Dengan  pelestarian  yang  baik,  diharapkan  bahan  pustaka  dapat  berumur lebih panjang, sehingga perpustakaan tidak perlu membeli bahan yang sama yang
dapat  membebani  pemesanan,  pengolahan  kembali,  penempelan  kartu-kartu  dan kesemuanya  itu  memerlukan  uang.  Dengan  bahan  pustaka  yang  dilestarikan  dan
dirawat dengan baik, pustakawan dapat memperoleh kebanggaan dan peningkatan kinerja. Lingkungan yang sehat, ruang kerja yang baik, rapi dan menarik membuat
kehidupan menjadi lebih berarti dan menyenangkan.
B. Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka
Bahan  pustaka  terdiri  atas  berbagai  jenis  dan  bermacam  sifat  yang dimilikinya.  Dari  sejarahnya,  manusia  menggunakan  berbagai  medium  untuk
merekam  hasil  karya  mereka.  Bahan  yang  dipergunakan  sesuai  dengan pengetahuan manusia serta teknologi pada zamannya
17
. Bahan  kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah sobek, mudah rusak oleh makhluk hidup dan
timbul  noda  oleh  debu  dan  jamur.  Kekuatan  kertas  makin  lama  makin  menurun sejalan  dengan  usia  kertas.  Penurunan  tersebut  karena  reaksi  foto  kimia  atau
reaksi  antara  selulosa  dan  bahan-bahan  lain  seperti  bahan  aditif  yang  ada  pada kertas atau bahan lain yang berasal dari luar.
18
Faktor yang dapat merusak  kertas dapat dibagi dalam beberapa kelompok :
1.  Faktor Biologi
a.  Fungi Jamur Fungi jamur adalah tumbuhan  yang tidak mempunyai chlorophil sehingga
untuk  memperoleh  makanan  harus  diambil  dari  sumber  kehidupan  lain  parasit, atau  dari  benda  mati  Saprofit.  Fungi  jamur  terdiri  dari  cabang-cabang  halus
17
Massofa, “Pelestarian, macam Sifat Bahan Pustaka.”
18
Darmono, Perpustakaan Sekolah, h.91.
yang  disebut  hypae,  bentuknya  seperti  kapas  Mycelium.  Mycelium  ini membentang  seperti  benang  Rhizoid  dan  menyebar  di  atas  permukaan  tempat
pertumbuhannya.  Fungi  jamur  berkembang  biak  dengan  spora  yang  dapat menyebar  di  udara  diterbangkan  angin,  hinggap  di  sembarang  tempat,  menanti
kondisi  yang  ideal  untuk  berkembang  biak.
19
Spora  ini  dapat  bertahan  untuk waktu yang lama dan dengan cepat tumbuh jika kondisi memungkinkan, yaitu jika
kelembaban  udara  lebih  besar  dari  70.  Fungi  jamur  mempunyai  akar Sporangiophores  yang  mengeluarkan  enzim  yang  dapat  larut  dalam  substansi
seperti  tepung  dan  selulosa.  Enzim  ini  menghidrolisa  rantai  panjang  polimer selulosa  menjadi  fraksi-fraksi  yang  lebih  kecil.  Fungi  ini  juga  memproduksi
beberapa macam asam oksalat, asam fumoric, sitrat dan menyebabkan  asam pada kertas dan akhirnya kertas menjadi rapuh. Pada tempat tumbuhnya  fungi jamur
ini  biasanya  akan  timbul  noda  merah  dan  kecoklatan  yang  sangat  sukar dihilangkan.
20
b.  Binatang Pengerat Tikus  juga  merupakan  binatang  perusak  buku  yang  cukup  sulit  diberantas.
Mereka biasanya memakan buku-buku yang disimpan dalam gudang dan kadang- kadang  kertas  disobek-sobek  dan  dikumpulkan  dan  dijadikan  sarang.  Tindakan
pencegahan  untuk  melindungi  kertas  dari  serangan  tikus  adalah  tempat penyimpanan  harus  bersih  dan  kering  serta  selalu  dikontrol  secara  berkala.
