Pelestarian bahan pustaka pada Perpustakaan Utama UIN Syahid Jakarta

(1)

PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi (S. IP)

oleh

Desi Sofyani 0025018607

Pembimbing

Siti Maryam, M.Hum.

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009 M.


(2)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa, 08 September 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada program studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

Jakarta, November 2009

Ketua Jurusan Sekertaris jurusan

Drs. Rizal Saiful Haq. M.A Pungki Purnomo.M.LIS

NIP. 780.005.380 NIP. 150.295.486

Penguji I Penguji II

Kosam Rimbarawa. M.LIS Siti Maryam, M.Hum. NIP. 320.000.689


(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, November 2009

Desi Sofyani


(4)

ABSTRAK

DESI SOFYANI

Pelestarian Bahan Pustaka pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai kebijakan khusus, mengetahui kendala-kendala dan mengetahui usaha pencegahan pelestarian bahan pustaka khususnya bahan pustaka tercetak. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yakni penelitian studi perpustakaan dan penelitian lapangan. Dari hasil penelitian lapangan dengan cara observasi dan wawancara, penulis melakukan pengamatan dan pencatatan yang menunjukkan bahwa Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih banyak kendala yang dihadapi.

Dari hasil data yang didapat penulis, Perpustakaan Utama UIN syarif Hidayatullah Jakarta dalam melestarikan bahan pustaka belum melaksanakan tugasnya dengan baik. Adapun tugas atau usaha pencegahan yang dilakukan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum maksimal. Dari faktor biologi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum meletakkan kamper (kapur barus), menaburkan cengkeh, belum melakukan fumigasi, belum melaksanakan pemeriksaan secara berkala terhadap gedung, belum menempatkan silicagel atau mesin penyerap uap air yang bernama dehumidifier. Sedangkan faktor fisika yaitu memperpendek waktu cahaya, menggunakan alat dehumidifier, belum menggunakan silicagel dan belum menyediakan thermohygrograph. Sedangkan dari faktor manusia, api / kebakaran dan air / banjir yaitu Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum meletakkan alat CCTV, perbaikan dengan laminasi serta menghilangkan lumpur dengan kuas atau kain halus yang dibasahi dan diusap secara cermat.

Sedangkan hasil yang diperoleh penulis dengan cara wawancara yaitu Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum mempunyai kebijakan khusus mengenai pelestarian bahan pustaka, rendahnya kesadaran dan tanggung jawab mahasiswa akan pentingnya sebuah informasi dalam menggunakan buku, sehingga mengakibatkan tingginya volume kerusakan pada buku, menumpuknya buku-buku yang rusak digudang karena terkena jamur dan serangga. Tidak adanya dana khusus untuk pelestarian atau pemeliharaan bahan pustaka di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta terbatasnya teknologi dan tenaga dalam bidang pemeliharaan bahan pustaka.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan. Segala keberhasilan dan suka duka dalam menyelesaikan skripsi ini adalah pemberian-Mu yang tiada tara. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW., yang senantiasa membimbing umatnya menuju jalan yang lurus.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis sadar bahwa tidak sedikit mengalami hambatan dan rintangan terutama karena keterbatasan kemampuan penulis, waktu dan buku-buku referensi yang tersedia. Namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat diselesaikan.

Sehubungan dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Abd. Chair., selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq. MA., selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

3. Bapak Pungki Purnomo, selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

4. Ibu Siti Maryam, M.Hum selaku pembimbing yang dengan sabar memberi bimbingan demi kesempurnaan skripsi ini,


(6)

5. Segenap dosen jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

6. Bapak DR. M. Zuhdi, selaku Kepala Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

7. Ibu Hj. Nilzamni Lubis serta para petugas pemeliharaan, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan waktunya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini

8. Ayah dan mama tercinta, H. Sahlani. HA dan Hj. Mulyati yang banyak berjasa dalam mengasuh, mendidik dan membimbing penulis dengan sabar dan kasih sayang sejak lahir, serta selalu mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Tanpa dorongan kalian skripsi ini tidak akan pernah ada.

9. Suamiku tercinta, Ahmaad Faliti Yunus yang selalu mendoakan dan dukungan untuk sama-sama dalam penyelesaian skripsi kita ini.

10. Adik-adikku, nana, ulfah, ana dan aa’, terimakasih atas doa, dorongan dan masukan yang kalian berikan untuk penyelesaian skripsi ini.

11. Keluarga besarku “Mampang dan Meruya, Papa dan Ema’ (Mertuaku, H. Yahya dan Hj. Rusmiati), kakekku H.Usman yang selalu memberikan dorongan agar penulis selalu optimis dalam penyelesaian skripsi ini, adikku, “aung” makasih buat waktunya untuk dandanin komputernya yang sering error, cang aji dan cing ajiku yang selalu memberikan dorongan dengan penuh keikhlasan agar penulis selalu optimis dalam penyelesaian skripsi ini,


(7)

12. Kepala sekolah Mts. YKM3 Ust. H.M Syamsudin AR, segenap staf dan guru-guru yang telah memberikan dorongan dan doanya dalam penyelesaian skripsi ini,

13. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan ’00 yang telah banyak memberikan dorongan dan dukungannya, khususnya Niswati Fatimah, Tina N, Fitriah, Husna R (Lili Thanks untuk skripsi’a di pinjam), Mba Santi P.

Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Ucapan terimakasih ini diiringi doa penulis, semoga Allah SWT., membalas amal kebaikan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, Aamin.

Karena berbagai keterbatasan penulis, skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun begitu tidak berlebihan jika penulis masih berharap bahwa skripsi ini ada manfaatnya khususnya bagi penulis sendiri.

Jakarta, November 2009

Penulis


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

... i

KATA PENGANTAR

... ii

DAFTAR ISI

... v

DAFTAR TABEL

...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Tujuan Penelitian ... .. 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 5

D. Metode Penelitian... 6

E. Sistematika Penulisan... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Pelestarian Bahan Pustaka... 9

a. Pengertian Pelestarian... 9

b. Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka... 10

c. Maksud dan Tujuan Pelestarian Bahan Pustaka... . 12

B. Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka... .. 13

1. Faktor Biologi... .. 14

b. Fungi (Jamur)... 14

c. Binatang Pengerat... 15


(9)

2. Faktor Fisika... 17

a. Cahaya... 17

b. Suhu dan kelembaban udara... 18

c. Partikel debu yang terdapat dalam udara... 19

3. Faktor Lain... 19

a. Pengaruh Api / Kebakaran... 19 b. Air / Banjir... 20 c. Manusia... 20 C. Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka... 21 1. Cara Pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh Manusia... 21

2. Cara Pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh Serangga... 22 3. Cara Pencegahan kerusakan yang disebabkan oleh Jamur... 25 D. Perbaikan Bahan pustaka... 28

1. Laminasi... 28

2. Alih Bentuk / Reproduksi... 31


(10)

3. Penjilidan... 31

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Sejarah singkat berdirinya Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... .. 33

B. Struktur organisasi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 37

C. Sistem dan jenis layanan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 42

D. Gedung dan perlengkapan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 45

E. Koleksi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta... 48

BAB IV PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Hasil Penelitian... 56


(11)

A. Kesimpulan... 63

B. Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA... 65


(12)

DAFTAR TABEL

1. Gambar 1 Struktur Organisasi ……….. 41

2. Tabel 1 Jam Layanan Perpustakaan ……….. 44

3. Tabel 2 Koleksi Jurnal dan Majalah Ilmiah ……….. 49

4. Tabel 3 Klasifikasi Islam ... 50

5. Tabel 4 Klasifikasi Umum ... 51

6. Tabel 5 Tabel Warna Untuk Skripsi ...52


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Koleksi atau bahan pustaka merupakan salah satu unsur dalam sebuah sistem perpustakaan, selain ruangan atau gedung, peralatan atau perabot, tenaga dan anggaran. Unsur-unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan dan saling mendukung untuk terselenggaranya layanan perpustakaan yang baik. Bahan pustaka adalah salah satu unsur penting dalam sebuah sistem perpustakaan, sehingga harus dilestarikan mengingat nilainya yang mahal1. Perpustakaan sebagai salah satu pengelola informasi bertugas mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan merawat koleksi untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam jangka waktu yang lama secara efektif dan efisien. Untuk itu bahan pustaka perlu dirawat dan dilestarikan agar ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkandung di dalamnya dapat diwariskan ke generasi yang akan datang.

Pada umumnya perpustakaan memiliki koleksi yang terbuat dari kertas baik dalam bentuk buku, surat kabar, serial, naskah, peta, gambar, dokumen dan bahan cetak lainnya. Selain itu perpustakaan juga mempunyai koleksi audio visual yang terdiri dari bahan film (film hitam putih dan film berwarna), mikrofilm, negative foto (hitam putih dan berwarna) dan rekaman (rekaman suara atau pita kaset dan rekaman video)2 dan sebagainya.

Tugas pemeliharaan, perawatan dan pelestarian koleksi bukanlah tugas yang sangat mudah. Beberapa perpustakaan di Indonesia pada umumnya belum begitu

1

Massofa, ”Pelestarian, Macam Sifat Bahan Pustaka, dan Latar Belakang Sejarahnya,” artikel diakses pada 12 Maret 2009 dari

http://pustaka.uns.ac.id/2009/1203/opt=1001&menu=news&option=detail&nid=9

2

Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 73-74


(14)

memperhatikan usaha pemeliharaan secara khusus, padahal usaha ini seharusnya dilaksanakan lebih cermat, mengingat iklim tropis yang kurang menguntungkan. Penggunaan berbagai insektisida, pengaturan ruangan secara khusus, penyelenggaraan pendidikan pengguna perpustakaan merupakan usaha-usaha untuk mencegah atau mengurangi kerusakan koleksi3

Pelestarian bahan pustaka merupakan hal penting tetapi kesadaran masyarakat untuk melestarikan bahan pustaka masih sangat rendah bahkan di kalangan pustakawan Indonesia pada umumnya tidak pernah mendapatkan pendidikan formal tentang usaha pelestarian ini. Koleksi atau bahan pustaka merupakan salah satu unsur dalam sebuah sistem perpustakaan, selain ruangan atau gedung, peralatan atau perabot, tenaga dan anggaran. Unsur-unsur tersebut satu sama lain saling berkaitan dan saling mendukung untuk terselenggaranya layanan perpustakaan yang baik.

