BAB II PEMBAHASAN TENTANG SYARI’AH
A. PENGERTIAN SYARI’AH
Syari’ah menurut istilah adalah “maa anzalahullahu li ‘ibaadihi minal ahkaami ‘alaalisaani rusulihil kiraami liyukhrijan naasa min diyaairizh zhalaami
ilan nuurin bi idznihi wa yahdiyahum ilash shiraathil mustaqiimi,’’ artinya hukum-hukum peraturan yang di turunkan allah SWT melalui rasul-rasulnya
yang mulia, untuk manusia, agar mereka keluar dari kegelapan ke dalam terang, dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus.
Jadi syari’ah islam adalah hukum atau peraturan islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat khususnya muslim. Selain berisi hukum dan aturan,
syariah islam juga berisi tentang bagaimana cara menyelesaikan permasalahan hidup ini. Maka oleh kaum muslimin, syariah islam merupakan panduan
menyeluruh dan sempurna sebagai solusi terhadap seluruh permasalahan hidup di dunia yang di alami oleh manusia.
Syariah Islam memberikan tuntunan hidup khususnya pada umat Islam dan umumnya pada seluruh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat. Muamalah dalam syariah Islam bersifat fleksibel tidak kaku. Dengan demikian Syariah Islam dapat terus menerus memberikan dasar spiritual bagi
umat Islam dalam menyongsong setiap perubahan yang terjadi di masyarakat dalam semua aspek kehidupan. Syariah Islam dalam muamalah senantiasa
mendorong penyebaran manfaat bagi semua pihak, menghindari saling
3
merugikan, mencegah perselisihan dan kesewenangan dari pihak yang kuat atas pihak-pihak yang lemah. Dengan dikembangkannya muamalah berdasarkan
syariah Islam akan lahir masyarakat marhamah, yaitu masyarakat yang penuh rahmat.
B. PERBEDAAN SYARI’AH DENGAN FIQIH
1. Syariah
a. Berasal dari Al-Quran dan Hadits
b. Bersifat fundamental
c. Hukumnya bersifat Qathi tidak berubah karena ketentuannya
dari Allah SWT, dan ketentuan-ketentuan dari Rasul. d.
Hukum Syariatnya hanya Satu Universal e.
Langsung dari Allah yang kini terdapat dalam Al-Quran
2. Fiqih
a. Karya Manusia yang bisa Berubah karena terdapat dalam kitab-
kitab fikih. b.
Bersifat Instrumental c.
Hukumnya dapat berubah dan di ubah dari masa ke masa d.
Banyak berbagai ragam aliran-aliran hukum yang disebut mazhab.
e. Berasal dari Ijtihad para ahli hukum sebagai hasil pemahaman
manusia yang dirumuskan oleh Mujtahid
4
C. MACAM-MACAM KETENTUAN HUKUM
1. Wajib Fardhu
Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh seorang muslima yang telah dewasa dan waras mukallaf, di mana
jika dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa.
Contoh : solat lima waktu, pergi haji jika telah mampu, membayar zakat, dan lain-lain.
Wajib terdiri atas dua jenismacam : a.
Wajib ‘ain adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim mukalaf seperti sholah fardu, puasa ramadan,
zakat, haji bila telah mampu dan lain-lain. b.
Wajib Kifayah adalah perkara yang harus dilakukan oleh muslimmukallaff namun jika sudah ada yang malakukannya
maka menjadi tidak wajib lagi bagi yang lain seperti mengurus jenazah.
2. SunnahSunnat
Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan mendapat pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa.
Contoh: sholat sunnat, puasa senin kamis, solat tahajud, memelihara jenggot, dan lain sebagainya.
5
Sunah terbagi atas dua jenismacam: a.
Sunah Mu’akkad adalah sunnat yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW seperti shalat ied dan shalat tarawih.
b. Sunah Ghairu Mu’akad yaitu adalah sunnah yang jarang
dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW seperti puasa senin kamis, dan lain-lain.
3. Haram
Haram adalah suatu perkara yang mana tidak boleh sama sekali dilakukan oleh umat muslim di mana pun mereka berada
karena jika dilakukan akan mendapat dosa dan siksa di neraka kelak. Contohnya : main judi, minum minuman keras, zina, durhaka pada
orang tua, riba, membunuh, fitnah, dan lain-lain.
4. Makruh
Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi jika dilakukan tidak berdosa dan jika
ditinggalkan akan mendapat pahala dari Allah SWT. Contoh : posisi makan minum berdiri, merokok mungkin haram.
5. Mubah
6
Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim mukallaf tidak akan mendapat dosa dan tidak mendapat
pahala. Contoh : makan dan minum, belanja, bercanda, melamun, dan lain sebagainya.
D. TUJUAN AGAMA ISLAM