Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
4.2. Hasil Kajian Lapangan 4.2.1. Profil Pengunjung Destinasi Wisata
Dalam kegiatan ini selain dilakukan pengamatan dan kajian tentang destinasi wisata, juga dilakukan survei terhadap pengunjung destinasi wisata dengan tujuan untuk mengetahui
persepsi pengunjung atau wisatawan terhadap de pengunjung terhadap destinasi wisata, dilakukan survei kepada pengunjung dengan jumlah
sampel sebanyak 337 pengunjung dari seluruh kecamatan di 5 kabupatenkota. Dengan jumlah dan komposisi sampel seperti itu dihar
kesimpulan sampel tidak berbeda jauh dengan kesimpulan populasi.
Dari 337 pengunjung sebanyak 171 atau 51 persen pengunjung berjenis kelamin laki dan 166 pengunjung atau 49 persen adalah perempuan. Dari
pengunjung berumur 18-25 tahun yaitu 54 persen, berikutnya sebanyak 32 persen berusia di atas 25 tahun, dan sisanya 14 persen berusia di bawah 18 tahun. Dengan komposisi usia seperti
itu, maka jumlah pengunjung yang berstatus m terlihat dari hasil survei yang menunjukkan bahwa 61 persen pengunjung berstatus pelajar dan
mahasiswa sedangkan pengunjung yang berstatus pengusaha sebanyak 12 persen dan pedagang 10 persen. Pengunjung yang bersta
tersebut adalah ibu rumah tangga, karyawan, purnawirawanpurna tugas, dan sebagainya.
Grafik 4.1. Komposisi Umur Pengunjung
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Profil Pengunjung Destinasi Wisata
Dalam kegiatan ini selain dilakukan pengamatan dan kajian tentang destinasi wisata, juga dilakukan survei terhadap pengunjung destinasi wisata dengan tujuan untuk mengetahui
persepsi pengunjung atau wisatawan terhadap destinasi wisata. Untuk mengetahui persepsi pengunjung terhadap destinasi wisata, dilakukan survei kepada pengunjung dengan jumlah
sampel sebanyak 337 pengunjung dari seluruh kecamatan di 5 kabupatenkota. Dengan jumlah dan komposisi sampel seperti itu diharapkan mampu mewakili populasi yang ada sehingga
kesimpulan sampel tidak berbeda jauh dengan kesimpulan populasi.
Dari 337 pengunjung sebanyak 171 atau 51 persen pengunjung berjenis kelamin laki dan 166 pengunjung atau 49 persen adalah perempuan. Dari sisi umurnya, sebagian besar
25 tahun yaitu 54 persen, berikutnya sebanyak 32 persen berusia di atas 25 tahun, dan sisanya 14 persen berusia di bawah 18 tahun. Dengan komposisi usia seperti
itu, maka jumlah pengunjung yang berstatus mahasiswapelajar menjadi dominan. Hal ini terlihat dari hasil survei yang menunjukkan bahwa 61 persen pengunjung berstatus pelajar dan
mahasiswa sedangkan pengunjung yang berstatus pengusaha sebanyak 12 persen dan pedagang 10 persen. Pengunjung yang berstatus lain-lain sebanyak 14 persen. Status lain
tersebut adalah ibu rumah tangga, karyawan, purnawirawanpurna tugas, dan sebagainya.
Grafik 4.1. Komposisi Umur Pengunjung
18 Tahun 14
18-25 Tahun 54
25 Tahun 32
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-84
Dalam kegiatan ini selain dilakukan pengamatan dan kajian tentang destinasi wisata, juga dilakukan survei terhadap pengunjung destinasi wisata dengan tujuan untuk mengetahui
stinasi wisata. Untuk mengetahui persepsi pengunjung terhadap destinasi wisata, dilakukan survei kepada pengunjung dengan jumlah
sampel sebanyak 337 pengunjung dari seluruh kecamatan di 5 kabupatenkota. Dengan jumlah
apkan mampu mewakili populasi yang ada sehingga
Dari 337 pengunjung sebanyak 171 atau 51 persen pengunjung berjenis kelamin laki-laki sisi umurnya, sebagian besar
25 tahun yaitu 54 persen, berikutnya sebanyak 32 persen berusia di atas 25 tahun, dan sisanya 14 persen berusia di bawah 18 tahun. Dengan komposisi usia seperti
ahasiswapelajar menjadi dominan. Hal ini terlihat dari hasil survei yang menunjukkan bahwa 61 persen pengunjung berstatus pelajar dan
mahasiswa sedangkan pengunjung yang berstatus pengusaha sebanyak 12 persen dan
lain sebanyak 14 persen. Status lain-lain tersebut adalah ibu rumah tangga, karyawan, purnawirawanpurna tugas, dan sebagainya.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sebagai daerah tujuan wisata utama, namun juga di manca negara. Namun demikian, dalam survei ini sebanyak 56 persen
pengunjung berasal dari D.I. Yogyakarta dan 17 persen berasal dari Jawa Tengah. Sedikitnya pengunjung yang berasal dari luar Yo
bukan pada masa liburan sehingga tidak begitu banyak pengunjung yang berasal dari luar Yogyakarta. Beberapa pengunjung yang berasal dari luar Yogyakarta dan Jawa Tengah adalah
Jawa Timur 7 persen, Jawa Barat 6 persen, Jakarta dan Banten 5 persen, Bali 3 persen, serta lain-lain 6 persen. Jumlah pengunjung yang berasal dari lain
wilayah Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Grafik 4.3.
TNIPolri 0.5
Jawa Timur 7
Bali 3
Jawa Tengah 17
Jawa Barat 6
JakartaBante n
5
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Grafik 4.2. Status Pengunjung
Sebagai daerah tujuan wisata utama, Yogyakarta sudah dikenal bukan saja di Indonesia namun juga di manca negara. Namun demikian, dalam survei ini sebanyak 56 persen
pengunjung berasal dari D.I. Yogyakarta dan 17 persen berasal dari Jawa Tengah. Sedikitnya pengunjung yang berasal dari luar Yogyakarta dan Jawa Tengah disebabkan pada saat itu adalah
bukan pada masa liburan sehingga tidak begitu banyak pengunjung yang berasal dari luar Yogyakarta. Beberapa pengunjung yang berasal dari luar Yogyakarta dan Jawa Tengah adalah
Jawa Barat 6 persen, Jakarta dan Banten 5 persen, Bali 3 persen, lain 6 persen. Jumlah pengunjung yang berasal dari lain-lain tersebut antara lain dari
wilayah Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Grafik 4.3. Daerah Asal Pengunjung
PNS 3
Pedagang 10
Pengusaha 12
PelajarMahasi swa
61 Lainnya
14
D.I. Yogyakarta
56
Jawa Timur 7
Jawa Tengah 17
JakartaBante Lainnya
6
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-85
Yogyakarta sudah dikenal bukan saja di Indonesia namun juga di manca negara. Namun demikian, dalam survei ini sebanyak 56 persen
pengunjung berasal dari D.I. Yogyakarta dan 17 persen berasal dari Jawa Tengah. Sedikitnya
gyakarta dan Jawa Tengah disebabkan pada saat itu adalah bukan pada masa liburan sehingga tidak begitu banyak pengunjung yang berasal dari luar
Yogyakarta. Beberapa pengunjung yang berasal dari luar Yogyakarta dan Jawa Tengah adalah
Jawa Barat 6 persen, Jakarta dan Banten 5 persen, Bali 3 persen, lain tersebut antara lain dari
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Saat ditanyakan apakah responden setiap tahun mengunjun Yogyakarta, sebanyak 59 persen pengunjung menyatakan jarang mengunjungi destinasi wisata
di Yogyakarta, 27 persen menyatakan kadang Yogyakarta, 11 persen menjawab sering berkunjung, dan sisanya sebesar 3 persen menyatakan
selalu berkunjung setiap tahun. Besarnya persentase yang menyatakan jarang mengunjungi destinasi wisata di Yogyakarta disebabkan karena sebagian besar responden berasal dar
Yogyakarta. Meski demikian, perlu dilakukan kajian lebih lanjut penyebab sebagian besar pengunjung menyatakan jarang berkunjung ke destinasi wisata di Yogyakarta.
Untuk meningkatkan animo masyarakat terhadap destinasi wisata di Yogyakarta, perlu dilakukan strategi yang melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah, termasuk pengusaha
bidang perjalanan dan wisata. Meskipun Yogyakarta sudah sangat terkenal, namun tidak ada jaminan bahwa mereka mengetahui dan memahami berbagai destinasi wisata di Yogyakarta
yang jumlahnya mencapai ratusan.
Grafik 4.4. Frekuensi Kunjunga
Saat masyarakat datang ke suatu destinasi wisata, mereka pada dasarnya dilandasi oleh dua motivasi yaitu benar-benar memiliki tujuan utama berkunjun
mereka sebenarnya tidak memiliki tujuan utama ke destinasi wisata namun hanya sekedar mampir. Dari survei yang dilakukan, sebanyak 67 persen adalah pengunjung yang memiliki
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
ditanyakan apakah responden setiap tahun mengunjungi destinasi wisata di Yogyakarta, sebanyak 59 persen pengunjung menyatakan jarang mengunjungi destinasi wisata
di Yogyakarta, 27 persen menyatakan kadang-kadang mengunjungi destinasi wisata di
arta, 11 persen menjawab sering berkunjung, dan sisanya sebesar 3 persen menyatakan selalu berkunjung setiap tahun. Besarnya persentase yang menyatakan jarang mengunjungi
destinasi wisata di Yogyakarta disebabkan karena sebagian besar responden berasal dar Yogyakarta. Meski demikian, perlu dilakukan kajian lebih lanjut penyebab sebagian besar
pengunjung menyatakan jarang berkunjung ke destinasi wisata di Yogyakarta.
Untuk meningkatkan animo masyarakat terhadap destinasi wisata di Yogyakarta, perlu an strategi yang melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah, termasuk pengusaha
bidang perjalanan dan wisata. Meskipun Yogyakarta sudah sangat terkenal, namun tidak ada jaminan bahwa mereka mengetahui dan memahami berbagai destinasi wisata di Yogyakarta
ang jumlahnya mencapai ratusan.
Frekuensi Kunjungan ke Destinasi Wisata di D.I. Yogyakarta
Saat masyarakat datang ke suatu destinasi wisata, mereka pada dasarnya dilandasi oleh benar memiliki tujuan utama berkunjung ke obyesk wisata, atau
mereka sebenarnya tidak memiliki tujuan utama ke destinasi wisata namun hanya sekedar mampir. Dari survei yang dilakukan, sebanyak 67 persen adalah pengunjung yang memiliki
Selalu 3
Sering 11
Kadang- kadang
27 Jarang
59
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-86
gi destinasi wisata di D.I. Yogyakarta, sebanyak 59 persen pengunjung menyatakan jarang mengunjungi destinasi wisata
kadang mengunjungi destinasi wisata di arta, 11 persen menjawab sering berkunjung, dan sisanya sebesar 3 persen menyatakan
selalu berkunjung setiap tahun. Besarnya persentase yang menyatakan jarang mengunjungi destinasi wisata di Yogyakarta disebabkan karena sebagian besar responden berasal dari
Yogyakarta. Meski demikian, perlu dilakukan kajian lebih lanjut penyebab sebagian besar
Untuk meningkatkan animo masyarakat terhadap destinasi wisata di Yogyakarta, perlu an strategi yang melibatkan masyarakat dan pemerintah daerah, termasuk pengusaha
bidang perjalanan dan wisata. Meskipun Yogyakarta sudah sangat terkenal, namun tidak ada jaminan bahwa mereka mengetahui dan memahami berbagai destinasi wisata di Yogyakarta
D.I. Yogyakarta
Saat masyarakat datang ke suatu destinasi wisata, mereka pada dasarnya dilandasi oleh g ke obyesk wisata, atau
mereka sebenarnya tidak memiliki tujuan utama ke destinasi wisata namun hanya sekedar mampir. Dari survei yang dilakukan, sebanyak 67 persen adalah pengunjung yang memiliki
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
tujuan utama berkunjung ke destinasi wisata sedangkan 33 p hanya mampir, yang berarti mereka punya tujuan utama yang lain.
Pada prinsipnya bukanlah menjadi masalah apakah pengunjung sekedar mampir atau memang bertujuan berkunjung ke destinasi wisata, karena keduanya sama
bahwa mereka telah berkunjung ke suatu destinasi. Pada kasus tersebut, yang membuat perbedaan diantara keduanya adalah apabila berkunjung ke suatu destinasi wisata adalah
tujuan utamanya, maka dampak yang muncul adalah lamanya waktu yang dialokasikan destinasi wisata tersebut. Semakin lama mereka berada di destinasi wisata, diharapkan akan
membawa dampak lain seperti peningkatan konsumsi atau belanja, peningkatan tingkat hunian hotel atau penginapan, serta kemungkinan mereka berkunjung ke destinasi
Grafik 4.5. Tujuan Pengunjung Datang ke Destinasi Wisata
Dalam kunjungan ke suatu destinasi wisata, masyarakat dan pemerintah berharap para pengunjung tidak sekedar berkunjung saja, namun juga berbelanja baik makanan, minuman,
suvenir, atau lainnya sehingga diharapkan mampu memberikan efek pada pengembangan ekonomi masyarakat sekitar. Namun dari 337 responden yang disurvei, sebanyak 64 persen
responden menyatakan jarang berbelanja di destinasi wisata. Jarang dalam hal ini bukan berarti tidak berbelanja, namun frekuensinya lebih banyak tidak berbelanja. Hanya 4 persen
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
tujuan utama berkunjung ke destinasi wisata sedangkan 33 persen menyatakan bahwa mereka hanya mampir, yang berarti mereka punya tujuan utama yang lain.
Pada prinsipnya bukanlah menjadi masalah apakah pengunjung sekedar mampir atau memang bertujuan berkunjung ke destinasi wisata, karena keduanya sama-sama menunju
bahwa mereka telah berkunjung ke suatu destinasi. Pada kasus tersebut, yang membuat perbedaan diantara keduanya adalah apabila berkunjung ke suatu destinasi wisata adalah
tujuan utamanya, maka dampak yang muncul adalah lamanya waktu yang dialokasikan destinasi wisata tersebut. Semakin lama mereka berada di destinasi wisata, diharapkan akan
membawa dampak lain seperti peningkatan konsumsi atau belanja, peningkatan tingkat hunian hotel atau penginapan, serta kemungkinan mereka berkunjung ke destinasi wisata lainnya.
