitas ini Raja
Federick II yang dpandang sebagai sultan Islam yang masih Kristen menghimpun naskah-naskah Arab dan bukunya Aristoteles serta Avoreos lalu
menerjemahkannya kemudia digunakan dalam daftar pelajaran untuk dipelajari.
3. Melalui perang Salib Perang salib merupakan jalur lain dari transformasi ilmu pengetahuan
dari Islam ke dunia barat, terjadinya kontak sosiologis antara timur dan barat menyebabkan terjadinya pertukaran budaya antar dua bangsa. Sebagai akibat
dari pertukaran buadaya itu, dan pembacaan kembali karya-karya Yunani kuno, bangsa Eropa mengenali kemali alam pikir yang rasional
33
. Pada awal datang tentara salib ketanah suci, mereka kagum menyaksikan
kemajuan dan kemakmuran nengeri timur, setelah mereka melakukan penyerbuan selama dua abad, mereka hidup di daerah itu. Selama mereka
menetap dan menjalani kehidupan di negara Islam, semakin bagi mereka ketinggian kebudayaan Islam dalam berbagai aspek kehidupan, kemudian
merekapun mulai menirunya, mulai dari segi makanan, pakaian, alat-alat rumah tangga, musik, alat-alat perang, obat-obatan, ilmu pengetahuan,
perekonomian, irigasi, tanam-tanaman, sitem pemerintahan, dan lain-lain. Bahkan dalam pergaulan mereka memakai bahasa Arab dan adapula yang
menikah dengan penduduk asli, yang tidak kalah pentingnya banyak pula diantara mereka yang menjadi muslim
34
. Lebih lanjut dijelaskan Oemar Hoesen dalam Musyrifah Sunanto, bahwa
“ketika tentara Slaib sedang berkuasa, setiap ada pasukan yang pulang ke Eropa selalu membawa apa saja yang mereka temui, apakah itu berupa buku-
buku ilmu pengetahuan, alat-alat kedokteran, kompas, dan hasil kemajuan umat Islam. Demikian juga ketika terakhir kali terusir dari Okka, mereka
membawa segala yang mereka rampas dari hasil kemajuan umat Islam, dengan
32 Philip K. Hitti, Histori of the Arabs, London : MacMilan, 1964, h. 610 33 Abu Su’ud, Op. Cit, h. 197
34 Musyrifah Sunanto, Op. Cit, ih. 239-240
14
demikian dapat dikatan bahwa perang salib merupakan jembatan sebagai tempat mengalirnya kebudayaan Islam di Eropa
35
. Selanjutnya Ajid Thohir menjelaskan bahwa perang saling menimbulkan
akibta penting dalam sejarah dunia, karena membawa Eropa ke dalam kontak langsung dengan dunia Islam, melalui perang salib inilah antara barat dan
timur terjalin, pengajuan orang timur yang prgresif dan maju, pada saat meenjadi daya dorong yang bagi pertumbuhan intelektual Eropa barat, hal ini
memerankan bagian penting bagi timbulnya Renassance di Eropa
36
. Dari uarain diatas dapat dipahami bahwa perang salib merupakan
pristiwa yang sangat berharga dan menguntungkan bagi bangsa barat, yang selama ini jauh dari kemajuan atau boleh dikatakan sangat tertinggal jika
dibandingkan dengan kemajuan yang diperoleh umat Islam pada waktu itu, melaui perang salib itu, dunia barat mendapatkan ilmu pengetahuan dan
berbagai temuan umat Islam yang sangat mengagumkan, yang kemudian bisa mereka kembangkan untuk mencapai kemajuan di berbagai aspek kehidupan.
