Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
3.4. Metodologi Analisis Kajian
Analisis yang digunakan adalah Analisis tumpang susun single base map DIY, dengan maksud untuk :
- Mengetahui daerah yang diliputi oleh dua karakteristik dari tema yang berbeda. - Mengetahui perubahan batas dari waktu ke waktu.
3.4.1. Desain Kuesioner
Untuk mendukung disain sistem yang akan dibuat, diperlukan data atau informasi yang berkaitan dengan daya dukung pariwisata. Selain dipergunakan untuk mendukung sistem, data
juga diperlukan untuk membuat atau mengklasifikasikan kelompok berdasarkan potensi yaitu:
Data atau informasi tersebut merupakan data yang berkaitan dengan:
a. Lokasi dan jenis obyek wisata
b. Rata-rata jumlah pengunjung per hari
c. Asal pengunjung
d. Retribusi
e. Banyaknya turis asing yang berkunjung
f. Infrastruktur
g. Fasilitas di lingkungan obyek wisata
h. Fasilitas pendukung di tingkat kecamatan
Data yang diperlukan dituangkan dalam bentuk kuesioner yang telah didisain dan a disebarkan ke seluruh destinasi
tersebut dilakukan oleh tim survei yang telah dibentuk untuk masing
3.4.2. Penentuan Klasifikasi Potensi
Dalam menentukan klasifikasi skoring. Pembobotan diberikan untuk pertanyaan
sedangkan skoring diberikan pada jawaban yang terdapat pada setiap pertanyaan. Hasil perkalian antara skor dan bobot akan menghasilkan nilai akhir skor, dan nilai akhir skor inilah
yang dipergunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan suatu
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Metodologi Analisis Kajian Analisis yang digunakan adalah Analisis tumpang susun overlay pada suatu peta dasar
DIY, dengan maksud untuk : Mengetahui daerah yang diliputi oleh dua karakteristik dari tema yang berbeda.
Mengetahui perubahan batas dari waktu ke waktu.
Untuk mendukung disain sistem yang akan dibuat, diperlukan data atau informasi yang berkaitan dengan daya dukung pariwisata. Selain dipergunakan untuk mendukung sistem, data
ntuk membuat atau mengklasifikasikan destinasi wisata ke dalam
yaitu: Tumbuh, Berkembang, dan Maju.
Data atau informasi tersebut merupakan data yang berkaitan dengan: Lokasi dan jenis obyek wisata
pengunjung per hari
Banyaknya turis asing yang berkunjung
Fasilitas di lingkungan obyek wisata Fasilitas pendukung di tingkat kecamatan
Data yang diperlukan dituangkan dalam bentuk kuesioner yang telah didisain dan a destinasi wisata di masing-masing kecamatan. Penyebaran kuesioner
tersebut dilakukan oleh tim survei yang telah dibentuk untuk masing-masing kecamatan.
Potensi Destinasi Wisata dan Pemasarannya
kan klasifikasi destinasi wisata dipergunakan metode pembobotan dan skoring. Pembobotan diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner
sedangkan skoring diberikan pada jawaban yang terdapat pada setiap pertanyaan. Hasil
skor dan bobot akan menghasilkan nilai akhir skor, dan nilai akhir skor inilah yang dipergunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan suatu destinasi wisata ke dalam
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
III-9
pada suatu peta dasar
Mengetahui daerah yang diliputi oleh dua karakteristik dari tema yang berbeda.
Untuk mendukung disain sistem yang akan dibuat, diperlukan data atau informasi yang berkaitan dengan daya dukung pariwisata. Selain dipergunakan untuk mendukung sistem, data
wisata ke dalam tiga
Data yang diperlukan dituangkan dalam bentuk kuesioner yang telah didisain dan akan masing kecamatan. Penyebaran kuesioner
masing kecamatan.
wisata dipergunakan metode pembobotan dan pertanyaan yang disusun dalam kuesioner
sedangkan skoring diberikan pada jawaban yang terdapat pada setiap pertanyaan. Hasil skor dan bobot akan menghasilkan nilai akhir skor, dan nilai akhir skor inilah
wisata ke dalam
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
klasifikasi: Tumbuh, Berkembang tim ahli dengan Dinas Pariwisata DIY,
sesuai dengan perkembangan yan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
Ilustrasi Pembobotan
No KOMPONEN
1 KABUPATEN 2 KECAMATAN
3 DESAKELURAHAN
A Nama Destinasi Wisata B Jenis Destinasi
C Aksesibilitas
D Kelembagaan E Fasilitas
F Pengunjung G Keunikan
H Kelangkaan
I Kesenian J Kerajinan
K Pelayanan
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Berkembang, dan Maju. Pembobotan ini merupakan hasil diskusi tim ahli dengan Dinas Pariwisata DIY, namun kebijakan pembobotan tersebut dapat diedit
sesuai dengan perkembangan yang ada. Ilustrasi pembobotan dan skor untuk klasifikasi DTW selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Ilustrasi Pembobotan dan Skor untuk Klasifikasi DTW
BOBOT KETERANGAN
NILAI KABUPATEN
0.00 KECAMATAN
0.00 DESAKELURAHAN
0.00 0.00
0.00
47.50
1 Jarak destinasi dari pusat
kota 2
Jarak destinasi dengan jalan utama
3 Kondisi jalan menuju
lokasi 4
Keberadaan angkutan umum menuju lokasi
5 Penerangan jalan
menuju lokasi 6
Keberadaan penunjuk lokasi
7 Keberadaan destinasi
lain yang berdekatan
11.00
1 Keberadaan Pordarwis
2 Aspek
pengelolaanpemelihara an
3 Aspek kebersihan
13.00
Fasilitas yang berada di lokasi
9.00
1 Rata-rata jumlah
pengunjung per hari 2
Asal pengunjung 3
Status pengunjung domestik atau asing
5.00
Karakteristik khas destinasi yang jarang dimiliki destinasi
lain
7.50
Jenis destinasi yang tidak mudah dijumpai
2.5
Ada tidaknya grup kesenian yang mendukung
2.5
Ada tidaknya kerajinan khas di lokasiwilayah
2.0
Banyaknya petugas yang melayani
TOTAL KATEGORI
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
III-10
ini merupakan hasil diskusi antara namun kebijakan pembobotan tersebut dapat diedit
untuk klasifikasi DTW
NILAI SKOR
TOTAL KATEGORI
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Penghitungan bobot pemasaran yang terdiri dari 2 dua indikator, yaitu Bobot kelembagaan adalah 37,50 sedangkan bobot pengunjung adalah 62,5. Pertimbangan bobot
didasarkan pada argumen bahwa indikasi keberhasilan pemasaran sutau destinasi adalah jumlah pengunjung. Masing-masing komponen diukur berdasarkan sub
dapat disajikam dalam tabel di bawah ini.