Tujuan Pengunjung Datang ke Destinasi Wisata
Dalam kunjungan ke suatu destinasi wisata, masyarakat dan pemerintah berharap para pengunjung tidak sekedar berkunjung saja, namun juga berbelanja baik makanan, minuman,
atau lainnya sehingga diharapkan mampu memberikan efek pada pengembangan ekonomi masyarakat sekitar. Namun dari 337 responden yang disurvei, sebanyak 64 persen
responden menyatakan jarang berbelanja di destinasi wisata. Jarang dalam hal ini bukan berarti
idak berbelanja, namun frekuensinya lebih banyak tidak berbelanja. Hanya 4 persen
Ya, berkunjung ke obyek
wisata 67
Tidak, hanya mampir
33
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-87
ersen menyatakan bahwa mereka
Pada prinsipnya bukanlah menjadi masalah apakah pengunjung sekedar mampir atau sama menunjukkan
bahwa mereka telah berkunjung ke suatu destinasi. Pada kasus tersebut, yang membuat perbedaan diantara keduanya adalah apabila berkunjung ke suatu destinasi wisata adalah
tujuan utamanya, maka dampak yang muncul adalah lamanya waktu yang dialokasikan di destinasi wisata tersebut. Semakin lama mereka berada di destinasi wisata, diharapkan akan
membawa dampak lain seperti peningkatan konsumsi atau belanja, peningkatan tingkat hunian
wisata lainnya.
Dalam kunjungan ke suatu destinasi wisata, masyarakat dan pemerintah berharap para pengunjung tidak sekedar berkunjung saja, namun juga berbelanja baik makanan, minuman,
atau lainnya sehingga diharapkan mampu memberikan efek pada pengembangan ekonomi masyarakat sekitar. Namun dari 337 responden yang disurvei, sebanyak 64 persen
responden menyatakan jarang berbelanja di destinasi wisata. Jarang dalam hal ini bukan berarti
idak berbelanja, namun frekuensinya lebih banyak tidak berbelanja. Hanya 4 persen
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
pengunjung yang selalu berbelanja dan 9 persen menyatakan sering. Selain itu sebanyak 23 persen menyatakan kadang-kadang berbelanja.
Saat ditanyakan rata-rata jumlah uang yan persen menjawab kurang dari Rp.75.000, berikutnya 16 persen berbelanja sebanyak Rp.75.000
s.d. Rp.150.000, dan 11 persen rata 51 persen pengunjung menyat
pengunjung yang tidak berbelanja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: sedikit atau bahkan tidak ada warung makan atau kiostoko suvenir di lokasi wisata sehingga
mereka menjadi kurang berminat, sudah membawa dari rumah sehingga memutuskan tidak berbelanja, dan
memang tidak memiliki keinginan belanja di lokasi wisata namun di tempat lainnya.
Grafik 4.6. Frekuensi
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
pengunjung yang selalu berbelanja dan 9 persen menyatakan sering. Selain itu sebanyak 23 kadang berbelanja.
rata jumlah uang yang dibelanjakan saat berkunjung, sebanyak 22 persen menjawab kurang dari Rp.75.000, berikutnya 16 persen berbelanja sebanyak Rp.75.000
s.d. Rp.150.000, dan 11 persen rata-rata berbelanja di atas Rp.150.000. Sementara itu sebanyak 51 persen pengunjung menyatakan tidak berbelanja saat berkunjung. Besarnya jumlah
pengunjung yang tidak berbelanja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: sedikit atau bahkan tidak ada warung makan atau kiostoko suvenir di lokasi wisata sehingga
g berminat, kedua, untuk makanan dan minuman kemungkinan mereka sudah membawa dari rumah sehingga memutuskan tidak berbelanja, dan
memang tidak memiliki keinginan belanja di lokasi wisata namun di tempat lainnya.
Frekuensi Pengunjung Berbelanja di Destinasi Wisata
Selalu 4
Sering 9
Kadang- kadang
23 Jarang
64
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-88
pengunjung yang selalu berbelanja dan 9 persen menyatakan sering. Selain itu sebanyak 23
g dibelanjakan saat berkunjung, sebanyak 22 persen menjawab kurang dari Rp.75.000, berikutnya 16 persen berbelanja sebanyak Rp.75.000
rata berbelanja di atas Rp.150.000. Sementara itu sebanyak akan tidak berbelanja saat berkunjung. Besarnya jumlah
pengunjung yang tidak berbelanja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: pertama, sedikit atau bahkan tidak ada warung makan atau kiostoko suvenir di lokasi wisata sehingga
, untuk makanan dan minuman kemungkinan mereka sudah membawa dari rumah sehingga memutuskan tidak berbelanja, dan ketiga, mereka
memang tidak memiliki keinginan belanja di lokasi wisata namun di tempat lainnya.
Pengunjung Berbelanja di Destinasi Wisata
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Grafik 4.7. Rata-rata Besarnya Uang yang Dibelanjakan di Destinasi Wisata
Seringkali kunjungan wisata ke suatu lokasi dilakukan secara berkesinambungan dalam arti, mereka tidak hanya mengunjungi satu destinasi
yang lainnya. Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu 61 persen memiliki rencana atau kunjungan ke destinasi wisata lainnya sedangkan sisanya 39
persen menyatakan tidak berkein berkunjung ke destinasi wisata tertentu.
Pada saat dilakukan survei, sebanyak 67 persen pengunjung telah melakukan kunjungan ke lebih dari satu destinasi dan sisanya 33 persen hanya mengunjungi satu de
Beberapa destinasi wisata yang saling berdekatan memang berpotensi untuk dijadikan sebagai kunjungan berikutnya. Untuk itu peta jalur wisata yang menghubungkan destinasi wisata satu
dengan yang lain sangat penting bagi para pengunjung
Tidak Berbelanja
51
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
rata Besarnya Uang yang Dibelanjakan di Destinasi Wisata
Seringkali kunjungan wisata ke suatu lokasi dilakukan secara berkesinambungan dalam arti, mereka tidak hanya mengunjungi satu destinasi saja, namun mengunjungi destinasi wisata
yang lainnya. Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu 61 persen memiliki rencana atau kunjungan ke destinasi wisata lainnya sedangkan sisanya 39
persen menyatakan tidak berkeinginan mengunjungi destinasi wisata lain setelah mereka berkunjung ke destinasi wisata tertentu.
Pada saat dilakukan survei, sebanyak 67 persen pengunjung telah melakukan kunjungan ke lebih dari satu destinasi dan sisanya 33 persen hanya mengunjungi satu destinasi wisata saja.
Beberapa destinasi wisata yang saling berdekatan memang berpotensi untuk dijadikan sebagai kunjungan berikutnya. Untuk itu peta jalur wisata yang menghubungkan destinasi wisata satu
dengan yang lain sangat penting bagi para pengunjung destinasi wisata.
Rp75.000 22
Rp75.000 - Rp150.000
16 Rp150.000
11 Berbelanja
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-89
rata Besarnya Uang yang Dibelanjakan di Destinasi Wisata
Seringkali kunjungan wisata ke suatu lokasi dilakukan secara berkesinambungan dalam saja, namun mengunjungi destinasi wisata
yang lainnya. Hasil survei yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu 61 persen memiliki rencana atau kunjungan ke destinasi wisata lainnya sedangkan sisanya 39
ginan mengunjungi destinasi wisata lain setelah mereka
Pada saat dilakukan survei, sebanyak 67 persen pengunjung telah melakukan kunjungan stinasi wisata saja.
Beberapa destinasi wisata yang saling berdekatan memang berpotensi untuk dijadikan sebagai kunjungan berikutnya. Untuk itu peta jalur wisata yang menghubungkan destinasi wisata satu
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Grafik 4.8. Keinginan Berkunjung ke Destinasi Wisata Lain
Grafik 4.9. Jumlah Kunjungan ke Destinasi Wisata pada Hari Tertentu
4.2.2. Profil Destinasi Wisata
Destinasi wisata yang dikunjungi berjumlah kabupatenkota di Daerah Istimewa
berbeda-beda, demikian pula dengan jumlah destinasi wisata yang ada. Jumlah destinasi wisata yang dikunjungi di Kulonprogo sebanyak 38 destinasi wisata, Kota Yo
Tidak Ada
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Grafik 4.8. Keinginan Berkunjung ke Destinasi Wisata Lain
Grafik 4.9. Jumlah Kunjungan ke Destinasi Wisata pada Hari Tertentu
Destinasi wisata yang dikunjungi berjumlah 320 unit dari 78 kecamat aerah Istimewa Yogyakarta. Setiap daerah memiliki situasi dan kondisi yang
beda, demikian pula dengan jumlah destinasi wisata yang ada. Jumlah destinasi wisata yang dikunjungi di Kulonprogo sebanyak 38 destinasi wisata, Kota Yogyakarta
Ada 61
Tidak Ada 39
Satu 33
Lebih dari satu
67
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-90
Grafik 4.9. Jumlah Kunjungan ke Destinasi Wisata pada Hari Tertentu
unit dari 78 kecamatan di 5 Yogyakarta. Setiap daerah memiliki situasi dan kondisi yang
beda, demikian pula dengan jumlah destinasi wisata yang ada. Jumlah destinasi wisata gyakarta 54 destinasi
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
wisata, Bantul 70 destinasi wisata, Sleman wisata.
Dalam studi ini destinasi wisata yang diprioritaskan untuk dikunjungi adalah destinasi wisata sesuai dengan arahan dan daftar dari Di
dengan destinasi wisata yang dipandang potensial berda Pengelompokkan destinasi wisata dilakukan sesuai dengan ketentuan Dinas Pariwisata D.I.
Yogyakarta. Komposisi jenis destin
Grafik 4.10. Jenis Destinasi Wisata
Kuliner, 17 Alamhutan, 29
Lain
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
destinasi wisata, Sleman 70 destinasi wisata, dan Gunungk
Dalam studi ini destinasi wisata yang diprioritaskan untuk dikunjungi adalah destinasi wisata sesuai dengan arahan dan daftar dari Dinas Pariwisata masing-masing daerah, ditambah
dengan destinasi wisata yang dipandang potensial berdasarkan informasi dari masyarakat. Pengelompokkan destinasi wisata dilakukan sesuai dengan ketentuan Dinas Pariwisata D.I.
Yogyakarta. Komposisi jenis destinasi wisata disajikan dalam grafik di bawah ini.
Grafik 4.10. Jenis Destinasi Wisata DTW
Pantai, 53 Goa, 16
Gunung, 8 Terjun, 8
Kraton, 2 Candi, 16
Museum, 29
Kebun Binatang, 1
Water Park, 4 DesaKampung
Wisata, 69 Alamhutan, 29
Lain-lain, 68
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-91
destinasi wisata, dan Gunungkidul 88 destinasi
Dalam studi ini destinasi wisata yang diprioritaskan untuk dikunjungi adalah destinasi masing daerah, ditambah
arkan informasi dari masyarakat. Pengelompokkan destinasi wisata dilakukan sesuai dengan ketentuan Dinas Pariwisata D.I.
asi wisata disajikan dalam grafik di bawah ini.
Goa, 16 Gunung, 8
Air Terjun, 8
Kraton, 2
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Grafik 4.11. Sebaran Destinasi Wisata per KabupatenKota
Dari destinasi wisata yang ada, sebanyak 8,31 persen pengunjung yang terdiri dari 337 pengunjung menilai kebersihannya sangat baik dan 39,47 persen menilai aspek kebersihannya
adalah baik. Bila yang menilai aspek kebersihan “kurang” dan “sangat kurang” digabung menjadi satu, jumlahnya mencapai 18,80 persen. Aspek keindahan lingkungan mendapatkan
penilaian yang lebih baik dari para pengunjung, namun hal yang perlu mendapat perhatian adalah aspek fasilitas parkir dan kamar mandi, karena lebih dari 25 persen pengunjung menilai
“kurang” dan “sangat kurang”. Kamar mandi yang bersih dan terawat merupakan ha karena destinasi wisata akan mendapatkan respek yang positif ketika memiliki kamar mandi
yang bersih dan terawat.
Sementara itu dalam hal pelayanan kepada pengunjung, sebanyak 25,22 persen menyatakan pelayanan petugas masih “kurang” dan 11,28 per
Pengertian “kurang” di sini adalah sebagian destinasi wisata memiliki jumlah petugas atau pengelola yang kurang sebanding dengan jumlah pengunjung sehingga menganggu pelayanan,
bahkan beberapa destinasi terlihat tidak memili pengertian “kurang” juga bisa mengandung arti interaksi atau komunikasi antara petugas dan
pengunjung yang kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Sleman, 70
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Sebaran Destinasi Wisata per KabupatenKota
Dari destinasi wisata yang ada, sebanyak 8,31 persen pengunjung yang terdiri dari 337 menilai kebersihannya sangat baik dan 39,47 persen menilai aspek kebersihannya
adalah baik. Bila yang menilai aspek kebersihan “kurang” dan “sangat kurang” digabung menjadi satu, jumlahnya mencapai 18,80 persen. Aspek keindahan lingkungan mendapatkan
aian yang lebih baik dari para pengunjung, namun hal yang perlu mendapat perhatian adalah aspek fasilitas parkir dan kamar mandi, karena lebih dari 25 persen pengunjung menilai
“kurang” dan “sangat kurang”. Kamar mandi yang bersih dan terawat merupakan ha karena destinasi wisata akan mendapatkan respek yang positif ketika memiliki kamar mandi
Sementara itu dalam hal pelayanan kepada pengunjung, sebanyak 25,22 persen menyatakan pelayanan petugas masih “kurang” dan 11,28 persen menyatakan “sangat kurang”.
Pengertian “kurang” di sini adalah sebagian destinasi wisata memiliki jumlah petugas atau pengelola yang kurang sebanding dengan jumlah pengunjung sehingga menganggu pelayanan,
bahkan beberapa destinasi terlihat tidak memiliki petugas yang jauh dari memadai. Selain itu pengertian “kurang” juga bisa mengandung arti interaksi atau komunikasi antara petugas dan
pengunjung yang kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Kulon Progo, 38
Kota Yogyakarta, 54
Bantul, 70 Sleman, 70
Gunung Kidul, 88
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-92
Dari destinasi wisata yang ada, sebanyak 8,31 persen pengunjung yang terdiri dari 337 menilai kebersihannya sangat baik dan 39,47 persen menilai aspek kebersihannya
adalah baik. Bila yang menilai aspek kebersihan “kurang” dan “sangat kurang” digabung menjadi satu, jumlahnya mencapai 18,80 persen. Aspek keindahan lingkungan mendapatkan
aian yang lebih baik dari para pengunjung, namun hal yang perlu mendapat perhatian adalah aspek fasilitas parkir dan kamar mandi, karena lebih dari 25 persen pengunjung menilai
“kurang” dan “sangat kurang”. Kamar mandi yang bersih dan terawat merupakan hal penting karena destinasi wisata akan mendapatkan respek yang positif ketika memiliki kamar mandi
Sementara itu dalam hal pelayanan kepada pengunjung, sebanyak 25,22 persen sen menyatakan “sangat kurang”.
