Pendayagunaan Koleksi Perpustakaan Ketentuan Pemakai Perpustakaan Pembinaan Pemakai

xxviii 5. penyimpanan dan penyusunan koleksi Penyimpanan dan penyusunan koleksi shelving, adalah suatu kegiatan menyimpan koleksi bahan pustaka yang telah di olah diproses menjadi koleksi perpustakaan pada rak-rak buku pustaka berdasarkan susunan menurut kelompok macamnya dan bidang ilmunya masing-masing maupun urutan penempatan callnumber.

2.2.4 Pembinaan Sumber Daya Manusia

Pembinaan sumberdaya manusia adalah pembinaan seluruh pegawai perpustakaan. Pembinaan tersebut dilakukan terhadap karyawan pegawai sebagai manusia seutuhnya, jasmaniah dan batiniah. Oleh karena itu pembinaan yang dilakukan meliputi: 1. Manusia secara pribadi meliputi dengan melihat bahwa manusia mempunyai kepribadian, harkat dan martabat harga diri, sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan dan potensi, kemauan, ide, konsep, serta pemikiran. 2. Manusia sebagai mahluk social atau masyarakat, dan terikat oleh norma, nilai, dan kaidah yang berlaku di masyarakat tersebut. 3. Manusia sebagai anggota korporasi yang terikat dengan aturan, tatatertib dan budaya. 4. Manusia sebagai pegawai yang mempunyai kewajiba, tanggung jawab dan hak-haknya. 5. Manusia sebagai mahluk yang memiliki hak-hak asasi dan kebeasan yang harus dihormati secara wajar.

2.3 Pendayagunaan Koleksi Perpustakaan

Koleksi bahan pustaka yang disediakan harus dibaca dan dimanfaatkan oleh masyarakan yang diharapkan pemakainya. Untuk itu perpustakaan harus menyediakan berbagai jenis layanan beserta memberikan kemudahan lainnya. Universitas Sumatera Utara xxix Pembina layanan adalah usaha perpustakaan merumuskan berbagai ketentuan kebijakan yang akan diterapkan pada layanan, merancang dan menyiapkan system layanan yang tepat berikut sarana dan prasarana, serta pengusaha mempromosikan memasyarakatkan bersamaan dengan pemberian layanan kepada pemustaka. Pembinaan layanan mencakup: 1. Merumuskan berbagai ketentuan dan kebijakan layanan. 2. Merancang jenis layanan yang akan diterapkan dan menyiapkan tenaga serta sarana-prasarana. 3. Pembuatan pedoman tata tertib penggunaan perpustakaan. 4. Pemasyarakatan publikasi dan promosi perpustakaan. Hartono, 1986:35

2.4 Ketentuan Pemakai Perpustakaan

Ada sejumlah hal yal yang harus di terapkan oleh perpustakaan yang terkait dengan pemakai perpustakaan oleh masyarakat, khususnya koleksi bahan pustaka. Hal-hal itu meliputi: 1. Siapa saja yang akan dilayani. 2. System layanan terbuka opened acces atau system tertutup closed acces. 3. Syarat-syarat keanggotaan. 4. Bahan pustaka yang boleh dan tidak boleh dipinjamkan. 5. Jumlah bahan pustaka yang boleh atau tidak boleh dipinjamkan. 6. Sanksi bagi keterlambatan pengembalian, menghilangkan, atau merusak bahan pustaka. 7. Jenis layanan yang akan diselenggarakan kepada masyarakat dan lain-lain. Darmono, 2001: 42

