HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 KESIMPULAN DAN SARAN 84

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Langkah – Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 16 Tabel 3.1. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap 39 Tabel 3.2. Kriteria Kemampuan Pemecahan masalah 40 Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Observasi 41 Tabel 4.1. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Memahami Masalah pada Tes Awal 43 Tabel 4.2. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Awal 44 Tabel 4.3. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Awal 44 Tabel 4.4. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Awal 44 Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan 45 Masalah Pada Tes Awal Tabel 4.6. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal 46 Tabel 4.7. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Memahami Masalah Pada Tes Siklus I 55 Tabel 4.8. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus I 55 Tabel 4.9. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus I 55 Tabel 4.10.Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus I 55 Tabel 4.11.Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 56 Tabel 4.12.Data Kesalahan Siswa Pada TKPM I 57 Tabel 4.13.Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Pada Siklus I 62 Tabel 4.14.Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus I 64 Tabel 4.15. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Memahami Masalah Pada Tes Siklus II 72 Tabel 4.16. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Merencanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus II 72 Tabel 4.17. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Melaksanakan Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus II 72 Tabel 4.18. Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Aspek Memeriksa Kembali Pemecahan Masalah Pada Tes Siklus II 72 Tabel 4.19. Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 73 Tabel 4.20. Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran Pada Siklus II 74 Tabel 4.21. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Pembelajaran Siklus II 76 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Siklus I 88 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Siklus II 98 Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa I 104 Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa II 107 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa III 111 Lampiran 6 Kisi – kisi Tes Kemampuan Awal 115 Lampiran 7 Kisi – kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 116 Lampiran 8 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 117 Lampiran 9 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 120 Lampiran 10 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 126 Lampiran 11 Tes awal Kemampuan Pemecahan Masalah 132 Lampiran 12 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 133 Lampiran 13 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 134 Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 135 Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 137 Lampiran 16 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 140 Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 143 Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus I 144 Lampiran 19 Lembar Observasi Siswa Siklus I 147 Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus I 149 Lampiran 21 Lembar Observasi Siswa Siklus I 152 Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Siklus II 154 Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa Siklus II 157 Lampiran 24 Analisis Hasil Evaluasi Tes Awal 159 Lampiran 25 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 160 Lampiran 26 Analisis Hasil Evaluasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 161 Lampiran 27 Deskripsi Persentase Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Tes Awal, Siklus I, dan Siklus II 162 Lampiran 28 Daftar Nama-Nama Kelompok Siswa 163 Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian 164 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan suatu pelajaran yang sudah diberikan sejak pendidikan dasar, menengah dan bahkan sampai pada tingkat pendidikan tinggi dimana pada tingkat pendidikan dasar dan menengah waktu yang dialokasikan untuk mempelajari matematika cenderung lebih banyak dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius dalam Abdurrahman, 2009:253 mengemukakan bahwa: Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1 sarana berpikir yang jelas dan logis, 2 sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari,3 sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman,4 sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Melihat pentingnya peranan matematika tersebut pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan penyempurnaan kurikulum, pelatihan guru dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Walaupun demikian kita masih dihadapkan pada masalah rendahnya hasil belajar siswa yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan. Masalah dalam pembelajaran matematika di Indonesia adalah rendahnya prestasi siswa. Rendahnya hasil belajar dan kemampuan matematika ini disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, kurang berminat, dan selalu menganggap matematika sebagai ilmu yang sukar, sehingga menimbulkan rasa takut untuk belajar matematika. Salah satu fokus pembelajaran matematika saat ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui pembelajaran yang berawal dari suatu pengalaman siswa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi pada kenyataan, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika. Siswa selalu mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Kesulitan yang sering terjadi, siswa sulit untuk menyelesaikan soal penerapan, sehingga yang terjadi langkah awalnya tidak dimengerti dan selanjutnya tidak mampu mengerjakan. Penyebab kesalahan ini adalah siswa kurang memahami prinsip, konsep, apa yang ditanyakan dan siswa sering kurang teliti. Hal ini didukung dari hasil survei peneliti tanggal 09 Juli 2014 berupa pemberian tes diagnostik kepada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 1 Tarutung, tes yang diberikan berupa 2 soal dalam bentuk esai tes ini dilakukan untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada materi bilangan bulat. Berdasarkan hasil tes yang diberikan terhadap 25 orang siswa kelas VII-1 SMP Negeri 1 Tarutung, diperoleh gambaran tingkat kemampuan siswa sebagai berikut:56 siswa yang sudah mampu memahami masalah, 16 yang sudah mampu merencanakan pemecahan masalah, 36yang sudah mampu melaksanakan pemecahan masalah, dan hanya 12yang sudah mampu memeriksa kembali. Sedangkan secara penguasaan siswa yang telah memiliki kemampuan pemecahan masalah pada tingkat kemampuan sangat tinggi terdapat 1 orang 4 siswa, 3 orang 12 siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 5 orang 20 siswa yang memiliki kemampuan sedang, 11 orang 44 siswa yang memiliki kemampuan rendah, dan 5 orang 20 siswa yang memiliki kemampuan sangat rendah. Dari hasil tes tersebut, kesulitan siswa terletak pada aspek memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, membuat garis bilangan, dan memeriksa prosedur serta melakukan perhitungan. Berikut adalah soal tes awal kemampuan pemecahan masalah yang diberikan kepada siswa dengan pokok bahasan bilangan bulat : 1. Tentukan nilai x yang memenuhi : −1, pada = { −5,−4,−3, −2, −1, 0, 1, 2,3,4,5 } Gambarkanlah nilai-nilai tersebut pada garis bilangan 2. Diketahui sebuah tangga lantai memiliki 8 anak tangga. Toni dan Nia berada dianak tangga ke-2. Kemudian mereka naik 5 tangga ke atas. Karena ada buku

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAYURMATINGGI MELALUI PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK.

0 3 45

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDAR HULUAN T.A 2014/2015.

0 2 23

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI ARITMRTIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP NEGERI 27 MEDAN.

1 11 25

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI BILANGAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA SISWA KELAS VII SMP PENCAWAN MEDAN T.A 2013/2014.

0 3 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMP ST.ANTONIUS BANGUN MULIA MEDAN T.A 2014/2015.

0 4 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI BILANGAN BULAT DI KELAS VII SMP NEGERI 2 SIMANINDO T. A. 2014/2015.

0 3 26

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL KELAS VII MTS AL-JIHAD MEDAN.

0 2 26

UPAYA MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII PADA MATERI BILANGAN BULAT DENGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DI SMP NEGERI 2 TANJUNG MORAWA T.A 2012/2013.

0 2 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TAROWANG KABUPATEN JENEPONTO

0 8 96

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP

0 0 15