Transformasi Intelektual yunani ke Dunia Islam

bangsa. Para penguasa akan leluasa menguasai hak-hak orang banyak tanpa ada beban sama sekali, sebagaiman terhadi pada masa kekuasaan romawi, sebagaimana yang dijelaskan Abu hasan Ali Nadwi dalam karyanya Islam and The Word, bahwa ”para wali gereja dilanda pelanggaran moral yang mencolok, St. Jerome sendiri mengeluh bahwa perjamuan banyak uskup, diliputi kemewahan ala gubernur provinsi, jabatan-jabatan gereja diperoleh melalui tipu daya, kemurahan hati, kelonggaran, izin-izin, pengampunan, pengikutsertaan, dan hak-hak istimewa diperjualbelikan seperti barang dangangan. Paus innocent VIII menggadaikan mahkota Paus, Tentang Leo XI dikatakan bahwa ia telah memboroskan tabungan-tabungan para pendahulunya 16 .

C. Transformasi Intelektual yunani ke Dunia Islam

Tranformasi secara umum dipahami sebagai proses pindah dari suatu tempat ke tempat lain, atau perubahan sesuatu, dalam konteks ini trnsforamsi iintelektual dipahami sebagai proses perpindahan intelektual terutama dalam pemikirannya ilmunya dari peradaban yunani, ke Romawi dan persia sampai ke dunia Islam dan kembali lagi ke dunia barat. Menentukan dengan pasti permulaan masuknya ilmu filsafat dan sains Yunani, sejatinya sangat rumit, karena para sejarawan tergesa-gesa menunjuk masa Abbasiyah sebagai titik tolak transformasi pemikiran filsafat Yunani ke dalam dunia Islam melalui proses penerjemahan. Sejak terjadinya ekspansi Islam ke beberapa wilayah di luar jazirah Arab, seperti Bizantium hingga Spanyol, Islam pun mulai berkenalan secara intensif dengan berbagai kultur yang ditemuinya. Filsafat yunani ditemukan umat Islam dalam bahasa Syria yang campuran antara pemikiran Plato dan Aristoteles, akan tetapi tidak dalam bentuk aslinya Vitalitas ilmuan dan filosof Yunani, jembatan yang menghubungkan antara pengetahuan Hellenisme dengan budaya Islam adalah pertama penaklukan Damaskus yang dijadikan sebagai ibukota provinsi Syria, yang selanjutnya menjadi ibu kota daulah bani Umayyah pada abad ke-7, yaitu pada masa pemerintahan Abdul malik bin Marwan, adiministrasi yang berbahasa yunani diganti menjadi bahasa arab, Aleksandria, Antioch, Bactra dan jundi Syapur 16 Abdul Hasan Ali Nadwi, Islam and Word pnj, Adang Affandi, Bandung, Angkasa, 1987, h. 144 7 menjadi pusat ilmu pengetahuan filsafat yunani, dan kedua melalui penerjemahan buku-buku filsafat Yunani kedalam bahsa syria yang merupakan nahsa intelektual timur tengah, yang mencapai puncaknya pada masa kekhalifahan Al-Makmun, dengan didirikannya pusat penerjemahan Bait al- Hikmah Rumah Pengetahuan pada tahun 830 M217 H 17 . Dari penjealasan di atas, terlihat jelas bahwa transformasi filsafat Yunani ke dunia Islam sudah terjadi pada kurun pertama Hijriyah, kemudian diteruskan pada masa Abbasiyah 113-656 H750-1258 M. Nakosteen menjelaskan yang dikutip Samsul Nizar, bahwa setidaknya ada empat factor yang ikut mendukung terjadinya transformasi inteletual Yuani ke dunia Islam diantaranya 18 : 1. Terpecahnya beberapa institusi Kristen Ortodoks sekte Nestorian dan Monophysite dengan gereja induk, dengan alasan perbedaan doctrinal, yang akibatnya banyak kaum intelektual kedua sekte tersebut dikucilkan, bahkan terlempar dari unsure kegerajaan. Sehingga mereka harus mencari kebudayaan yang lebih bersahabat dan kondusif dalam mengayomi ide dinamis mereka. Satu-satunya alternative adalah ke dunia Islam. Dari ilmuwanb kedua sekte ini, umat islam kemudian mengenal pengetahuan Helenisti, terutama Ilmu kedokteran, matematika, astronomi, tekonologi dan filsafat. 