Adapun tujuan pelestarian bahan pustaka ialah melestarikan hasil budaya cipta manusia, baik yang berupa kertas maupun audio visual. Sedangkan menurut M.T. Sumantri dalam bukunya, tujuan perawatan adalah melestarikan kandungan informasi bahan pustaka dengan alih bentuk menggunakan media lain atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin, supaya bahan pustaka dapat digunakan secara optimal dalam jangka waktu yang cukup lama4. Kelestarian bahan pustaka tergantung pada beberapa faktor, diantaranya : mutu bahan dasar, lingkungan penyimpanan / cahaya, faktor-faktor lain seperti jamur (fungi), insekta (serangga), binatang pengerat serta faktor dalam skala besar bila terjadi bencana alam dan manusia. Dengan adanya pelestarian bahan pustaka yang baik

3

F. Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 131.

4

M.T.Sumantri. Panduan penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (Bandung: Rosdakarya, 2006), h.62


(15)

diharapkan bahan pustaka dapat berumur lebih panjang, sehingga perpustakaan tidak perlu membeli bahan yang sama, yang dapat membebani anggaran.

Pelestarian dan perawatan bahan pustaka di lingkungan perguruan tinggi merupakan kegiatan yang perlu mendapat perhatian. Tidak semua jenis perpustakan melakukan pelestarian bahan pustaka yang dimilikinya, akan tetapi perawatan bahan pustaka menjadi kegiatan yang perlu dilakukan oleh semua jenis perpustakaan. Perawatan terhadap bahan pustaka dilakukan untuk menjamin bahan koleksi yang dimiliki perpustakaan agar selalu siap untuk digunakan oleh pemakainya setiap saat5.

Adapun usaha-usaha untuk menyelamatkan bahan pustaka dari kerusakan dan bahkan dari kehancuran meliputi tiga kegiatan, yaitu: Pelestarian, pengawetan dan perbaikan6. Kesadaran masyarakat untuk melestarikan bahan pustaka masih sangat rendah tentang usaha pelestarian ini. Adapun kebijakan pelestarian bahan pustaka adalah menyangkut : tenaga ahli yang dibutuhkan, biaya yang cukup besar, dan juga perlengkapan serta bahan-bahan yang tidak mudah diperoleh. Pada lingkungan perpustakaan yang tidak mendapat tugas nasional untuk melestarikan bahan pustaka, maka kebijakan pelestarian pada umumnya dimasukkan ke dalam kebijakan pengembangan dan pembinaan koleksi7.

Perpustakaan perguruan tinggi sering disebut jantung perguruan tinggi, semakin baik perpustakaan perguruan tinggi mampu melayani kebutuhan informasi civitas akademikanya, maka dapat dikatakan semakin tinggi peranan perpustakaan tersebut. Oleh karenanya perpustakaan mempunyai tujuan dalam

5

Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 83.

6

Darmono. Manajemen dan Tata Kerja, h.71.

7


(16)

memperlancar dan menyukseskan fungsi perguruan tinggi, yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan mengumpulkan dan mengorganisasi bahan pustaka lainnya, berarti perpustakaan perguruan tinggi telah melaksanakan pelestarian ilmu pengetahuannya. Disamping itu juga perpustakaan membantu kegiatan pengajaran, penelitian dan program pengabdian kepada masyarakat.

Untuk melaksanakan tugasnya itu, perpustakaan perguruan tinggi memilih, mengolah, mengoleksi, merawat, melayankan koleksi / bahan pustaka yang dimilikinya kepada para warga lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademisnya pada umumnya8. Selain mengumpulkan dan mengorganisir segala informasi yang tersimpan dalam buku dan bahan pustaka lainnya yang merupakan pelestarian ilmu pengetahuan, dapat pula dilakukan dengan cara merawat fisik bahan pustaka tersebut, hal ini juga mempunyai hubungan yang erat sekali dengan pencegahan kerusakan bahan pustaka, apabila hanya dikumpulkan dan di organisir saja tanpa dirawat dan dicegah tidak mungkin dapat digunakan. Dengan menjaga fisik bahan pustaka tersebut diharapkan kandungan isinya dapat pula dilestarikan antara lain, dengan mempelajari dan menelitinya. Inilah salah satu tugas dari perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat ilmu pengetahuan.

Mengingat bahan pustaka beraneka ragam jenis dan bentuknya, yang tercetak maupun yang terekam, dan merupakan khazanah kebudayaan bangsa, maka hendaknya Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat memberikan jasa perpustakaan kepada civitas akademikanya dengan menyediakan koleksinya secara utuh. Disamping itu juga harus merawat dan melestarikan

8


(17)

koleksi yang ada. Dengan demikian, penulis memilih judul “pelestarian bahan pustaka pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

B. Tujuan Penelitian

Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai melalui penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kebijakan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam hal pelestarian bahan pustaka.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang di hadapi dalam melestarikan bahan pustaka

3. Untuk mengetahui usaha pencegahan yang dilakukan agar bahan pustaka tersebut tidak rusak

4. Untuk mengetahui bagaimana cara memperbaiki bahan pustaka yang rusak.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Mengingat pengertian bahan pustaka sangat luas, maka untuk menghindari penafsiran yang lebih luas, penulis perlu membatasinya sebagai berikut :

a. Penelitian dilakukan pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Masalah yang akan diteliti adalah mengenai pelestarian bahan pustaka tercetak (Buku dan Majalah).

2. Perumusan Masalah

a. Apakah Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai kebijakan khusus tentang pelestarian bahan pustaka.


(18)

b. Kendala-kendala apa saja yang menghambat penerapan pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Usaha pencegahan apa saja yang dilakukan oleh Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, agar bahan pustaka tidak rusak. d. Solusi apa saja yang dilakukan dalam meperbaiki bahan pustaka yang

rusak. D. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Gay mendefinisikan metode deskriptif sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesa atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari suatu penelitian9. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung).

Adapun teknik yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data atau informasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Perpustakaan (Library Research)

Penelitian dilakukan dengan mempelajari literatur-literatur atau dokumen-dokumen dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian, dengan cara :

9

Consuello G. Sevilla: et.al., Penerjemah : Alimuddin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI-Press, 1993), h. 71


(19)

a. Observasi : Penulis melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang terjadi di perpustakaan b. Wawancara : Dilakukan dengan pihak yang ada kaitannya dengan subjek

penelitian ini. E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan buku pedoman penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press. Dan skripsi ini di bagi dalam empat bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian pelestarian bahan pustaka, fungsi pelestarian bahan pustaka, maksud dan tujuan pelestarian bahan pustaka, faktor penyebab kerusakan, cara pencegahan kerusakan bahan pustaka serta perbaikan bahan pustaka.

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Pada bab ini penulis menguraikan tentang sejarah berdirinya Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Struktur organisasi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sistem dan jenis layanan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Gedung dan perlengkapan Perpustakaan Utama


(20)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Koleksi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB IV PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Pada bab ini penulis menguraikan tentang pelestarian bahan pustaka Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kebijakan-kebijakan tentang pelestarian bahan pustaka pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kendala dan solusi dalam pelestarian bahan pustaka pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB V PENUTUP


(21)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR A. Pelestarian Bahan Pustaka

1. Pengertian Pelestarian Bahan Pustaka

Menurut M.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Pelestarian adalah menjadikan (membiarkan) tetap tak berubah.10 Pelestarian bahan pustaka artinya melindungi bahan pustaka dari kemusnahan dan kerusakan. Sedangkan menurut IFLA ialah semua pengelolaan dan pertimbangan keuangan termasuk penyiapan akomodasi, susunan tingkatan kepegawaian, kebijakan, teknik dan metode yang meliputi pemeliharaan perpustakaan, alat-alat serta informasi yang memuat hal-hal tersebut.11

Dalam pelestarian bahan pustaka kata konservasi dan preservasi yang biasa diterjemahkan dengan kata pelestarian berasal dari bahasa Inggris, yaitu conservation dan preservation, mempunyai arti yang hampir sama. Di lingkungan perpustakaan, arsip dan museum belum ada kesepakatan dalam menafsirkan kata tersebut. Kata preservasi mempunyai arti yang luas yaitu mencakup unsur-unsur pengelolaan dan keuangan, termasuk cara menyimpan dan alat-alat bantunya, tingkat dan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan, kebijkasanaan, teknik dan metode untuk melestarikan informasi yang dikandungnya.

Sedangkan konservasi merupakan kebijaksanaan dan cara tertentu yang dipakai untuk melindungi bahan pustaka dan arsip dari kerusakan dan kehancuran,

10

M.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h. 698.

11

Husna Rusliana, “Aplikasi Pelestarian Bahan Pustaka Di Perpustakaan Nasional RI,” (skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2003), h.9.


(22)

termasuk metode dan teknik yang diterapkan oleh petugas teknik12. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kata preservasi dan konservasi mempunyai arti yang sama yaitu pelestarian, yang selanjutnya pelestarian ini mencakup kegiatan pelestarian, pengawetan dan perbaikan.13

2. Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka

Fungsi pelestarian adalah untuk menjaga agar koleksi perpustakaan tidak diganggu oleh tangan jahil, serangga yang iseng, atau jamur yang merajalela pada buku-buku yang ditempatkan pada ruang yang lembab. Dengan demikian ada beberapa fungsi pelestarian pada bahan pustaka, antara lain:

a. Fungsi melindungi

Bahan pustaka dilindungi dari manusia, serangga-serangga, jamur, panas matahari, air dan sebagainya. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil tidak akan menyentuh dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka, jamur tidak akan sempat tumbuh, dan sinar matahari serta kelembaban udara di perpustakaan akan mudah dikontrol.

b. Fungsi pengawetan

12

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 84.

13

Darmono, Manajemen dan Tata kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2001), h.71.


