LATAR BELAKANG Pedoman Gabah dan Beras 2014

2 Pedoman Pemantauan Harga Produsen Gabah dan Beras 2014 Demikian juga dengan Peran komoditas beras yang sangat strategis telah mendorong Pemerintah untuk berusaha mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan membuat dan melaksanakan kebijaksanaan perberasan melalui inpres no. 8 tahun 2011 tentang Kebijakan Pengamanan Cadangan Beras yang Dikelola oleh Pemerintah dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim. Inpres yang mulai dikeluarkan tanggal 15 April 2011, mengintruksikan pembelian beras oleh BULOG dalam rangka pengamanan cadangan beras yang dikelola oleh Pemerintah, dilakukan dengan memperhatikan Harga Pembelian Pemerintah HPP dan harga pasar yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik BPS. Undang-undang No. 161997 tentang Statistik dan Peraturan Pemerintah PP No. 511999 tentang Penyelenggaraan Statistik menyatakan bahwa Badan Pusat Statistik BPS berkewajiban menyediakan statistik dasar. Dengan undang-undang, PP dan Inpres tersebut BPS melalui Subdirektorat Statistik Harga Produsen secara kontinu menyediakan data harga gabah dan beras di penggilingan dengan melaksanakan Survei Pemantauan Harga Produsen Gabah HPG dan Survei Pemantauan Harga Produsen Beras di Penggilingan HPBG.

1.2. TUJUAN

Kegiatan pemantauan harga produsen gabah dimaksudkan untuk melakukan pemantauan dan pengumpulan data harga produsen gabah dan kualitas gabah di tingkat petani dan di tingkat penggilingan selama tahun 2014. Informasi harga yang diperoleh di lapangan, digunakan sebagai sistem peringatan dini early warning system dalam rangka pengamanan Harga Pembelian Pemerintah HPP. Hasilnya dapat digunakan sebagai data operasional bagi berbagai pihak yang berkepentingan, misalnya Perum Bulog. Survei Pemantauan Harga Produsen Beras di Penggilingan HPBG diperlukan untuk merekam variabilitas data harga beras dari berbagai kualitas beras di tingkat penggilingan. Hasil survei ini dapat menyediakan data harga yang valid sebagai referensi atau rekomendasi kepada pemerintah guna menentukan patokan harga maksimum pembelian beras oleh BULOG dan juga memberikan informasi dalam rangka ketersediaan pangan bagi konsumen. Sehingga bisa memberikan langkah antisipatif oleh pihak yang berkepentingan terhadap transaksi harga beras demi menjaga stabilitas harga beras dan meningkatnya kesejahteraan petani. 3 Pedoman Pemantauan Harga Produsen Gabah dan Beras 2014

1.3. RUANG LINGKUP

1. Pemantauan harga produsen gabah tahun 2014 dilaksanakan di 25 provinsi di Indonesia tidak termasuk Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara. 2. Monitoring harga beras dilakukan di unit penggilingan di 26 provinsi terpilih di Indonesia yang memiliki potensi produksi padi, gabah dan beras yang cukup besar tidak termasuk Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara . 3. Wilayah pencacahan harga produsen gabah mencakup 158 kabupaten, 335 kecamatan sampel, terdiri dari 244 kecamatan sampel tetap dan 91 kecamatan sampel berpindah mobile . 4. Wilayah pencacahan harga produsen beras mencakup 153 kabupaten. Pada setiap kecamatan dalam kabupaten terpilih ada 2 dua sampel responden. 5. Responden pemantauan harga produsen gabah adalah petani sebagai produsen padi yang melakukan transaksi penjualan gabah. Sedangkan responden pemantauan harga produsen beras adalah unit penggilingan beras yang melakukan kegiatan pembelian gabah, menggiling dan melakukan transaksi penjualan beras.