2. Penaklukan Alexannder Agung, juga ikut menyebab tersebarnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan Yunani ke Persia dan India yang kemudian kedua Negara ini akhirnya menjadi wilayah kekuasaan Islam. 3. Adanya pengembangan kurikulum studi yang mampu mengakomodir seluruh ilmu pengetahuan era Universitas Alexandria oleh kekaisaran Persia di Akademi Jundi Shapur. Akademi ini selama abad ke-6 mampu memadukan ilmu pengetahuan India, Grectioan, Syiria, Helenistik, Hebrew, dan Zoroatrian, termasuk menerjemahkan ilmu pengetahuan, dan filsafat klasik Yunani ke bahasa Phalevi dan Syiria yang kemudian disebarkan ke dunia Islam dan Barat, sampai tugas ini diambil alaih oleh Baghdad di dunia bagian Timur dan Sisilia serta Cordova di Islam bagian Barat. 4. Adanya peranan para penterjemah Hebrew Yahudi yang menerjemahkan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Hebrew dan Arab dan sebaliknya. Setelah 17 Abudin Nata, Sejarah Pendidikan Islam: Pada Periode Klasik dan Pertengahan, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2010, h. 159 18 Ibid, h. 22-23 8 Islam memilki kebudayaan yang demikian tinggi, mereka menjadi transmisi alih ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke dunia barat. Pada zaman kekhalifahan Bani Umayyah, umat Muslim telah banyak mentransmisikan pemikiran Yunani. Karya Aristoteles, dan juga tiga buku terakhir Plotinus Eneads, beberapa karya Plato dan Neo-Platonis, karya-karya penting Hippocrates, Galen, Euclid, Ptolemy dan lain-lain sudah berada di tangan Muslim untuk proses asimilasi. 19 Puncak kegiatan transmisi terjadi pada era kekhalifahan Abbasiyyah. Menurut Demitri Gutas proses transmisi penterjemahan di zaman Abbasiyah didorong oleh motif sosial, politik dan intelektual. 20 Ini berarti bahwa seluruh komponen masyarakat dari elit penguasa, pengusaha dan cendekiawan terlibat dalam proses ini, sehingga dampaknya secara kultural sangat besar. Usaha gigih umat Islam periode awal sampai periode pertengahan untuk menerjemahkan warisan intelektual yunani berperan besar dalam kesinambungan mata rantai sejarah peradaban dunia, khazanah intelektual yunani kuno, yang telah dihidupkan kembali oleh budaya Arab-islam, lalu diterjemahkan ke dalam bahsa latin dalam alam pikiran Eropa diperalihan zaman pertengahan abad ke-13 M-14 M, untuk selanjutnya diteruskan akan dikembangkan pada abad Modern 21 . Peradaban Yunani yang ditransforamsi ke dalam bahasa arab secara besar- besaran, sehingga terjadi interaksi intelektual antara pemikiran filsafat islam dengan filsafat Yunani, bahkan terpengaruh oleh filsafat Yunani itu sendiri, para pilosof Islam banyak mengambil pemikiran Aristoteles dan mereka banyak tertarik terhadap pemikiran-pemikiran Platonius, sehingga banyak teori-teori filosuf Yunani diambil oleh filosuf Islam. Dengan bahasa lain, tradisi Yunani banyak memberikan pengaruh dlam cabang-cabang khazanah keilmuan Islam 22 .. Setelah terjadi booming penerjemahan ilmu-ilmu yunani ke dalam bahasa Arab, maka filsafat yunani tidak asing lagi dikalangan akdemisi Muslim, para 19 Sharif, M.M., A History of Muslim Philosophy, jilid. II, Low Price Publication, Delhi, 1995, h.1349. 