(23)

Dengan dirawat secara baik, bahan pustaka menjadi awet, lebih lama dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.

c. Fungsi kesehatan

Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah membaca dan memakai perpustakaan.

d. Fungsi pendidikan

Pemakai dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana memakai dan merawat dokumen. Mereka harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam perpustakaan, tidak mengotori perpustakaan. Mendidik pemakai dan pustakawan sendiri untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.

e. Fungsi kesabaran

Fungsi ini menguji pustakawan untuk bersikap lebih sabar dengan cara menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi buku dengan baik. Semua itu ibarat merawat bahan pustaka seperti merawat bayi.

f. Fungsi sosial

Pelestarian ini tidak bisa dikerjakan oleh seorang diri. Pustakawan harus mengikut sertakan pembaca perpustakaan untuk merawat bahan pustaka dan perpustakaan.


(24)

g. Fungsi ekonomi

Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi lebih awet. Keuangan dapat dihemat.

h. Fungsi keindahan

Dengan pelestarian yang baik, penataan buku yang rapi, perpustakaan tampak menjadi makin indah, sehingga menambah daya tarik pembacanya.14

3. Maksud dan Tujuan Pelestarian Bahan Pustaka

Maksud pelestarian ialah mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan. Bahan pustaka yang mahal, diusahakan agar awet, bisa dipakai lebih lama dan bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.15 Koleksi yang dirawat dimaksudkan bisa menimbulkan daya tarik sehingga orang yang tadinya segan membaca atau enggan memakai buku perpustakaan menjadi rajin mempergunakan jasa perputakaan.

Adapun tujuan pelestarian bahan pustaka ialah : a. Menyelamatkan nilai informasi dokumen

b. Menyelamatkan fisik dokumen

c. Mengatasi kendala kekurangan kendala

d. Mempercepat perolehan informasi : dokumen yang tersimpan di CD (Compact Disc) sangat mudah diakses baik dari jarak dekat maupun jarak jauh. Sehingga pemakaian dokumen atau bahan pustaka lebih optimal.16

14

Karmidi Martoatmodjo, Ph.D, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 6-7.

15

Massofa, “Pelestarian, Macam Sifat Bahan Pustaka dan Latar Belakang Masalahnya.”

Artikel diakses pada 12 Maret 2009 dari

http.//pustaka.uns.ac.id/2009/1203//1001&menu=news&option=detail&nid=9.

16


(25)

Dengan pelestarian yang baik, diharapkan bahan pustaka dapat berumur lebih panjang, sehingga perpustakaan tidak perlu membeli bahan yang sama yang dapat membebani pemesanan, pengolahan kembali, penempelan kartu-kartu dan kesemuanya itu memerlukan uang. Dengan bahan pustaka yang dilestarikan dan dirawat dengan baik, pustakawan dapat memperoleh kebanggaan dan peningkatan kinerja. Lingkungan yang sehat, ruang kerja yang baik, rapi dan menarik membuat kehidupan menjadi lebih berarti dan menyenangkan.

B. Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka

Bahan pustaka terdiri atas berbagai jenis dan bermacam sifat yang dimilikinya. Dari sejarahnya, manusia menggunakan berbagai medium untuk merekam hasil karya mereka. Bahan yang dipergunakan sesuai dengan pengetahuan manusia serta teknologi pada zamannya17. Bahan kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah sobek, mudah rusak oleh makhluk hidup dan timbul noda oleh debu dan jamur. Kekuatan kertas makin lama makin menurun sejalan dengan usia kertas. Penurunan tersebut karena reaksi foto kimia atau reaksi antara selulosa dan bahan-bahan lain seperti bahan aditif yang ada pada kertas atau bahan lain yang berasal dari luar.18

Faktor yang dapat merusak kertas dapat dibagi dalam beberapa kelompok : 1. Faktor Biologi

a. Fungi (Jamur)

Fungi (jamur) adalah tumbuhan yang tidak mempunyai chlorophil sehingga untuk memperoleh makanan harus diambil dari sumber kehidupan lain (parasit), atau dari benda mati (Saprofit). Fungi (jamur) terdiri dari cabang-cabang halus

17

Massofa, “Pelestarian, macam Sifat Bahan Pustaka.”

18


(26)

yang disebut hypae, bentuknya seperti kapas (Mycelium). Mycelium ini membentang seperti benang (Rhizoid) dan menyebar di atas permukaan tempat pertumbuhannya. Fungi (jamur) berkembang biak dengan spora yang dapat menyebar di udara diterbangkan angin, hinggap di sembarang tempat, menanti kondisi yang ideal untuk berkembang biak.19 Spora ini dapat bertahan untuk waktu yang lama dan dengan cepat tumbuh jika kondisi memungkinkan, yaitu jika kelembaban udara lebih besar dari 70%. Fungi (jamur) mempunyai akar (Sporangiophores) yang mengeluarkan enzim yang dapat larut dalam substansi seperti tepung dan selulosa. Enzim ini menghidrolisa rantai panjang polimer selulosa menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil. Fungi ini juga memproduksi beberapa macam asam oksalat, asam fumoric, sitrat dan menyebabkan asam pada kertas dan akhirnya kertas menjadi rapuh. Pada tempat tumbuhnya fungi (jamur) ini biasanya akan timbul noda merah dan kecoklatan yang sangat sukar dihilangkan.20

b. Binatang Pengerat

Tikus juga merupakan binatang perusak buku yang cukup sulit diberantas. Mereka biasanya memakan buku-buku yang disimpan dalam gudang dan kadang-kadang kertas disobek-sobek dan dikumpulkan dan dijadikan sarang. Tindakan pencegahan untuk melindungi kertas dari serangan tikus adalah tempat penyimpanan harus bersih dan kering serta selalu dikontrol secara berkala. Lubang-lubang yang memungkinkan tikus dapat masuk harus ditutup dengan rapat.21

19

Muhammadin Razak, dkk., Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta:Yayasan Ford dan Program Pelestarian Bahan Pustaka, 1992), h. 20.

20

Darmono, Perpustakaan Sekolah, h. 93-94.

21


(27)

c. Serangga

Serangga sangat berbahaya bagi buku dan merupakan ancaman yang paling potensial, terutama di negara-negara yang beriklim tropis seperti Indonesia. Serangga seperti Silverfish, kecoa, rayap, kutu buku, merupakan serangga pemusnah buku yang sudah umum dikenal orang.22

1) Silverfish

Berbadan ramping, tidak bersayap, serangga dewasa mempunyai panjang 12 mm, berwarna abu-abu mutiara. Serangga ini lebih aktif di malam hari, dapat dijumpai disetiap tempat dalam gedung, lebih menyenangi sudut-sudut yang gelap dan lembab. Makanannya adalah lem / perekat-perekat yang terdapat pada sampul buku sehingga merusak jilid dan sampul buku. Telurnya diletakkan di tempat gelap di belakang buku pada tumpukan kertas di lemari kaca. Setelah dua minggu apabila kondisi lingkungan memungkinkan, telur akan menetas.

2) Kecoa

Terdapat lebih dari 1.000 jenis kecoa di seluruh dunia, tetapi yang dijumpai di perpustakaan biasanya hanya 5 macam. Kecoa bewarna coklat kehitaman, muncul dan mencari makanan pada malam hari. Makanan kecoa adalah kanji dan perekat-perekat sampul buku yang dimakannya hingga habis serta kain-kain pada punggung buku, dan jarang menembus masuk ke dalam buku. Kecoa mengeluarkan cairan pekat berwarna hitam yang membentuk noda dan sulit untuk dihilangkan.

22


(28)

3) Rayap

Rayap merupakan perusak yang paling berbahaya karena dapat menghabiskan buku dalam waktu singkat. Hidup beriklim tropis dan subtropis. Binatang ini berbadan lunak dan bewarna putih pucat, karena bentuknya seperti semut,maka binatang ini juga disebut semut putih (white ant), ada dua jenis rayap, yaitu rayap kering yang hidup dalam kayu (wood dwellers) dan rayap basah yang hidup dalam tanah (subteranian), mereka hidup berkelompok dalam koloni yang terorganisasi dengan rapi. Rayap subteranian membuat sarang dalam tanah dan akan keluar ke atas permukaan tanah untuk mencari makan melalui jalan yang mereka buat, kadang-kadang dapat menembus dinding tembok dan lantai bangunan. Masuk ke dalam rak-rak kayu memakannya sampai habis dan masuk kedalam buku-bukunya.

4) Kutu Buku (book lice)

Binatang ini sangat kecil, berwarna abu-abu putih, badannya lunak dan kepalanya relatif besar serta giginya sangat kuat. Makanannya adalah perekat, glu dan kertas-kertas yang ditumbuhi jamur. Bentuk larva dan bentuk dewasa tidak dapat dibedakan, tetapi bentuk dewasa mempunyai warna yang lebih terang. Binatang ini meletakkan telurnya di atas atau di dalam punggung buku. Spesies yang umum adalah Lipocelis Divinatorius.23

23


(29)

2. Faktor Fisika

Selain faktor biologi seperti serangga, mikroorganisme, tikus dan sebagainya, ada lagi perusak bahan pustaka yang hebat, yaitu faktor fisik, misalnya debu, cahaya, suhu dan kelembaban. Jenis perusak bahan pustaka ini tidak boleh diabaikan, karena benar-benar bisa membawa kerusakan yang besar.

a. Cahaya

Kertas yang kepanasan akan rusak berubah warna menjadi kuning dan rapuh akhirnya rusak. Hindarilah sinar ultra violet (sinar matahari) yang masuk langsung ke perpustakaan. Kerusakan yang terjadi karena pengaruh sinar ultra adalah memudarnya tulisan, sampul buku, dan bahan cetak. Selain itu kertas juga akan menjadi rapuh. Proses kerusakan akan dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam udara, sehingga menimbulkan perubahan warna. Buku menjadi kuning kecoklatan dan kadar kekuatan serta pada kertas menurun.

Untuk menghindarinya hendaknya diusahakan kain gorden sehingga panas atau sinar yang masuk ke perpustakaan bisa di atur, sinar alami cukup bagus, tetapi tidak bisa dikontrol dengan mudah. Karena itu di negara maju, penerangan perpustakaan menggantungkan pada sinar listrik karena mudah dikontrol. Lampu pada ruang rak buku hanya dinyalakan pada saat diperlukan. Jika tidak ruang rak tersebut gelap. Hal ini juga bisa menghemat listrik. Tetapi AC selalu dihidupkan, sehingga kebersihan, kelembaban dan temperatur bisa terkontrol.

b. Suhu dan kelembaban

Kerusakan kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat pada jilidan buku menjadi kering, sedangkan jilidannya sendiri menjadi longgar. Di samping itu, suhu yang tinggi itu dapat


(30)

mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna kertas menjadi kuning. Sebaliknya, apabila lembab nisbi terlalu tinggi, buku akan menjadi lembab. Sebab akibatnya, buku mudah diserang jamur, rayap, kecoa, kutu buku, dan ikan perak.

