TUJUAN RUANG LINGKUP Pedoman Gabah dan Beras 2014

3 Pedoman Pemantauan Harga Produsen Gabah dan Beras 2014

1.3. RUANG LINGKUP

1. Pemantauan harga produsen gabah tahun 2014 dilaksanakan di 25 provinsi di Indonesia tidak termasuk Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara. 2. Monitoring harga beras dilakukan di unit penggilingan di 26 provinsi terpilih di Indonesia yang memiliki potensi produksi padi, gabah dan beras yang cukup besar tidak termasuk Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara . 3. Wilayah pencacahan harga produsen gabah mencakup 158 kabupaten, 335 kecamatan sampel, terdiri dari 244 kecamatan sampel tetap dan 91 kecamatan sampel berpindah mobile . 4. Wilayah pencacahan harga produsen beras mencakup 153 kabupaten. Pada setiap kecamatan dalam kabupaten terpilih ada 2 dua sampel responden. 5. Responden pemantauan harga produsen gabah adalah petani sebagai produsen padi yang melakukan transaksi penjualan gabah. Sedangkan responden pemantauan harga produsen beras adalah unit penggilingan beras yang melakukan kegiatan pembelian gabah, menggiling dan melakukan transaksi penjualan beras. 4 Pedoman Pemantauan Harga Produsen Gabah dan Beras 2014 5 Pedoman Pemantauan Harga Produsen Gabah dan Beras 2014 2 METODOLOGI

2.1. WAKTU PENCATATAN

Pengumpulan data harga produsen gabah dilakukan dengan pencatatan mingguan dan bulanan . Pencatatan mingguan dilakukan jika terjadi panen raya pada wilayah sampel terpilih. Pada musim panen raya biasanya produksi padi berlimpah dan banyak transaksi penjualan gabah oleh petani. Kondisi ini menjadi penyebab gejolak harga gabah di pasaran, sehingga fluktuasi harga perlu dipantau secara lebih intensif. Secara umum, waktu panen raya berbeda antar lokasi sampelkecamatan. Informasi tentang panen raya biasanya berasal dari laporan petugas tingkat kecamatan. Sedangkan pencatatan bulanan dilakukan tiap tanggal 10-15 tiap bulan. Pencatatan bulanan ini diterapkan pada saat panen raya berakhir atau tidak ada panen. Pengumpulan data harga beras di penggilingan dilakukan dengan dua sistem pendekatan pencatatan, yakni pertama, dengan sistem kunjungan dan wawancara secara langsung ke lokasi unit penggilingan terpilih. Pada sistem pertama, data diperoleh hanya berdasarkan pengakuan atau jawaban responden. Sedangkan untuk yang kedua, pencatatan berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang dilakukan oleh pencacah itu sendiri dengan bantuan alat ukur tester dan timbangan. Kegiatan monitoring harga dilakuan secara bulanan, yakni setiap tanggal 10 - 15. Secara umum, guna efisiensi pelaksanaan survei, jadwal kegiatan lapangan mengikuti jadwal monitoring harga produsen gabah.

2.2. PENENTUAN RESPONDEN

Dari 25 provinsi yang menjadi lokasi Pemantauan Harga Produsen Gabah, terpilih 158 Kabupaten yang menjadi sentra produksi padi. Dari 158 kabupaten, terpilih 244 Kecamatan sampel tetap yang menjadi sentra produksi padi, disamping itu masih bisa dipilih 91 kecamatan sampel berpindah mobile . Setiap kecamatan sampel, dipilih 3 tiga responden yang berasal dari desa berbeda sebagai nara sumber pengumpulan data harga. Responden adalah petani yang menghasilkan gabah cukup besar menurut ukuran setempat kemudian diwakili tiga petani yang menjual gabah terbesar di antara petani lain di 6 Pedoman Pemantauan Harga Produsen Gabah dan Beras 2014 sekitarnya . Diutamakan petani yang sedangbaru menjual hasil produksi gabah sehingga pengambilan sampel lebih mudah karena gabah hasil transaksi belum mengalami perubahan kualitas. Hal ini bertujuan agar Kadar Air KA dan Kadar HampaKotoran KH yang dicatat mencerminkan keadaan pada saat transaksi terjadi. Guna memberikan gambaran tingkat harga yang berlaku umum di suatu lokasi sampel, terdapat beberapa hal penting yang harus dihindari dalam proses pencatatan adalah sebagai berikut: 1. Petani penderep buruh tani yang mendapatkan upah panen dalam bentuk gabah natura. 2. Petani yang menjual gabah dalam jumlah yang relatif kecil menurut ukuran setempat. 3. Petani yang menjual kepada keluargafamilikerabat sendiri. 4. Petani yang menjual secara mendadak untuk memenuhi kebutuhan mendesak. 5. Petani yang menjual dalam bentuk beras. 6. Petani yang menjual gabah sebelum waktu panen diijonkan atau yang diborongkan ditebaskan. Catatan: Responden petani diharapkan mereka yang melakukan sistem panen sendiri, kecuali di provinsi Bali, selain panen sendiri diperbolehkan juga responden petani tebasan apabila memang dominan. Pada pemantauan harga produsen beras dalam satu kecamatan, dipilih 2 dua sampel penggilingan yang berasal dari desa berbeda sebagai narasumber pengumpulan data harga. Dalam proses penentuan kabupatenkecamatan terpilih, perlu diperhatikan beberapa kriteria sebagai bahan pertimbangan, antara lain: 1. Kecamatan tersebut memiliki perusahaan penggilingan produsen beras yang dominan dan menguasai distribusi penjualan di wilayahnya selama periode pencatatan yang ditetapkan. 2. Kecamatan tersebut memiliki kapasitas produksi beras relatif besar dan daya serap beras tinggi dibandingkan kecamatan lainnya, 3. Pertimbangan lain yang dianggap penting oleh BPS ProvinsiKabupaten. Kabupaten dan Kecamatan yang terpilih sebagai sampel ditetapkan oleh BPS Pusat dengan memperhatikan pertimbangan dari BPS Provinsi. Jika tidak menemukan maka dapat diganti dengan kabupatenkecamatan lain yang dianggap memenuhi kriteria di atas.