Endang Sri Novianti, 2015 Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains Terintegrasi
Pada Pembelajaran Inquiry Lesson Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4. Kesalahan Selama Pengembangan Rubrik
No Kesalahan
Perbaikan
1 Tidak ada
indikator ketera mpilan
proses sains KPS terintegrasi yang seharusnya, indikator yang disusun
masih merupakan ind ikator penila ian kinerja secara umum.
Indikator se muanya diganti menjad i indikator Ketera mp ilan Proses Sains
KPS terintegrasi.
Terdapat indikator yang sebenarnya bukan merupakan Ketera mpilan Proses
Sains KPS terintergrasi. Indikator
yang bukan
merupakan Ketera mpilan
Proses Sains KPS terintegrasi tidak dipakai atau dibuang.
Penjabaran krite ria -kriteria indikator masih banyak yang tida k sesuai dengan
KPS terintegrasi. Penjabaran
indikator tersebut
diperbaiki dengan
me mperbaiki kriteria-kriteria KPS te rintegrasi secara
lebih khusus.
2 Terdapat keke liruan da la m susunan
indikator-indikator. Penyusunan
indikator d isesuaikan
berdasarkan langkah-langkah dala m menyusun rancangan percobaan.
Terdapat keku rangan
keterangan ataupun hal yang tidak perlu dala m
penyusunan indikator
prosedur tepatkriteria nilai tertinggi.
Kekurangan keterangan pada prosedur tepatkriteria
n ila i tert inggi
ditambahkan sesuai kebutuhan dan keleb ihan atau hal yang tida k perlu
dihapus atau dihilangkan.
3 Berdasarkan hasil judgment kepada
dosen ahli rubrik penila ian kinerja yang
disusun masih
umu m, pembobotan
atau scoring
belum spesifik.
Dita mbahkan keterangan
pada pembobotan agar lebih spesifik.
c. Menyusun Instrumen Penelitian
1 Menyusun Soal Uraian
Soal uraian disusun untuk membandingkan hasil jawaban siswa pada lembar kinerja. Fungsi soal uraian adalah sebagai pemband ing benchmarking
yang digunakan untuk melihat bagaimana Keterampilan Proses Sains KPS terintegrasi siswa yang sesuangguhnya, ataupun apakah mengalami
peningkatan maupun penurunan dari hasil tes kinerja. Penyusunan soal uraian ini disesuaikan dengan lembar kinerja, artinya soal uraian memiliki proporsi
dan tipe soal yang sama dengan Lembar Kinerja Siswa LKS. Soal uraian juga memiliki indikator yang sama dengan task pada penilaian kinerja, jadi kisi-kisi
yang disusun didasarkan atas indikator keterampilan proses sains KPS terintegrasi yang sama dengan lembar kinerja. Kisi-kisi soal uraian ditampilkan
pada Tabel 3.5.
Endang Sri Novianti, 2015 Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains Terintegrasi
Pada Pembelajaran Inquiry Lesson Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal Uraian
No KPS terintegrasi
Indikator No Soal
Jumlah
1 Merancang percobaan
Siswa mampu menetukan rumusan masalah percobaan
1 1
Siswa mampu menetukan alat dan bahan percobaan
3 1
Siswa mampu menentukan prosedur percobaan yang relevan dengan rumusan
masalah 4
1
2 Merumuskan hipotesis
Siswa mampu membuat hipotesis atau dugaan sementara dari percobaan yang
dirancang 2
1 3
Mengidentifikasi variabel
Siswa mampu mengidentifikasi variabel- variabel percobaan
10 1
4 Mendefinisikan
variabel secara
oprasional Siswa mampu mendefinisikan variabel-
variabel percobaan secara oprasional 11
1 5
Menganalisis data Siswa mampu menyajikan hasil percobaan
ke dalam tabel pengamatan 5
1 6
Mengomunikasikan Siswa mampu mengubah bentuk data dari
tabel ke grafik 6
1 Siswa mampu mengubah bentuk penyajian
ke dalam narasi 7
1 Siswa mampu menginterpretasikan data
8 1
Siswa mampu menyimpulkan hasil pengamatan
9 1
TOTAL 11
Soal uraian digunakan saat uji coba ataupun saat penerapan perangkat asesmen autentik. Pemberian soal uraian dilakukan di hari yang berbeda
setelah uji coba dilaksanakan di hari sebelumnya. Berdasarkan respons siswa yang ditampilkan dalam soal uraian, maka diperoleh nilai siswa. Nilai siswa itu
kemudian digunakan untuk menguji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran yang dianalisis dengan menggunakan bantuan software AnatesV4.
