Sejarah ringkas perkembangan Intelektual dari yunani, Romawi dan Persia sampai ke dunia Islam

B. Sejarah ringkas perkembangan Intelektual dari yunani, Romawi dan Persia sampai ke dunia Islam

Sejarah panjang peradaban Yunani mengantarkannya ke puncak peradaban manusia di seluruh dunia, kemajuan di berbagai bidang dengan mudah terlihat sebagai simbolissai kuatnya peradaban ini, di bidang ilmu pengetahuan tidak ada perkembangan ilmu modern yang mampu mengelak dari merujuk akarmya ke Yunani. Peradaban ini melahirkan sederatan nama besar di berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti Thales, Anaxismenmes, Anaximander, Protagoras, Socrates, Aristoteles, Plato, Plotinus, Pyitagoras dan lain 1 . Misalnya di Athena Plato mendirikan akademika filsafat yang belakangan dikenal dengan museum Athena, sebuah lembaga besar dan terbuka, tempat para ilmuwan dari berbagai latar belakang bangsa dan agama bersama-sama mengembangkan ilmu pengetahuan. Ketika kerajaan Yunani mengalami kemunduran dan kemudian Kaisar Augustus mendirikan kerajaan Romawi 27 SM, yang memiliki karakter yang berbeda dengan penguasa sebelumnya, sifat ilmiah dan kontemplatif dari peradaban ynunani kini diganti oleh sebuah peradaban yang cenderung agak pratikal. Peralihan ini sangat berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga produktivitas ilmiah benar-benar mengalami di bawah pimipinan kerajaan Romawi, Chester G. Starr menyebutnya sebagai abad mandul, yang disebabkan beberapa faktor yaitu 2 : a absolutisme sistem imperial yang diterapkan kerajaan Romawi benar-benar bertentangan dengan kebebasan sebagai syarat perkembnagan ilmiah, b peralihan besar-besaran dalam struktur kelas sosial, dimana kelas atas yang sebelumnya merupakan penyanggga peradaban Yunani hancur, dan c bangkitnya individualisme menggeroti sistem kemasyarakatan sehingga tidak memberi kemungkinan berkembangnya peradaban yang tinggi. Kemunduran ini sudah jelas ini mencapai puncaknya ketika kaisar Justian I berkuasa, karena karena kaisar ini memiliki padangan yang sempit dan tidak terlalu menghargai ilmu pengetahuan, didorong oleh motif ini dan alasan- alasan ekonomi yang lain, sehingga pada tahun 529 dia memutuskan menutup 1 Hasan Asari, Menguak Sejarah Mencari ‘Ibrah, Bandung : Ciputaka Media, 2006, cet. 1, h. 234-235 2 Ibid, 235 2 museum Athena maupun sekolah-sekolah lain yang ada di kota tersebut. Dengan tindakan ini hilanglah kebebasan dan kemerdekaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Abdul Aziz dahlan menjelaskan “bahwa Bapak-bapak gereja Kristen, setelah agama Kristen menjadi agama resmi imperium romawi pada dasawarsa ketiga abad ke-1V masehi. Para pembesar gereja bersemangat membasmi ilmu dan filsafat. Mereka menganggap ilmu sebagai sihir. kebencian mereka pada pengetahuan manusia, dinyatakan dalam pribahasa mereka “ketidaktahuan adalah sumber kesalehan”. Pepustakaan-perpusatakaan di kota Alexandria dibumihanguskan pada tahun 1993 M, atas anjuran bapak-bapak gereja, sekolah- sekolah filsafat di Athena ditutup pada tahun 529 M. dan para pengajarnya diusir, perpustakaan istana yang dibangun oleh kaisar Agusnius Cesar bibakar oleh paus Gregerius Agung 590-604, ia melarang orang membaca karya-karya pengarang yunani dan romawi kuno. 3 Selanjutnya pada masa ini, para ilmuwan dianggap kafir, zindik, dan keuar dari agama masehi, karena itu mereka disiksa dan dihukum dengan berbagai hukuman, oleh karena menghindari hukuman itu ada sebagian dari mereka melarikan diri ke Asia dan menetap di Syiria, Irak, dan Jazirah Arab. Di sana mereka dapat bebas mengajarkan ilmu dan filsafat yunani. Disebabkan oleh tindakan pembesar gereja tersebut, dunia barat sunyi senyap dari filsafat dan ilmu Pengetahuan, selain dari ilmu agama Masehi 4 . Doktrin gereja tersebut berkembang hingga abad pertengahan, sehingga pada saat itu pula dunia barat mengalami masa kegelapan yang pada akhirnya dengan perlawanan para ilmuwan yang mempertahankan pendirian ilmiahnya dan berkualisi dengan raja untuk menumbangkan kekuasaan gereja 5 . Kualisi yang dibangun ini berhasil, sehingga berakhirlah kekuasaan gereja dan muncullah Renaissance yang pada akhirnya melahirkan sekularisasi dan lahirlah dikotomi antara limu dan gereja agama 6 . 