2.5 Pembinaan Pemakai

Didalam penyelenggaraan perpustakaan, salah sat hal yang utama adalah mengupayakan agar semua koleksi bahan pustaka dan layanan perpustakaan dapat berjalan dengan baik. Universitas Sumatera Utara xxx Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, maka kegiatan selanjutnya adalah upaya untuk mengajak, menarik, atau “mengundang” masyarakat berkunjung ke perpustakaan atas kesadaran dan kemauannya sendiri. Dalam rangka memenuhi kebutuhannya dibidang informasi dan ilm pengetahuan yang dapat ditemukan dan dipenuhi di perpustakaan. Pembinaan masyarakat pemakai perpustakaan dapat dilakukan dengan cara: 1. Mengadakan bimbingan perpustakaan. Yaitu menuntun, mengarahkan, membimbing dan memberikan penjelasan tentang tatacara menggunakan kartu catalog, menelusuri sumber informasi, dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain. 2. Melakukan sosialisasi publikasi dan promosi perpustakaan yakni dengan cara: 1. membuat papan nama dan papan penunjuk perpustakaan, 2. mengadakan kegiatan yang menarik dan melibatkan anggota, 3. membuat sarana publikasi melalui media cetak dan elektronik, 4. mengadakan pameran perpustakaan, 5. mengadakan pertemuan forum ilmiah, 6. mengundang para tokoh, pakar, figure public untuk hadir di perpustakaan, 7. mengadakan berbagai perlombaan dengan hadiah, piala, piagam penghargaan, 8. memajang bahan pustaka baru bidang tertentu pada ruang pamer yang disediakan. Sutarno, 2006: 112 Upaya tersebut dilakukan secara teratur dan terus menerus agar masyarakat dapat selalu mengikuti perkembangan yang tejadi di perpustakaan atau dengan kata lain. Masyarakat tidak ketinggalan informasi tentang perpustakaan. Pemasyarakatan perpustakaan mempunyai beberapa sasaran yaitu: 1. Menginformasikan atau memberitahukan kepada pemakai 2. Mengingatkan pemakai 3. Menarik perhatian pemakai 4. Menumbuhkan minat supaya tergugah keinginannya untuk keperpustakaan Universitas Sumatera Utara xxxi Dalam kondisi tertentu sudah mulai berkembang perpustakaanatau pusat dokumentasi yang “menghasilkan” pendapatan dari penyelenggaraan layanan informasi. Sumber: Sutarno 2006: 115 Gambar 1. Lingkungan Perpustakaan 2.5.1 Minat Baca Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu. Minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu. Budaya adalah pikiran atau akal budi yang tercermin dialam pola pikir sikap, ucapan dan tindakan seseorang di dalam hidupnya.Sutarno, 2001: 27 PEMERINTAH PERPUSTAKAAN MASYARAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN PENYEDIA SUMBER INFORMASI LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT Universitas Sumatera Utara xxxii Minat diawali dari sesuatu yang sering atau biasa dilakukan sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan atau budaya. Budaya baca seseorang adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dan berproses dalam waktu yang lama didalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca. Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi membaca, dan pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca. Berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, mamadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Ketika diamati dengan cermat ada beberapa factor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca. Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan informasi. 2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti ketersediaan bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam. 3. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adalah adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca. 4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual. 5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani. Rimbarawa 2006: 29 Faktor-faktor tersebut dapat terpelihara melalui sikap-sikap, bahwa dalam diri tertanam komitmen membaca memperoleh keuntungan ilmu pengetahua, wawasan pengalaman dan kearifan. Terwujudnya kondisi yang mendukung terpeliharanya minat baca, adanyatantangan dan motivasi untuk membaca, serta tersedianya waktu untuk membaca, baik dirumah, perpustakaan ataupun ditempat lain. Universitas Sumatera Utara xxxiii Namun yang paling penting adalah bahwa hal itu seharusnya dimulai dengan tindakan nyata, tidak terbatas wacana atau discourse. Sumber: Sutarno 2006: 30 Gambar 2 . Proses Pembentukan Budaya Baca Perpustakaan dapat menjadi ‘alat’ untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca bila perpustakaan dapat berfungsi sebagai pusat minat baca. Diantara fasilitas yang bisa meningkatkan kegemaran membaca juga adalah perpustakaan universitas. Perpustakaan yang ada belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan sebagai tempat sarana untuk mendorong dalam membiasakan siswa belajar secara mandiri. Tidak semua perpustakaan yang koleksinya bisa mejawab kebutuhan informasi yang memadai atau dikelola dan dimanfaatkan secara professional. Jeni 2006 :276 Ada beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk membantu meningkatkan dan membudayakan minat baca dikalangan perguruan tinggi, beberapa diantaranya ialah: 1. Memperbaiki silabus atau system belajar mengajar di perpguruan tinggi. memperbaiki kurikulum baru, yang berbasiskan kompetensi. Dengan pelaksanaan kurikulum baru untuk mahasiswa diharapkan mempunyai keinginan untuk mengadakan penelitian yang di imbangi MINAT BACA SELERA KOLEKSI BUDAYA BACA KEBIASAAN BACA Universitas Sumatera Utara xxxiv dengan membaca berbagai jurnal ilmiah, makalah dan lainnya sehingga penelitian mereka dapat dipertanggung jawabkan. Selain memperbaiki sistem belajar mengajar dan silabus yang ada di perguruan tinggi, tidak ada salahnya juga memberikan penekanan kepada para mahasiswa untuk memperbaiki pola belajar mereka. Apabila mereka belajar hanya pada saat esok ada ujian, hendaknya kebiasaan tersebut mulai dihilangkan dengan belajar membaca dengan sungguh-sungguh, agar dapat memperoleh esensi dari suatu buku 2. Memperbaiki dan meningkatkan sarana-prasaranaperpustakaan perguruan tinggi. Untuk meningkatkan membudidayakan kebiasaan membaca dikalangan mahasiswa. Untuk menambah koleksi buku yang ada di perpustakaan seharusnya perpustakaan tidak hanya membeli buku-buku baru. Ada banyak cara yang dapat dilakukan agar perpustakaan dapat mempunyai koleksi yang beragam. Untuk menambaha cakupan koleksinya, perpustakaan perguruan tinggi dapat melakukan kerjasama. Salah satu kerjasama yang dapat dilakukan oleh perpustakaan perguruan tinggi adalah dengan melaksanakan “resource sharing” atau pinjam antar perpustakaan 3. Mengadakan lomba penulisan karya ilmiah bagi para mahasiswa 4. Membentuk klub pecinta buku 5. Membuat program buku murah 6. Menghidupka pers kampus. Banyak membaca akan membuat mereka makin memperluas cakrawala pengetahuan, sehingga mereka dapat menulis sebuah berita berdasarkan fakta yang ada. Mereka juga dapat menulis opini dengan lebih lugas dan objektif. Adanya pers dalam kehidupan kampus di perguruan tinggi mau tidak mau akan mendorong mahasiswa untuk berani menulis berdasarkan berbagai bacaan yang sudah dibacanya. Serta mendorong mereka untuk lebih meningkatkan kreativitas dan kepekaan didalam kehidupan kampus. Manu 2003 : 200 Universitas Sumatera Utara xxxv Salah satu pengkajian atas performa dan kinerja perpustakaan dapat dilakukan dengan analisis SWOT. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan landasan dan pertimbangan untuk mempersiapkan, menata, dan melakukan tindakan yang lebih tepat, sehingga penyelenggaraan perpustakaan dapat memenuhi keinginan dan permintaan pemakai. Sutarno, 2006: 119 Universitas Sumatera Utara xxxvi

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Perpustakaan Akademi Kebidanan Dan