Tabel 3.6 di bawah ini menyajikan hasil uji validitas soal uraian yang digunakan saat uji coba perangkat penilaian asesmen autentik.
Tabel 3.6. Analisis Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Uji Validitas Soal Uraian yang Dikerjakan Siswa Kelas Uji Coba
No P
Ket D
Ket Ket
Keterangan
1 0,17
SD 0,22
CK 0,37
TS rendah REVISI
2 0,43
SD 0,38
CK 0,61
SS tinggi DIPAKAI
3 0,49
SD 0,47
BK 0,67
SS tinggi DIPAKAI
4 0,56
SD 0,33
CK 0,62
SS tinggi DIPAKAI
5 0,50
SD 0,38
CK 0,68
SS tinggi DIPAKAI
6 0,24
SD 0,19
JK 0,46
TS cukup REVISI
Endang Sri Novianti, 2015 Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains Terintegrasi
Pada Pembelajaran Inquiry Lesson Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
No P
Ket D
Ket Ket
Keterangan
7 0,52
SD 0,44
BK 0,65
SS tinggi DIPAKAI
8 0,63
SD 0,47
BK 0,70
SS tinggi DIPAKAI
9 0,24
SD 0,19
JK 0,53
S cukup REVISI
10 0,24
SD 0,19
JK 0,53
S cukup REVISI
11 0,40
SD 0,30
CK 0,45
TS cukup REVISI
Keterangan: Validitas soal uraian: 0,78 tinggiReliabilitas soal uraian = 0,88 sangat tinggi, P = tingkat kesukaran, D = daya pembeda, SK = sukar, SD = sedang, BK = baik, CK= cukup, JK = jelek,
=
validitas, SS= sangat signifikan, S = signifikan, TS = tidak signifikan
Berdasarkan Tabel 3.6 di atas didapatkan reabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas yang berbeda dari setiap soal uraian. Tafsiran
untuk didapatkan reabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas ini berdasar pada Arikunto 2012. Validitas soal uraian adalah 0,78 dengan
tafsiran tinggi, sementara reliabilitas soal uraian adalah 0,88 dengan tafsiran sangat tinggi. Tingkat kesukaran semua butir soal adalah sedang, tidak ada soal
dengan tingkat kesukaran mudah ataupun sukar. Butir soal nomor 1 memiliki daya pembeda dengan tafsiran cukup dan
validitas yang tidak signifikan, artinya soal tersebut memiliki validitas rendah. Bedasarkan hasil ini maka soal nomor 1 harus direvisi atau diperbaiki.
Perbaikan yang dilakukan untuk butir soal nomor 1 sendiri yaitu dengan mengubah diksi maupun redaksi pada soal. Butir soal nomor 2 memiliki daya
pembeda dengan tafsiran cukup, butir soal nomor 3 memiliki daya pembeda baik, butir soal nomor 4 dan 5 memiliki daya pembeda cukup. Uji validitas
butir soal nomor 2 sampai butir soal nomor 5 menunjukan jika soal-soal tersebut sangat signifikan, artinya validitas soal-soal tersebut tingi, oleh
karenanya tidak dilkukan perbaikan. Butir soal nomor 6 memiliki daya pembeda dengan tafsiran jelek dan
validitas yang tidak signifikan, artinya soal tersebut memiliki validitas rendah. Bedasarkan hasil ini maka soal nomor 6 harus direvisi atau diperbaiki.
Perbaikan yang dilakukan untuk butir soal nomor 6 sendiri sama dengan butir soal nomor 1, yaitu dengan mengubah diksi maupun redaksi pada soal.
