Model Parameter dan Interpretasinya

5. Model Parameter dan Interpretasinya

Untuk menilai hasil analisis regresi logistik kita menggunakan model persamaan kedua yang memasukkan semua komponen dari variabel independen, yang dapat dilihat dari variable in the equation.Adapun hasil estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi Variables in The Equatian dimana pengujian koefisien regresi tersebut menggunakan regresi logistik sebagaimana dalam tabel IV.7 Tabel IV.7 Variables In The Equation B S.E. Wald Df Sig. ExpB Step ROA -.188 .434 .187 1 .666 .829 DER -.020 .019 1.080 1 .299 .981 MBR .000 .000 5.687 1 .017 1.000 Reputasi .894 .462 3.754 1 .053 2.446 Tenure -.166 .149 1.256 1 .262 .847 Disclosure -4.215 2.508 2.825 1 .093 .015 UK .007 .039 .037 1 .847 1.008 Constant 4.816 2.669 3.257 1 .071 123.491 a. a. Variables entered on step 1: ROA, DER, MBR, Reputasi, Tenure, Disclosure, UK. Sumber :Data Sekunder diolah, 2015 Adapun model yang dihasilkan dari pengujian terhadap model regresi adalah sebagai berikut: Pengujian hipotesis dengan regresi logistik dengan melihat tabel IV.10. Terlihat pada kolom signifikan sig., kemudian dibandingkan dengan nilai signifikan yang digunakan, yaitu 0,05 atau 5. Apabila tingkat signifikansi 0,05, maka H1 diterima, jika tingkat signifikan 0,05, maka H1 tingkat tidak dapat diterima, sedangkan nilai atau koefisien regresi pada tabel tersebut menunjukan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. a Hipotesis profitabilitas Hipotesis profitabilitas ROA terhadap opini audit going concern adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil variabel Profitabilitas ROA adalah positif sebesar 0,187 dengan signifikansi 0,666,artinya hipotesis pertama H1 pada penelitian ini ditolak, karena nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Kondisi ini terjadi jika perusahaan ingin melakukan produksi yang lebih banyak, perusahaan juga akan memerlukan dana yang lebih besar, dimana perusahaan akan mendapatkannya melalui hutang perusahaan. Jadi bila perusahaan tidak dapat melunasi hutang tersebut, perusahaan juga tetap akan bisa mendapatkan opini audit dengan going concern. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Wulandari 2014 yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern. b Hipotesis Leverage Hipotesis Leverage DER terhadap opini audit going concern adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil variabel LeverageDER adalah positif sebesar 1,080 dengan signifikansi 0,299, artinya hipotesis kedua H2 pada penelitian ini ditolak, karena nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan leverage DER tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Kondisi ini terjadi karena perusahaan dengan leverage yang tinggi, akan tetapi memiliki perencanaan dalam memperbaiki operasi perusahaan dan kemampuan untuk mengelola keuangan dengan baik, serta mampu menyajikan laporan keuangan yang wajar, maka tidak akan mendapatkan opini audit going concern. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Muttaqin, dan Sudarno, 2012 dan Wulandari, 2014, Rudyawan dan Badera 2009 yang menyatakan bahwa variabel leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern. c Hipotesis Harga Pasar Hipotesis Harga Pasar MBR terhadap opini audit going concern adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil variabel Harga Pasar MBR adalah positif sebesar 5,687 dengan signifikansi 0,017, artinya hipotesis ketiga H3 pada penelitian ini diterima, karena nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan harga pasar MBR berpengaruh terhadap opini audit going concern. Kondisi ini kemungkinan terjadi karena pada perusahaan manufaktur sistem penjualan menggunakan sistem kredit atau pembayaran jatuh tempo, sehingga pertumbuhan penjualan bukan jaminan bagi perusahaan manufaktur memiliki kondisi keuangan yang baik. Sebab masih ada resiko yang harus diterima, berupa piutang tak tertagih dan yang lainnya.Penelitian ini sesuai dengan penelitian Muttaqin, dan Sudarno, 2012 dan Januarti dan Fitrianasari 2008 yang menyatakan bahwa variabel harga pasar mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern. d Hipotesis Reputasi Auditor Hipotesis Reputasi Auditor terhadap opini audit going concern adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil variabel reputasi auditor adalah positif sebesar 3,754 dengan signifikansi 0,053, artinya hipotesis keempat H4 pada penelitian ini diterima, karena nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Semakin besar reputasi KAP maka semakin besar kualitas audit yang diberikannya. Kondisi ini terjadi dikarenakan sikap obyektif harus dimiliki oleh setiap auditor tanpa melihat auditor tersebut bekerja pada big four maupun non big four. Justru reputasi KAP akan menjadi tidak baik bila