Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhfaktor keuangan yang meliputi Rasio profitabilitas, Rasio leverage, Rasio harga pasardanpengaruhfaktor
non keuangan yang meliputi reputasi auditor, Tenure, Disclosure, Ukuran perusahaanmempengaruhi going concern opinion pada perusahaan manufaktur.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Keagenan. Teori keagenan Agency theory merupakan basis teori yang
mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini.Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
prinsipal yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang agensi yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut ”nexus of contract”
Muttaqin dan Sudarno, 2012.Jensen dan Meckling 1976 dalam Praptitorini dan Januarti, 2007. mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak
yang mana satu atau lebih principal pemilik menggunakan orang lain atau agen manajer untuk menjalankan aktivitas perusahaan. Dalam kaitannya dengan
penerimaan opini audit going concern, agen manajemen bertanggung jawab secara moral terhadap kelangsungan perusahaan yang dipimpinnya.
2. Opini Audit. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SA Seksi 110
paragraf 01 SPAP, 2011, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
Astuti,2012.Terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor menurut Halim,2004yaitu 1 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified
Opinion, 2Pendapat
wajar tanpa
pengecualian dengan
bahasa penjelasUnqualified Opinion With Explanatory Language, 3 Pendapat Wajar
dengan Pengecualian Qualified Opinion, 4 Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion, 5Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer Of Opinion.
3. Opini Going Concern. Opini audit going concern merupakan opini audit yang
dikeluarkan oleh auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya SPAP, 2011.Going concern
merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional. Inti going concern terdapat pada neraca perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan
untukmenentukan eksistensi dan masa depannya. Lebih detil lagi, going concern adalah suatu keadaan dimana perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka
waktu ke depan, dimana hal ini dipengaruhi oleh keadaan financial dan non financial.
4. RasioProfitabilitas. Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Salah satu rasio keuangan sebagai pengukur profitabilitas perusahaan adalah ROA. Ketika
perusahaan mempunyai profitabilitas diproksikan dengan ROA yang tinggi diharapkan dapat memperoleh laba yang tinggi, sehingga kemungkinan kecil bagi
perusahaan untuk memperoleh opini going concern.
5. RasioLeverage. Rasio leverage merupakan tingkat penggunaan hutang sebagai
sumber pembiayaan perusahaan Wetson dan Copeland, 1992 dalam Januarti dan
Fitrianasari, 2008. Perusahaan yang memiliki aktiva yang lebih kecil dari pada kewajibannya akan menghadapi bahaya kebangkrutan Chen dan Crurch, 1992
dalam Januarti dan Fitrianasari, 2008. Kondisi ini terjadi karena perusahaan dengan leverage yang tinggi, akan tetapi memililki perencanaan dalam
memperbaiki operasi perusahaan dan kemampuan untuk mengelola keuangan dengan baik, serta mampu menyajikan laporan keuangan yang wajar, maka tidak
akan mendapatkan opini audit going concern Sudarno dan Muttaqin, 2012.
6. RasioHargaPasar. Rasio harga pasar terhadap nilai bukunya akan memberikan
nilai mengenai pandangan investor terhadap perusahaan. Perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas tinggi yang ditandai dengan nilai ROE yang tinggi,
akan menjual sahamnya dengan nilai tinggi pula Weston dan Copeland, 1992. Semakin rendah rasio nilai pasar, maka perusahaan memiliki tingkat
pengembalian atas ekuitas yang rendah, sehingga akan semakin besar kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini going concern.
7. Reputasi Auditor. Reputasi auditor yang biasanya diproksikan dengan kantor
akuntan besar big four memiliki kualitas yang lebih tinggi dalam pelatihan dan pengakuan international, sehingga akan mempertinggi skala kantor akuntan
tersebut dibandingkan dengan kantor akuntan non big four. KAP besar akan berusaha untuk menjaga nama dan menghindari tindakan yang menggangu nama
besar mereka.
8.Tenure. Audit client tenure merupakan jumlah tahun dimana KAP melakukan
perikatan audit pada perusahaan yang sama. Perikatan yang lama dapat menyebabkan berkurangnya independensi KAP, sehingga beberapa Negara
menetapkan peraturan mengenai rotasi KAP. Di Indonesia penggantian KAP yang sama dilakukan setiap 5 tahun, sedangkan untuk auditor yang sama setiap 3 tahun
Bapepam, 2008. Lenox 2004 dalam Juniarti dan Fitrianasari 2008 tidak menemukan adanya hubungan antara auditor client tenur dengan kemungkinan
penerimaan audit going concern.
9. Disclosure. Agar pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan tidak