Butir soal nomor 7 dan 8 memiliki daya pembeda yang baik dan validasi sangat signifikan, artinya validitas kedua butir soal tersebut tinggi. Tidak ada
perbaikan untuk kedua soal tersebut. Bertolak belakang dengan sola nomor 7 dan 8, soal nomor 9 sampai 11 memiliki daya pembeda ya ng jelek dan cukup
Endang Sri Novianti, 2015 Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains Terintegrasi
Pada Pembelajaran Inquiry Lesson Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dengan validitas signifikan dan tidak signifikan yang berarti validasinya cukup dan rendah. Ketiga butir soal tersebut diperbaiki dengan merubah diksi maupun
redaksinya Soal uraian yang telah diperbaiki digunakan kembali saat penerapan
perangkat asesmen autentik. Fungsinya masih sama yaitu memverifikasi respon yang ditampilkan siswa dalam mengerjakan task berupa LKS. Berbeda dengan
saat uji coba, saat penerapan soal uraian diberikan setelah siswa selesai mengerjakan task. Hasil jawaban siswa kembali diuji validitas, reliabilitas, dan
tingkat kesukarannya. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki soal uraian tersebut agar layak digunakan sebagai alat verifikasi perangkat asesmen autentik yang
dikembangkan. Tabel 3.7 berikut ini menyajikan hasil uji validitas soal uraian yang digunakan saat penerapan perangkat penilaian asesmen autentik.
Tabel 3.7. Analisis Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Uji Validitas Soal Uraian yang Dikerjakan Siswa Kelas Penerapan
No P
Ket D
Ket Ket
1 0,23
MD 0,50
BK 0,34
TS rendah 2
0,25 MD
0,42 BK
0,42 S cukup
3 0,46
SD 0,72
SBK 0,67
SS tinggi 4
0,63 SD
0,75 SBK
0,70 SS tinggi
5 0,55
SD 0,75
SBK 0,80
SStinggi 6
0,48 SD
0,81 SBK
0,70 SS tinggi
7 0,51
SD 0,84
SBK 0,77
SS tinggi 8
0,95 SD
0,95 SBK
0,76 SS tinggi
9 0,28
SD 0,47
BK 0,67
SS tinggi 10
0,30 SD
0,38 BK
0,59 S cukup
11 0,45
SD 0,59
BK 0,77
SS tinggi
Keterangan: Validitas soal uraian 0,84 sangat tinggi, Reliabilitas soal uraian = 0,91 sangat tinggi, P = tingkat kesukaran, D = daya pembeda, SD = sedang, M D = mudah, SBK = sangat baik, BK = baik, JK =
jelek,
= validitas, SS = sangat signifikan, S = signifikan, TS = tidak signifikan
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan validitas semua butir soal uraian yang digunakan saat penerapan, diperoleh
nilai validitas 0,84 dengan tafsitan sangat tinggi, dan nilai reliabiltas sebesar 0,91 dengan tafsiran sangat tinggi berlandaskan Arikunto 2012. Tingkat
kesukaran dimulai dari mudah sampai sedang, tidak ada soal yang sukar. Daya pembeda ada yang memiliki tafsiran baik dan sangat baik. Validitas butir soal
ada yang memiliki nilai validasi rendah yaitu nomor 1, cukup yaitu nomor 2 dan 10, dan sisanya memiliki nilai validasi yang tinggi.
Endang Sri Novianti, 2015 Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains Terintegrasi
Pada Pembelajaran Inquiry Lesson Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Menyusun angket tanggapan siswa
Angket tertutup dan terbuka disusun untuk mengetahui tanggapan atau respons siswa mengenai perangkat asesmen autentik yang dikembangkan.
Setiap pertanyaan dalam angket merupakan pertanyaan untuk angket tertutup maupun angket terbuka. Angket terbuka digunakan untuk mengetahui alasan
siswa menjawab ‘Ya’ atau ‘Tidak’ pada angket tertutup. Pertanyaan- pertanyaan pada angket sendiri ditampilkan pada Tabel 3.8. Kisi-kisi angket
tanggapan siswa dan pertanyaan-pertanyaan pada angket tersebut disajikan pada Lampiran B5.
Tabel 3.8. Kisi-kisi Pertanyaan pada Angket Siswa
No Kisi-kisi Pertanyaan
Jumlah Pertanyaan Nomor
1 Mengungkap pendapat siswa mengenai pengerjaan LKS
2 1,7
2 Mengungkap pendapat siswa mengenai LKS
1 2
3 Mengungkap
pendapat siswa
mengenai ca ra
pengambilan nilai penilaian yang dilakukan 2
3,4 4
Mengungkap pendapat siswa mengenai kendala dala m mengerjakan LKS
1 5,6
5 Mengungkap pendapat siswa mengenai ketersediaan
waktu dalam mengerjakan LKS 1
8 6
Mengungkap pendapat siswa mengenai rubrik penila ian yang digunakan
1 9
7 Mengungkap pendapat siswa mengenai kesulitan siswa
dalam mencapai kemampuan yang diharapkan 1
10
Angket yang digunakan untuk mengungakap tanggapan siswa terdiri dari 10 buah pertanyaan. Pertanyaan yang sama juga digunakan untuk mengetahui
alasan siswa untuk setiap pernyataan ‘Ya’ atau pernyataan ‘Tidak’. Hal ini ditujukan agar didapatkan tanggapan-tanggapan yang lebih khusus dari
masing- masing siswa.