Udara lembab yang dibarengi dengan suhu udara yang cukup tinggi menyebabkan asam yang ada pada kertas terhidroksi, bereaksi dengan partikel logam dan memutuskan rantai ikatan kimia selulosa. Kelembaban dan suhu udara yang ideal bagi perpustakaan dan arsip adalah 45-60% RH dan 20-24 derajat celcius. Karena itu hindarilah sumber kelembaban tersebut. Jika kelembaban itu disebabkan oleh air hujan atau banjir, keringkanlah tempat-tempat tersebut. Kertas yang basah lembab tidak boleh dijemur, tetapi harus dianginkan pelan-pelan menurut tingkat kebasahannya.

c. Debu

Debu dapat masuk secara mudah kedalam ruang perpustakaan melalui pintu, jendela atau lubang-lubang angin perpustakaan. Apabila debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas menjadi rapuh dan cepat rusak. Di samping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan lembab, debu yang bercampur dengan air lembab itu akan menimbulkan jamur pada buku. Debu dari jalan yang mengandung belerang atau debu dari knalpot kendaraan memiliki daya rusak yang paling tinggi.24

3. Faktor Lain

Bencana alam seperti kebakaran atau banjir, dapat mengakibatkan kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat.

24


(31)

Oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akibat dari bencana alam itu.

a. Pengaruh Api / Kebakaran

Api merupakan bahaya utama, sehingga banyak koleksi bahan pustaka berharga rusak berat atau musnah karena api. Perlindungan memadai diawali dengan disain arsitektural gedung. Seperti ruang, tangga, lorong dan lain-lain yang akan diperkirakan akan menjadi cerobong penyebaran api yang memadai harus di hindarkan. Pintu tahan api dan penyekat api yang memadai harus dipasang, serta penyebaran api melalui pipa-pipa listrik dan sejenisnya juga diperkecil. Tindakan pencegahan lain seperti dilarang di rung penyimpanan koleksi, pemasangan alarm, pemasangan alat pemadam kebakaran dan pemeriksaan kabel-kabel secara berkala.25

b. Faktor Air / Banjir

Kerusakan oleh bahaya banjir atau air seringkali lebih berbahaya dibanding api. Air dapat timbul dari mana-mana seperti air laut pasang, sungai meluap atau banjir dan hujan terus menerus, kerusakan saluran persediaan air minum, air buangan pipa pemanasan sentral, alat pendingin udara, rembesan dinding, got tersumbat, atap rusak, jendela, kaca dan sebagainya. Juga dapat timbul oleh karena usaha melawan api dengan air yang biasanya justru lebih besar dan luas dari pada apinya itu sendiri. Cara perawatan dan pemeliharaan gedung secara teratur termasuk di dalamnya instalasi listrik, gas, air dan sebagainya dan bila bangunan baru susunlah spesifikasi arsitektural yang memadai. Bahan pustaka yang rusak oleh air, pustakawan harus mengatasinya dengan dikering-anginkan.

25


(32)

Perpustakaan bisa mencari upaya menggunakan perlengkapan penghilang kelembaban “dehumidifier” pengering silicagel dan sebagainya.26

c. Manusia

Manusia dapat bertindak sebagai penyayang buku, tetapi juga bisa menjadi perusak buku yang hebat. Berdasarkan kenyataan yang ada, kerusakan buku terjadi karena ulah manusia. Misalnya, pembaca di perpustakaan secara sengaja merobek bagian-bagian tertentu dari sebuah buku, misalnya diambil gambarnya, tabel-tabel statistik.

Kadang-kadang pengguna perpustakaan sengaja atau tidak sengaja, membuat lipatan sebagai tanda batas baca atau melipat buku ke belakang. Sebagai akibatnya, perekat yang mengelem punggung buku untuk memperkokoh penjilidan dapat terlepas sehingga lembaran-lembaran buku akan terpisah dari jilidnya. Kecerobohan manusia lain misalnya habis makan tidak membersihkan tangan dahulu menyebabkan buku menjadi kotor. Kerusakan justru terjadi oleh pustakawan sendiri yang sehari-hari bergelimang dengan buku. Petugas perpustakaan yang tidak memiliki rasa sayang kepada buku, dan tidak pernah belajar bagaimana melestarikan dan merawat buku bisa membuat kesalahan yang

sangat fatal.27 C. Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka

Usaha pencegahan kerusakan bahan pustaka yang dilakukan sejak dini merupakan tindakan yang lebih baik dan lebih tepat daripada melakukan perbaikan bahan pustaka yang telah parah keadaannya. Usaha melakukan

26

Ibid., h.29-30

27


(33)

perbaikan bahan pustaka yang disebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :

1. Cara pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia.

Telah disebutkan diatas bahwa manusia bisa menjadi kawan buku atau sebaliknya menjadi lawan.dan cara-cara pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia antara lain:

a. Hendaknya pustakawan membuat peraturan tertulis, bagaimana cara menggunakan bahaun pustaka, cara memperoleh buku, cara mengambil buku, cara menempatkannya di rak.

b. Mengadakan kontrol yang ketat pada pengembalian buku, apakah pembaca membuat kerusakan atau mengotori buku

c. Memberikan sanksi berupa denda kepada peminjam yang menyebabkan buku rusak sehingga mendidik para peminjam bahan pustaka. Tujuan denda ini adalah membuat si perusak jera.

d. Secara periodik perlu diadakan pemeriksaan keutuhan bahan pustaka dan hendaknya dipasang peraturan penggunaan bahan pustaka.28

2. Cara pencegahan kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh serangga.

Dewasa ini bahan-bahan kimia pembunuh serangga telah banyak di pasarkan di took-toko. Namun, penggunaan bahan-bahan kimia untuk memberantas serangga (pestisida) itu harus hati-hati karena semua bahan kimia itu mengandung racun yang kadang-kadang membahayakan kesehatan manusia.

28


(34)

Pemberantasan serangga dapat di tempuh dengan cara-cara berikut: a. Penyemprotan dengan insektisida

Membasmi serangga dapat disemprot dengan insektisida tertentu ialah tembok, lantai, langit-langit, rak buku, dan bagian-bagian tertentu dapat dilakukan secara berkala. Beberapa jenis insektisida yang dikenal di Indonesia ialah Raid, Baygon, Mortein, Mafu dan sheltox.

b. Penggunaan gas beracun

Salah satu cara untuk membasmi hewan perusak bahan pustaka jenis serangga ialah dengan cara fumigasi atau pengasapan. Fumigasi adalah suatu tindakan pengasapan yang bertujuan untuk mencegah, mengobati dan mensterilkan bahan pustaka. Fumigasi dapat dilaksanakan dengan pembakaran atau penguapan zat kimia yang mengandung racun. Uap atau asap zat kimia tersebut dapat membunuh serangga, jamur, atau kuman-kuman yang menyerang buku.

Penggunaan bahan kimia dalam proses fumigasi dapat disesuaikan dengan luas ruangan yang dimiliki dan jumlah bahan yang akan difumigasi. Bahan-bahan kinia yang dapat digunakan antara lain Carbon Disulfit (CS2), Carbon Tetra Clorida (CL4), Methyl Bromida (CH3 BR), Thymol Crystal dan Naptalin. Yang perlu dipersiapkan sebelum diadakan fumigasi ialah ruangan, peralatan dan bahan yang akan difumigasi. Persiapan ini adalah dengan membuka bahan pustaka sedemikian rupa sehingga setiap lembar kertas dapat terkena gas pembasmi hama secara merata.


(35)

Seperti yang dijelaskan di atas, pelaksanaan fumigasi disesuaikan dengan kondisi ruangan dan peralatan yang dimiliki oleh perpustakaan dan bahan kimia yang dipergunakan.

1). Fumigasi dengan Carbon Disulfit (CS2)

Fumigasi yang mengguanakan carbon disulfit (CS2) yang dicampur dengan carbon tetra clorida (CCL4) dengan perbandingan 1:1 dalam satu liter dapat dipergunakan untuk ruangan seluas 2 M3, proses ini memakan waktu kurang lebih satu minggu.

2). Fumigasi dengan Methyl Bromida ( CH3 BR)

Fumigasi ini diperlukan alat bantu sepoerti tabung gas, instalasi pipa dan timbangan. Dan tiap satu meter kubik ruangan diperlukan 16-32 gram methyl bromida.

3). Fumigasi dengan Thymol Cristal

Tiap satu meter kubik diperlukan thymol cristal sebanyak 50 gram. Proses fumigasi memakan waktu 48 jam.

4). Fumigasi dengan Naptalin

Untuk ruangan satu meter kubik diperlukan 810 gram naptalin. Proses fumigasi ini memakan waktu 14 hari.29

c. Penggunaan sistem pengumpanan

Pembasmian serangga dapat pula dilakukan dengan berbagai cara pengumpanan misalnya:

29


(36)

1). Tepung terigu atau tepung tapioka dengan sodium fluosilica (5:1) ditempatkan di tempat terbuka. Campuran ini dapat membunuh kecoa dan ikan perak.

2). Sejumlah kertas sheet atau kertas berwarna coklat yang disemprot dengan dieldrin dan ditempatkan di belakang buku-buku, dapat membunuh ikan perak.