Pengertian “kurang” di sini adalah sebagian destinasi wisata memiliki jumlah petugas atau pengelola yang kurang sebanding dengan jumlah pengunjung sehingga menganggu pelayanan,
ki petugas yang jauh dari memadai. Selain itu pengertian “kurang” juga bisa mengandung arti interaksi atau komunikasi antara petugas dan
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Penilaian pengunjung terhadap destinasi wisata
Aspek Sangat
Baik
Kebersihan lingkungan
28 8.31
Keindahan lingkungan
38 11.2
8 Fasilitas
parkir 23
6.82 Fasilitas
kamar mandi 20
5.93 Pelayanan
23 6.82
Dari observasi yang dilakukan di lapangan, kabupatenkota sebagian besar memiliki pengunjung yang berasal dari Yogyakarta. Di
Kulonprogo misalnya, terdapat 29 destinasi wisata yang sebagian besar pengunjungnya dari Yogyakarta serta 9 destinasi wisata yang pengunju
Yogyakarta. Beberapa destinasi wisata yang sudah sangat terkenal umu pengunjung berasal dari luar Yogyakarta
Sleman yang jumlah pengunjung dari luar Yogyakarta sekitar 50
Asal Pengunjung pada Destinasi Wisata
Sebagian Besar Asal Pengunjung
D.I. Yogyakarta Di luar D.I. Yogyakarta
Salah satu daya tarik destinasi wisata adalah adanya lokasi, misalnya setahun sekali. Event
budaya, adat, kesenian, dan sebagainya. Namun sayangnya sebagian besar destinasi wisata tidak memiliki event setidak-tidaknya
wisata hanya 5 destinasi yang rutin memiliki
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Tabel 4.86 Penilaian pengunjung terhadap destinasi wisata
Baik Cukup
Baik Kurang
133 39.47
116 34.42
51 15.13
175 51.93
100 29.67
16 4.75
128 37.98
95 28.19
69 20.47
103 30.56
103 30.56
81 24.04
96 28.49
95 28.19
85 25.22
Dari observasi yang dilakukan di lapangan, 320 destinasi wisata yang tersebar di kabupatenkota sebagian besar memiliki pengunjung yang berasal dari Yogyakarta. Di
Kulonprogo misalnya, terdapat 29 destinasi wisata yang sebagian besar pengunjungnya dari Yogyakarta serta 9 destinasi wisata yang pengunjungnya sebagian besar berasal dari luar
Yogyakarta. Beberapa destinasi wisata yang sudah sangat terkenal umu pengunjung berasal dari luar Yogyakarta yang cukup banyak, seperti Kota Yogyakarta dan
Sleman yang jumlah pengunjung dari luar Yogyakarta sekitar 50.
Tabel 4.87 Asal Pengunjung pada Destinasi Wisata
Jumlah Destinasi Wisata Kulonprogo
Kota Yogyakarta
Bantul Sleman
29 37
58 44
9 17
12 26
Salah satu daya tarik destinasi wisata adalah adanya event yang diselenggarakan di Event tersebut bisa berupa perlombaan, pameran, atraksi, ritual
dan sebagainya. Namun sayangnya sebagian besar destinasi wisata tidaknya tiap tahun. Di Kulonprogo misalnya, dari 38 destinasi
stinasi yang rutin memiliki event tahunan sementara 21 destinasi wisata tidak
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-93 Sangat
Kurang
15.13 9
2.67 4.75
8 2.37
20.47 22
6.53 24.04
30 8.90
25.22 38
11.2 8
destinasi wisata yang tersebar di kabupatenkota sebagian besar memiliki pengunjung yang berasal dari Yogyakarta. Di
Kulonprogo misalnya, terdapat 29 destinasi wisata yang sebagian besar pengunjungnya dari
ngnya sebagian besar berasal dari luar Yogyakarta. Beberapa destinasi wisata yang sudah sangat terkenal umumnya memiliki
yang cukup banyak, seperti Kota Yogyakarta dan
Sleman Gunung
Kidul
44 74
26 14
yang diselenggarakan di tersebut bisa berupa perlombaan, pameran, atraksi, ritual
dan sebagainya. Namun sayangnya sebagian besar destinasi wisata tiap tahun. Di Kulonprogo misalnya, dari 38 destinasi
tahunan sementara 21 destinasi wisata tidak
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
memiliki event apapun, 10 destinasi kadang termasuk sering menyelenggarakan event.
Kondisi di Kota Yogyakarta sedikit berbeda. Di K yang memiliki event rutin, demikian pula dengan Bantul.
menyelenggarakan event rutin tidak begitu banyak, namun cukup banyak destinasi wisata yang masuk dalam kategori “sering” dalam menyele
event di Kota Yogyakarta dan Sleman sebagian besar adalah DTW desakampung wisata.
Jumlah Destinasi Wisata
Kulonprogo Bantul
Gunung Kidul Sleman
Kota Yogyakarta
Jumlah
Untuk mengembangkan destinasi wisata, informasi tentang kedekatan suatu destinasi wisata dengan destinasi wisata lainnya penting untuk diketahui. Informasi ini menjadi dasar
bagi pengembangan jalur wisata sehingga mendorong pengunjung untuk berkunjung tida hanya pada satu destinasi saja. Hasil studi lapangan menunjukkan sebagian besar destinasi
wisata memiliki kedekatan dengan destinasi wisata lainnya, bahkan lebih dari satu. Meskipun membuat jalur wisata bukanlah hal mudah dan membutuhkan kajian tersendi
informasi tentang jalur wisata yang informatif dan pengembangan pariwisata di daerah. Pengunjung akan terdorong untuk mengunjungi destinasi
wisata yang berdekatan, sehingga pariwisata membawa dampak yang lebi pemberdayaan masyarakat. Sebagian destinasi memiliki destinasi yang saling berdekatan, dan
hal ini merupakan potensi untuk pengembangan kawasan wisata.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
memiliki event apapun, 10 destinasi kadang-kadang menyelenggarakan event, dan 2 destinasi termasuk sering menyelenggarakan event.
a Yogyakarta sedikit berbeda. Di Kota Yogyakarta cukup banyak destinasi yang memiliki event rutin, demikian pula dengan Bantul. Di Sleman memang yang rutin
menyelenggarakan event rutin tidak begitu banyak, namun cukup banyak destinasi wisata yang masuk dalam kategori “sering” dalam menyelenggarakan event. Destinasi yang tidak memiliki
event di Kota Yogyakarta dan Sleman sebagian besar adalah DTW desakampung wisata.
Tabel 4.88 Frekuensi event
Tidak Ada Kadang-
kadang Sering
21 10
2 46
10 3
61 17
5 25
31 11
28 10
1
181 78
22
Untuk mengembangkan destinasi wisata, informasi tentang kedekatan suatu destinasi wisata dengan destinasi wisata lainnya penting untuk diketahui. Informasi ini menjadi dasar
bagi pengembangan jalur wisata sehingga mendorong pengunjung untuk berkunjung tida hanya pada satu destinasi saja. Hasil studi lapangan menunjukkan sebagian besar destinasi
wisata memiliki kedekatan dengan destinasi wisata lainnya, bahkan lebih dari satu. Meskipun membuat jalur wisata bukanlah hal mudah dan membutuhkan kajian tersendi
informasi tentang jalur wisata yang informatif dan simple merupakan faktor penting dalam pengembangan pariwisata di daerah. Pengunjung akan terdorong untuk mengunjungi destinasi
wisata yang berdekatan, sehingga pariwisata membawa dampak yang lebi
Sebagian destinasi memiliki destinasi yang saling berdekatan, dan hal ini merupakan potensi untuk pengembangan kawasan wisata.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-94
kadang menyelenggarakan event, dan 2 destinasi
cukup banyak destinasi Di Sleman memang yang rutin
menyelenggarakan event rutin tidak begitu banyak, namun cukup banyak destinasi wisata yang Destinasi yang tidak memiliki
event di Kota Yogyakarta dan Sleman sebagian besar adalah DTW desakampung wisata.
SelaluRutin
5 11
5 3
15 39
Untuk mengembangkan destinasi wisata, informasi tentang kedekatan suatu destinasi wisata dengan destinasi wisata lainnya penting untuk diketahui. Informasi ini menjadi dasar
bagi pengembangan jalur wisata sehingga mendorong pengunjung untuk berkunjung tidak hanya pada satu destinasi saja. Hasil studi lapangan menunjukkan sebagian besar destinasi
wisata memiliki kedekatan dengan destinasi wisata lainnya, bahkan lebih dari satu. Meskipun membuat jalur wisata bukanlah hal mudah dan membutuhkan kajian tersendiri, namun
merupakan faktor penting dalam pengembangan pariwisata di daerah. Pengunjung akan terdorong untuk mengunjungi destinasi
wisata yang berdekatan, sehingga pariwisata membawa dampak yang lebih besar dalam
Sebagian destinasi memiliki destinasi yang saling berdekatan, dan
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Banyaknya Destinasi Wisata yang saling Berdekatan
Lokasi destinasi wisata Kulonprogo
Kota Yogyakarta Bantul
Sleman Gunungkidul
Dari aspek kebersihan destinasi wisata, kebersihan kurang bagus. Di Kulonprogo terdapat 4 destinasi yang aspek kersihannya
dipandang sangat buruk dan buruk, serta 18 destinasi yang dipandang kurang namun cukup. Di Gunung Kidul, destinasi wisata dengan tingkat kebersihan
sedangkan yang dipandang masih kurang namun mencukupi cukup banyak yaitu Secara relatif Kota Yogyakarta dan Sleman secara relatif memiliki tingkat kebersihan yang lebih
baik dibandingkan daerah lain.
Kondisi Kebersihan Destinasi Wisata
Kondisi Kulonprogo
Sangat Buruk 3
Buruk 1
Kurang tapi cukup 18
Bagus 14
Sangat Bagus 2
Dari aspek pengelolaan destinasi wisata, Sleman relatif lebih baik. Di Sleman terdapat 33 destinasi yang dikelola dengan bagus dan sangat bagus,
serta 31 dikelola kurang bagus namun masih dipandang cukup. Di Gunung Kidul sendiri terdapat 36 destinasi yang dipandang dikelola dengan
kurang namun masih memadai.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Tabel 4.89 Banyaknya Destinasi Wisata yang saling Berdekatan
Ada satu Ada lebih dari satu
6 22
10 41
39 17
28 36
36 49
Dari aspek kebersihan destinasi wisata, cukup banyak destinasi yang memiliki kondisi . Di Kulonprogo terdapat 4 destinasi yang aspek kersihannya
dipandang sangat buruk dan buruk, serta 18 destinasi yang dipandang kurang namun cukup. Di Gunung Kidul, destinasi wisata dengan tingkat kebersihan sangat buruk dan
andang masih kurang namun mencukupi cukup banyak yaitu Kota Yogyakarta dan Sleman secara relatif memiliki tingkat kebersihan yang lebih
Tabel 4.90 Kondisi Kebersihan Destinasi Wisata
Kulonprogo Kota
Yogyakarta Bantul
Sleman
23 37
4 4
2 6
15 30
15 11
27 10
3 7
aspek pengelolaan destinasi wisata, Sleman dan Kulonprogo memiliki kondisi yang Sleman terdapat 33 destinasi yang dikelola dengan bagus dan sangat bagus,
dikelola kurang bagus namun masih dipandang cukup. Di Gunung Kidul sendiri terdapat destinasi yang dipandang dikelola dengan sangat buruk dan buruk serta 31 dikelola dengan
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-95 Tidak ada
10 3
14 6
3
cukup banyak destinasi yang memiliki kondisi . Di Kulonprogo terdapat 4 destinasi yang aspek kersihannya
dipandang sangat buruk dan buruk, serta 18 destinasi yang dipandang kurang namun cukup. Di sangat buruk dan buruk ada 30
andang masih kurang namun mencukupi cukup banyak yaitu 31destinasi. Kota Yogyakarta dan Sleman secara relatif memiliki tingkat kebersihan yang lebih
Gunungkidul
12 18
31 23
4
memiliki kondisi yang Sleman terdapat 33 destinasi yang dikelola dengan bagus dan sangat bagus,
dikelola kurang bagus namun masih dipandang cukup. Di Gunung Kidul sendiri terdapat 31 dikelola dengan
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Kondisi Pengelolaan Destinasi Wisata
Kondisi Kulonprogo
Sangat Buruk 3
Buruk 3
Kurang tapi cukup 11
Bagus 18
Sangat Bagus 3
Pengelolaan tersebut sangat mungkin berkaitan dengan kecukupan jumlah pegawai, petugas, atau pihak yang melakukan perawatan dan pengelolaan di lokasi.
Sleman memiliki petugaspegawai yang dipandang paling memadai dibandingkan dengan yang lainnya. Dari sisi jumlah pegawai atau petugas, destinasi wisata di Gunung Kidul memiliki
kondisi yang patut diperhatikan karena masih banyak destinasi wisata yang dari sisi jumlah petugas dipandang sangat kurang
pelayanan.
