91
c Bebas perangko untuk pengiriman dokumen kampanye pemilu melalui kantor pos.
E. Pengeluaran Partai
1. Jumlah maksimal pengeluaran Dana Kampanye limits on expenditures perlu pula dibatasi:
40
a Jumlah pengeluaran untuk kampanye pertama-tama berkaitan erat dengan sistem pemilihan umum yang diterapkan. Sistem
Pemilu Proporsional dengan multi-member constituency banyak kursi per Dapil dan sistem daftar terbuka menyebabkan
pengeluaran dana kampanye jauh lebih besar daripada yang ditimbulkan sistem Pemilu proporsional dengan muli-member
constituency dan sistem daftar calon tertutup karena pada sistem yang pertama setiap calon melaksanakan kampanye
sedangkan pada sistem yang kedua hanya partai politik saja yang melaksanakan kampanye.
b Jumlah maksimal pengeluaran perlu ditetapkan secara seksama sehingga tidak terlalu rendah, tetapi juga tidak terlalu
tinggi. Pengeluaran kampanye yang berlebihan menyebabkan partaicalon memiliki “utang besar” yang harus dibayar setelah
terpilih, yaitu dengan membuat kebijakan tertentu yang menguntungkan penyumbang besar tersebut.
2. Partai politik dilarang mengeluarkan anggaran untuk sejumlah kegiatan bans against certain types of expenditure berikut:
a Dilarang memberikan atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada pemilih untuk memilih atau tidak memilih
partaicalon tertentu. Ketentuan ini untuk menjaga martabat pemilih, mencegah kegiatan partai yang anti-demokrasi, dan
juga untuk menjaga integritas proses dan hasil pemilu.
40 Tujuan pembatasan jumlah pengeluaran tidak lain agar partaiwakil rakyat tidak memiliki
beban untuk mengembalikan “utang” kepada para kontributor sehingga sepenuhnya dapat membuat keputusan demi kepentingan konstituen pada khususnya dan kepentingan umum.
92
Pengendalian Keuangan Partai Politik
b Dilarang memberikan atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada pelaksana pemilu atau penyelenggara pemilu untuk
menambah suara partaicalon tertentu dengan mengurangi jumlah suara partai atau calon lain. Ketentuan ini tidak hanya
berdimensi pidana, tetapi juga Kode Etik Penyelenggara Pemilu.
F. Transparansi dan Akuntabilitas
1. Pedoman dan Tata Cara Audit Penerimaan dan Pengeluaran Partai Politik
Keuangan Partai serta Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilu secara garis besar ditetapkan dalam UU Pemilu sedangkan
rincian detail ditetapkan oleh KPU berdasarkan masukan dari Ikatan Akuntan Publik. Belum ada UU Pemilu di Indonesia yang mengatur
pedoman dan tata cara audit ini. Akan tetapi KPU, berdasarkan masukan dari Ikatan Akuntan Publik, pernah menerbitkan lima buku seri yang
dimaksud untuk audit dana kampanye Pemilu 2004.
41
2. Untuk menjamin transparansi penerimaan dan pengeluaran partai
politik disclosure regulations, dalam laporan harus jelas disebutkan: a Identitas lengkap setiap sumber penerimaan: Nama, Tempat
dan Tanggal Lahir, Alamat Tempat Tinggal, Nomor Telepon Rumah, Pekerjaan, Kedudukan dalam Pekerjaan, Alamat
Tempat Pekerjaan, dan Nomor Telepon Kantor. b Jumlah dari setiap jenis dan bentuk sumbangan uang, barang,
jasa, potongan harga, pinjaman, hadiah. c Rincian program pengeluaran
d Jumlah setiap jenis dan bentuk pengeluaran.
41 Komisi Pemilihan Umum, Petunjuk Pelaksanaan Tata Administrasi Keuangan Partai
Politik dan Peserta Pemilu, Seri Publikasi Nomor 14.1 Tahun 2003; Komisi Pemilihan Umum, Pedoman Sistem Akuntansi Keuangan Partai Politik, Seri Publikasi Nomor 14.2 Tahun 2003;
Komisi Pemilihan Umum, Pedoman Pelaporan dan Kampanye Peserta Pemilu, Seri Publikasi Nomor 14.3 Tahun 2003; Komisi Pemilihan Umum, Suplemen Pedoman Sistem Akuntansi
Keuangan Partai Politik: Simulasi Penyusunan Laporan Keuangan Partai Politik, Seri Publikasi Nomor 14.4 Tahun 2003; Komisi Pemilihan Umum, Suplemen Pedoman Pelaporan
Dana Kampanye Peserta Pemilu: Simulasi Penyusunan Laporan Dana Kampanye Peserta Pemilu, Seri Publikasi Nomor 14.5 Tahun 2003.
93
3. Pihak ketiga organisasi, forum, perkumpulan, kelompok, partai politik yang melakukan kegiatan kampanye untuk mendukung
atau menentang P4 tertentu atau pasangan calon tertentu tetapi tidak terdaftar sebagai bagian dari pelaksana kampanye P4 atau
pasangan calon tertentu, wajib melaporkan seluruh penerimaan dan pengeluaran kegiatan kampanyenya kepada KPU. Setelah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, laporan pihak ketiga ini diumumkan kepada publik bersama-sama dengan Laporan Peserta
Pemilu lainnya.
4. Kewajiban Partai Politik Peserta Pemilu:
a Pada akhir tahun setiap pengurus partai politik tingkat nasional dan pengurus partai politik tingkat daerah gabungan provinsi
dan kabupatenkota wajib menyerahkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Partai kepada Kantor Akuntan Publik yang