Tindak Lanjut Hasil Penelaahan RKA-KL Dokumen pendukung pembahasan Rancangan APBN.

- 136 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA a. Memastikan bahwa alokasi anggaran pada tingkat output kegiatan yang dikategorikan sebagai ARG dilengkapi dengan dokumen Gender Budget Statement GBS. b. Berdasarkan dokumen GBS dimaksud, petugas penelaah DJA memberikan kode atribut berupa tanda √ pada suatu output dalam Sistem Aplikasi RKA-KL bahwa output kegiatan dimaksud telah responsif gender tema: PUG. 5. Meneliti jenis alokasi anggaran Angka Dasar maupun Inisiatif Baru dalam rangka kegiatan yang bersumber dana PNBP. a. Meneliti secara umum sebagaimana diuraikan pada bagian Langkah-langkah Penelaahan. b. Meneliti acuan peraturan perundangan yang ada meliputi: 1 Peraturan Pemerintah tentang jenis dan tarif PNBP masing-masing KL. 2 Keputusan Menteri KeuanganSurat Menteri Keuangan tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana yang berasal dari PNBP. 3 Pagu penggunaan PNBP dalam Pagu Sementara. c. Meneliti kesesuaian dengan Catatan Hasil Pembahasan PNBP antara KL dengan Direktorat Jenderal Anggaran c.q. Direktorat PNBP dengan fokus pada: target PNBP; dan pagu penggunaan sebagain dana yang bersumber dari PNBP. 6. Penelaahan untuk output bangunan gedung negara, untuk pekerjaan renovasi bangunan gedung negara, penelaah harus memastikan terdapat perhitungan kebutuhan biaya pembangunanrenovasi bangunan gedung negara atau yang sejenis dari Kementerian Pekerjaan Umum atau Dinas Pekerjaan Umum setempat. Sedangkan untuk pekerjaan pembangunan baru bangunan gedung negara, harus dipastikan juga terdapat dokumen clearance persetujuan prinsip dari Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 7. Hasil penelaahan RKA-KL dituangkan dalam dokumen Catatan Hasil Penelaahan serta ditandatangani oleh Petugas Penelaah dari KL, Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran, dan Kementerian Perencanaan.

7.3. Tindak Lanjut Hasil Penelaahan RKA-KL

1. DJA menghimpun dan mengkompilasi seluruh RKA-KL hasil penelaahan untuk digunakan sebagai: a. Bahan penyusunan Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangan Undang- Undang RUU tentang APBN; dan

b. Dokumen pendukung pembahasan Rancangan APBN.

2. Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan RUU APBN dibahas dalam sidang kabinet. Hasil sidang kabinet tersebut disampaikan oleh Pemerintah kepada DPR pada bulan Agustus. 3. Pemerintah menyelesaikan pembahasan Rancangan APBN dan RUU tentang APBN dengan DPR paling lambat akhir bulan Oktober. - 137 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 4. Dalam hal pembahasan Rancangan APBN dan RUU tentang APBN menghasilkan optimalisasi pagu anggaran , optimalisasi pagu anggaran tersebut digunakan oleh Pemerintah sesuai dengan Arah Kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden. 5. Hasil pembahasan Rancangan APBN dan RUU tentang APBN dituangkan dalam berita acara hasil kesepakatan pembahasan Rancangan APBN dan RUU tentang APBN dan bersifat final. 6. Berita acara hasil kesepakatan pembahasan disampaikan oleh Menteri Keuangan kepada KementerianLembaga. 7. MenteriPimpinan Lembaga melakukan penyesuaian RKA-KL dengan berita acara hasil kesepakatan pembahasan, meliputi: a. Dalam hal besaran Pagu Alokasi Anggaran KL tidak mengalami perubahan sama dengan Pagu Anggaran KL maka, KL menyampaikan RKA-KL dan dokumen pendukung beserta Arsip Data Komputer ADK RKA-KL sebagai dasar penelaahan. Hasil penelaahan RKA-KL dimaksud dijadikan sebagai dasar penetapan RKA-KL oleh Direktur Jenderal Anggaran dan sebagai bahan untuk penyusunan Keputusan Presiden Keppres tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat RABPP beserta lampirannya. b. Dalam hal besaran Pagu Alokasi Anggaran KL mengalami perubahan baik penambahan maupun pengurangan, maka KL menyampaikan RKA-KL dan dokumen pendukung beserta Arsip Data Komputer ADK RKA-KL untuk dilakukan penelaahan kembali dalam rangka penyesuaian RKA-KL dengan Pagu Alokasi Anggaran KL. c. Berkenaan dengan besaran Pagu Alokasi Anggaran KL dimaksud lebih besar dari Pagu Anggaran KL maka, penelaahan dilakukan dengan meneliti RKA-Satker dengan kesesuaian tambahan pagu yang difokuskan pada: 1 Penambahan jenis Keluaran, sehingga jenis dan volumenya bertambah; 2 Penambahan Komponen untuk menghasilkan Keluaran; 3 Penambahan item-item belanja pada Komponen. d. Berkenaan dengan besaran Pagu Alokasi Anggaran KL lebih kecil dari Pagu Anggaran KL maka, penelahaan dilakukan dengan meneliti RKA-Satker dengan kesesuaian pengurangan pagu yang difokuskan pada: 1 Pengurangan Komponen untuk menghasilkan Keluaran yang sudah ada selain Komponen Gaji dan Komponen Operasional Perkantoran; 2 Pengurangan item-item belanja pada Komponen; 3 Pengurangan Keluaran selain Keluaran dalam rangka penugasan, sehingga jenis dan volumenya berkurang. e. Dalam hal hasil penelaahan RKA-KL berdasarkan Pagu Anggaran KL atau Pagu Alokasi Anggaran KL mengakibatkan perubahan rumusan kinerja, perubahan dimaksud dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: - 138 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 1 Perubahan yang berkaitan dengan rumusan Keluaran Jenis dan Satuan, pada prinsipnya dapat dilakukan sepanjang: a Telah disepakati dalam proses penelaahan; b Tidak mengubah Keluaran yang merupakan Keluaran Kegiatan Prioritas Nasional; c Relevan dengan Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan yang ditetapkan; d Adanya perubahan tugas dan fungsi pada unit yang bersangkutan; e Adanya tambahan penugasan. 2 Perubahan yang berkaitan dengan rumusan diluar Output Program, Indikator Kinerja Utama Program, Outcome, Kegiatan, dan Indikator Kinerja, apabila dibutuhkan dapat dilakukan sepanjang merupakan akibat dari: a Adanya reorganisasi yang mengakibatkan perubahan tugas dan fungsi serta struktur organisasi; b Reorganisasi tersebut sudah memiliki dasar hukum yang pasti Perpres, Persetujuan Menpan dan RB, Keputusan MenteriPimpinan Lembaga yang bersangkutan; c Perubahan yang diusulkan telah disepakati dalam trilateral meeting; d Telah mendapat persetujuan dari komisi terkait di DPR. f. Berdasarkan hasil penelaahan, apabila terdapat alokasi anggaran yang belum ditetapkan penggunaannya berasal dari efisiensi danatau Komponen yang tidak relevan dengan output maka, alokasi anggaran tersebut dimasukkan dalam Output Cadangan pada kegiatanjenis belanja yang sama namun diblokir. 8. Presiden menetapkan alokasi anggaran KementerianLembaga dan Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Alokasi anggaran KementerianLembaga dirinci menurut klasifikasi anggaran. Alokasi anggaran Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dirinci menurut: a. kebutuhan Pemerintah Pusat; dan b. transfer kepada daerah. 9. Alokasi anggaran ditetapkan dengan Keputusan Presiden paling lambat tanggal 30 November. 10. MenteriPimpinan Lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran dengan berpedoman pada alokasi anggaran yang ditetapkan dalam Keputusan Presiden. 11. Menteri Keuangan mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran paling lambat tanggal 31 Desember. - 139 - MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

7.4. Hal-hal Khusus