Kecukupan Jumlah PegawaiPetugas di Destinasi Wisata
Kondisi Kulonprogo
Sangat Buruk Buruk
Kurang tapi cukup Bagus
Sangat Bagus
Fasilitas yang terdapat di destinasi wisata merupakan faktor penting untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung. Fasilitas yang memadai akan membuat pengunjung
merasa betah di lokasi, terlebih bagi pengunjung yang membawa keluarga. Untuk fasilitas parkir kendaraan roda 4, destinasi wisata di
masih terdapat cukup banyak destinasi wisata yang tidak memiliki parkir roda 4 atau tidak layak. Hal ini membuat pengunjung parkir
keseluruhan, sebagian besar memiliki parkir kendaraan roda 4 meski kondisinya kurang bagus.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Tabel 4.91 Kondisi Pengelolaan Destinasi Wisata
Kulonprogo Kota
Yogyakarta Bantul
Sleman
23 37
4 4
2 4
14 31
15 12
27 12
2 6
Pengelolaan tersebut sangat mungkin berkaitan dengan kecukupan jumlah pegawai, petugas, atau pihak yang melakukan perawatan dan pengelolaan di lokasi.
memiliki petugaspegawai yang dipandang paling memadai dibandingkan dengan yang lainnya. Dari sisi jumlah pegawai atau petugas, destinasi wisata di Gunung Kidul memiliki
kondisi yang patut diperhatikan karena masih banyak destinasi wisata yang dari sisi jumlah petugas dipandang sangat kurang. Hal ini memiliki keterkaitan dengan tingkat
Tabel 4.92 Kecukupan Jumlah PegawaiPetugas di Destinasi Wisata
Kulonprogo Kota
Yogyakarta Bantul
Sleman
6 23
36 11
7 1
4 5
10 12
14 27
10 5
5 8
5 13
11 19
Fasilitas yang terdapat di destinasi wisata merupakan faktor penting untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung. Fasilitas yang memadai akan membuat pengunjung
merasa betah di lokasi, terlebih bagi pengunjung yang membawa keluarga. Untuk fasilitas
rkir kendaraan roda 4, destinasi wisata di Gunung Kidul perlu mendapatkan perhatian karena masih terdapat cukup banyak destinasi wisata yang tidak memiliki parkir roda 4 atau tidak
layak. Hal ini membuat pengunjung parkir di tempat yang tidak semestinya. keseluruhan, sebagian besar memiliki parkir kendaraan roda 4 meski kondisinya kurang bagus.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-96 Gunungkidul
12 24
31 18
3
Pengelolaan tersebut sangat mungkin berkaitan dengan kecukupan jumlah pegawai, petugas, atau pihak yang melakukan perawatan dan pengelolaan di lokasi. Kulonprogo dan
memiliki petugaspegawai yang dipandang paling memadai dibandingkan dengan yang lainnya. Dari sisi jumlah pegawai atau petugas, destinasi wisata di Gunung Kidul memiliki
kondisi yang patut diperhatikan karena masih banyak destinasi wisata yang dari sisi kecukupan
. Hal ini memiliki keterkaitan dengan tingkat
Sleman Gunung
Kidul
14 26
30 15
3
Fasilitas yang terdapat di destinasi wisata merupakan faktor penting untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung. Fasilitas yang memadai akan membuat pengunjung
merasa betah di lokasi, terlebih bagi pengunjung yang membawa keluarga. Untuk fasilitas
perlu mendapatkan perhatian karena masih terdapat cukup banyak destinasi wisata yang tidak memiliki parkir roda 4 atau tidak
i tempat yang tidak semestinya. Secara keseluruhan, sebagian besar memiliki parkir kendaraan roda 4 meski kondisinya kurang bagus.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Fasilitas Parkir Kendaraan Roda 4
Kondisi
Tidak adaTidak Layak Ada namun kondisi kurang
baguskurang memadai Ada dan kondisi bagusmemadai
Dari fasilitas rumah makan atau warung makan, ternyata cukup banyak destinasi wisata yang tidak memiliki warung makan di lingkungan sekitar destinasi wisata.
bukanlah masalah penting karena pengunjung mugkin saja berencana makan di lokasi lain atau khusus tempat makan, namun keberadaaan rumah makan atau warung makan untuk sebagian
pengunjung mungkin dianggap penting agar pengunjung mampu men secara optimal. Banyak destinasi yang tidak memiliki rumah makan atau warung makan. Masih
sedikitnya warung makan di destinasi wisata sangat mungkin dipengaruhi oleh ramai atau tidaknya pengunjung di destinasi tersebut.
disebabkan dekatnya pusat-pusat kuliner sehingga di lokasi destinasi wisata sendiri kurang berkembang dengan optimal, terlebih jarak antar destinasi yang tidak terlalu jauh serta jarak
pusat kuliner dengan destinasi wisata
Fasiltas Rumah MakanWarung Makan
Kondisi
Tidak ada Ada namun kondisi kurang
baguskurang memadai Ada dan kondisi bagusmemadai
Fasilitas tempat istirahat bagi pengunjung merupakan hal penting karena keberadaan fasilitas tersebut akan membuat pengunjung mampu menikmati destinasi dengan lebih optimal,
terlebih untuk destinasi wisata yang memerlukan banyak tenaga untuk menikmatinya. fasilitas ini, destinasi wisata di Kota Yogyakarta cukup banyak yang memiliki tempat istirahat
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Tabel 4.93 Fasilitas Parkir Kendaraan Roda 4
Kulonprogo Kota
Yogyakarta Bantul Sleman
2 5
27 14
23 16
17 40
13 33
26 16
Dari fasilitas rumah makan atau warung makan, ternyata cukup banyak destinasi wisata yang tidak memiliki warung makan di lingkungan sekitar destinasi wisata. Meskipun hal ini
bukanlah masalah penting karena pengunjung mugkin saja berencana makan di lokasi lain atau khusus tempat makan, namun keberadaaan rumah makan atau warung makan untuk sebagian
pengunjung mungkin dianggap penting agar pengunjung mampu menikmati destinasi wisata secara optimal. Banyak destinasi yang tidak memiliki rumah makan atau warung makan. Masih
sedikitnya warung makan di destinasi wisata sangat mungkin dipengaruhi oleh ramai atau tidaknya pengunjung di destinasi tersebut. Untuk kota Yogyakarta, hal ini sangat mungkin
pusat kuliner sehingga di lokasi destinasi wisata sendiri kurang berkembang dengan optimal, terlebih jarak antar destinasi yang tidak terlalu jauh serta jarak
pusat kuliner dengan destinasi wisata yang juga dipandang cukup dekat.
Tabel 4.94 Fasiltas Rumah MakanWarung Makan
Kulonprogo Kota
Yogyakarta Bantul
Sleman
17 25
45 50
17 9
12 12
4 20
13 8
Fasilitas tempat istirahat bagi pengunjung merupakan hal penting karena keberadaan fasilitas tersebut akan membuat pengunjung mampu menikmati destinasi dengan lebih optimal,
terlebih untuk destinasi wisata yang memerlukan banyak tenaga untuk menikmatinya. fasilitas ini, destinasi wisata di Kota Yogyakarta cukup banyak yang memiliki tempat istirahat
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-97 Sleman
Gunung Kidul
36 24
28
Dari fasilitas rumah makan atau warung makan, ternyata cukup banyak destinasi wisata Meskipun hal ini
bukanlah masalah penting karena pengunjung mugkin saja berencana makan di lokasi lain atau khusus tempat makan, namun keberadaaan rumah makan atau warung makan untuk sebagian
ikmati destinasi wisata secara optimal. Banyak destinasi yang tidak memiliki rumah makan atau warung makan. Masih
sedikitnya warung makan di destinasi wisata sangat mungkin dipengaruhi oleh ramai atau
ogyakarta, hal ini sangat mungkin pusat kuliner sehingga di lokasi destinasi wisata sendiri kurang
berkembang dengan optimal, terlebih jarak antar destinasi yang tidak terlalu jauh serta jarak
Sleman Gunung
Kidul
48 25
15
Fasilitas tempat istirahat bagi pengunjung merupakan hal penting karena keberadaan fasilitas tersebut akan membuat pengunjung mampu menikmati destinasi dengan lebih optimal,
terlebih untuk destinasi wisata yang memerlukan banyak tenaga untuk menikmatinya. Untuk fasilitas ini, destinasi wisata di Kota Yogyakarta cukup banyak yang memiliki tempat istirahat
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
bagi pengunjung dengan kondisi bagus 1 Bantul juga memiliki tempat istirahat bagi pengunjung yang t
Kulonprogo, Sleman, dan Gunung pengunjung.
Fasilitas Tempat Istirahat PengunjungRest AreaTaman
Kondisi
Tidak ada Ada namun kondisi kurang
baguskurang memadai Ada dan kondisi
bagusmemadai
Fasilitas berupa kios oleh Kulonprogo terdapat 28 destinasi yang tidak memiliki kios oleh
tidak memiliki kios suvenir. Demikian pula di Gunung terlihat cukup banyak destinasi wisata yang tidak memiliki kios oleh
Fasilitas Tempat Penjualan Oleh
Kondisi
Tidak ada Ada namun kondisi kurang
baguskurang memadai Ada dan kondisi bagusmemadai
Meskipun hal ini bukanlah faktor yang mungkin dipandang penting, namun keberadaan kios oleh-oleh atau suvenir dapat membuat pengunjung tidak perlu lagi pergi ke tempat lain
untuk membeli oleh-oleh atau suvenir. Saat ini area oleh di beberapa lokasi yang medekati pusat kota, bukan di destinasi wisata. Hal ini bisa menjadi
salah satu faktor yang membuat tidak banyak destinasi wisata yang memiliki kios oleh
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
bagi pengunjung dengan kondisi bagus 18 destinasi serta kondisi kuran bagus Bantul juga memiliki tempat istirahat bagi pengunjung yang tergolong bagus, sedangkan
Kulonprogo, Sleman, dan Gunungkidul banyak yang tidak memiliki fasilitas tempat istirahat bagi
Tabel 4.95 Fasilitas Tempat Istirahat PengunjungRest AreaTaman
Kulonprogo Kota
Yogyakarta Bantul
Sleman
14 24
43 16
20 12
10 43
4 18
17 11
Fasilitas berupa kios oleh-oleh dan suvenir masih jarang terdapat di destinasi wisata. Di destinasi yang tidak memiliki kios oleh-oleh dan juga 28 destinasi yang
tidak memiliki kios suvenir. Demikian pula di Gunungkidul, Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta terlihat cukup banyak destinasi wisata yang tidak memiliki kios oleh-oleh dan suvenir.
Tabel 4.96 Fasilitas Tempat Penjualan Oleh-oleh di Destinasi Wisata
Kulonprogo Kota
Yogyakarta Bantul
Sleman
28 37
49 58
6 6
7 9
4 11
13 3
Meskipun hal ini bukanlah faktor yang mungkin dipandang penting, namun keberadaan oleh atau suvenir dapat membuat pengunjung tidak perlu lagi pergi ke tempat lain
oleh atau suvenir. Saat ini area oleh-oleh dan suvenir memang d di beberapa lokasi yang medekati pusat kota, bukan di destinasi wisata. Hal ini bisa menjadi
salah satu faktor yang membuat tidak banyak destinasi wisata yang memiliki kios oleh
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-98
destinasi serta kondisi kuran bagus 12 destinasi. ergolong bagus, sedangkan
idul banyak yang tidak memiliki fasilitas tempat istirahat bagi
Sleman Gunung
Kidul
38 37
13
oleh dan suvenir masih jarang terdapat di destinasi wisata. Di oleh dan juga 28 destinasi yang
idul, Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta oleh dan suvenir.
Sleman Gunung
Kidul
53 26
9
Meskipun hal ini bukanlah faktor yang mungkin dipandang penting, namun keberadaan oleh atau suvenir dapat membuat pengunjung tidak perlu lagi pergi ke tempat lain
oleh dan suvenir memang di pusatkan di beberapa lokasi yang medekati pusat kota, bukan di destinasi wisata. Hal ini bisa menjadi
salah satu faktor yang membuat tidak banyak destinasi wisata yang memiliki kios oleh-oleh
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
maupun suvenir. Hal ini menyebabkan sebagian besar destinasi w pusat suvenircindera mata.
Fasilitas kios suvenirkerajinancindera mata
Kondisi
Tidak ada Ada namun kondisi kurang
baguskurang memadai Ada dan kondisi bagusmemadai
Demikian pula dengan media atau prasarana yang dapat mendukung kegiatan wisata pengunjung seperti berbagai mainan, arena bermain, dan sebagainya, masih cukup banyak
destinasi wisata yang belum memiliki. Bagi pengunjung yang membawa keluarga, sebenarnya keberadaan fasilitas ini cukup penting. Selian itu, sebagian pengunjung juga ingin menikmati
fasilitas pendukung lain setelah menikmati destinasi wisata.
Mediaprasarana untuk mendukung aktivitas wisata
Kondisi
Tidak ada Ada namun kondisi kurang
baguskurang memadai Ada dan kondisi bagusmemadai
4.2.3. Hasil Penghitungan Indeks
Berdasarkan hasil perhitungan untuk potensi pariwisata berada di Kota Yogyakarta dengan nilai indeks
maksimum 601 dan nilai indeks terendah berada di Bantul yaitu Dari sisi nilai indeks terendah, destinasi wisata di Kota Yogyakarta memiliki nilai indeks
terendah sebesar 189,50 dan nilai ini lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata di Kota Yogyakarta
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Hal ini menyebabkan sebagian besar destinasi wisata tidak memiliki fasilitas
Tabel 4.97 Fasilitas kios suvenirkerajinancindera mata
Kulonprogo Kota
Yogyakarta Bantul
Sleman
28 32
49 54
7 9
5 8
3 13
15 8
Demikian pula dengan media atau prasarana yang dapat mendukung kegiatan wisata pengunjung seperti berbagai mainan, arena bermain, dan sebagainya, masih cukup banyak
destinasi wisata yang belum memiliki. Bagi pengunjung yang membawa keluarga, sebenarnya
eradaan fasilitas ini cukup penting. Selian itu, sebagian pengunjung juga ingin menikmati fasilitas pendukung lain setelah menikmati destinasi wisata.
