Mata Pencaharian. KEPEMIMPINAN DAN PERUBAHAN EKOLOGI; SUATU PEMIKIRAN TENTANG PERUBAHAN EKOLOGI DAN PERAN PEMIMPIN DI MINANGKABAU ipi258191

54 | P a g e membentuk semacam lingkaran penyebaran yang berbentuk lingkaran konsentris. Daerah penyebaran di luar Luhak Nan Tigo ini kemudian dikenal sebagai daerah rantau yang berada di sekeliling daerah luhak. Daerah rantau merupakan daerah pengembangan dari daerah luhak. Daerah ini merupakan daerah periperi yang secara adat dan kekuasaan harus tundud pada kekuasaan pusat yang berada di Pagaruyung. Dengan demikian daerah rantau dan daerah luhak yang dikenal dengan daerah darek merupakan suatu kesatuan. Hal ini dikenal dalam adegium orang Minangkabau sebagai “barantau- badarek”.Artinya rantau adalah daearah penyebaran dan darek adalah daerah asal. Daerah rantau ini terus berkembang dan membentuk pusat-pusat kekuasan baru yang perintahi oleh raja-raja kecil. Raja kecil ini harus tunduk pada kekuasaan raja di Pagaruyung. Raja ini biasanya menguasai nagari-nagari yang ada. Satu raja akan mengusai satu atau lebih nagari. Dengan demikian muncullah ist ilah “rantau beraja darek bapanghulu”.Raja adalah penguasa daerah rantau dan penghulu mengasai daerah darek. Raja adalah penguasa daerah, sedangkan penghulu adalah penguasa adat.

III. Mata Pencaharian.

rang Minangakabau pada dasarnya adalah keturunan petani. Aktifitas bertani ini sudah dilaksanakan semenjak masa awal nenek moyang orang Minangkabau menghuni pulau paco perca ini.Keturunan pertama orang Minangkabau dari nenek moyangnya Datuk Sri Maharajo dirajo telah membuka lahan pertanian di aki Gunung Marapi semenjak masa awal kedatangannya. Tersebutlah pada masa awal dari kedatangan mereka satu lahan pertanian yang dikenal dengan istilah “sawah laweh satampang baniah makanan urang tigo luhak”. Sawah yang luas ini juga dapat dianggap sebagai awal dari dimulainya pengolahan lahan yang pertama dan suatu bentuk penguasan atas lahan. Orang Minangkabau kalau dilihat dari cerita-cerita yang hidup dan dipelihara oleh masyarakat, pada masa awal merupakan petani sawah. Tetapi dengan sawah saja tentu tidak akan dapat memenuhi semua kebutuhan penduduk. Maka sesudah memulai dengan sawah kemudian mereka mengembangkan bentuk pertanian yang lain. Mereka kemudian membuka ladang. Karena dengan adanya daerah peladangan sumber makanan lain di luar beras akan dapat dipenuhi. Dengan adanya daerah peladangan akan semakin banyak kebutuhan dapat dipenuhi. Di Ladang beraneka jenis tanaman dapat tumbuh dan ditanam, sehingga ladang kemudian memegang peranan yang lebih besar dibandingkan dengan pertanian yang bertumpu pada lahan basah seperti sawah. Dengan adanya sawah dan ladang kehidupan masyarakat semakin berkembang, jumlah penduduk semakin banyak. Hal ini berakibat kepada munculnya persaingan dalam pengusaan lahan pertanian. Persaingan menyebabkan kemudian adanya perpindahan sebagian penduduk ke daerah lain guna mendapatkan lahan pertanian. Kehidupan masyarakat yang pada awalnya berkelompok kemudian mulai memencar . Pemencaran ini biasanya dilakukan oleh keluarga atau kesatuan dari keluarga. Keluarga yang berpindah ke daerah lain kemudian membentuk suatu kesatuan hidup. Hal ini kemudian dikenal dengan nama suku, yaitu suatu kesatuan keluarga yang berasal dari satu nenek moyang. Akibat yang nyata dari hal ini adalah munculnya orang yang dapat mengatur anggota kelompok supaya kelompok dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian orang yang berpindah ini semakin banyak dan sebagai akibatnya munculah suku-suku lain. Sampai sekarang O 55 | P a g e orang Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang terdiri dari banyak suku. Setiap suku dipimpin oleh seorang penghulu yang merupakan pemimpin resmi dalam masyarakat Minangkabau. Perkembangan selanjutnya dari mata pencarian penduduk Minangkabau adalah munculnya perniagaan atau perdagangan. Ini mungkin ada hubungananya dengan berkembangnya mata pencarian berladang. Akibat dari penyebaran yang dilakukan penduduk, maka secara otomatis luas lahan perladangan akan semakin meluas pula, begitu juga dengan daerah persawahan. Akibat bertambahnya daerah perladangan dan persawahan, mengakibat kan surplus dalam hasil pertanian. Hasil pertanian yang secara terus menerus berlimpah membutuhkan suatu penyaluran kepada daerah tertentu yang secara relative kekurangan. Akibat dari kelebihan produksi pertanian ini kemudian memunculkan aktifitas perniagan atau perdagangan. Munculnya daerah kolonial akibat dari aktifitas bangsa lain kemudian juga berakibat secara tidak langsung kepada perkembangan mata pencarian masyarakat. Pada masa colonial ini kemudian muncul aktifitas perkantoran yang secara tidak langsung berakibat berkembangnya mata pencarian lain. Dimana pada masa ini ada diantara penduduk yang ditarik bekerja di kantor. Pada masa munculah aktifitas perekonomian menjadi pegawai atau bekerja di perkantoran. Keadaan ini kemudian terus berkembang sampai kepada zaman sekarang.

IV. Kepimimpinan Tradisional di Minang kabau.