Ilustrasi Pembobotan dan S
No KOMPONEN
1 KABUPATEN
2 KECAMATAN
3 DESAKELURAHAN
A Nama Obyek Wisata
B Jenis Obyek Wisata
C Kelembagaan
D
Pengunjung
Selanjutnya dari nilai akhir skor dibuat distribusi atas dengan interval sebagai:
Interval = Nilai tertinggi
Masing-masing destinasi wisata selanjutnya dimasukkan ke dalam distribusi kelas tersebut, sehingga diperoleh informasi destinasi
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
pemasaran yang terdiri dari 2 dua indikator, yaitu Bobot kelembagaan adalah 37,50 sedangkan bobot pengunjung adalah 62,5. Pertimbangan bobot
didasarkan pada argumen bahwa indikasi keberhasilan pemasaran sutau destinasi adalah
masing komponen diukur berdasarkan sub-sub komponen yang dapat disajikam dalam tabel di bawah ini.
Tabel 3.3 Ilustrasi Pembobotan dan Skor untuk Pemasaran DTW
BOBOT KETERANGAN NILAI
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00
37.50
1. Retribusi
destinasi dan parkir
2. Atraksi
3. Guide
4. Pokdarwis
5. Pengelolaan
6. Petugas
pendukung
62.50
1. Jumlah
pengunjung per hari
2. Asal pengunjung
3. Jumlah turis asing
yang berkunjung
TOTAL KATEGORI
Selanjutnya dari nilai akhir skor dibuat distribusi 3 kategori sebagaimana disebutkan di
Interval = Nilai tertinggi – Nilai Terendah3
wisata selanjutnya dimasukkan ke dalam distribusi kelas tersebut,
destinasi wisata yang masuk dalam kelompok Potensi Rendah,
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
III-11
pemasaran yang terdiri dari 2 dua indikator, yaitu Bobot kelembagaan adalah 37,50 sedangkan bobot pengunjung adalah 62,5. Pertimbangan bobot
didasarkan pada argumen bahwa indikasi keberhasilan pemasaran sutau destinasi adalah
sub komponen yang
NILAI SKOR
TOTAL KATEGORI
sebagaimana disebutkan di
wisata selanjutnya dimasukkan ke dalam distribusi kelas tersebut,
Potensi Rendah,
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
Potensi Sedang, dan Potensi Tinggi Sangat Kurang, Kurang, Cukup, Bagus
Ilustrasi Reka
KabupatenKota Skor Tertinggi
Skor Terendah Rata-rata
Median Deviasi Standar
Ilustrasi Rekapitulsai Output dari Perhitungan K
KabupatenKota Kulon
Progo
Potensi Tumbuh Potensi Berkembang
Potensi Maju
Ilustrasi Rekapitulsai Output dari Perhitungan K
KabupatenKota Kulon
Progo
Sangat Kurang Kurang
Cukup Bagus
Sangat Bagus
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
Potensi Sedang, dan Potensi Tinggi, serta untuk pemasarannya akan diperoleh Bagus, dan Sangat Bagus Tabel 3.3a sd Tabel 3.3c.
Tabel 3.3a apitulasi Output dari Perhitungan Kuesioner
Kulon Progo
Kota Yogyakarta
Bantul Sleman
Tabel 3.3b Output dari Perhitungan Kuesioner untuk Potensi Setiap DTW
Kulon Progo
Kota Yogyakarta
Bantul Sleman Gunung
Kidul
Tabel 3.3c Output dari Perhitungan Kuesioner untuk Pemasaran Setiap DTW
Kulon Progo
Kota Yogyakarta
Bantul Sleman Gunung
Kidul
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan Se-DIY
III-12
akan diperoleh klasifikasi: Tabel 3.3a sd Tabel 3.3c.
Sleman Gunung
Kidul
untuk Potensi Setiap DTW
Gunung Kidul
Jumlah
untuk Pemasaran Setiap DTW
Gunung Kidul
Jumlah
Penyusunan Data Spasial Potensi Pariwisata Per Kecamatan S
|
3.5. Metode Perancangan Sistem