Tabel 4.98 Mediaprasarana untuk mendukung aktivitas wisata
Kulonprogo Kota
Yogyakarta Bantul
Sleman
28 26
44 39
9 14
16 20
1 14
10 11
Hasil Penghitungan Indeks Potensi Destinasi Wisata Per Daerah
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, destinasi wisata dengan skor tertinggi berada di Kota Yogyakarta dengan nilai indeks 522,50
dan nilai indeks terendah berada di Bantul yaitu 127,5dari nilai minimum 100. indeks terendah, destinasi wisata di Kota Yogyakarta memiliki nilai indeks
dan nilai ini cukup jauh di atas nilai terendah beberapa lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata di Kota Yogyakarta
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-99
isata tidak memiliki fasilitas
Sleman Gunung
Kidul
68 14
6
Demikian pula dengan media atau prasarana yang dapat mendukung kegiatan wisata pengunjung seperti berbagai mainan, arena bermain, dan sebagainya, masih cukup banyak
destinasi wisata yang belum memiliki. Bagi pengunjung yang membawa keluarga, sebenarnya
eradaan fasilitas ini cukup penting. Selian itu, sebagian pengunjung juga ingin menikmati
Sleman Gunung
Kidul
55 20
13
yang dilakukan, destinasi wisata dengan skor tertinggi 522,50 dari nilai
dari nilai minimum 100. indeks terendah, destinasi wisata di Kota Yogyakarta memiliki nilai indeks
beberapa daerah lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa destinasi wisata di Kota Yogyakarta
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
memiliki kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan daerah lain berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
Nilai rata-rata indeks yang tertinggi adalah Kota Yogyakarta yaitu adalah Gunungkidul dengan nilai
desa wisata yang kurang terawat secara optimal. terendah adalah Kulonprogo yaitu
Semakin tinggi deviasi standar, menunjukkan lainnya di dalam daerah tersebut
dengan nilai medianya yang lebih tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa destinasi di Kota Yogyakarta sebagian besar berkelompok di skor yang tinggi, hal ini berbeda dengan daerah lain
yang nilai medianya lebih besar dari rata
Rekapitulasi Nilai Indeks Destinasi Wisata
KabupatenKota Kulonprogo
Skor Tertinggi 455.00
Skor Terendah 170.50
Rata-rata 348.58
Median 360.00
Deviasi Standar 63.05
Ukuran yang dipergunakan untuk beberapa parameter serta menggunakan metode pembobotan. Parameter dan pembobotan
untuk masing-masing destinasi diolah dengan menggunakan format tabel sebagai berikut.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan daerah lain berdasarkan kriteria tertentu
rata indeks yang tertinggi adalah Kota Yogyakarta yaitu 366,32 dengan nilai 327,82. Rendahnya Sleman ini karena banyaknya destinasi
desa wisata yang kurang terawat secara optimal. Sementara itu deviasi standar nilai indeks terendah adalah Kulonprogo yaitu 63,05 dan tertinggi adalah Kota Yogyakarta
Semakin tinggi deviasi standar, menunjukkan kondisi antara destinasi wisata satu dengan yang
di dalam daerah tersebut semakin timpang atau tidak merata. Apabila dibandingkan dengan nilai medianya yang lebih tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa destinasi di Kota
elompok di skor yang tinggi, hal ini berbeda dengan daerah lain yang nilai medianya lebih besar dari rata-ratanya.
Tabel 4.99 Rekapitulasi Nilai Indeks Destinasi Wisata
Kulonprogo Kota
Yogyakarta Bantul
Sleman
455.00 522.50
498.50 512.50
170.50 189.50
127.50 176.50
348.58 366.32
337.51 328.07
360.00 405.50
330.25 359.00
63.05 118.11
69.07 98.94
Ukuran yang dipergunakan untuk menentukan klasifikasi suatu destinasi terdiri dari beberapa parameter serta menggunakan metode pembobotan. Parameter dan pembobotan
masing destinasi diolah dengan menggunakan format tabel sebagai berikut.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-100
kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan daerah lain berdasarkan kriteria tertentu
366,32 dan terendah i karena banyaknya destinasi
Sementara itu deviasi standar nilai indeks Kota Yogyakarta yaitu 118,11.
kondisi antara destinasi wisata satu dengan yang Apabila dibandingkan
dengan nilai medianya yang lebih tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa destinasi di Kota elompok di skor yang tinggi, hal ini berbeda dengan daerah lain
Gunung Kidul
452.50 161.50
327.82 337.00
63.44
menentukan klasifikasi suatu destinasi terdiri dari beberapa parameter serta menggunakan metode pembobotan. Parameter dan pembobotan
masing destinasi diolah dengan menggunakan format tabel sebagai berikut.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Parameter dan
No KOMPONEN
1 KABUPATEN
2 KECAMATAN
3 DESAKELURAHAN
A Nama Destinasi
Wisata
B Jenis Destinasi
C Aksesibilitas
D Kelembagaan E
Fasilitas
F
Pengunjung
G Keunikan H Kelangkaan
I Kesenian
J Kerajinan
K Pelayanan
rincian sub komponen dan kriteria dapat dilihat dalam Sistem Informasi Geografis.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Tabel 4.100 Parameter dan Pembobotan Potensi Destinasi Wisata
BOBOT KETERANGAN
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00
47.50
1
Jarak destinasi dari pusat kota
2
Jarak destinasi dengan jalan utama
3
Kondisi jalan menuju lokasi
4
Keberadaan angkutan umum menuju lokasi
5
Penerangan jalan menuju lokasi
6
Keberadaan penunjuk lokasi
7
Keberadaan destinasi lain yang berdekatan
11.00
1
Keberadaan Pordarwis
2
Aspek pengelolaanpemeliharaan
3
Aspek kebersihan 13.00
Fasilitas yang berada di lokasi
9.00
1
Rata-rata jumlah pengunjung per hari
2
Asal pengunjung
3
Status pengunjung domestik atau asing
5.00 Karakteristik khas destinasi yang
jarang dimiliki destinasi lain 7.50
Jenis destinasi yang tidak mudah dijumpai
2.5 Ada tidaknya grup kesenian yang
mendukung 2.5
Ada tidaknya kerajinan khas di lokasiwilayah
2.0 Banyaknya petugas yang
melayani
kriteria dapat dilihat dalam Sistem Informasi Geografis.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-101 NILAI
SKOR
Jarak destinasi dari pusat kota
Keberadaan angkutan umum
rata jumlah pengunjung Status pengunjung domestik
Karakteristik khas destinasi yang Jenis destinasi yang tidak mudah
Ada tidaknya grup kesenian yang
TOTAL KATE-
GORI
kriteria dapat dilihat dalam Sistem Informasi Geografis.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Dari hasil perhitungan, kondisi menjadi 3 kategori mulai dari tingkat terendah sampai tertinggi, yaitu:
dan Maju. Kriteria tersebut didasarkan pada batas kelas dalam distribusi frekuensi nilai indeks. Dengan nilai tertinggi apabila semua skor sempurna adalah
akan dibuat 3 kelompok, maka interval masing minimum3 = 167. Berdasarkan perhitungan tersebut, destinasi wisata dapat diklasifikasi
sebagai berikut:
Klasifikasi
Nilai
267 267 s.d. 434
434
Berdasarkan tabel di atas, kondisi destinasi wisata berdasarkan kategori di atas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Dari seluruh destinasi wisata yang ada, terdapat
persen masuk dalam kategori Maju Berkembang, dan sisanya 44 destinasi atau 23,90 persen masuk dalam kategori Tumbuh
dasar nilai tersebut destinasi wisata di Kota Yogyakarta memiliki jumlah paling banyak dibandingkan daerah
destinasi yang masuk dalam kategori
Destinasi yang masuk dalam kategori masalah aksesabilitas, serta fasilitas yang belum op
wisata yang kurang berkembang secara optimal.
Kategori Destinasi Wisata Berdasarkan Nilai Indeks
KabupatenKota Kulonprogo
Tumbuh 5
Berkembang 30
Maju 3
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Dari hasil perhitungan, kondisi potensi destinasi wisata dalam kajian ini dikelompokkan kategori mulai dari tingkat terendah sampai tertinggi, yaitu: Tumbuh, Berkembang,
. Kriteria tersebut didasarkan pada batas kelas dalam distribusi frekuensi nilai indeks. Dengan nilai tertinggi apabila semua skor sempurna adalah 601 dan nilai terendah
kelompok, maka interval masing-masing kelas = nilai maksimu . Berdasarkan perhitungan tersebut, destinasi wisata dapat diklasifikasi
Tabel 4.101 Klasifikasi Potensi Destinasi Wisata
Nilai Kategori Potensi
267 Tumbuh
267 s.d. 434 Berkembang
434 Maju
Berdasarkan tabel di atas, kondisi destinasi wisata berdasarkan kategori di atas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Dari seluruh destinasi wisata yang ada, terdapat
Maju, 204 destinasi atau 81,28 persen masuk dalam kategori dan sisanya 44 destinasi atau 23,90 persen masuk dalam kategori Tumbuh
dasar nilai tersebut destinasi wisata di Kota Yogyakarta yang masuk dalam kategori memiliki jumlah paling banyak dibandingkan daerah lain. Di Bantul dan Kulon Progo
destinasi yang masuk dalam kategori Tumbuh relatif sedikit dibandingkan lainnya.
Destinasi yang masuk dalam kategori Tumbuh dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama , serta fasilitas yang belum optimal. Di Sleman misalnya, banyak desa
wisata yang kurang berkembang secara optimal.
Tabel 4.102 Kategori Destinasi Wisata Berdasarkan Nilai Indeks
Kota Yogyakarta
Bantul Sleman
Gunung Kidul
16 8
15 16
14 55
38 67
24 7
5 5
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-102
destinasi wisata dalam kajian ini dikelompokkan Tumbuh, Berkembang,
. Kriteria tersebut didasarkan pada batas kelas dalam distribusi frekuensi nilai indeks. dan nilai terendah 100 serta
masing kelas = nilai maksimum - nilai . Berdasarkan perhitungan tersebut, destinasi wisata dapat diklasifikasi
Potensi
Berdasarkan tabel di atas, kondisi destinasi wisata berdasarkan kategori di atas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Dari seluruh destinasi wisata yang ada, terdapat 44 atau 17,53
persen masuk dalam kategori dan sisanya 44 destinasi atau 23,90 persen masuk dalam kategori Tumbuh. Atas
masuk dalam kategori Maju dan Kulon Progo jumlah
relatif sedikit dibandingkan lainnya. dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama
timal. Di Sleman misalnya, banyak desa
Gunung Kidul
Jumlah
60 204
44
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
4.2.4. Hasil Penghitungan Indeks
Bila hasil perhitungan indeks potensi dirinci menurut kecamatan, di Bantul terdapat 4 destinasi yang masuk dalam kategori Maju, dua
dua lainnya di kecamatan Kretek dan Sedayu. Kecamatan yang memiliki destinasi dalam kelompok Tumbuh terdapat di kecamatan Dligo 5 destinasi, Kretek 1 destinasi, Pleret 1
destinasi, dan Sedayu 2 destinasi memiliki destinasi yang Maju, sebagian besar masuk dalam kategori Berkembang. Secara
keseluruhan, kecamatan di Kota Yogyakarta memiliki destinasi dengan kategori Maju yang paling banyak, dan yang masu
kampung wisata. Terdapat enam kecamatan di Kota Yogyakarta yang tidak memiliki destinasi Maju, yaitu kecamatan Danurejan, Gedongtengen, Gondokusuman, Mantrijeron, Pakualaman,
dan Wirobrajan.
Potensi Destinasi Berdasarkan Per Kecamatan
KABUPATENKOTA KECAMATAN
KULON PROGO Galur
Giri Mulyo Kalibawang
Kokap Lendah
Panjatan Pengasih
Samigaluh Sentolo
Temon
Jumlah
BANTUL Bambanglipuro
Banguntapan Bantul
Dlingo Imogiri
Jetis Bantul Kasihan
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Hasil Penghitungan Indeks Potensi Destinasi Wisata Per Kecamatan
Bila hasil perhitungan indeks potensi dirinci menurut kecamatan, di Bantul terdapat 4 destinasi yang masuk dalam kategori Maju, dua destinasi terletak di kecamatan Banguntapan,
dua lainnya di kecamatan Kretek dan Sedayu. Kecamatan yang memiliki destinasi dalam kelompok Tumbuh terdapat di kecamatan Dligo 5 destinasi, Kretek 1 destinasi, Pleret 1
destinasi, dan Sedayu 2 destinasi. Kondisi ini berbeda dengan di Gunung Kidul yang belum memiliki destinasi yang Maju, sebagian besar masuk dalam kategori Berkembang. Secara
keseluruhan, kecamatan di Kota Yogyakarta memiliki destinasi dengan kategori Maju yang paling banyak, dan yang masuk dalam kategori Tumbuh sebagian didominasi oleh DTW
kampung wisata. Terdapat enam kecamatan di Kota Yogyakarta yang tidak memiliki destinasi Maju, yaitu kecamatan Danurejan, Gedongtengen, Gondokusuman, Mantrijeron, Pakualaman,
Tabel 4.103 Potensi Destinasi Berdasarkan Per Kecamatan
AMATAN POTENSI
TUMBUH BERKEMBANG
2 Giri Mulyo
3 Kalibawang
1 6
1 3
6 Panjatan
1 1
Pengasih 1
Samigaluh 4
4 4
6 31
Bambanglipuro 2
Banguntapan 5
4 5
3 4
Jetis Bantul 1
7
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-103
Bila hasil perhitungan indeks potensi dirinci menurut kecamatan, di Bantul terdapat 4 destinasi terletak di kecamatan Banguntapan,
dua lainnya di kecamatan Kretek dan Sedayu. Kecamatan yang memiliki destinasi dalam kelompok Tumbuh terdapat di kecamatan Dligo 5 destinasi, Kretek 1 destinasi, Pleret 1
. Kondisi ini berbeda dengan di Gunung Kidul yang belum memiliki destinasi yang Maju, sebagian besar masuk dalam kategori Berkembang. Secara
keseluruhan, kecamatan di Kota Yogyakarta memiliki destinasi dengan kategori Maju yang
k dalam kategori Tumbuh sebagian didominasi oleh DTW kampung wisata. Terdapat enam kecamatan di Kota Yogyakarta yang tidak memiliki destinasi
Maju, yaitu kecamatan Danurejan, Gedongtengen, Gondokusuman, Mantrijeron, Pakualaman,
MAJU 1
1 2
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.103 KABUPATENKOTA
KECAMATAN
BANTUL
Kretek Pajangan
Pandak Piyungan
Pleret Pundong
Sanden Sedayu
Sewon Srandakan
Jumlah
GUNUNGKIDUL
Gedang Sari Girisubo
Karangmojo Ngawen
Nglipar Paliyan
Panggang Patuk
Playen Ponjong
Purwosari Rongkop
Saptosari Semanu
Semin Tanjung Sari
Tepus Wonosari
Jumlah
SLEMAN
Berbah Cangkringan
Depok Gamping
Godean Kalasan
Minggir Mlati
Moyudan
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
AMATAN POTENSI
TUMBUH BERKEMBANG
1 2
Pajangan 6
1 Piyungan
2 1
2 Pundong
2 5
2 2
3 Srandakan
6
9 57
Gedang Sari 2
2 2
Karangmojo 3
2 1
1 1
1 Panggang
3 8
1 7
5 2
4 Purwosari
2 5
Rongkop 1
Saptosari 4
7 2
Tanjung Sari 6
15 Wonosari
1
17 71
1 Cangkringan
1 4
3 Gamping
1 1
1 2
4 1
2 2
2 Moyudan
3
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-104 MAJU
1 1
4 1
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.103 KABUPATENKOTA
KECAMATAN
SLEMAN
Ngaglik Ngemplak
Pakem Prambanan
Seyegan Sleman
Tempel Turi
Jumlah
KOTA YOGYAKARTA
Danurejan Gedongtengen
Gondokusuman Gondomanan
Jetis Kota Gede
Kraton Mantrijeron
Mergangsan Pakualaman
Tegalrejo Umbulharjo
Wirobrajan
Jumlah
Apabila klasifikasi dikelompokkan berdasarkan DTW, maka hasilnya adalah seperti tabel di bawah ini. DTW pantai dan desakampung wisata mendominasi dibandingkan DTW lainnya.
