Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1. Pengumpulan Data Kualitatif
Untuk mengumpulkan data kualitatif dalam gugus pertanyan penelitian pertama, peneliti menggunakan teknik wawancara, tes pengetahuan, dan skala
penilaian. Teknik wawancara digunakan untuk menggali data-data kualitatif yang diperlukan sebagai pertimbangan dalam merumuskan model bermain
peran sebagai produk dalam penelitian ini. Teknik wawancara ini dilaksanakan oleh peneliti secara tatap muka
face to
face dengan subyek penelitian, yaitu 1 orang guru di kelas rendah dan 1 orang guru di kelas tinggi yang memiliki anak
dengan
High Funtioning Autism,
kepala sekolah di SDN Puteraco Kota Bandung, dan 4 orang tua dari anak dengan
High Funtioning Autism
. Dalam melaksanakan teknik wawancara, peneliti menggunakan pedoman wawancara
yang disajikan dalam
lampiran 2
. Sebelum dilakukan pengumpulan data tersebut, peneliti melakukan studi
awal dan pengkondisian dengan anak autis, guru kelas, dan kepala sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dan mengefektifkan proses pengumpulan
data penelitian kualitatif. Hal ini didasarkan pada pertimbangan konseptual bahwa pemahaman peneliti tentang latar kontekstual dari subyek yang akan
diteliti merupakan prasyarat yang harus dipenuhi dalam proses pengumpulan data kualitatif Moleong, 2005: 32.
Data-data yang diungkap melalui teknik wawancara, meliputi: 1
Hambatan dan kemampuan yang dialami oleh anak dengan
High Functioning Autism
dalam mengembangkan keterampilan sosial dengan anak-anak reguler di sekolah dasar inklusif Kota Bandung.
2 Dukungan yang diberikan orang tua siswa dalam mengembangkan
keterampilan sosial anak dengan
High Functioning Autism
di sekolah dasar inklusif di sekolah dasar inklusif Kota Bandung.
Data-data kualitatif yang diungkap melalui teknik tes pengetahuan, meliputi:
1 Aspek-aspek yang difahami guru tentang keterampilan sosial anak dengan
High Functioning Autism
di sekolah dasar inklusif Kota Bandung.
Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2 Pengetahuan guru di sekolah dasar inklusif dalam melaksanakan teknik
bermain peran untuk mengembangkan keterampilan sosial pada anak dengan
High Functioning Autism
di sekolah dasar inklusif Kota Bandung. Adapun data yang diungkap melalui teknik skala penilaian adalah untuk
memperoleh nilai kelayakan dari 2 orang pakar bimbingan dan konseling dan 1 orang pakar pendidikan luar biasa tentang model bermain peran yang
dirumuskan peneliti berdasarkan analisis empirik dari data-data kualitatif yang diperoleh dan analisis konseptual tentang konseling kelompok dengan
menggunakan teknik bermain peran dan konsep autisme, khususnya anak dengan
High Functioning Autism. Aspek-aspek yang dinilai dalam skala penilaian untuk menilai kelayakan model
bermain peran ini meliputi: a rasional; b tujuan; c asumsi model; d target intervensi; e komponen model; f langkah-langkah model; g kompetensi konselor;
h struktur, isi kompetensi; i evaluasi, indikator keberhasilan; dan j pengembangan staf.
2. Pengumpulan Data Kuantitatif