Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
5. Kepala Sekolah
P 53 tahun
Bandung 6.
Orang tua
anak autis
P 37 tahun
Cianjur 7.
Orang tua
anak autis
P 34 tahun
Bandung 8.
Orang tua
anak autis
P 43 tahun
Bandung 9.
Orang tua
anak autis
P 40 tahun
Padang
2. Subyek dalam Penelitian Kuantitatif
Pemilihan sampel untuk partisipan SSR ini dilakukan secara purposif
purposive sampling
dengan kriteria sebagai berikut: a.
Subyek dalam penelitian ini adalah anak dengan
High Functioning Autism
yang tercatat sebagai peserta didik di sekolah dasar inklusif di Kota Bandung.
b. Kriteria awal atau kemampuan awal anak autis yang dijadikan subyek dalam
penelitian ini memiliki kemampuan dasar, seperti: a memahami perintah secara verbal dan non verbel; b memiliki kecenderungan untuk
berkomunikasi dengan teman sebaya, meskipun kemampuannya kecil. c.
Usia anak dengan
High Functioning Autism
ini berkisar pada usia peserta didik di jenjang sekolah dasar.
Berdasarkan kriteria penentuan subyek penelitian dimaksud dan kepentingan tujuan penelitian, maka subyek penelitian dalam penelitian
kuantitatif ini adalah 4 orang anak dengan
High Functioning Autism
yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan di atas. Berikut disajikan data subyek
penelitian dalam penelitian tahap kedua penelitian kuantitatif, yaitu:
Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Subyek Penelitian dalam Penelitian Kuantitatif
No. Subyek Penelitian
Jenis Kelamin
Usia Kelas Tempat
Tinggal Perilaku Awal
1. Subyek 1
P 9 tahun
III Bandung
Menunjukan
eye contact
Menunjukan perilaku tidak
bisa diam dalam waktu
yang relatif sebentar.
Kurang memiliki
konsentrasi belajar yang
memadai.
Belum memiliki
tanggung jawab dalam
menyelesaikan tugas-tugas
akademis.
2. Subyek 2
L 10 tahun
IV Bandung
Menunjukan
eye contact.
Menunjukan perilaku
menyendiri
alone
Cepat prustasi ketika
dihadapkan pada kesulitan
dalam mengerjakan
tugas-tugas akademis.
Menunjukan sikap cemas
ketika diberikan
tugas-tugas belajar.
Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
3. Subyek 3
L 12 tahun
V Bandung
Menunjukan
eye contact
Menyendiri
alone
Dalam bergaul cenderung pasif
Kurang memiliki
inisiatif dalam menjalin
komunikasi
Lambat dalam menyelesaikan
tugas-tugas akademis.
4. Subyek 4
L 12 tahun
VI Bandung
Menunjukan
eye contact
Agresif dan cenderung
mengganggu teman sebaya
Aktif dan tidak bertujuan
perilakunya Perilakunya
kurang bisa dikendalikan
Cepat putus asa dalam
mengerjakan tugas-tugas
akademis
F. Analisis Data Penelitian