3 Menyusun pedoman wawancara guru
Pedoman wawancara disusun untuk mengetahui tanggapan atau respons guru mata pelajaran yang bersangkutan mengenai perangkat asesmen autentik
yang dikembangkan. Lengkapnya terdapat sepuluh pertanyaan yang diberikan untuk mengetahui pendapat guru mengenai pengembangan asesmen autentik
yang dilakukan dalam pembelajaran di kelas. Adapun pertanyaan-pertanyaan wawancara disajikan pada Lampiran B6. Kisi-kisi pertanyaan wawancara
disajikan dalam tabel 3.9.
Endang Sri Novianti, 2015 Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains Terintegrasi
Pada Pembelajaran Inquiry Lesson Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9. Kisi-kisi Pertanyaan pada Pedoman Wawancara Guru
No Kisi-kisi Pertanyaan
Jumlah Pertanyaan Nomor
1 Mengungkap
pendapat guru
mengenai ke manfaatan
penila ian autentik
asesmen autentik
1 1
2 Mengungkap
pendapat guru
mengenai keke liruan dala m pengembangan asesmen
autentik 1
4
3 Mengungkap
pendapat guru
mengenai keleb ihan dan kekurangan asesmen autentik
yang dikembangkan 4
2,3,9,10 4
Mengungkap pendapat guru mengenai kendala yang didapatkan dalam menerap kan asesmen
autentik di kelas 3
5,6,7 5
Mengungkap penilaian autentik yang dilaku kan guru di kelas
1 8
Pertanyaan yang diberikan kepada guru tidak hanya mengenai asesmen autentik yang dikembangkan dalam penelitian ini, tetapi juga mengenai
asesmen autentik yang pernah guru kembangkan. Selain itu, terdapat pula pertanyaan yang menanyakan kesediaan guru untuk menerapkan asesmen
autentik dalam pembelajaran selanjutnya.
4 Menyusun pedoman wawancara pada penilai observer
Pedoman wawancara pada penilai observer disusun untuk mengungkap pendapat penilai observer mengenai task dan juga rubrik penilaian kinerja
yang dikembangkan. Wawancara dilakukan untuk mengungkap apakah masih terdapat kekurangan pada rubrik dan task yang telah disusun. Hal ini agar
perbaikan pada task dan rubrik tidak hanya didasarkan pada respon siswa, tetapi juga tanggapan penilai observer. Kisi-kisi pedoman wawancara pada
penilai observer disajikan pada tabel 3.10. Tabel 3.10. Kisi-kisi Pertanyaan pada Pedoman Wawancara Penilai Observer
No Kisi-kisi Pertanyaan
Jumlah Pertanyaan Nomor
1 Mengungkap
pendapat penilai
observer mengenai task dan rubrik penila ian yang
dikembangkan 2
1,2 2
Mengungkap pendapat
penilai observer
mengenai kesulitan dalam menilai 1
2 3
Mengungkap pendapat
penilai observer
mengenai le mbar observasi penilaian kinerja yang digunakan
2 3,4
4 Mengungkap
pendapat penilai
observer mengenai keku rangan task dan rubrik penila ian
kinerja yang dikembangkan 1
5,6
Endang Sri Novianti, 2015 Pengembangan Asesmen Autentik Untuk Menilai Keterampilan Proses Sains Terintegrasi
Pada Pembelajaran Inquiry Lesson Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan yang diajukan hanya menyangkut seputar task dan rubrik yang digunakan. Wawancara sendiri dilakukan kepada tiga orang penilai observer
yang berpartisipasi dalam penelitian. Pertanyaan-pertanaan yang diberikan beserta jawaban penilai observer dapat dilihat pada Lampiran B7.
2. Tahap Pelaksanaan: Menguji cobakan dan Menerapkan Instrumen