Untuk desakampung wisata, didominasi oleh Sleman dan Kota Yogyakarta. Namun, sedikit desakampung wisata yang masuk dalam krieteria potensi Maju.
Potensi Destinasi Pariwisata Per Kecamatan Berdasarkan DTW
Daya Tarik Wisata
KABKOTA
Pantai Bantul
Pantai Bantul
Pantai Bantul
Pantai Bantul
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
AMATAN POTENSI
TUMBUH BERKEMBANG
2 Ngemplak
1 3
3 6
Prambanan 3
7 1
1 3
1 1
6 1
24 43
Danurejan 2
Gedongtengen 1
1 Gondokusuman
2 Gondomanan
2 2
1 Kota Gede
2 1
4 1
Mantrijeron 2
1 Mergangsan
1 4
Pakualaman 1
2 Tegalrejo
1 Umbulharjo
3 2
Wirobrajan 2
16 22
Apabila klasifikasi dikelompokkan berdasarkan DTW, maka hasilnya adalah seperti tabel di bawah ini. DTW pantai dan desakampung wisata mendominasi dibandingkan DTW lainnya.
Untuk desakampung wisata, didominasi oleh Sleman dan Kota Yogyakarta. Namun, sedikit desakampung wisata yang masuk dalam krieteria potensi Maju.
Tabel 4.104 Potensi Destinasi Pariwisata Per Kecamatan Berdasarkan DTW
Kecamatan Destinasi
Kretek Pantai Parangtritis
Kretek Labuhan Parangkusumo
Sanden Pantai Goa Cemara
Sanden Pantai Samas
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-105 MAJU
1 1
3 4
1 2
4 3
1 1
16
Apabila klasifikasi dikelompokkan berdasarkan DTW, maka hasilnya adalah seperti tabel di bawah ini. DTW pantai dan desakampung wisata mendominasi dibandingkan DTW lainnya.
Untuk desakampung wisata, didominasi oleh Sleman dan Kota Yogyakarta. Namun, masih
Potensi Destinasi Pariwisata Per Kecamatan Berdasarkan DTW
Potensi
Maju Berkembang
Maju Berkembang
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
Pantai Bantul
Pantai Bantul
Pantai Bantul
Pantai Bantul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Sanden Pantai Patehan
Srandakan Pantai Kwaru
Srandakan Pantai Pandansimo Baru
Srandakan Pantai Pandansimo
Girisubo Pantai Watu lumbung
Girisubo Pantai Jung wok
Girisubo Pantai Wediombo
Girisubo Pantai Sadeng
Panggang Pantai Kesirat
Panggang Pantai Gesing
Panggang Pantai Grigak
Panggang Pantai Karangtelu
Panggang Pantai Nguluran
Panggang Pantai Ngunggah
Panggang Pantai Tedunan
Panggang Pantai Wohkudu
Panggang Pantai Nampu
Purwosari Pantai dan Goa Langse
Purwosari Pantai Berkah
Purwosari Pantai Klampok
Purwosari Pantai Parangendog
Purwosari Pantai Watugupit
Saptosari Pantai Ngobaran , Pantai
Nguyahan , dan Pantai Ngrenehan
Saptosari Pantai Butuh
Saptosari Pantai Ngendan
Saptosari Pantai Torohudan
Tanjung Sari Pantai Baron
Tanjung Sari Pantai Drini
Tanjung Sari Pantai Sepanjang
Tanjung sari Pantai Kukup
Tanjung sari Pantai Krakal
Tanjung Sari Pantai Watu Kodok
Tepus Pantai Sruni
Tepus Pantai Pok Tunggal
Tepus Pantai Timang dan
Pantai Jogan Tepus
Pantai Ngitun Tepus
Pantai Nglambor Lestari
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-106 Potensi
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Tumbuh
Berkembang Berkembang
Tumbuh Tumbuh
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Tumbuh
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Maju Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Gunungkidul
Pantai Kulon Progo
Pantai Kulon Progo
Pantai Kulon Progo
Pantai Kulon Progo
Goa Bantul
Goa Bantul
Goa Bantul
Goa Bantul
Goa Gunungkidul
Goa Gunungkidul
Goa Gunungkidul
Goa Gunungkidul
Goa Gunungkidul
Goa Gunungkidul
Goa Gunungkidul
Goa Gunungkidul
Goa Gunungkidul
Goa Gunungkidul
Goa Kulon Progo
Goa Kulon Progo
Gunung Gunungkidul
Gunung Gunungkidul
Gunung Gunungkidul
Gunung Gunungkidul
Gunung Gunungkidul
Gunung Gunungkidul
Gunung Kulon Progo
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Tepus Pantai Siung
Tepus Pantai Pulang Sawal
Indrayanti Tepus
Pantai Sundak dan Pantai Sandranan
Tepus Pantai Ngandon
Tepus Pantai Ngondo
Tepus Pantai Sadranan
Tepus Pantai Slili
Tepus Pantai Sedahan
Galur Pantai Trisik
Panjatan Bugel
Temon Pantai Congot
Temon Pantai Glagah
Dlingo Goa Gajah
Imogiri Goa Cerme
Pajangan Goa Selarong
Sedayu Goa Payaman
Karangmojo Goa Pindul
Paliyan Goa Maria Tritis
Playen Goa Rancang Kencono
Ponjong Goa Cokro
Purwosari Goa Cerme
Rongkop Goa Braholo
Semanu Goa Jelamprong
Semanu Goa Kalisuci
Semin Goa Gadung
wonosari Goa Ngingrong
Giri Mulyo Goa Kiskendo
Panjatan Goa Kebon
Gedang Sari Gunung Gentong
Ngawen Gunung Gambar
Panggang Kawasan Karst Gunung
Sewu Patuk
Gunung Api Purba Ponjong
Gunung Kendil Semin
Gunung Watu Joli Kokap
Gunung Gajah
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-107 Potensi
Berkembang Maju
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Tumbuh
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Tumbuh
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Tumbuh Tumbuh
Berkembang Berkembang
Tumbuh Tumbuh
Berkembang Berkembang
Berkembang Tumbuh
Berkembang Berkembang
Tumbuh Tumbuh
Tumbuh
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
Gunung Kulon Progo
Air terjun Bantul
Air terjun Bantul
Air terjun Gunungkidul
Air terjun Gunungkidul
Air terjun Gunungkidul
Air terjun Kulon Progo
Air terjun Kulon Progo
Air terjun Kulon Progo
Kraton Kota Yogyakarta
Kraton Kota Yogyakarta
Candi Bantul
Candi Gunungkidul
Candi Gunungkidul
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Candi Sleman
Museum Bantul
Museum Bantul
Museum Bantul
Museum Bantul
Museum Bantul
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Samigaluh Puncak Suroloyo
Dlingo Air Terjun Lepo
Dlingo Air Terjun Randusari
Gedang Sari Air Terjun Curug
Sampang Patuk
Air Terjun Banyu Nibo Playen
Air Terjun Sri Gethuk Giri Mulyo
Air Terjun Kedung Pedut Lendah
Air Terjun Kedung Ingas Samigaluh
Air terjun CurukSuluwok Kota Yogyakarta
Kraton Pagelaran Kraton
Yogyakarta Kota Yogyakarta
Kraton Kraton Yogyakarta
Bambanglipuro Candi Ganjuran karangmojo
Cagar Budaya Situs Gondang
Playen Candi Plembutan
Kalasan Candi Kedulan
Kalasan Candi Sari
Kalasan Candi Kalasan
Kalasan Candi Sambi Sari
Ngaglik Candi Palgading
Ngemplak Candi Morangan
Ngemplak Candi Gebang
Prambanan Candi Arca Gupolo
Prambanan Candi Ratu Boko
Prambanan Candi Ijo
Prambanan Candi Banyunibo
Prambanan Candi Barong
Prambanan Candi Sumberwatu
Banguntapan Museum Dirgantara
Mandala Banguntapan
Museum Wayang Kekayon
Pleret Museum Purbakala
Sedayu Museum H.M. Soeharto
Sewon Rumah Budaya Tembi
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-108 Potensi
Berkembang Berkembang
Tumbuh Berkembang
Berkembang Maju
Tumbuh Berkembang
Berkembang
Maju Maju
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Tumbuh Berkembang
Berkembang Berkembang
Tumbuh Berkembang
Berkembang
Berkembang Berkembang
Maju Berkembang
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Kota Yogyakarta
Museum Sleman
Museum Sleman
Museum Sleman
Museum Sleman
Museum Sleman
Museum Sleman
Museum Sleman
Museum Sleman
Kebun Binatang Kota Yogyakarta Waterpark
Bantul Waterpark
Gunungkidul Waterpark
Kulon Progo Waterpark
Kulon Progo DesaKampung
Wisata Bantul
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Kota Yogyakarta Danurejan
Museum Batik Yogyakarta
Kota Yogyakarta Gondokusuman Museum Pusat Dharma
Wiratama Kota Yogyakarta
Gondokusuman Museum Sandi Kota Yogyakarta
Gondomanan Museum Sonobudoyo I
Kota Yogyakarta Gondomanan
Benteng Vredeberg Kota Yogyakarta
Kraton Museum Kereta Kraton
Kota Yogyakarta Kraton
Museum Sonobudoyo II Kota Yogyakarta
Mergangsan Museum Biologi
Kota Yogyakarta Mergangsan
Museum Sasmitaloka Kota Yogyakarta
Mergangsan Museum Taman Siswa
Kota Yogyakarta Mergangsan
Museum Perjuangan Kota Yogyakarta
Mergangsan Museum Dewantara Kirti
Griya Kota Yogyakarta
Pakualaman Kraton Pakualaman
Kota Yogyakarta Tegalrejo
Museum Sasana Wiratama
Kota Yogyakarta Umbulharjo
3 Dimensi de Mata de Area
Kota Yogyakarta Wirobrajan
Museum Bahari Cangkringan
Museum Erupsi Depok
Museum Affandi Depok
Museum Dirgantara Depok
Museum Geoteknologi UPN
Ngaglik Monumen Jogja Kembali
Pakem Museum Ullen Sentalu
Pakem Museum Gunung Merapi
Sleman Museum Pendidikan
Indonesia Kota Yogyakarta
Kotagede Gembira Loka
Bantul Balong Waterpark
Ponjong Waterbyur
Samigaluh Pemandian Tanjung Sari
Temon Wahana Wisata Pelangi
Bantul Desa Wisata Manding
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-109 Potensi
Berkembang Maju
Maju Maju
Maju Maju
Berkembang Maju
Maju Maju
Maju Berkembang
Berkembang Maju
Maju Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Maju Berkembang
Maju Berkembang
Maju Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang
Berkembang
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
DesaKampung Wisata
Bantul DesaKampung
Wisata Bantul
DesaKampung Wisata
Bantul DesaKampung
Wisata Gunungkidul
DesaKampung Wisata
Gunungkidul DesaKampung
Wisata Gunungkidul
DesaKampung Wisata
Gunungkidul DesaKampung
Wisata Gunungkidul
DesaKampung Wisata
Gunungkidul DesaKampung
Wisata Gunungkidul
DesaKampung Wisata
Gunungkidul DesaKampung
Wisata Gunungkidul
DesaKampung Wisata
Gunungkidul DesaKampung
Wisata Gunungkidul
DesaKampung Wisata
Kota Yogyakarta DesaKampung
Wisata Kota Yogyakarta
DesaKampung Wisata
Kota Yogyakarta DesaKampung
Wisata Kota Yogyakarta
DesaKampung Wisata
Kota Yogyakarta DesaKampung
Wisata Kota Yogyakarta
DesaKampung Wisata
Kota Yogyakarta DesaKampung
Wisata Kota Yogyakarta
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Pajangan Desa Wisata Krebet
Sewon Desa Wisata Tembi
Kasihan Desa Wisata dan
Kerajinan Gerabah Kasongan
Karang Mojo Desa Wisata Beji Harjo
Ngawen Hutan Desa Wonosadhi
Ngawen Desa Wisata Jelok
Patuk Jurug Taman Sari Jurug
Gede Patuk
Desa Wisata Jeloh Patuk
Desa Wisata Bobung Playen
Desa Wisata Bleberan Ponjong
Desa Wisata Umbulrejo Ponjong
Umbul Beton Semanu
Desa Wisata Kalisuci Semanu
Desa Wisata Mojo Kota Yogyakarta
Gedongtengen Kampung Wisata
Sosromenduran Kota Yogyakarta
Gondomanan Kampung Wisata
Kauman Kota Yogyakarta
Gondomanan Kampung Wisata Sayidan
Kota Yogyakarta Jetis
Kampung Wisata Cokrodiningratan
Kota Yogyakarta Kota Gede
Kampung Wisata Prenggan
Kota Yogyakarta Kota Gede
Kampung Wisata Rejowinangun
Kota Yogyakarta Kota Gede
Kampung Wisata Purbayan
Kota Yogyakarta Kraton
Kampung Wisata
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-110 Potensi
Berkembang Maju
Berkembang Berkembang
Tumbuh Berkembang
Tumbuh Berkembang
Berkembang Berkembang
Tumbuh Berkembang
Maju Berkembang
Tumbuh Tumbuh
Tumbuh Maju
Tumbuh Tumbuh
Berkembang Tumbuh
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
DesaKampung Wisata
Kota Yogyakarta DesaKampung
Wisata Kota Yogyakarta
DesaKampung Wisata
Kota Yogyakarta DesaKampung
Wisata Kota Yogyakarta
DesaKampung Wisata
Kota Yogyakarta DesaKampung
Wisata Kota Yogyakarta
DesaKampung Wisata
Kota Yogyakarta DesaKampung
Wisata Kota Yogyakarta
DesaKampung Wisata
Kota Yogyakarta DesaKampung
Wisata Kulon Progo
DesaKampung Wisata
Kulon Progo DesaKampung
Wisata Kulon Progo
DesaKampung Wisata
Kulon Progo DesaKampung
Wisata Kulon Progo
DesaKampung Wisata
Kulon Progo DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Kota Yogyakarta Kraton
