Tempat dan Waktu Penelitian Teknik Sampling Rancangan Penelitian Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk sekitar Kecamatan Semampir Surabaya dari 5 kelurahan yaitu kelurahan Ujung, Ampel, Pegirian, Sidotopo, dan Wonokusumo. Masing-masing kelurahan di ambil 3 RW sampel air sumur. Pada tiap-tiap kelurahan tiap sampel air sumur diambil ± sebanyak 250 ml. Sampel air diuji secara bakteriologis di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Universitas Airlangga Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya pada bulan Mei 2010 sampai November 2010.

3.2 Teknik Sampling

Pada teknik sampling dilakukan pengambilan sampel air sumur dari 5 kelurahan yang sudah ditetapkan, kemudian dari masing-masing kelurahan diambil 3 sampel air sumur dari 3 RW yang berbeda. Sehingga dari 5 kelurahan didapatkan sebanyak 15 sampel air sumur. Dari 15 sampel air yang sudah didapatkan dilakukan uji bakteriologis dengan menggunakan seri tabung fermentasi 3-3-3 dan dilanjutkan dengan uji IMVIC. Pengambilan sampel air sumur didasarkan pada faktor kepadatan penduduk dan sumur yang dipakai untuk umum serta beberapa kepala keluarga. 31 3.3 Alat dan Bahan Penelitian 3.3.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : botol, tabung reaksi dan rak tabung reaksi, cawan petri, pipet, pipet volume, jarum ose, bunsen, gelas ukur, tabung Erlenmeyer, kapas, spatula, vortex, tabung Durham, kertas label, alumunium foil, mikroskop cahaya, kertas tissu, ice box, penangas air, autoclave.

3.3.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : sampel air sumur yang diambil dari rumah-rumah penduduk di kecamatan Semampir Surabaya dari 5 kelurahan, akuades, alkohol, spiritus, media nutrient agar, media BGLB Briliant green lactose bile broth, media LB lactose broth, media EMB Eosin methylen blue, sukrosa, glukosa, laktosa, media TSIA, media SIM .

3.4 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dilakukan melalui pendekatan deskriptif yaitu melalui uji bakteriologis air dengan keberadaan mikroorganisme baik patogen maupun non-patogen. 32 Gambar. 3 Prosedur identifikasi bakteri dari sampel air sumur 3.5 Prosedur Penelitian 3.5.1 Pengambilan sampel air sumur Sebelum melakukan pengambilan sampel, terlebih dahulu melakukan persiapan terhadap botol – botol yang akan digunakan sebagai penampung air sampel. Botol-botol sampel terbuat dari gelas, mempunyai sumbat atau penutup yang pas dan kuat, keduanya sudah benar-benar steril, dan dapat menampung ± 250 ml air sampel. Menyiapkan sampel air sumur Sampel air sumur diambil sebanyak 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi yang berisi media LB dan didalamnya terdapat tabung Durhan akuades steril Dilakukan uji bakteriologis Diinkubasi selama 24 jam pada dan dilakukan pengamatan Uji IMVIC dilakukan pada tabung yang menghasilkan gas 33 Adapun cara pengambilan sampel, diantaranya sebagai berikut : 1. Penutup botol diangkat atau diputar. 2. Botol dipegang pada bagian agak bawah, dicelupkan ke dalam air sampai ± 20 cm dengan mulut botol menghadap ke atas bilamana ada aliran dalam air, mulut botol harus menghadap arah datangnya aliran air tersebut. 3. Botol disumbat atau ditutup dengan memutar, kemudian dimasukkan ke dalam ice box

3.5.2 Kerangka operasional

Berikut skema pengambilan sampel air sumur masing-masing kelurahan di kecamatan Semampir : Gambar 4. Skema pengambilan sampel air sumur di kecamatan Semampir Surabaya Kecamatan Semampir Kelurahan ujung Kelurahan ampel Kelurahan pegirian Kelurahan sidotopo Kelurahan wonokusumo RW 12 RW 04 RW 14 RW 15 RW 05 RW 13 RW 02 RW 03 RW 01 RW 05 RW 07 RW 08 RW 11 RW 14 RW 12 34