3). Campuran arsenic acid, barium carbonate, atau sodium dengan tepung terigu, gula atau garam ditempatkan di tempat terbuka, dapat membunuh segala jenis serangga.30

Setelah pelaksanaan fumigasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, maka usahakan tempat atau rak yang tersedia untuk menempatkan buku-buku sehabis di fumigasi hendaklah disemprot dan dibersihkan dengan insektisida, agar tempat tersebut menjamin buku-buku yang sudah difumigasi bebas kuman. Dengan demikian fumigasi dilakukan dengan jalan memasukkan fumigant dalam konsentrasi yang cukup untuk mematikan jamur / serangga ke dalam ruangan yang tertutup dalam waktu tertentu. Untuk itu keberhasilan fumigasi akan tergantung dari jenis fumigant, konsentrasi gas dalam ruangan tertutup dan lamanya proses fumigasi berlangsung. Fumigant adalah bahan kimia yang pada temperatur dan tekanan akan berubah menjadi gas yang dapat mematikan jamur atau serangga. Sifat fumigant antara lain, berupa gas sangat beracun sebagai racun pernafasan dan sebagainya.

3. Cara Pencegahan Kerusakan yang disebabkan oleh Jamur

30


(37)

Jamur merupakan mikroorganisme yang tidak berklorofil. Untuk memperoleh makanan harus mengambil dari kehidupan lain (parasit) ataupun dari benda mati (saprofit) jamur berkembang biak dengan spora, dapat menyebar di udara dan apabila menemukan lingkungan yang cocok maka spora tersebut akan berkembang biak. Kertas merupakan tempat yang ideal bagi berkembangnya spora, terutama di lingkungan yang mempunyai kelembaban yang tinggi.

Tindakan yang preventif untuk mencegah tumbuhnya jamur dan berkembang biaknya insekta adalah memeriksa kertas dan buku secara berkala, membersihkan tempat penyimpanan, menurunkan kelembaban udara dan buku-buku tidak boleh disusun terlalu rapat pada rak, karena menghalangi sirkulasi udara untuk mencegah menularnya jamur atau insekta yang datang dari luar. Sebaiknya buku-buku yang baru dibeli atau diterima dari pihak lain difumigasi terlebih dahulu sebelum disimpan bersama-sama dengan buku-buku yang lainnya.

31

Pembasmian jamur dapat dilakukan dengan cara tradisional atau cara modern. Cara tradisional yang digunakan untuk membasmi jamur adalah:

a. Menjaga ruangan buku dari genangan air.

Dengan menjaga ruangan dari genangan air saluran-saluran air harus diatur sebaik-baiknya.

b. Menempatkan kapur sirih yang dimasukkan ke dalam baskom pada setiap rak buku.

Artinya kapur sirih ini akan menyerap uap air yang berlebihan di dalam ruangan.

31


(38)

c. Menempatkan arang pada setiap rak buku.

Arang dimasukkan kedalam karung kecil dari kain kasa, agar tidak terlihat kotor.

Cara tradisonal itu sekarang sudah banyak ditinggalkan setelah ditemukannya cara-cara modern. Cara-cara modern ini telah diterapkan pada beberapa perpustakaan di Indonesia. Cara yang tepat untuk membasmi jamur yang telah tumbuh di buku ini adalah menggunakan sistem fumigasi. Gas racun yang digunakan untuk sistem ini Ialah formaldehyde, trioxymethylene, methyl bromide atau uap thymol.

Untuk menahan agar jamur tidak tumbuh di buku yang masih bagus, penjagaan kelembaban ruangan harus ketat. Ruangan yang ideal adalah ruangan yang memiliki 45% sampai 60% Relatif Humidity (RH) dengan temperatur 20-24 derajat celcius. Untuk memperoleh keadaan ini maka ruangan dipasang AC. Pemasangan AC harus selama 24 jam. Hal ini diperlukan untuk menjaga kestabilan ruangan. Turun naiknya tingkat kelembaban ruangan akan mempengaruhi turun naiknya kelembaban ruangan. Hal ini mempercepat kerusakan bahan pustaka.

Bahan kimia lainnya yang dapat digunakan untuk menyerap uap air ialah silicagel. Caranya, tempatkan kantong berisi silicagel pada setiap rak buku. Jumlahnya tergantung dari keperluan. Perhatikan pada alat pengukur kelembaban. Jika yang bernama “dehumidifier”. Uap air dikeringkan sampai pada ukuran yang diperlukan.

Beberapa hal utama yang harus diperhatikan dalam usaha pencegahan kehadiran jamur adalah sebagai berikut:


(39)

1. Melakukan pemeriksaan kelembaban ruangan atau tempat penyimpanan bahan pustaka. Hal ini tentu saja perpustakaan harus dilengkapi dengan Air Conditioner (AC).

2. Pembubuhan obat anti jamur pada kulit buku.

3. Jaga kebersihan buku dari minyak. Tangan manusia mengandung minyak terutama kalau berkeringat. Kalau minyak tersebut ada pada ruangan yang lembab, maka tumbuhlah jamur.

4. Jaga bahan pustaka dari kehadiran debu. Debu yang menempel pada buku menjadi berbahaya, karena debu tersebut mengandung partikel besi yang jika menempel pada kertas yang lembab akan tumbuh jamur.32

5. Menaburkan cengkeh (bunga cengkeh) pada rak atau lemari buku. 6. Menempatkan kapur barus atau kamper di sela-sela buku di rak. 7. Dilakukan fumigasi.

8. Menyemprotkan racun anti jamur kepada buku.33 D. Perbaikan Bahan Pustaka

Pemeliharan dan perawatan koleksi perpustakaan adalah kegiatan menjaga atau mengusahakan agar bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan awet dan terawat dengan baik. Tugas ini meliputi:

1. Laminasi

Laminasi adalah melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka menjadi lebih awet. Proses keasaman yang terjadi pada kertas, atau bahan pustaka dapat dihentikan oleh pelapis bahan pustaka yang terdiri dari film oplas,

32

Ibid., h. 77-78.

33

Drs. M. Djuhro, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2002), h. 13


(40)

kertas cromton, atau kerlas pelapis lainnya. Pelapis bahan pustaka ini menahan polusi atau debu yang menempel di bahan pustaka sehingga kertas-kertas yang sudah tidak beroksidasi dengan polutant. Proses laminasi biasanya digunakan untuk menambal, menjilid, menyambung dan sebagainya.

Setelah bahan pustaka dihilangkan dan dikurangi tingkat keasamannya diatas kita awetkan dengan cara laminasi. Ada dua cara laminasi, yaitu:

a. Laminasi dengan mesin dan b. Laminasi secara manual.

a. Laminasi dengan mesin juga dibagi menjadi dua, yaitu:

1). Laminasi mesin dengan cara dingin

Laminasi mesin dengan cara dingin ialah melapisi kedua sisi kertas dengan bahan yang disebut film oplas. Film ini di impor dari Jerman. Film ini mengandung lem, dapat membukanya kembali dengan cara membasahinya dengan air. Sebagai petugas harus rajin mebersihkan dan memelihara mesin, serta memahami betul cara bekerjanya. Teknik memasukkan bahan pustaka diantara dua film oplas harus diperhatikan agar tidak terjadi adanya gelembung udara antara bahan pustaka dan pelapis. Mengingat harganya yang mahal, harus dipertimbangkan masak-masak apakah bahan pustaka laik untuk di laminasi. Kalau tak mungkin memiliki sendiri alat laminasi itu, perpustakaan dapat mengadakan kerjasama. Atau diserahkan kepada perusahaan komersial. Di Indonesia yang memiliki peralatan ini adalah Arsip Nasional Republik Indonesia, Jl. Ampera Raya No.12 Jakarta Selatan.


(41)

Laminasi dengan cara panas menggunakan kertas crompton untuk melapisi kedua sisi bahan pustaka. Kertas dipanaskan antara 70 sampai dengan 90 derajat celsius, agar kertas crompton tersebut dapat menempel pada bahan pustaka. Cara kerjanya juga seperti pada cara dingin. Hanya kalau pelapisnya mau dilepaskan dari bahan pustaka, kita bisa menggunakan aceton, dan bahan pustaka lainnya bisa kita dapatkan lagi. Dalam melaminasi bahan pustaka kita tidak boleh sembarangan. Harus dipikirkan bagaimana caranya bahan pustaka tidak menjadi rusak oleh bahan pelapis. Pada laminasi “paten” kertas pelapis tidak bisa dibuang tanpa meninggalkan bekas-bekas kerusakan pada bahan pustaka.

b. Laminasi secara manual

Cara ini dikerjakan dengan menggunakan kertas laminasi yang kita impor khusus dari luar negeri. Bahan ini belum di produksi di Indonesia. Cara penggunaanya, kita letakkan kertas laminasi di meja yang diberikan alas, kemudian bahan pustaka di tempatkan di atasnya, sesudah itu diletakkan kertas laminasi lagi. Seperti membuat sandwich, kemudian oleskan aceton yang tersedia di cawan, dengan kuas. Jangan sampai ada gelembung udara ada di antara kertas pelapis dan bahan pustaka. Jangan terlalu menekan keras, sebab bisa merobek kertas laminasi dan bahkan bahan pustakanya. Kemudian dikeringkan, setelah kering maka pinggirnya digunting dengan rapi. Bahan pustaka akan menjadi awet dan udara dari luar tidak akan mengganggu zat kimia yang terdapat pada kertas, sehingga proses keasaman terhenti. Biaya untuk laminasi cukup mahal, satu halaman folio bisa mencapai Rp.1000,- karena itu kalau memang tidak sangat penting, tidak


(42)

perlu mengadakan laminasi tetapi cukup dengan “encapsulasi” yang bisa menggunakan plastik biasa dan double sided tape. Tetapi bahan yang baik adalah estralon. 34

Enkapsulasi ialah salah satu cara preservasi kertas dengan menggunakan bahan pelindung untuk menghindarkan dari kerusakan yang bersifat fisik. Kertas yang akan di enkapsulasi ini adalah kertas lembaran seperti lembaran naskah kuno, peta, bahan cetakan atau poster yang umumnya sudah rapuh karena umur, rusak oleh pengaruh asam polusi udara, berlubang-lubang karena dimakan serangga, atau salah dalam menggunakannya, rusak karena sering digunakan. Pada enkapsulasi ini setiap lembar kertas dilapisi atau diapit oleh dua lembar film plastik polyester yang pada bagian pinggir plastik dilekatkan dengan cellotape 3M (double sided tape 3M scotch brand no.145). Yang harus diperhatikan bahwa bahan pustaka atau dokumen kertas harus bersih, kering dan bebas asam (sudah di deasidifikasi), dan perekat pada cellotape 3M tidak boleh menyentuh bahan pustaka atau dokumen, serta dokumen atau bahan pustaka yang dienkapsulasi harus dapat dibuka kembali.

Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan enkapsulasi ialah gunting besar / kecil, alas dari plastik tebal yang dilengkapi dengan garis-garis yang berpotongan tegak lurus untuk mempermudah pekerjaan, sikat halus, film plastik polyester, pisau pemotong (cutter), double sided tape 3m, pemberat, kertas penyerap bebas asam dan lembaran kaca.35

2. Alih Bentuk / Reproduksi

34

Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 111-113.

35


(43)

Cara perawatan dengan alih bentuk yaitu buku-buku yang telah rapuh. Dan buku itu amat berharga, buku itu cuma hanya ada satu kopi, sedangkan dipasaran sudah tidak mungkin didapat. Misalnya seperti Undang-Undang Dasar naskah asli, dll yang bernilai sejarah. Maka dengan menyelamatkannya dengan alih bentuk. 36

3. Penjilidan

Banyak bahan pustaka khususnya buku oleh karena usia, pemakaian, salah urus, pengaruh lingkungan, dimakan serangga dan fotografi, reproduksi, pelestarian dalam alih bentuk seperti microfilm, microfich dan lain-lainnya. Usaha-usaha tersebut tentunya memerlukan biaya dan bahan penunjang yang kadang kala sulit diperoleh, oleh karena itu perbaikan dengan cara jalan penjilidan kembali merupakan salah satu alternatif dalam tindakan perbaikan bahan pustaka.

Bahan pustaka yang rusak seperti isi buku, sampul buku, lem atau jahitannya terlepas, sobek dan bentuk kerusakan fisik lainnya yang diperkirakan masih bisa diatasi. 37 Salah satu tindakan adalah dengan mereparasi atau memperbaiki atau menjilid kembali untuk mempertahankan bentuk fisik tersebut dan sekaligus mempertahankan kandungan ilmiah yang terkandung didalamnya.

36

M. Djuhro, Pelestarian Bahan Pustaka, h. 16.

37


(44)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN UTAMA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pada dasarnya Perpustakaan Utama UIN merupakan peralihan nama dari Perpustakaan IAIN Jakarta. Perpustakaan ini berdiri seiring dengan berdirinya IAIN itu sendiri, yaitu sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas Ilmu Agama) pada tanggal 1 Juni 1957. Pada waktu itu keadaan perpustakaan masih sangat sederhana, hanya terdiri dari satu ruangan dengan koleksi sebanyak 2000 eksemplar, dan hanya dikelola oleh seorang pegawai.

Seiring dengan peralihan nama IAIN menjadi UIN (SK Presiden No. 31 tanggal 20 Mei 2002), maka secara otomatis nama perpustakaan pun ikut berubah yaitu menjadi “Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”.

Pada tahun 1960-1964 perpustakaan mulai berkembang ketika dipimpin oleh Drs. A. Syadali, saat itu koleksi buku diklasifikasi menurut DDC (Dewey Decimal Classification). Di samping itu sistem peminjaman juga sudah mulai tertib, dan jumlah pegawainya ada 4 orang. Drs. A, Syadali adalah juga Rektor IAIN periode 1984-1993.

Pada tahun 1961 perpustakaan dipimpin oleh Ny. Nabilah Lubis, Sarjana Muda Ilmu Perpustakaan dari Universitas Cairo, Mesir. Tahun 1964-1971 Perpustakaan IAIN banyak menerima sumbangan buku dari berbagai lembaga, khususnya kedutaan Mesir dan Saudi Arabia, sehingga pada Januari 1969 jumlah


(45)

koleksi menjadi 1.320 judul dan 10.999 eks buku, 23 skripsi, dan 310 eks majalah. Ny. Nabilah Lubis saat ini adalah guru besar pada Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, pada tahun 1971-1983 perpustakaan menempati ruang yang lebih luas yaitu gedung Aula Madya saat ini dipimpin oleh Ny. Dra. Hj. Halimah Madjid. Di bawah kepemimpinannya, banyak perkembangan yang dicapai oleh perpustakaan IAIN. Pada tahun 1980 Perpustakaan IAIN Jakarta tercatat sebagai perpustakaan perguruan tinggi terbaik se-DKI Jakarta.

Pada tahun 1983-1984 Drs. M. Kailani Eryono (alumni Jurusan Ilmu Perpustakaan dari Universitas Indonesia (UI) menggantikan posisi Ny. Hj. Halimah Madjid, waktu itu perpustakaan berkembang dengan pesat.

Selanjutnya pada periode tahun 1984-1998 yang dipimpin oleh Drs. Zainal Arifin Toy. MLIS, alumni Jurusan Bahasa Inggris dari IAIN Jakarta dan Master bidang perpustakaan dari university of Illinois, Uroana-Champaign, beliau menjadi kepala Perpustakaan IAIN. Pada tahun 1991 sempat pindah ke gedung baru berlantai tiga di Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat, saat ini gedung tersebut menjadi Fakultas Psikologi.

Pada masa tahun 1998 hingga 2000 perpustakaan di pimpin oleh Drs. M. Djuhro.S. juga seorang sarjana bidang Ilmu Perpustakaan dari Universitas Indonesia (UI). Pada masa kepemimpinan beliau, perpustakaan kembali pindah ke gedung yang lebih baru yang dibangun di atas tanah eks gedung Sanggar Pravitasari. Dengan demikian lokasi perpustakaan dan kampus menjadi lebih dekat dengan kampus utama.


(46)

Sejak tahun 2001-2006 mulai melakukan perbaikan gedung dan perlengkapannya, penerapan sistem otomasi, penerapan sistem keamanan koleksi dengan sensormatic, penambahan jenis layanan seperti warnet, audio visual, dan lain sebagainya. Dan pada saat itu perpustakaan dikepalai oleh Dr. H. Udjang Thalib, MA.

Desember 2006 dan tahun 2007 ini perpustakaan meningkatkan layanannya dengan melakukan digitalisasi untuk koleksi dan membangun kembali jaringan Perpustakaan Utama dengan perpustakaan-perpustakaan fakultas. Dan perpustakaan utama ini dikepalai oleh DR. M. Zuhdi sampai sekarang.

1. Kerjasama Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dibawah kepemimpinan beliau (Dr. H. Udjang Thalib, MA) telah dibentuk Sekretariat Kerja Sama Perpustakaan (SKP) yang anggotanya terdiri dari seluruh perpustakaan IAIN dan STAIN di Indonesia. Selanjutnya SKP ini diubah namanya menjadi Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam (JPPTI) yang dideklarasikan di Surabaya pada tahun 2003.

2. Visi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mempunyai visi sebagai pusat informasi dan sumber referensi terkemuka dalam berbagai ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kajian keislaman.


(47)

3. Misi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. Menyediakan koleksi yang lengkap dalam bidang ke-Islaman dan bidang-bidang umum, sebagai pendukung kegiatan perkuliahan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

b. Menyediakan berbagai layanan yang tepat, akurat dan cepat dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi bagi seluruh civitas akademika UIN Jakarta. c. Mengembangkan pemanfaatan perpustakaan secara efektif oleh seluruh civitas

akademika dengan melaksanakan beberapa program information literacy d. Mengembangkan layanan jarak jauh untuk seluruh civitas akademika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan masyarakat di luar UIN

e. Membangun kerjasama yang efektif dengan masyarakat kampus dan institusi atau organisasi lain baik di dalam maupun di luar negeri

f. Mengembangkan kualitas SDM perpustakaan agar mampu menjalankan profesinya sesuai perkembangan zaman

g. Mengembangkan pengadaan dan pemanfaatan koleksi non cetak dan perpustakaan online.

4. Tujuan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tujuan didirikannya Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ialah untuk mendukung keberhasilan semua aktivitas Tri Darma Perguruan Tinggi yang berlangsung di UIN Jakarta baik dalam bidang pengajaran dan pendidikan, penelitian maupun pengabdian pada masyarakat.38

38

Zuhdi, Muhammad, dkk, Pedoman penggunaan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: Vasco Djaya Corporation, 2008), h.1-2


(48)

B. Struktur Organisasi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk dapat bekerja secara optimal dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan, terutama sebagai pusat kegiatan belajar dan penelitian civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat menggambarkan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan.

Dalam struktur organisasi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kedudukan kepala perpustakaan di bawah garis instruktif Rektor atau Pembantu Rektor. Artinya kepada perpustakaan bertanggung jawab kepada Pembantu Rektor, selanjutnya kepala perpustakaan Dr. M. Zuhdi membawahi wakil kepala Nuryudi, S.Ag., Mlis dan wakil kepala membawahi kepala subag administrasi perpustakaan oleh Kuswara, S.Ag, membawahi stafnya yaitu Juhairiyah, Rusdi, Dakuri, Muniroh, PriyoSupriyadi, Andi Wijaya dan Lina Farida. Subag administrasi membawahi Subag Layanan Teknis oleh Siti Maryam.,S.Ag.,M.,Hum., Subag Layanan Teknis membawahi kepala urusan pengadaan dan pengembangan koleksi Ulfah Andayani.,S.Ag.,M.Hum., dan stafnya yaitu Heru Widodo.,Amd dan Risma sedangkan pengolahan dikepalai oleh Dra. Gustiati, sedangkan stafnya Yarma. SIP, Asma Adam,BA, dan Nawawi, sedangkan Kepala Urusan Pemeliharaan oleh Hj. Nilzamni Lubis, dengan stafnya Muh. Salbani, Junaidi, Ahmad. Sedangkan Kepala Subag Layanan Umum oleh Drs. Anwar Syamsudin.MM, subag layanan umum ini membawahi Sirkulasi, Urusan sirkulasi dikepalai oleh Supiani,SIP dan stafnya yaitu Abbas Khaidir, Winda Istati dan Lismawarni Dewi. Sedangkan kepala urusan referensi H.


(49)

Abdullah.S.Ag, membawahi Drs.Mawardi Hasan dan Nurhadi. Sedangkan Otomasi, ICT dan multimedia oleh Kusaeri. Dan untuk kepala kerjasama dan layanan khusus oleh Alfida, S.Ag., SIP., MLIS dan membawahi Rinto Nasution. Dengan demikian subag administrasi perpustakaan bertanggung jawab kepada kepala perpustakaan.

