Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
d. Ujicoba Instrumen
Setelah inventori keterampilan sosial pada anak dengan
High Functioning Autism
memperoleh persetujuan para pakar melalui penimbangan inventori, maka dilakukan uji coba inventori. Uji coba inventori keterampilan sosial pada
anak dengan
High Functioning Autism
, dilakukan melalui pendekatan
judgement expert
yang dilakukan juga oleh tiga orang pakar dalam kegiatan penimbangan instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif. Dalam hal ini,
tidak dilakukan ujicoba instrumen melalui uji lapangan dan analisis statistik. Untuk uji coba instrumen penelitian tentang tes pengetahuan tentang
konsep autisme dan keterampilan sosial, dilaksanakan di sekolah inklusi tunas harapan, dan dilakukan analisis secara statistik. Berikut disajikan hasil analisis
uji coba instrumen penelitian tentang tes pengetahuan tentang konsep autisme dan keterampilan sosial.
Pelaksanaan uji coba instrumen tes pengetahuan ini dilaksanakan di SDN Tunas Harapan yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan
SDN Puteraco sebagai tempat penelitian. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa SDN Tunas Harapan juga sebagai SD penyelenggara pendidikan inklusi
dengan pengalaman dan pengetahuan para guru dan kepala sekolahnya relatif sama dengan para guru dan kepala sekolah di SDN Puteraco. Responden dalam
uji coba tes pengetahuan ini adalah guru-guru dan kepala sekolah sebanyak 10 orang, sembilan orang guru dan satu orang kepala sekolah.
Tujuan dari uji coba tes pengetahuan ini adalah untuk mengukur kualitas item-item soal pilihan ganda yang digunakan dalam tes pengetahuan.
Adapun aspek yang dianalisis dalam uji coba tes pengetahuan ini adalah validitas dan reliabilitas. Analisis kedua komponen ini menggunakan softwere
SPSS.
1 Uji Validitas Item Soal Tes Pengetahuan
Knowledge Test
Hasil analisis butir soal tes pengetahuan ini, terdapat 4 item soal yang termasuk kategori tidak valid. Hasil perhitungan validitas analisis butir soal ini
disajikan dalam lampiran 7. Untuk memenuhi kriteria keterwakilan setiap
Agus Irawan Sensus, 2014. MODEL KONSELING KELOMPOK DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN UNTUK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN SOSIAL ANAK DENGAN HIGH FUNCTIONING AUTISM DISEKOLAH DASAR INKLUSIF Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
indiKator, maka dilakukan revisi terhadap empat butir soal yang termasuk
kategori tidak valid. Revisi butir soal disajikan dalam lampiran 8. Berikut
disajikan analisis validitas dan reliabilitas dari hasil uji coba tes pengetahuan yang akan digunakan dalam penelitian ini.
2 Uji Reabilitas Item Soal Tes Pengetahuan
Knowledge Test
Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas instrumen menggambarkan
kemantapan dan keajegan alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur atau instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur tersebut
selalu memberikan hasil yang sama meskipun digunakan berkali- kali baik oleh peneliti yang sama maupun oleh peneliti yang berbeda. Untuk menguji
reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik belah dua
split half
yang dianalisis dengan rumus
Spearman Brown
. Setelah nilai koefisien reliabilitas diperoleh, maka perlu diterapkan suatu nilai koefisien
reliabilitas paling kecil yang dianggap reliabel. Yang mana disarankan bahwa koefisien reliabilitas antara 0,70
– 0,80 cukup baik untuk tujuan penelitian
dasar. Analisis perhitungan uji reliabilitas, disajikan dalam lampiran 7.
D. Strategi Pengumpulan Data
Strategi pengumpulan data mengacu pada upaya untuk mengumpulkan data sesuai dengan arah pertanyaan penelitian, baik dalam gugus pertanyaan
penelitian pertama, maupun pada gugus pertanyaan penelitian kedua. Dengan demikian, data yang dikumpulkan melalui penelitian ini terdiri dari data, yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan pada penelitian fase pertama, sedangkan pengumpulan data kuantitatif dilakukan
pada penelitian fase kedua. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah berupa hasil pengukuran keterampilan sosial pada anak dengan
High Functioning Autism
sebagai dampak dari penerapan model bermain peran. Berikut dipaparkan strategi pengumpulan data, pada penelitian kualitatif
dan penelitian kuantitatif.