4. Melalui jalur pendidikan Universitas uamat Islam yang menjadi incaran dan banyak didatangi
oleh pemuda eropa untuk menggali ilmu pengetahuan yaitu : Cordova, Sevilla, Valensia, dan granada di Andalusia. Samsul Nizar menyebutkan bahwa “
sejaka abad ke-10 banyak mahasiswa dari berbagai negara di Eropa yang data ke kota-kota tersebut untuk menimba ilmu pengetahuan yang sudah cukup
maju
37
. Para pelajar yang sudah menggali dan menguasai ilmu pengetahuan dari Universitas Islam tersebut, selanjutnya mendirikan perguruan tinggi
sendiri dengan dimotori oleh penguasa-penguasa kristen ketika mereka sudah mengausai wilayah Islam khususnya bagian barat seperti; Andalusia, Silsilia,
dan sekitarnya. Dengan demikian, dipahami bahwa bangsa Barat memperoleh kemajuan
di bidang ilmu pengetahuan merupakan hasil pengalaman yang berharga dari mereka menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi umat Islam, sehingga
35 Ibid, h. 241-242 36 Ajid Thohir, Perkembnagan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Melacak akr sejarah,
Sosial, Politik, dan Budaya Umat Islam, Jakarta : PT RAJA Garfindo Persada, 2004, cet. Ke-1, h. 141
37 Samsul Nizar, Kebudayaan Filsafat dari Islam ke Barat, dalam Jurnal al-Ta’lim, Vol. VI, NO 11.2001 Padang : IAIN IB Press, 2001, h. 9
15
mereka termotivasi dan terinspirasi dengan melihat kenyataan betapa luar biasa kemajuan yang dicapai umat Islam, dengan demikian mereka
mengusahakan untuk menguasai wilayah Islam, yang kemudian mencoba mendirikan perguruan tinggi dengan menerapkan sistem pendidikan yang
pernah diterapkan umat Islam. 5. Melalui penerjemahan karya-karya umat Islam ke bahasa latin
Kegiatan penerjemahan merupakan salah satu jalur dari transformasi limu pengetahuan ke dunia barat, Secara umum ada dua jalur kontak antara
barat Eropa dengan intelektual Muslim, pertama, para mahasiswa Eropa yang belajar di berbagai lembaga perguruan tinggi Islam Spanyol, Silsilia, dan
italia selatan, Kedua, kontak lansung para ilmuwan Eropa dengan karya-karya asli umat Islam yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Latin dan
bahasa eropa lainnya
38
. Kemudian kegiatan penerjemahan ini dilakukan dengan serius selama
beberapa abad mulai dari abad ke-612 dan abad ke-713, namun masih dilanjutkan dalam intensitas yang lebih rendah pada abad berikutnya. Pada
pertengahan abad ke-814 jumlah karya yang diterjemahkan dari bahasa Arab ke dalam bahasa-bahasa Eropa telah mencapai 1200 hingga 1500 judul.
Dengan demikian, terlihat jelas bahwa dunia barat menggali dengan sungguh karya-karya besar umat Islam, untuk melepaskan bangsanya jauh dari
ketertinggalan, akhirnya dunia barat bisa mewujudkan harapannya dengan buku-buku terjemahan itu membawa perubahan yang sangat mendasar pada
kegiatan ilmiah dunia latin Eropa. 6. Melalui jalur perdagangan
Jalur perdagangan merupakan jemabatan transformasi ilmu pengetahuan ke dunia Barat, seperti Andalusia, Silsilia, dan Syitia, disamping itu para
pedagang muslim Andalusia melakukan hubungan dagang dengan negeri- negeri kristen melalui jalur barat maupun Timur, dari kontak melaui
perdagangan yang dilakukan umat Islam dan Eropa, dunia barat mendapar pelajaran yang sangat berharga yaitu dengan melihat kemajuan-kemajuan yang
38 Hasan Asari, op. Cit h. 244
16
telah dicapai umat Islam, karena hal ini memberikan arti secara langsung mereka telah mengembangkan kebudayaan Islam ke Eropa
39
.
E. Konstribusi Intelektual Muslim Terhadap Dunia Barat