Pemahaman yang lebih sederhana tentang struktur organisasi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah terdiri atas seorang kepala perpustakaan yang membawahi tugas administrasi perpustakaan dan kelompok pustakawan. Tugas kepala perpustakaan di antaranya adalah memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua yang ada di perpustakaan serta memberikan informasi tentang fungsi dan peran Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan bertanggung jawab langsung kepada Pembantu Rektor bidang akademik. Tugas pustakawan bertanggung jawab terhadap kegiatan pengadaan, pengolahan dan pelayanan perpustakaan sesuai dengan tugasnya masing-masing.

Organisasi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berada langsung di bawah Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan memiliki Dewan yang bertugas sebagai penasehat atau konsultan bagi organisasi perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan dikelola oleh seorang kepala perpustakaan yang dibawahnya terdapat subag administrasi perpustakaan dan bagian-bagian yang mengurusi semua aktivitas kerja perpustakaan yaitu urusan pengadaan, urusan pengolahan, urusan sirkulasi, urusan referensi, urusan pemeliharaan dan urusan automasi, ICT dan multimedia, pustakawan dan pengembangan SDM, kerjasama dan layanan khusus.


(50)

Agar mudah diketahui oleh para pemakai Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang tugas dan tanggung jawab para pegawai perpustakaan tersebut, maka dibawah ini akan diuraikan secara global bidang-bidang yang ada di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menjalankan tugasnya Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikepalai oleh perpustakaan yang membawahi bidang-bidang pekerjaan itu:

1. Bidang Administrasi 2. Subag Layanan Teknis

a. Pengadaan dan pengembanagan koleksi b. Pengolahan

c. Pemeliharaan

d. Pustakawan dan pengembangan SDM 3. Subag Layanan Umum

a. Sirkulasi b. Refernsi

c. Otomasi, ICT dan Multimedia, d. Kerjasama dan Layanan khusus.

Adapun tugas keorganisasian pada masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Administrasi bertugas mengelola ketatausahaan perpustakaan seperti surat menyurat, menyiapkan bahan laporan pertanggung jawaban kepada Rektor dan lain-lain.


(51)

2. Kepala-kepala urusan :

a. Kepala urusan pengadaan dan pengembangan koleksi, bertugas menyelenggarakan pengadaan, menyeleksi, mengadakan bahan pustaka dan mengembangkan bahan pustaka seperti buku, majalah, artikel dan lain-lain dengan cara membeli, hadiah maupun hibah. b. Kepala urusan pengolahan, bertugas memproses bahan pustaka

dengan cara mengklasifikasikan dan mengkatalogisasi.

c. Kepala urusan pemeliharaan, bertugas memelihara gedung atau koleksi secara fisik dengan cara penjilidan, laminasi dan fumigasi d. Kepala urusan layanan sirkulasi, bertugas mengatur sirkulasi buku,

yaitu mengatur keanggotaan, peminjaman, pengembalian dan menjaga ketertiban koleksi.

e. Pustakawan dan pengembangan SDM

f. Kepala urusan layanan referensi, bertugas menyelenggarakan layanan koleksi referensi, menyusun bibliografi atau indeks dan menjaga kerapihan koleksi referensi.

g. Kepala urusan automasi, bertugas mengelola program komputerisasi perpustakaan untuk meningkatkan pelayanan dan administrasi. Demikian tugas masing-masing bidang yang diamanatkan kepada mereka dan di tangan merekalah maju mundurnya Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk itu dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya manusia di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka


(52)

perlu dibentuk sebuah bagan struktur organisasi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta seperti berikut ini:


(53)

C. Sistem dan Jenis Layanan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam kegiatan sirkulasi menerapkan sistem layanan terbuka, dimana setiap pengunjung dapat mengakses informasi secara langsung koleksi sesuai dengan yang dikehendaki dan yang ada di perpustakaan. Baik koleksi umum maupun koleksi referensi. Pelayanan perpustakaan merupakan jenis kegiatan yang pelaksanaannya dilakukan melalui hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan jasa pemakai perpustakaan. Layanan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap perpustakaan, tak terkecuali Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bagi pemakai jasa perpustakaan yang ingin meminjam koleksi dapat mencari atau memilih koleksi secara langsung dirak dan kemudian dibawa ke petugas sirkulasi untuk diproses.

1. Jenis Layanan terdiri dari:

a. Layanan Sirkulasi (peminjaman dan pengembalian buku)

Layanan ini meliputi kegiatan peminjaman dan pengembalian buku b. Layanan Referensi (penyediaan sumber referens)

1) Penyediaan berbagai sumber referens yang meliputi kamus, ensiklopedi, sumber biografi, sumber geografi, indeks, abstrak, direktori, dan sumber-sumber referens lainnya.

2) Bimbingan dan bantuan penelusuran ke sumber-sumber referens 3) Layanan skripsi, tesis, disertasi, majalah dan laporan penelitian. Dalam


(54)

c. Layanan Internet dan Rental Komputer

Perpustakaan Utama menyediakan layanan Internet pada lantai I di bagian warnet dan pada lantai II di American Corner.

d. Layanan Audio-Visual dan Multimedia (AV)

Koleksi Audio Visual Perpustakaan Utama terletak di lantai I. Koleksi ini dapat digunakan oleh pemakai pada layan audio visual.

e. Layanan Fotokopi

Perpustakaan Utama menyediakan layanan fotokopi khususnya bagi koleksi yang tidak dapat dipinjam untuk dibawa pulang.

f. Layanan administrasi

Layanan ini meliputi pendaftaran anggota, layanan bebas pustaka, dan lain-lain.

g. American Corner

Tersedianya American Corner di Perpustakaan Utama adalah hasil kerjasama Kedutaan Amerika Serikat dan UIN Jakarta sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi para sivitas akademika tentang Amerika dan hal-hal yang terkait.sumber yang disediakan adalah buku, CD-ROM, DVD, dan on-line database (EBSCO). Kegiatan yang dilaksanakan di American Corner ini adalah Public Program dan Reguler Program, berupa English Discussion dan English Novel Class, serta special Event.

h. Database online “EBSCO”

Saat ini Perpustakaan Utama telah melengkapi dengan database online EBSCO yang terletak di ruangan American Corner database ini


(55)

mengandung sejumlah jurnal dan artikel elektronik serta mencakup berbagai subjek yang sangat bermanfaat untuk digunakan di dalam penelitian.

i. Layanan ruang serbaguna selain digunakan untuk pertemuan para staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara reguler, ruang serba guna ini juga dapat dimanfaatkan untuk penyelenggaraan program pelatihan, workshop, bedah buku dan lain-lain.

Layanan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari dua kategori, yaitu layanan pagi hingga siang dan jam layanan sore hingga malam, dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 1

Jam layanan Perpustakaan

HARI JAM LAYANAN ISTIRAHAT

Senin - Kamis 08.30 – 20.00 12.00 – 13.00

Jum’at 08.30 – 20.00 11.00 – 13.30

Sabtu 09.00 – 13.00 ___________

Minggu & Libur Resmi Tutup ____________

Secara garis besar jenis layanan yang terdapat pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu layanan sirkulasi dan layanan referensi. Kegiatan utama dalam pelayanan sirkulasi adalah peminjaman, pengembalian, perpanjangan dan photocopy. Layanan peminjaman adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan


(56)

kepada pemakai jasa perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Untuk kelancaran proses ini, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah mengaplikasikan sistem komputerisasi.

D. Gedung dan Perlengkapan Perpustakaan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidaytullah Jakarta

Di samping perpustakaan utama masih ada perpustakaan fakultas yang mendampingi keberadaan penyediaan informasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu:

1. Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora 2. Perpustakaan Fakultas Da’wah dan Komunikasi 3. Perpustakaan Fakultas Dirasah Islamiyah 4. Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

5. Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat 6. Perpustakaan Fakultas Psikologi

7. Perpustakaan Fakulatas Syari’ah dan Hukum Islam 8. Perpustakaan Fakultas Tarbiyah & Ilmu Kependidikan 9. Perpustakaan Fakulatas Ushuluddin dan Filsafat 10.Perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi 11.Perpustakaan Fakultas Pasca sarjana

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan perpustakaan sentral yang memiliki koleksi dari berbagai disiplin ilmu. Oleh sebab itu, perpustakaan ini membutuhkan fasilitas dan sarana pendukung ke arah


(57)

tercapainya tujuan perpustakaan itu sendiri. Beberapa fasilitas yang dibutuhkan oleh sebuah perpustakaan biasanya terdiri dari gedung dan perlengkapannya.

Suatu perpustakaan erat hubungannya dengan keadaan gedung atau ruang perpustakaan yang menyangkut keamanan para pemakai jasa perpustakaan. Lokasi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini terletak di tempat yang sangat strategis berada di tengah-tengah kampus dekat fakultas-fakultas yang ada di dalamnya yang mudah dijangkau baik oleh mahasiswa maupun staf pengajar dari berbagai tempat kegiatan akademis. Lokasi perpustakaan yang demikian dari satu segi sangat menguntungkan, karena letaknya di tengah-tengah kampus yang dikelilingi oleh gedung-gedung tempat perkualiahan berlangsung dan agak jauh dari jalan raya, memungkinkan perpustakaan terhindar dari keramaian lalu lintas.

Meskipun letak gedung Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berdekatan dengan gedung-gedung lain yang juga bertingkat, tidak mengakibatkan terhalangnya sinar matahari untuk dapat masuk ke dalam ruang perpustakaan. Gedung Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dibangun dengan banyak jendela-jendela kaca dengan tujuan agar sirkulasi udara dapat masuk keruang perpustakaan.

Adapun ruangan-ruangan yang terdapat pada gedung Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini adalah sebagai berikut :

Lantai I terdiri dari ruang tunggu, resepsionis, ruang kepala perpustakaan, ruang pengolahan, ruang pengadaan, ruang pemeliharaan, ruang pengolahan, ruang pengadaan, warnet ruang administrasi ruang kasubag teknis, warnet dan


(58)

rental komputer, ruang baca koran baru, ruang multimedia, ruang tata usaha dan toilet, gudang I dan gudang II, dapur.