20 Dimitri Gutas, Greek Thought, Arabic Culture, The Graeco-Arabic Translation Movement in Baghdad and Early Abbasid Society 2 nd -4 th 8 th -10 centuries, London-New York : Routledge, , 1998, h.191. 21 Taufik Adullah, dkk, Eksiklopedi Tematis Dunia Islam : Pemikiran dan Peradaban, jilid 4, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, h. 15 22 Baharuddin, Umiarso, dan Sri Minarti, Dikotomi Pendidikan Islam : Historisitas dan Implikasi pada mMasyarakat Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 h. 30-31 9 teolog muslim mengambil sebagian tradisi Yunani, filasafat ketuhanan dan logika Aristoteles sebagai dasar argumentasi teolog dan alat debat, kemudian intelektual muslim menterjemahkan karya-karya Yunani tersebut. Kemudian mereka mengkaji teks-teks itu, memberi komentar, memodifikasi dan mengasimilasikannya dengan ajaran Islam. 23 Dengan demikian dipahami bahwa proses asimilasi terjadi ketika peradaban Islam telah kokoh. Artinya ummat Islam mengadapsi pemikiran Yunani ketika peradaban Islam telah mencapai kematangannya pada masa Abbasiyah dengan pandangan hidupnya yang kuat. Di situ sains, filsafat dan kedoketeran Yunani diadapsi sehingga masuk kedalam lingkungan pandangan hidup Islam. Produk dari proses ini adalah lahirnya pemikiran baru yang berbeda dari pemikiran Yunani dan bahkan boleh jadi asing bagi pemikiran Yunani. Dengan paradigma seperti itu, umat Islam benar-benar mencapai puncak kejayaan gemilang yang belum pernah dicapai oleh bangsa-bangsa yang ada di dunia ini sebelumnya, hampir sebagian besar disipilin ilmu pengetahuan baik yang berbasis politik, ekonomi, social, budaya, eksak, dan agama itu sendiri adalah muncul dan dihasilkan oleh para pemikir umat Islam, sehingga banyak ilmuan yang cukup dikenal di dunia barat sekalipun, diantaranya : Al- Khawarizmi Al-gorismus dan ibn Haitam Al-Hazen dikenal sebagai ahli matematika dan astronomi, ibn Rusyd Averroes dan ibn sina Avicena sangat dikenal sebagai ahli kedokteran, Al-Khazini, Al-Khurasani, al-Razi, dan ibn Sina dalah penyumbang terbesar terhadap ilmu fisika dan teknologi dan lain-lain 24 . Kemajuan tradisi intelektual dan ilmu pengetahuan dalam Islam dirasakan oleh masyarakat Eropa pada zaman Bani Umayyah di Andalus Spanyol. Oliver Leaman menggambarkan kondisi kehidupan intelektual di sana sebagai berikut: ….pada masa peradaban agung wujud di Andalus, siapapun di Eropa yang ingin mengetahui sesuatu yang ilmiyah ia harus pergi ke Andalus. Di waktu itu banyak sekali problem dalam literatur Latin yang masih belum terselesaikan, dan jika seseorang pergi ke Andalus maka sekembalinya dari sana ia tiba-tiba mampu menyelesaikan masalah-masalah itu. Jadi Islam di Spanyol mempunyai 23 Oliver Leaman, An Introduction to Medieval Islamic Philosophy, Cambridge University Press, Cambridge, 1985, h. 6. 24 M. Thobrani, Cendikiawan Muslim dan penemuan paling brilian dari Dunia Islam, Yokyakarta: Titan, 2010 10 reputasi selama ratusan tahun dan menduduki puncak tertinggi dalam pengetahuan filsafat, sains, tehnik dan matematika. Ia mirip seperti posisi Amerika saat ini, dimana beberapa universtias penting berada. 25

D. Transformasi Intelektual Islam Ke Dunia Barat