Lubang-lubang  yang  memungkinkan  tikus  dapat  masuk  harus  ditutup  dengan rapat.
21
19
Muhammadin Razak, dkk., Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip Jakarta:Yayasan Ford dan Program Pelestarian Bahan Pustaka, 1992, h. 20.
20
Darmono, Perpustakaan Sekolah, h. 93-94.
21
Ibid., h. 94.
c.  Serangga Serangga sangat berbahaya bagi buku dan merupakan ancaman yang paling
potensial,  terutama  di  negara-negara  yang  beriklim  tropis  seperti  Indonesia. Serangga  seperti  Silverfish,  kecoa,  rayap,  kutu  buku,  merupakan  serangga
pemusnah buku yang sudah umum dikenal orang.
22
1 Silverfish
Berbadan  ramping,  tidak  bersayap,  serangga  dewasa  mempunyai panjang  12  mm,  berwarna  abu-abu  mutiara.  Serangga  ini  lebih  aktif  di
malam  hari,  dapat  dijumpai  disetiap  tempat  dalam  gedung,  lebih menyenangi  sudut-sudut  yang  gelap  dan  lembab.  Makanannya  adalah
lem  perekat-perekat yang terdapat pada sampul buku sehingga merusak jilid dan sampul buku. Telurnya diletakkan di tempat gelap di belakang
buku pada tumpukan  kertas di lemari kaca. Setelah dua minggu apabila kondisi lingkungan memungkinkan, telur akan menetas.
2 Kecoa
Terdapat  lebih  dari  1.000  jenis  kecoa  di  seluruh  dunia,  tetapi  yang dijumpai  di  perpustakaan  biasanya  hanya  5  macam.  Kecoa  bewarna
coklat  kehitaman,  muncul  dan  mencari  makanan  pada  malam  hari. Makanan  kecoa  adalah  kanji  dan  perekat-perekat  sampul  buku  yang
dimakannya  hingga  habis  serta  kain-kain  pada  punggung  buku,  dan jarang  menembus  masuk  ke  dalam  buku.  Kecoa  mengeluarkan  cairan
pekat  berwarna  hitam  yang  membentuk  noda  dan  sulit  untuk dihilangkan.
22
Ibid., h. 94.
3 Rayap
Rayap  merupakan  perusak  yang  paling  berbahaya  karena  dapat menghabiskan  buku  dalam  waktu  singkat.  Hidup  beriklim  tropis  dan
subtropis. Binatang ini berbadan lunak dan bewarna putih pucat, karena bentuknya  seperti  semut,maka  binatang  ini  juga  disebut  semut  putih
white  ant,  ada  dua  jenis  rayap,  yaitu  rayap  kering  yang  hidup  dalam kayu  wood  dwellers  dan  rayap  basah  yang  hidup  dalam  tanah
subteranian,  mereka  hidup  berkelompok  dalam  koloni  yang terorganisasi  dengan  rapi.  Rayap  subteranian  membuat  sarang  dalam
tanah  dan  akan  keluar  ke  atas  permukaan  tanah  untuk  mencari  makan melalui  jalan  yang  mereka  buat,  kadang-kadang  dapat  menembus
dinding  tembok  dan  lantai  bangunan.  Masuk  ke  dalam  rak-rak  kayu memakannya sampai habis dan masuk kedalam buku-bukunya.
4 Kutu Buku book lice
Binatang  ini  sangat  kecil,  berwarna  abu-abu putih,  badannya  lunak  dan kepalanya  relatif  besar  serta  giginya  sangat  kuat.  Makanannya  adalah
perekat,  glu  dan  kertas-kertas  yang  ditumbuhi  jamur.  Bentuk  larva  dan bentuk dewasa tidak dapat dibedakan, tetapi bentuk dewasa mempunyai
warna yang lebih terang. Binatang ini meletakkan telurnya di atas atau di dalam  punggung  buku.  Spesies  yang  umum  adalah  Lipocelis
Divinatorius.
23
23
Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan arsip, h. 21-23.
2.   Faktor Fisika