Fitrianasari, 2008. Perusahaan yang memiliki aktiva yang lebih kecil dari pada kewajibannya akan menghadapi bahaya kebangkrutan Chen dan Crurch, 1992
dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008. Kondisi ini terjadi karena perusahaan dengan leverage yang tinggi, akan tetapi memililki perencanaan dalam
memperbaiki operasi perusahaan dan kemampuan untuk mengelola keuangan dengan baik, serta mampu menyajikan laporan keuangan yang wajar, maka tidak
akan mendapatkan opini audit going concern Sudarno dan Muttaqin, 2012.
6. RasioHargaPasar. Rasio harga pasar terhadap nilai bukunya akan memberikan
nilai mengenai pandangan investor terhadap perusahaan. Perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas tinggi yang ditandai dengan nilai ROE yang tinggi,
akan menjual sahamnya dengan nilai tinggi pula Weston dan Copeland, 1992. Semakin rendah rasio nilai pasar, maka perusahaan memiliki tingkat
pengembalian atas ekuitas yang rendah, sehingga akan semakin besar kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini going concern.
7. Reputasi Auditor. Reputasi auditor yang biasanya diproksikan dengan kantor
akuntan besar big four memiliki kualitas yang lebih tinggi dalam pelatihan dan pengakuan international, sehingga akan mempertinggi skala kantor akuntan
tersebut dibandingkan dengan kantor akuntan non big four. KAP besar akan berusaha untuk menjaga nama dan menghindari tindakan yang menggangu nama
besar mereka.
8.Tenure. Audit client tenure merupakan jumlah tahun dimana KAP melakukan
perikatan audit pada perusahaan yang sama. Perikatan yang lama dapat menyebabkan berkurangnya independensi KAP, sehingga beberapa Negara
menetapkan peraturan mengenai rotasi KAP. Di Indonesia penggantian KAP yang sama dilakukan setiap 5 tahun, sedangkan untuk auditor yang sama setiap 3 tahun
Bapepam, 2008. Lenox 2004 dalam Juniarti dan Fitrianasari 2008 tidak menemukan adanya hubungan antara auditor client tenur dengan kemungkinan
penerimaan audit going concern.
9. Disclosure. Agar pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan tidak
menyesatkan, seluruh informasi seharusnya disajikan dengan cara tidak memihak, dapat dipahami, dan tepat waktu. Inilah yang dikenal dengan prinsip
pengungkapan penuh full disclosure principle.Dye 1991 dalam Junaidi dan Hartono 2010 Menyatakan bahwa pengungkapan informasi tersebut dapat
membantu dalam memberikan gambaran yang lebih jelas kegiatan perusahaan dan dengan demikian mengurangi konflik antara investor dan manajemen.
10. Ukuran Perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan salah satu indikator
yang digunakan investor dalam menilai aset maupun kinerja perusahaan. Besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari total aktiva asset dan total penjualan net
sales yang dimiliki oleh perusahaan.Ballesta dan Garcia 2005 dalam Januarti dan Indira 2009 berpendapat bahwa, perusahaan besar mempunyai manajemen
yang lebih baik dalam mengelola perusahaan dan berkemampuan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas jika dibandingkan dengan perusahaan kecil.
C. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dengan uji hipotesis. Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu laporan keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2009 sampai2013.
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan pendekatan purposive sampling dengan kriteria tertentu.
3. Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasikan yang diambil
dari Bursa Efek Indonesia yang diperoleh langsung melalui internet dengan situs www.idx.co.id
dan www.BEI.com
selama periode 2009 sampai 2013.
4. Variabel penelitian dan Pengukurannya a. Variabel Dependen