3.5.3 Cara Kerja A. Pembuatan media

Beberapa media biakan yang digunakan untuk tes pendugaan adalah media LB Lactose broth. Sedangkan media untuk tes penegasan adalah Brilliant green lactose bile broth BGLB, dan untuk media tes kesempurnaan menggunakan media EMB Eosin methylen mlue persiapannya adalah sebagai berikut: 1. Melarutkan media terdiri dari media LB Lactosa Broth, BGLB Brilliant green lactose bile broth dan EMB Eosin methylen blue. Masing-masing media dilarutkan dengan akuades 500 ml untuk media LB sebanyak 16 gram, akuades 520 ml untuk media BGLB sebanyak 16,6 gram dan 300 ml akuades untuk media EMB sebanyak 10,8 gram. 2. Menuangkan masing-masing media pada tabung reaksi dengan seri tabung fermentasi 3-3-3 sebanyak 10 ml, 1 ml, dan 0,1 ml ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung Durham kemudian menutup tabung reaksi dengan kapas. 3. Mensterilkan di dalam autoklaf pada suhu 112ºC – 114ºC. 4. Media yang telah steril harus disimpan pada ruangan, untuk menjamin agar tetap steril. B. Pemeriksaan Bakteriologis Pemeriksaan bakteriologis ini berdasarkan penghitungan bakteri dengan metode MPN, diantaranya : a. Tes Pendugaan Presumptive test 35 Tes pendugaan dilakukan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut : 1. Membuka penutup botol sampel air 2. Dengan penutup botol masih ditempatnya, botol sampel air dikocok dengan kuat supaya bakteri menyebar atau homogen. 3. Membuat tiga baris tabung reaksi masing-masing tiga tabung reaksi masing- masing berisi media Lactosa broth beserta tabung Durham . 4. Dengan menggunakan pipet steril ditambahkan sampel air sumur sebanyak 6 ml pada masing-masing tabung reaksi yang berisi media lactose broth 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml yang berada disetiap baris. 5. Sesudah dikocok secara perlahan untuk mengaduk campuran antara media dengan sampel air, kemudian menginkubasi tabung tersebut pada suhu 35ºC atau 37ºC. selama 24 jam. 6. Sesudah 24 jam waktu inkubasi, dilakukan pengamatan pada masing – masing tabung akan adanya gas, yang merupakan hasil positif. Kemudian dilanjutkan pada uji penegasan. b. Tes Penegasan Confirmed test Tes penegasan ini dilakukan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut : 1. Dengan mempergunakan ose, dipindahkan satu atau dua tetes air dari tabung tes pendugaan yang positif ke dalam tabung reaksi yang berisi media BGLB. Sebelum melakukan pemindahan cairan terlebih dahulu dilakukan sterilisasi 36 pada ose dengan cara membakarnya dan kemudian didinginkan sebentar sebelum dipakai. 2. Menginkubasi tabung – tabung reaksi tersebut pada suhu 35⁰ C selama 24 jam. 3. Setelah 24 jam atau 48 jam waktu inkubasi tabung – tabung yang positif ditegaskan dengan adanya gas dan kemudian di catat pada tabel. Dengan melihat kombinasi tabung – tabung yang positif kita dapat mengetahui jumlah perkiraan terdekat bakteri coliform dengan menggunakan tabel MPN. c. Tes Kesempurnaan Completed test Tes kesempurnaan dilakukan sebagai kelanjutan dari uji – uji yang dilakukan dari uji test penegasan yang positif adanya gas pada tabung durham. Tes kesempurnaan ini dilakukan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan ose ambil 1 ose atau 2 ose dari tabung BGLB yang positif, kemudian dilakukan goresan atau streak pada media eosin methylen blue EMB. 2. Menginkubasi plate EMB pada suhu 35⁰ C selama 24 jam. Hasil streak dinyatakan positif jika terdapat koloni yang berwarna hijau sampai kebiruan mengkilat methalic shine. 3. Hasil dari uji kesempuranaan merupakan penentuan indeks MPN bakteri E. coli. 37 C. Uji IMVIC Uji identifikasi merupakan suatu bentuk uji terhadap mikroorganisme yang ingin diketahui karakteristik bakteri. Uji ini bagian terakhir dari uji bakteriologis yang dilakukan terhadap sampel air. Prosedur yang digunakan dalam melakukan uji identifikasi adalah sebagai berikut: 1. Dengan menggunakan ose diambil beberapa koloni dari media EMB yang dicurigai atau ingin diketahui spesiesnya, kemudian 1 ose dari EMB diinokulasikan pada tabung reaksi yang mengandung media yang berisi TSIA Triple Sugar Agar, SIM, dan Simon Citrat Agar. 2. Menginkubasi tabung reaksi yang telah diinokulum koloni dari EMB pada suhu 35 ⁰ C selama 24 jam. 3. Setelah 24 jam dilakukan pengamatan. 4. Hasil uji identifikasi ini akan didapatkan data karakteristik bakeri dari masing- masing media uji IMVIC.

3.6 Analisis Data

Penelitian ini bersifat deskriptif. Data yang didapatkan berupa suatu perhitungan untuk menghitung jumlah bakteri pada air khusunya untuk mendeteksi adanya bakteri coliform dan E. coli yang merupakan kontaminan utama sumber air sumur dengan metode MPN Most Probable Number

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan di kecamatan Semampir, Surabaya yang meliputi 5 kelurahan diantaranya kelurahan Ujung, Ampel, Pegirian, Sidotopo, dan Wonokusumo.yang dilakukan pada bulan Juli 2010, diperoleh sampel air sumur sejumlah 15 sampel air sumur. Hasil rata-rata per 100 ml sampel air dapat dilihat pada tabel 4.1dan tabel 4.3. Selain itu hasil penelitian diperoleh secara analisis kuantitatif terhadap mikroorganisme yang terdapat dalam sampel air sumur. Data itu kemudian di bandingkan dengan parameter yang ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan, SK MenKLH, dan sumber lain yang di gunakan sebagai standart.

4.1. Nilai MPN Koliform Pada Masing-masing Kelurahan di Kecamatan Semampir Surabaya

Pada hasil uji MPN coliform dari masing-masing kelurahan meliputi kelurahan Ujung, Ampel, Pegirian, Sidotopo, dan Wonokusumo. Untuk mengetahui nilai MPN coliform dilihat pada uji penegasan Confirmed test. 39