Uji Bakteriologis pada Air

dalam waktu lebih dari 14 hari terutama di negara sedang berkembang, kuman melekat pada mukosa intestinal menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin sehingga mukosa rusak, mukus keluar, dan terjadi diare.

2.8 Uji Bakteriologis pada Air

Pada pemeriksaan bakteriologis yang rutin terhadap air untuk menentukan aman tidaknya air tersebut untuk diminum seringkali digunakan organisme indikator. Yang seringkali digunakan sebagai organisme indikator di Indonesia adalah E. coli. Sedangkan di Inggris yang digunakan sebagai indikatornya adalah Clostridium perfrigens, dan di USA adalah Streptococcus feacalis. Organisme ini pada keadaan normal terdapat pada usus manusia. Adanya organisme ini pada air sumur sebagai petunjuk bahwa air tersebut terpopulasi oleh feses manusia atau hewan berdarah panas, dan tidak mustahil terdapat berbagai macam organisme pathogen yang secara berkala terdapat dalam saluran pencernaan manusia untuk masuk ke dalam air. Dalam uji bakteriologis air sumur digunakan metode tabung fermentasi Most probable number yang meliputi beberapa tes, diantaranya tes pendugaan presumptive test, tes penegasan comfirmed test, dan tes kesempurnaan completed test. Metode tabung fermentasi ini bersifat kualitatif, karena tidak dilakukan penghitungan secara langsung terhadap jumlah bakteri. Beberapa ciri penting dari suatu mikroorganisme indikator adalah terdapat dalam air tercemar, mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih lama dari pada mikroorganisme pathogen, mempunyai sifat seragam, jumlah mikroorganisme indikator berkolerasi dengan kadar polusi, tidak berbahaya bagi manusia dan 29 hewan, terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dari pada mikroorganisme patogen, dan mudah diteliti dengan menggunakan teknik-teknik laboratorium yang sederhana. Pelczar dan Chan, 2006. 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk sekitar Kecamatan Semampir Surabaya dari 5 kelurahan yaitu kelurahan Ujung, Ampel, Pegirian, Sidotopo, dan Wonokusumo. Masing-masing kelurahan di ambil 3 RW sampel air sumur. Pada tiap-tiap kelurahan tiap sampel air sumur diambil ± sebanyak 250 ml. Sampel air diuji secara bakteriologis di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Universitas Airlangga Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya pada bulan Mei 2010 sampai November 2010.

3.2 Teknik Sampling

Pada teknik sampling dilakukan pengambilan sampel air sumur dari 5 kelurahan yang sudah ditetapkan, kemudian dari masing-masing kelurahan diambil 3 sampel air sumur dari 3 RW yang berbeda. Sehingga dari 5 kelurahan didapatkan sebanyak 15 sampel air sumur. Dari 15 sampel air yang sudah didapatkan dilakukan uji bakteriologis dengan menggunakan seri tabung fermentasi 3-3-3 dan dilanjutkan dengan uji IMVIC. Pengambilan sampel air sumur didasarkan pada faktor kepadatan penduduk dan sumur yang dipakai untuk umum serta beberapa kepala keluarga. 31