3 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam Menelusuri Jejak pendidikan Era Rsulullah samapi Indonesia, Jakarta: Kencana, 2009, cet. Ke-3, h. 138 4 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Hidakrya Agung, 1993, h. 158-159 5 Majmul Qamar, Epistimologi Pendidikan Islam, dari Mentode Rasional hingga Metode Kritik, Jakarta : Erlangga, 2005, h. 74-75 6 Mohammaed Arkoun, Rethinking Islam, penj, Yudian W Asmin dan Lathiful Khuluq, Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 1996, h. 24 3 Dengan keadaan yang kurang menguntungkan ini banyak ilmuwan memutuskan untuk meninggalkan Athena, dan memilih pindah ke tempat dimana kebebasan dan fasilitas keilmuwan lebih tersedia, pada umumnya mereka pindah ke daerah-daerah dipantai timur laut tengah 7 , proses ini berperan besar bagi perkembangan pemikiran helenisme yang memadukan tradisi intelektual Yunani dan tradisi intelektual muslim, diantara mereka yang memutuskan meninggalkan Athena pada tahun 529 adalah Justinianos, Athenius, proelus, Damascius, Simplicius, Eulamius, Priscianus, Diogenes, dan Isidorus, kegiatan ilmiah mereka menacakup bidang filsafat alam, psikologi, perawatan tubuh, astonomi, dan Sejarah 8 . Penutupan Athena dan eksodus ilmuan merupakan salah satu factor yang mendorong terbentuknya pusat kegiatan limiah di daerah sebelah timur laut tengah, Diantara kota-kota penting sebagai pusat keilmuan yang ada disini adalah: Aleksandria Al-Iskandariyah, Eddesa, Nisbis dan Jundi Syapur. Kota Aleksandria berada dibawah kekuasaan romawi timur hingga datangnya islam. Kota ini sejak abad pertama masehi telah menjadi pusat pengembangan filasafat dan ilmu pengetahuan yunani, demikian juga ilmu-ilmu yang berasal dari tradisi-tradisi timur india dan cina maupun trasisi ilmiah Mesir sendiri yang sudah sangat tua, dengan demikian, kota ini tidak saja berfungsi melanjutkan tradisi yunani tetapi juga memfasilitasi pembauran tradisi tersebut dengan tradisi timur 9 . Pada abad ke-5 tanda kemunduran kegiatan ilmiah mulai menerpa kota ini, agaknya fantisme agama telah menyebabkan kebebasan itelektual mulai terganggu, melihat kondisi ini sebagian besar ilmuan memilih untuk masuk ke daerah-daerah yang dikuasai kerajaan Persia sasaniyah yang lebih menjamin kebebasan dan fasilitas yang baik. Kemunduran kota Aleksandria berlanjut terus sehingga pada saat tentara islam menaklukannya pada tahun 643 M. yang tersisa hanyalah bagian kecil dari lembaga-lembaga ilmiah yang dulunya sangat megah. Setelah kemuduran Athena dan Aleksandria kota yang menjadi tujuan para ilmuan adalah Eddesa dan Harran, dua kota Mesopotamia utara dimana 7 Dalam peta modern daerah timur laut terngah itu adalah Palestina, Lybia, Syria, Mesir dan Lebanon. 8 Mehdi Nakosteen, History of Islamic Origins Of Western Educvation A.D 800-1350 With an Introduction to medieval Muslim Education Boulder : University Of Colorado Press, 1964 h. 20 9 Hasan Asari, op. cit, h. 237 4 kebudayaan Syria kuno sudah berkembang sejak awal. Sebagai kota ilmiah, para ilmuan pagan mendapatkan tempat yang terhormat di kota ini, bahkan kegiatan kota Harran cenderung lebih didominasi oleh para ilmuan pagan 10 . Pada tahun 489 M, kaisar Romawi Timur merintahkan agar Akademi ilmiah Edessa ditutup. Dengan demikian para ilmuan kembalki harus pindah, kali ini ke Nesibis, disini berlangsung kegiatan perjemahan karya-karya penting Yunani dan Sankerta ke dalam bahasa Persia lama Pahlavi dan bahasa Syiria, oleh para ilmuan Syria, Yahudi, Persia dll 11 . Diantara karya-kraya yang diterjemahkan mencakup bidang Matematika, astronomi, kedokteran dan filsafat. Pada paruh abad ke0-6 Masehi kota Nisibis memiliki sebuah akdemi pendidikan yang mungkin bias disebut terbaik di dunia kala itu 12 . Selain itu pusat kegiatan ilmiah yang sangat penting lainnya adalah Jundi Syapur yang terletak dibagian tenggara Mesopotamia dan berada di bawah kekuasaan Persia Sasaniyah, Jundi Syapur menjadi pusat inteletual terbaik di zamannya, khususnya setelah Raja Syapur II 310-379M memperluas kota ini dan membangun sebuah akdemi