Lantai II terdiri dari ruang sirkulasi, ruang automasi, ruang koleksi umum dan ruang baca, American Corner, ruang Canada Resource Center (CRC), koleksi keislaman, ruang sirkulasi dan toilet.

Lantai III terdiri atas ruang koleksi referensi dan ruang baca referensi, ruang serbaguna, ruang laporan penelitian, ruang skripsi, tesis dan disertasi, ruang skripsi, tesis dan disertasi retrospektif, Munawair Corner, Musholla, tempat wudhu dan toilet.

Selain itu, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga memiliki ruangan-ruangan khusus yang penting untuk dibuat, karena tanpa adanya ruangan-ruangan ini mungkin aktivitas perpustakaan kurang berjalan dengan baik. Ruangan-ruangan yang dimaksud adalah ruangan sirkulasi.

Ruangan sirkulasi terletak dilantai II. Ruangan ini berukuran 4 X 6 M², peralatan yang terdapat pada ruangan ini antara lain meja sirkulasi, kursi dan komputer. Ruangan sirkulasi ini sangat besar peranannya bagi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di ruangan ini setiap pengunjung perpustakaan harus menuliskan kode masing-masing fakultas dan jurusan, karena kode tersebut tidaklah sama tiap fakultas dan jurusannya, sehingga harus ditulis pada komputer yang telah disediakan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa banyak pengunjung perpustakaan setiap harinya yang datang ke Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta sekaligus sebagai data untuk penyusunan statistik perpustakaan.


(59)

Kemudian ruangan yang dimiliki oleh Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah ruangan kepala perpustakaan. Ruangan Kepala Perpustakaan terletak di lantai I berdampingan dengan ruang tata usaha dan ruang pemeliharaan. Penerangan diruangan ini cukup baik, demikian juga halnya dengan ventilasi udara. Jendela-jendela kaca yang terdapat pada salah satu dinding ruangan dapat dibuka setiap saat. Perabot yang ada diruangan ini adalah 4 buah meja dan kursi, rak koleksi dan seperangkat koleksi.

Segala aktivitas yang menyangkut proses pengolahan bahan pustaka seperti pendaftaran pada buku induk, penentuan nomor klas, pembuatan katalog dan penempatan pada buku berlangsung di ruangan ini. Setelah pengolahan bahan pustaka ini selesai dilakukan, maka barulah bahan pustaka tadi diteruskan ke ruangan koleksi untuk disusun pada rak.

E. Koleksi Perpustakaan Utama UIN Syarif hidayatullah Jakarta

Koleksi atau berbagai sumber informasi Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari beberapa jenis, meliputi koleksi umum, koleksi referens, koleksi deposit (skripsi, tesis, disertasi), laporan hasil penelitian, jurnal ilmiah, dan majalah populer serta surat kabar. Bahkan kini mulai juga dikoleksi bahan-bahan non cetak.

Saat ini Perpustakaan Utama menyediakan tidak kurang dari 23.500 judul (48.000 eksemplar) koleksi umum yang siap dipinjamkan kepada para anggota. dan kurang lebih 1300 judul buku rujukan (referens) yang meliputi rujukan tentang kajian Islam, tafsir, hadis, rujukan dalam ilmu-ilmu sosial seperti


(60)

pendidikan, hukum, politik, ekonomi, dan berbagai biografi para tokoh. Sedangkan koleksi skripsi (14.000 Judul), tesis (900 Judul) dan disertasi (350 Judul) ini sebagian besar berasal dari deposit karya para alumni UIN sendiri. Untuk koleksi serial, perpustakaan utama melanggan sejumlah majalah, jurnal ilmiah, dan surat kabar.

Selanjutnya koleksi yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah jurnal ilmiah dan majalah populer. Jurnal ini merupakan karya dari berbagai disiplin ilmu yang dihasilkan oleh lembaga atau unit kerja di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ataupun luar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ada beberapa jurnal ilmiah yang dikoleksi oleh Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 2

Tabel Koleksi Jurnal dan Majalah Ilmiah No. Jurnal Ilmiah No. Majalah Ilmiah

1. Al-Ahkam 8. Kultur

2. Al-Huda 9. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

3. Al-Maktabah 10. International Journal of Middle East Studies 4 Archip 11. Journal Islamic Modern Asian Studies

5. Al-Jami’ah 12. Gatra


(61)

7. Studi Islamika 14. Alo – Indonesia(berbahasa Arab)

Perpustakaan juga mengembangkan koleksi Audio Visual seperti CD-ROM (600 judul (400 CD), Kaset Audio (11 judul (15 kaset), Kaset Video (3 judul (24 kaset). Laporan Penelitian juga melengkapi koleksi perpustakaan utama ini. Dengan jumlah sebanyak 1800 judul, sumber ini mencakup bidang keagamaan, sosial dan budaya.

5. Organisasi (Susunan ) koleksi

Koleksi (buku) Perpustakaan Utama UIN Jakarta disusun secara berkelas (classified order). Susunan buku di rak dijajarkan mulai dari arah kiri ke arah kanan. Koleksi (buku) bidang kajian Islam disusun berdasarkan Bagan Klasifikasi Islam, yang ringkasnya adalah sbb:

Tabel 3

Tabel Klasifikasi Islam

Kelas Bidang Kajian

2X0 Studi-Studi Islam (Umum)

2X1 Al-Qur’an dan Ilmu yang Berkaitan 2X2 Hadis dan Ilmu yang Berkaitan 2X3 Aqaid dan Ilmu Kalam

2X4 Fiqih dan Hukum Islam 2X5 Akhlak dan Tasawuf


(1)

14.Menumpuknya buku-buku yang rusak di gudang sehingga mengakibatkan parahnya kerusakan yang disebabkan oleh jamur dan serangga.

Sedangkan usaha pencegahan yang dilakukan oleh Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar bahan pustaka tidak rusak yaitu :

17.Mengatur suhu dengan AC secara terus menerus selama 24 jam 18.Penggunaan gas beracun

19.Pembubuhan obat anti rayap pada buku 20.Memperkecil intensitas cahaya

21.Menghilangkan radiasi ultra violet yang dapat menimbulkan reaksi foto kimia

22.Menggunakan sikat atau kuas

23.Menyimpan dan menata kertas dan buku dalam lemari kaca 24.Menyediakan mesin foto copy

25.Meletakkan kaca spion 26.Menggunakan alat detector 27.Perbaikan dengan alih bentuk 28.Perbaikan dengan penjilidan 29.Pemeriksaan listrik secara berkala 30.Melarang merokok dalam ruangan

31.Menyediakan alat-alat pemadam api atau kebakaran 32.Dan lain-lain.


(2)

Walaupun demikian solusi dalam memperbaiki bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu :

7. Untuk setiap lantai Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyediakan mesin foto copy

8. Menambah tenaga / staf khususnya untuk bagian pemeliharaan bahan pustaka

9. Perbaikan dengan alih bentuk

10. Pembubuhan obat anti rayap pada buku

11. Mengupayakan buku yang covernya tipis disampul dengan plastik 12. Dibatasinya peminjaman dan diperlakukan secara khusus untuk


(3)

B. Saran-saran

7) Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai perpustakaan yang mempunyai beraneka macam koleksi seharusnya mempunyai dana khusus agar koleksi yang rusak dapat segera diperbaiki secara menyeluruh dengan cepat dan tepat.

8) Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebaiknya mempunyai kebijakan dan peraturan khusus yang dibuat untuk melestarikan bahan pustaka, agar bahan pustaka tersebut mendapatkan perawatan yang baik.

9) Untuk Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diharapkan dapat mengadakan pendidikan pemakai seperti workshop, seminar-seminar, dan menyebarkan brosur dan lain sebagainya dalam melestarikan bahan pustaka.

10)Menyediakan mesin foto copy setiap lantai untuk mengurangi tingginya tingkat kerusakan terhadap bahan pustaka atau koleksi.

11)Menambah tenaga atau staf khususnya di bidang pemeliharaan bahan pustaka, agar kerusakan dan perbaikan koleksi dapat teratasi dengan cepat. 12)Menyediakan alat-alat untuk perbaikan bahan pustaka.


(4)

Daftar Pustaka

Darmono. Manajemen dan tata kerja perpustakaan sekolah. Jakarta: Grasindo, 2001.

Darmono. Perpustakaan Sekolah: Peningkatan aspek manajemen dan tata kerja. Jakarta: Grasindo, 2007.

Djuhro, M. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002.

Martoatmodjo, Karmidi. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta : Universitas Terbuka, 1999.

Massofa. “Pelestarian, Macam Sifat Bahan Pustaka, dan Latar Belakang Masalahnya.” Artikel diakses pada 12 Maret 2009 dari http.//pustaka.uns.ac.id/2009/1203//opt=1001&menu=news&option=detail& nid=9

Nasuhi, Hamid. Dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi). Jakarta: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rahayuningsih, F. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005 Razak, Muhammadin, dkk. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta:

Yayasan Ford dan program Pelestarian Bahan Pustaka, 1992.

Rusliana, Husna. “Aplikasi Pelestarian Bahan Pustaka di Perpustaaan Nasional RI”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006,

Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.


(5)

Syamsuddin, Anwar. “Pemberdayaan Perpustakaan dalam menunjang Keberhasilan studi di Perguruan Tinggi”. Jakarta: Al-Maktabah, Jurnal komunikasi dan informasi perpustakaan” . Vol. I, No. 2. Oktober 1999, Sevilla, Consuelo. G. Dkk. Penerjemah Alimuddin Tuwu, Pengantar Metode

Penelitian. Jakarta: UI Press, 1993

Soeatminah. Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius,1991

Sumantri, M.T. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006

Sunandono, Nowo Tedjo. “Artikel Peran Perpustakaan dalam Pendidikan”. Pustakawan: Unika Soegijapranata. Informasi, Vol. VII, No. 15 April – Juni 1997.

Somarno, Drs. Pembimbing Perpustakaan. Jakarta: Akadoma, 1989

Sunarto, N.S. Tanggung jawab Perpustakaan Dalam mengembangkan masyarakat informasi. Jakarta: Panta Rei, 2005

Zuhdi, Muhammad, dkk, Pedoman Penggunaan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: Vasco Djaya, 2008.


(6)