Kampung Wisata Tamansari
Kota Yogyakarta Mantrijeron
Kampung Wisata Sekar Niti Gedong Kiwo
Kota Yogyakarta Mergangsan
Kampung Wisata Dewobronto
Kota Yogyakarta Mergangsan
Kampung Wisata Dipowinatan
Kota Yogyakarta Pakualaman
Kampung Wisata Gunung Ketur
Kota Yogyakarta Tegalrejo
Kampung Wisata Becak Maju
Kota Yogyakarta Umbulharjo
Kampung Wisata Warungboto
Kota Yogyakarta Umbulharjo
Kampung Wisata Pandeyan
Kota Yogyakarta Umbulharjo
Kampung Wisata Tahunan
Galur Omah Joglo
Kalibawang Dolan Deso
Kalibawang Desa Wisata Banjar Asri
Kokap Desa Wisata Sermo
Samigaluh Kebun Teh Nglinggo
Sentolo Kerajinan Serat Alam
Cangkringan Desa Wisata Penting Sari
Gamping Desa Wisata Mlangi
Godean Desa Wisata Jethak II
Minggir Desa Wisata Pengarajin
Bambu Minggir
Desa Wisata Brajan Mlati
Sindu Kusuma Edupark Mlati
Desa Wisata Batik
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-111 Potensi
Tumbuh Tumbuh
Tumbuh Maju
Tumbuh Berkembang
Maju Tumbuh
Tumbuh Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Tumbuh
Tumbuh Tumbuh
Berkembang Tumbuh
Maju Berkembang
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Mlati Desa Wisata Ketingan
Mlati Desa Wisata Sendari
Moyudan Desa Wisata Gamplong
Moyudan Desa Wisata Sangubayu
Moyudan Desa Wisata Malangan
Ngaglik Desa Wisata Tanjung
Ngemplak Desa Wisata Bokesan
Pakem Desa Wisata Sambi
Pakem Desa Wisata Kaliurang
Timur Pakem
Desa Wisata Turgo Prambanan
Desa Wisata Plempoh Prambanan
Rumah Dome Teletubbies
Seyegan Desa Wisata Grogol
Sleman Desa Wisata Brayut
Sleman Desa Wisata Kadisobo II
Tempel Desa Wisata Terusupon
Tempel Desa Wisata Terumpon
Turi Desa Wisata Pulesari
Turi Desa Wisata Garongan
Turi Desa Wisata Dukuh
Turi Desa Wisata Gabugan
Turi Desa Wisata Kembang
Arum
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-112 Potensi
Tumbuh Tumbuh
Tumbuh Tumbuh
Tumbuh Berkembang
Tumbuh Tumbuh
Tumbuh Tumbuh
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Tumbuh Berkembang
Tumbuh Berkembang
Tumbuh Tumbuh
Tumbuh Tumbuh
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
DesaKampung Wisata
Sleman DesaKampung
Wisata Sleman
Kuliner Bantul
Kuliner Bantul
Kuliner Bantul
Kuliner Gunungkidul
Kuliner Gunungkidul
Kuliner Gunungkidul
Kuliner Gunungkidul
Kuliner Kota Yogyakarta
Kuliner Kota Yogyakarta
Kuliner Kota Yogyakarta
Kuliner Kota Yogyakarta
Kuliner Kota Yogyakarta
Kuliner Kota Yogyakarta
Kuliner Kota Yogyakarta
Kuliner Kulon Progo
Kuliner Sleman
Kuliner Sleman
AlamHutan Bantul
AlamHutan Bantul
AlamHutan Bantul
AlamHutan Bantul
AlamHutan Bantul
AlamHutan Bantul
AlamHutan Gunungkidul
AlamHutan Gunungkidul
AlamHutan Gunungkidul
AlamHutan Gunungkidul
AlamHutan Gunungkidul
AlamHutan Kulon Progo
AlamHutan Kulon Progo
AlamHutan Kulon Progo
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Turi Desa Wisata Kelor
Turi Desa Wisata Ngangring
Bantul Geplak Mbok Tumpuk
Piyungan Restoran Bukit Indah
Pleret Sate Klatak Pak Pung
Patuk Bukit Bintang
Ponjong Wisata Kuliner Simo
Semanu Wisata Kuliner
Tepus Kedai Sarwo Echo
Yogyakarta Danurejan
Bebek Cak Koting Kota Yogyakarta
Kraton Bale Raos
Kota Yogyakarta Kraton
Gadri Resto Kota Yogyakarta
Mantrijeron Gudeg Yu Djum
Kota Yogyakarta Mergangsan
Purawisata Kota Yogyakarta
Pakualaman Gudeg Permata
Kota Yogyakarta Umbulharjo
Gudeg Pawon Sentolo
Wingko Bakpia Hani 175 Gamping
The West Lake Godean
Pasar Belut Godean Dlingo
Hutan Pinus Dlingo
Bukit Becici Dlingo
Kebun Buah Mangunan Kretek
Gumuk Pasir Kretek
Hutan Mangrove Pajangan
Sendang Ngembel Paliyan
Hutan Swaka Margasatwa Ekor
Panjang Panggang
Wisata Alam Watu Payung
Patuk Hutan Wanagama
Playen Tahura Bunder
Semanu Telaga Jonge dan Telaga
Gandhok Giri Mulyo
Taman Sungai Mudal Kalibawang
Rafting Adventure Kalibawang
Waduk Mini
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-113 Potensi
Tumbuh Tumbuh
Berkembang Berkembang
Maju Maju
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Tumbuh Tumbuh
Tumbuh Maju
Berkembang Tumbuh
Berkembang Berkembang
Berkembang
Berkembang Tumbuh
Berkembang Berkembang
Tumbuh Berkembang
Tumbuh Tumbuh
Berkembang Berkembang
Berkembang Tumbuh
Berkembang Tumbuh
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
AlamHutan Kulon Progo
AlamHutan Kulon Progo
AlamHutan Kulon Progo
AlamHutan Kulon Progo
AlamHutan Kulon Progo
AlamHutan Sleman
AlamHutan Sleman
AlamHutan Sleman
AlamHutan Sleman
AlamHutan Sleman
AlamHutan Sleman
AlamHutan Sleman
AlamHutan Sleman
AlamHutan Sleman
AlamHutan Sleman
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Kalibawang Wisata Ancol
Kokap Wisata Alam Kalibiru
Kokap Waduk Sermo
Lendah Bendungan Sampon
Pengasih Mata Air Clereng
Cangkringan Lava Tour
Cangkringan Merapi Golf
Minggir Sendang Kreo
Ngemplak Wisata Sungai Blue
Lagoons Pakem
Taman Kaliurang Pakem
Tlogo Putri Kaliurang Pakem
Gardu Pandang Prambanan
Tebing Breksi Prambanan
Wisata Batu Papal Prambanan
Taman Wisata Candi Prambanan
Bambanglipuro Desa Budaya Mulyodadi Banguntapan
Masjid Gede Mataram Banguntapan
Sargede Perak Banguntapan
Makam Raja Mataram Banguntapan
Makam Ki Ageng Karang Lo
Banguntapan Situs Payak
Bantul Desa Budaya
Dlingo Watu Mabur
Dlingo Kerajinan Warongko
Keris Imogiri
Makam Raja Imogiri
Bendung Tegal Imogiri
Sentra Batik Tulis Yogyakarta
Jetis Bantul Petilasan Sultan Agung
Kasihan Masjid Dongkelan
Kasihan Pesanggrahan
Ambarbinangun Kasihan
Sendang Banyu Tumpang Kasihan
Sendang Kasihan, Petilasan Sunan Kalijaga
Kasihan Upacara Cembengan
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-114 Potensi
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Maju Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Maju Berkembang
Berkembang Berkembang
Maju
Berkembang Maju
Berkembang Maju
Berkembang Berkembang
Berkembang Tumbuh
Tumbuh Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Bantul
Lain-lain Gunungkidul
Lain-lain Gunungkidul
Lain-lain Gunungkidul
Lain-lain Gunungkidul
Lain-lain Gunungkidul
Lain-lain Kota Yogyakarta
Lain-lain Kota Yogyakarta
Lain-lain Kota Yogyakarta
Lain-lain Kota Yogyakarta
Lain-lain Kota Yogyakarta
Lain-lain Kota Yogyakarta
Lain-lain Kota Yogyakarta
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Kasihan Pabrik Gula Madukismo
Pajangan Haul Pangeran
Diponegoro Pajangan
Upacara Merti Dusun Krebet
Pajangan Upacara Nyadran
Makam Sewu Pandak
Upacara Nyadran Wirirejo
Piyungan Bukit Bintang
Pleret Makam Ratu Malang
Pundong Goa Jepang
Pundong Situs SurocoloGoa
Sunan Mas Sanden
Situs Gunung Wingko Sanden
Upacara Kirab Tumuruning Suro
Sedayu Monumen Bromob
Sedayu Situs Bakal Poh
Sedayu Situs Kepuhan
Sewon Panggung Krapyak
Srandakan Ketoprak
Srandakan Upacara RasulanBersih
Dusun Poncosari Srandakan
Upacara Sedekah Laut Nglipar
Bukit Watu Gede Patuk
Kebun Buah Agrowisata Nglanggeran Embung
Nglanggeran Purwosari
Pesanggrahan Gembirowati
Semanu Telaga Nangsri
Tepus Taman kehati
Kota Yogyakarta Gedongtengen
Malioboro Kota Yogyakarta
Gondomanan Galerry Jogja
Kota Yogyakarta Gondomanan
Taman Pintar Kota Yogyakarta
Gondomanan Istana Presiden
Yogyakarta Kota Yogyakarta
Gondomanan Taman Budaya
Yogyakarta Kota Yogyakarta
Jetis Tugu Jogja
Kota Yogyakarta Kota Gede
Masjid Kota Gede
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-115 Potensi
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Tumbuh Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Tumbuh
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Maju
Maju Berkembang
Berkembang Maju
Maju
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.104 Daya Tarik
Wisata KABKOTA
Lain-lain Kota Yogyakarta
Lain-lain Kota Yogyakarta
Lain-lain Kota Yogyakarta
Lain-lain Kota Yogyakarta
Lain-lain Kulon Progo
Lain-lain Kulon Progo
Lain-lain Kulon Progo
Lain-lain Kulon Progo
Lain-lain Kulon Progo
Lain-lain Kulon Progo
Lain-lain Kulon Progo
Lain-lain Kulon Progo
Lain-lain Kulon Progo
Lain-lain Kulon Progo
Lain-lain Sleman
Lain-lain Sleman
Lain-lain Sleman
Lain-lain Sleman
Lain-lain Sleman
Lain-lain Sleman
4.2.5. Hasil Analisis Pemasaran Per
Analisis pemasaran merupakan analisis untuk melihat kondisi destinasi di setiap kecamatan di masing-masing daerah dari aspek pemasarannya. Terdapat dua indikator yang
dipergunakan dalam analisis pemasaran ini, yaitu indikator pengunjung dan indi kelembagaan. Indikator pengunjung merupakan indikator yang dipergunakan untuk mengukur
seberapa banyak pengunjung di suatu destinasi. Semakin banyak jumlah pengunjung, semakin dikenal pula destinasi tersebut. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemasar
kelembagaan merupakan aspek untuk melihat bagaimana pengelolaan dan partisipasi
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Kecamatan Destinasi
Kota Yogyakarta Kraton
Tamansari Kota Yogyakarta
Mantrijeron Pasar Satwa dan Taman
Hias Kota Yogyakarta
Umbulharjo Kebun Plasma Nutfah
Kota Yogyakarta Wirobrajan
Pasar Klitikan Pakuncen Kalibawang
Sendang Sono Kalibawang
Makam Nyi Ageng Serang
Lendah Kerajinan Batik Sekar
Arum Lendah
Kerajinan Blangkon Lendah
Kerajinan Batik Karina Lendah
Kerajinan Batik Galeri Sembung Batik
Pengasih Wild Life Rescue Center
Sentolo Bale Langit
Sentolo Towil Fiets
Temon Makam Girigondo
Berbah Kids Fun
Cangkringan Makam Mbah Maridjan
Godean MakamSendang Kyai
Bagus Khasantoko Mlati
Makam Wahidin Sudiro Husodo
Pakem Gua Jepang
Sleman Alun-alun Sleman
. Hasil Analisis Pemasaran Per Kecamatan
Analisis pemasaran merupakan analisis untuk melihat kondisi destinasi di setiap masing daerah dari aspek pemasarannya. Terdapat dua indikator yang
dipergunakan dalam analisis pemasaran ini, yaitu indikator pengunjung dan indi kelembagaan. Indikator pengunjung merupakan indikator yang dipergunakan untuk mengukur
seberapa banyak pengunjung di suatu destinasi. Semakin banyak jumlah pengunjung, semakin dikenal pula destinasi tersebut. Hal ini menunjukkan keberhasilan pemasaran destinasi. Aspek
kelembagaan merupakan aspek untuk melihat bagaimana pengelolaan dan partisipasi
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-116 Potensi
Maju Berkembang
Maju Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Maju Maju
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang
Berkembang Berkembang
Berkembang
Analisis pemasaran merupakan analisis untuk melihat kondisi destinasi di setiap masing daerah dari aspek pemasarannya. Terdapat dua indikator yang
dipergunakan dalam analisis pemasaran ini, yaitu indikator pengunjung dan indikator kelembagaan. Indikator pengunjung merupakan indikator yang dipergunakan untuk mengukur
seberapa banyak pengunjung di suatu destinasi. Semakin banyak jumlah pengunjung, semakin
an destinasi. Aspek kelembagaan merupakan aspek untuk melihat bagaimana pengelolaan dan partisipasi
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
masyarakat dalam suatu destinasi. Kerberhasilan pemasaran akan membawa konsekuensi pada pengelolaan suatu destinasi yang semakin baik.