ilmiah dengan dukungan fasilitas dan finasial yang baik, Akademi ini kemudian melanjutkan usaha bangsa Persia yang sejak awal telah berupaya mengembangkan pengetahuan yang mereka warisi dari peradaban Babilonia dan India, khusus bidang kedokteran, Matematika dan Musik. Bersamaan dengan berkembangnya kegiatan ilmiah di kawasan Sasaniyah, kerajaan romawi timur tampaknya lebih banyak dikuasai oleh kaisar- kaisar, yang tidak mendukung kegiataan ilmiah, yang mengakibatkan ditutupnya sejumlah akademi, hal ini secara langsung menguntungkan kota Persia Jundi Syapur, akhirnya banyak ilmuan yang pindah ke Jundi Syapur, kegitan ilmiah di Jundi Syapur mencapai puncak kegemilangannya pada abad ke-6, namun kota ini masih relative vital sampai sekitar abad ke 10 M, setelah berada dibawah kekuasaan Muslim 13 . Dalam kaitannya dengan Islam, kesemua kota tersebut dan tradisi intelektual yang dimilikinya adalah sebuah latar belakang, pada umumnya kota- 10 Mehdi Nakosteen, op. cit, h. 296 11 Hasan Asari, op. cit, h. 238 12 Mehdi Nakosteen, op. cit, h. 20 13 Ibid, h. 19 5 kota Romawi timur telah mengalami kemunduran serius pada abad ke-5 dan ke- 6, proses kejatuhan Romawi tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Edward Gibbon dalam The Decline And Fall Of The Roman Empire menyatakan bahwa periode kedua dari merosot dan jatuhnya Kekaisaran Romawi disebabkan oleh lima faktor: pertama di era kekuasaan Justinian banyak wewenang memberi kepada Imperium Romawi di Timur; kedua adanya invasi Italia oleh Lombards; ketiga penaklukan beberapa provinsi Asia dan Afrika oleh orang Arab yang beragama Islam; keempat pemberontakan rakyat Romawi sendiri terhadap raja- raja Konstantinopel yang lemah; dan terakhir munculnya Charlemagne yang pada tahun 800 M mendirikan Kekaisaran Jerman di Barat 14 . Jadi penyebab kejatuhan Romawi merupakan kombinasi dari berbagai faktor, seperti problem agama Kristen, dekadensi moral, krisis kepemimpinan, keuangan dan militer. Dan di antara faktor terpenting penyebab kajatuhan Romawi adalah datangnya Islam. Sementara kota Sasaniyah sedikit lebih belakangan, secara geografis Islam yang diturunkan di semenanjung Arabia, dikelilingi pada kebanyakkan sisinya oleh daerah kekuasaan Romawi Timur mesir dan pantai timur laut tengah dan Sasaniyah Mesopotamia dan Persia. Umat islam melakukan perluasan wilayah yang kecepatannya sulit ditandingannya dalam sejarah bangsa-bangsa dunia, lebih kurang satu abad umat Islam telah menguasai sebagian besar wilayah yang semula dikuasai oleh Romawi timur dan Sasaniyah yang memang proses dalam keruntuhan terutama akibat peperangan yang berkepanjangan 15 . Dari perjalanan panjang intelektual di atas terlihat bahwa sangat besar pengaruh perhatian penguasa terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, jika penguasa menganggap ilmu pengetahuan itu adalah kunci kemajuan, maka penguasa akan memberikan dukungan dan bantuan yang seluasnya untuk pengembangan ilmu, hal ini lah yang terjadi pada peradaban yunani. Dan sebaliknya jika ilmu pengetahuan tidak diberikan ruang dan kebebasan untuk berkembang akan membawa kemunduran dan kehancuran peradaban suatu 14 Edward Gibbon, The Decline and The Fall of Roman Impire, Abridged and Illustrated London :United Kingdom, Bison Books Ltd. 1979, h. 1. 15 Marshall G.S Hodson, The Venture Of Islam, Chicago : The University of Chicago Press, 1977, h. 146 6 bangsa. Para penguasa akan leluasa menguasai hak-hak orang banyak tanpa ada beban sama sekali, sebagaiman terhadi pada masa kekuasaan romawi, sebagaimana yang dijelaskan Abu hasan Ali Nadwi dalam karyanya Islam and The Word, bahwa ”para wali gereja dilanda pelanggaran moral yang mencolok, St. Jerome sendiri mengeluh bahwa perjamuan banyak uskup, diliputi kemewahan ala gubernur provinsi, jabatan-jabatan gereja diperoleh melalui tipu daya, kemurahan hati, kelonggaran, izin-izin, pengampunan, pengikutsertaan, dan hak-hak istimewa diperjualbelikan seperti barang dangangan. Paus innocent VIII menggadaikan mahkota Paus, Tentang Leo XI dikatakan bahwa ia telah memboroskan tabungan-tabungan para pendahulunya 16 .

C. Transformasi Intelektual yunani ke Dunia Islam