tidak dapat memberikan opini yang seharusnya terhadap laporan keuangan yang diaudit. Jadi KAP akan tetap memberikan opini audit going concern, jika memang auditor dari KAP tersebut ragu atas keberlangsungan usaha perusahaan yang diaudit . Penelitian ini sesuai dengan penelitian Junaidi, dan Hartono, 2010 Zulfikar dan Syafruddin, 2013 yang menyatakan bahwa variabel reputasi auditor mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2014, Verdiana dan Utama, 2013, Werastuti 2013, Muttaqin dan Sudarno 2012 dan Rudyawan dan Badera 2009 yang menyatakan bahwa reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap opini going concern. e Hipotesis Tenure Hipotesis tenure terhadap opini audit going concern adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil variabel tenure adalah positif sebesar 1,256 dengan signifikansi 0,262, artinya hipotesis kelima H5 pada penelitian ini ditolak, karena nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan tenure tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mendapatkan opini going concer akan berdampak pada turunnya harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditur, dan pelanggan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Muttaqin, dan Sudarno, 2012 Werastuti 2013, Verdana dan Utama 2013 dan Ardiani Nur dan Azlina 2012 yang menyatakan bahwa variabel tenure tidak mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern dan menolak penelitian Zulfikar dan Syafruddin, 2013 yang menyatakan bahwa tenur mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern. f Hipotesis Disclosure Hipotesis disclosure terhadap opini audit going concern adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil variabel disclosure adalah positif sebesar 2,825 dengan signifikansi 0,093, artinya hipotesis keenam H6 pada penelitian ini diterima, karena nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan disclosure tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Kondisi ini terjadi jika perusahaan yang tidakmengungkapkanrasio-rasio keuangan yang bagus dan mengungkapkan dampak kondisi ekonomi atau keraguan dalam kelangsungan hidup usahanya akan meningkatkan kemungkinan menerima opini audit going concern. Adanya disclosure dari perusahaan tentang keraguan atas going concern terlebih bila disertai adanya rencana manajemen perusahaan untuk mengatasinya menunjukkan adanya ketidakmampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.Penelitian ini sesuai dengan penelitian Junaidi dan Hartono 2010 Werastuti 2013, Verdana dan Utama 2013 dan Zulfikar dan Syafruddin 2013 yang menyatakan bahwa variabel disclosure mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern dan mendukung penelitian Werastuti 2013 yang menyatakan bahwa disclosure tidak mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern. g Hipotesis Ukuran Perusahaan Hipotesis ukuran perusahaan terhadap opini audit going concern adalah sebagai berikut : Berdasarkan hasil variabel ukuran perusahaan adalah positif sebesar 0,037 dengan signifikansi 0,847, artinya hipotesis ketujuh H7 pada penelitian ini ditolak, karena nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern. Kondisi ini terjadi karena dalam penelitian ini walaupun perusahaan yang memiliki aktiva tetap yang besar namun perusahaan yang menjadi sampel banyak ditemukan mengalami kerugian dan saldo bala yang negatif yang mendapatkan opini audit going concern.Penelitian ini sesuai dengan penelitian Muttaqin dan Sudarno, 2012, Junaidi dan Hartono 2010 dan Wulandari 2014 yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern dan menolak penelitian Zulfikar dan Syafruddin 2013 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap opini audit going concern. E. PENUTUP

1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Kualitas Audit , Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 103 81

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2012

2 64 98

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 50 95

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

OPINI AUDIT GOING CONCERN: KAJIAN BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013.

0 4 16

FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PADA OPINI GOING Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Pada Opini Going Concern(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013).

0 3 13

PENDAHULUAN Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Pada Opini Going Concern(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013).

0 2 9

PENGARUH FAKTOR NON KEUANGAN DAN FAKTOR KEUANGAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (STUDI Pengaruh Faktor Non Keuangan Dan Faktor Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

0 1 15

1 FAKTOR NON KEUANGAN PADA OPINI GOING CONCERN Junaidi

0 0 23