Penghitungan bobot pemasaran disajikan dalam tabel di bawah ini. Bobot kelembagaan adalah 37,50 sedangkan bobot pengunjung adalah 62,5. Pertimbangan bobot didasarkan
pada argumen bahwa indikasi keberhasilan pemasaran su pengunjung. Masing-masing komponen diukur berdasarkan sub
Parameter dan No
KOMPONEN 1
KABUPATEN
2 KECAMATAN
3 DESAKELURAHAN
A Nama Obyek Wisata
B Jenis Obyek Wisata
C Kelembagaan
D Pengunjung
rincian sub komponen dan kriteria dapat dilihat dalam Sistem
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
masyarakat dalam suatu destinasi. Kerberhasilan pemasaran akan membawa konsekuensi pada pengelolaan suatu destinasi yang semakin baik.
emasaran disajikan dalam tabel di bawah ini. Bobot kelembagaan adalah 37,50 sedangkan bobot pengunjung adalah 62,5. Pertimbangan bobot didasarkan
pada argumen bahwa indikasi keberhasilan pemasaran suatu destinasi adalah jumlah
omponen diukur berdasarkan sub-sub komponen.
Tabel 4.105 Parameter dan Pembobotan Pemasaran Destinasi Wisata
BOBOT KETERANGAN NILAI
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00
37.50 1.
Retribusi destinasi dan
parkir 2.
Atraksi 3.
Guide 4.
Pokdarwis 5.
Pengelolaan 6.
Petugas pendukung
62.50 1.
Jumlah pengunjung
per hari 2.
Asal pengunjung
3. Jumlah turis
asing yang berkunjung
TOTAL KATEGORI
rincian sub komponen dan kriteria dapat dilihat dalam Sistem Informasi Geografis.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-117
masyarakat dalam suatu destinasi. Kerberhasilan pemasaran akan membawa konsekuensi pada
emasaran disajikan dalam tabel di bawah ini. Bobot kelembagaan adalah 37,50 sedangkan bobot pengunjung adalah 62,5. Pertimbangan bobot didasarkan
destinasi adalah jumlah sub komponen.
NILAI SKOR
TOTAL KATEGORI
Informasi Geografis.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Melalui tabel di atas, klasifikasi pemasaran suatu destinasi didasarkan pada 5 kriteria yaitu: Sangat Kurang, Kurang, Cukup, Bagus, dan Sangat Bagus. Krieria tersebut didasarkan pada
perhitungan batas kelas sebagaimana pada telah diuraikan sebelumnya. Nilai dan kategori pemasaran disajikan dalam tabel berikut:
Klasifikasi
Nilai
212 212 s.d. 323,9
324 s.d. 435,9 436 s.d. 547,9
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan aspek pemasaran untuk masing disjikan pada tabel di bawah ini. Di Kulon Progo, destinasi di kecamatan Kokap memiliki skor
tertinggi yaitu 575 sedangkan destinasi dengan skor terendah terdapat di kecamatan Panjatan. Kecamatan Kokap merupakan satu
pemasaran sangat bagus. Kecamatan Panjatan merupakan kecamatan yang memiliki destin dengan pemasaran sangat kurang dan kurang.
Skor Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Kulon Progo
Kecamatan Jumlah Destinasi
Galur Giri Mulyo
Kalibawang Kokap
Lendah Panjatan
Pengasih Samigaluh
Sentolo Temon
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Melalui tabel di atas, klasifikasi pemasaran suatu destinasi didasarkan pada 5 kriteria yaitu: Sangat Kurang, Kurang, Cukup, Bagus, dan Sangat Bagus. Krieria tersebut didasarkan pada
perhitungan batas kelas sebagaimana pada perhitungan batas kelas potensi pariwisata yang telah diuraikan sebelumnya. Nilai dan kategori pemasaran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.106 Klasifikasi Pemasaran Destinasi Wisata
Nilai Kategori Potensi
212 Sangat Kurang
212 s.d. 323,9 Kurang
324 s.d. 435,9 Cukup
436 s.d. 547,9 Bagus
547,9 Sangat Bagus
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan aspek pemasaran untuk masing-masing kecamatan disjikan pada tabel di bawah ini. Di Kulon Progo, destinasi di kecamatan Kokap memiliki skor
tertinggi yaitu 575 sedangkan destinasi dengan skor terendah terdapat di kecamatan Panjatan. Kecamatan Kokap merupakan satu-satunya kecamatan yang memiliki destinasi dengan
pemasaran sangat bagus. Kecamatan Panjatan merupakan kecamatan yang memiliki destin dengan pemasaran sangat kurang dan kurang.
Tabel 4.107 Skor Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Kulon Progo
Jumlah Destinasi Skor Min
2 195
3 140
7 200
4 230
6 175
2 100
2 395
4 150
4 205
4 225
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-118
Melalui tabel di atas, klasifikasi pemasaran suatu destinasi didasarkan pada 5 kriteria yaitu: Sangat Kurang, Kurang, Cukup, Bagus, dan Sangat Bagus. Krieria tersebut didasarkan pada
perhitungan batas kelas potensi pariwisata yang telah diuraikan sebelumnya. Nilai dan kategori pemasaran disajikan dalam tabel berikut:
Potensi
Sangat Kurang
masing kecamatan disjikan pada tabel di bawah ini. Di Kulon Progo, destinasi di kecamatan Kokap memiliki skor
tertinggi yaitu 575 sedangkan destinasi dengan skor terendah terdapat di kecamatan Panjatan.
satunya kecamatan yang memiliki destinasi dengan pemasaran sangat bagus. Kecamatan Panjatan merupakan kecamatan yang memiliki destinasi
Skor Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Kulon Progo
Skor Max
345 440
515 575
445 220
465 495
485 520
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Kulon Progo
Kecamatan Jumlah
Destinasi
Galur 2
Giri Mulyo 3
Kalibawang 7
Kokap 4
Lendah 6
Panjatan 2
Pengasih 2
Samigaluh 4
Sentolo 4
Temon 4
Jumlah 38
Hasil perhitungan untuk kecamatan di daerah lainnya yaitu Kota Yogyakarta, Bantul, Sleman, dan Gunungkidul dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sebagai contoh di Kota
Yogyakarta kecamatan Kraton merupakan kecamatan yang memiliki destinasi paling banyak. Destinasi dengan nilai tertinggi juga terdapat di kecamatan ini. Kecamatan dengan skor di atas
600 adalah kecamatan Gondomanan, Kotagede dan Kraton. Destinasi di kecamatan Gedongtengen, Mantrijeron, dan Wirobrajan memiliki skor tertinggi di bawah 300.
Berdasarkan skor di masing- Gondomanan dan Kraton merupak
destinasi dengan predikat pemasaran sangat bagus yang paling banyak.
Kondisi masing-masing kecamatan secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Tabel 4.108 Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Kulon Progo
Jumlah Destinasi
Sangat Kurang
Kurang Cukup
Bagus
1 1
1 1
1 1
1 3
2 2
1 1
1 3
1 1
1 1
1 1
2 1
2 1
1 1
2 1
8 10
10 9
Hasil perhitungan untuk kecamatan di daerah lainnya yaitu Kota Yogyakarta, Bantul, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sebagai contoh di Kota
Yogyakarta kecamatan Kraton merupakan kecamatan yang memiliki destinasi paling banyak. Destinasi dengan nilai tertinggi juga terdapat di kecamatan ini. Kecamatan dengan skor di atas
kecamatan Gondomanan, Kotagede dan Kraton. Destinasi di kecamatan Gedongtengen, Mantrijeron, dan Wirobrajan memiliki skor tertinggi di bawah 300.
-masing kecamatan, dapat disimpulkan bahwa kecamatan Gondomanan dan Kraton merupakan dua kecamatan yang paling menonjol karena memiliki
destinasi dengan predikat pemasaran sangat bagus yang paling banyak.
masing kecamatan secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-119 Bagus
Sangat Bagus
1 2
1 1
1 1
1 1
1
9 1
Hasil perhitungan untuk kecamatan di daerah lainnya yaitu Kota Yogyakarta, Bantul, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Sebagai contoh di Kota
Yogyakarta kecamatan Kraton merupakan kecamatan yang memiliki destinasi paling banyak. Destinasi dengan nilai tertinggi juga terdapat di kecamatan ini. Kecamatan dengan skor di atas
kecamatan Gondomanan, Kotagede dan Kraton. Destinasi di kecamatan Gedongtengen, Mantrijeron, dan Wirobrajan memiliki skor tertinggi di bawah 300.
masing kecamatan, dapat disimpulkan bahwa kecamatan an dua kecamatan yang paling menonjol karena memiliki
masing kecamatan secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Skor Kondisi Pemasaran
Kecamatan Jumlah Destinasi
Danurejan Gedongtengen
Gondokusuman Gondomanan
Jetis Kota Gede
Kraton Mantrijeron
Mergangsan Pakualaman
Tegalrejo Umbulharjo
Wirobrajan
Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Kota Yogyakarta
Kecamatan Jumlah
Destinasi
Danurejan 2
Gedongtengen 2
Gondokusuman 2
Gondomanan 8
Jetis 2
Kota Gede 5
Kraton 9
Mantrijeron 3
Mergangsan 8
Pakualaman 3
Tegalrejo 2
Umbulharjo 6
Wirobrajan 2
Jumlah 54
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Tabel 4.109 Skor Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Kota Yogyakarta
Jumlah Destinasi Skor Min
2 140
2 180
2 260
8 140
2 500
5 140
9 140
3 140
8 160
3 140
2 285
6 140
2 190
Tabel 4.110 Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Kota Yogyakarta
Jumlah Destinasi
Sangat Kurang
Kurang Cukup
Bagus
1 1
1 1
1 1
2 2
1 1
1 2
1 2
3 2
1 1
1 5
1 1
1 1
1 1
3 2
1 1
13 18
3 10
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-120
Destinasi Per Kecamatan di Kota Yogyakarta
Skor Max
300 290
355 620
550 630
640 290
560 370
525 540
280
Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Kota Yogyakarta
Bagus Sangat
Bagus
3 1
1 4
1
10
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Skor Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Bantul
Kecamatan Jumlah Destinasi
Bambanglipuro Banguntapan
Bantul Dlingo
Imogiri Jetis Bantul
Kasihan Kretek
Pajangan Pandak
Piyungan Pleret
Pundong Sanden
Sedayu Sewon
Srandakan
Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Bantul
Kecamatan Jumlah
Destinasi
Bambanglipuro 2
Banguntapan 7
Bantul 4
Dlingo 8
Imogiri 4
Jetis Bantul 1
Kasihan 7
Kretek 4
Pajangan 6
Pandak 1
Piyungan 2
Pleret 3
Pundong 2
Sanden 5
Sedayu 5
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Tabel 4.111 Skor Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Bantul
Jumlah Destinasi Skor Min
2 100
7 100
4 100
8 120
4 100
1 100
7 100
4 170
6 100
1 100
2 385
3 120
2 100
5 100
5 100
3 100
6 100
Tabel 4.112 Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Bantul
Jumlah Destinasi
Sangat Kurang
Kurang Cukup
Bagus
1 4
1 4
2 1
3 2
1 1
1 1
1 6
1 1
1 1
4 2
1 2
1 1
2 3
1 4
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-121 Skor Max
560 600
160 540
525 100
365 560
420 100
395 555
100 570
585 490
540
Bagus Sangat
Bagus
1 2
1
1 1
1
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.112 Kecamatan
Jumlah Destinasi
Sewon 3
Srandakan 6
Jumlah 70
Skor Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Sleman
Kecamatan Jumlah Destinasi
Berbah Cangkringan
Depok Gamping
Godean Kalasan
Minggir Mlati
Moyudan Ngaglik
Ngemplak Pakem
Prambanan Seyegan
Sleman Tempel
Turi
Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Sleman
Kecamatan Jumlah
Destinasi
Berbah 1
Cangkringan 5
Depok 3
Gamping 2
Godean 3
Kalasan 4
Minggir 3
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Jumlah Destinasi
Sangat Kurang
Kurang Cukup
Bagus
2 1
4 1
1
41 4
11 7
Tabel 4.113 Skor Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Sleman
Jumlah Destinasi Skor Min
1 165
5 265
3 195
2 265
3 265
4 200
3 265
5 265
3 265
3 180
4 215
9 150
11 100
1 590
4 265
2 120
7 255
Tabel 4.114 Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Sleman
Jumlah Destinasi
Sangat Kurang
Kurang Cukup
Bagus
1 1
3 1
2 1
1 1
1 1
1 2
1 1
2
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-122 Bagus
Sangat Bagus
7
Skor Max
165 590
405 485
480 505
535 545
265 610
460 580
640 590
485 265
265
Bagus Sangat
Bagus
1
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Sambungan Tabel 4.114 Kecamatan
Jumlah Destinasi
Mlati 5
Moyudan 3
Ngaglik 3
Ngemplak 4
Pakem 9
Prambanan 11
Seyegan 1
Sleman 4
Tempel 2
Turi 7
Jumlah 70
Skor Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di
Kecamatan Jumlah Destinasi
Gedang Sari Girisubo
Karangmojo Ngawen
Nglipar Paliyan
Panggang Patuk
Playen Ponjong
Purwosari Rongkop
Saptosari Semanu
Semin Tanjung Sari
Tepus Wonosari
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S Jumlah
Destinasi Sangat
Kurang Kurang
Cukup Bagus
3 1
1 3
1 1
3 1
1 4
2 5
1 1
1 3
1 1
1 7
11 32
5 14
Tabel 4.115 Skor Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Gunungkidul
Jumlah Destinasi Skor Min
2 235
4 430
3 230
3 180
1 340
2 325
11 205
8 230
5 180
6 205
7 180
1 195
4 180
7 230
2 205
6 205
15 180
1 385
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
IV-123 Bagus
Sangat Bagus
1 2
3 1
8
Gunungkidul
Skor Max 255
560 540
270 340
510 485
615 640
405 455
195 495
545 205
555 570
385
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Kondisi Pemasaran Destinasi Per Kecamatan di Gunung
Kecamatan Jumlah
Destinasi
Gedang Sari 2
Girisubo 4
Karangmojo 3
Ngawen 3
Nglipar 1
Paliyan 2
Panggang 11
Patuk 8
Playen 5
Ponjong 6
Purwosari 7
Rongkop 1
Saptosari 4
Semanu 7
Semin 2
Tanjung Sari 6
Tepus 15
Wonosari 1
Jumlah 88
4.3. Sistem Infomasi Geografi Potensi Pariwisata 4.3.1. Halaman Login