Rumusan Masalah Tujuan penelitian Manfaat Penelitian Asumsi Penelitian

Penulis mencoba mengkaji mengenai “ Pengaruh Program Ruang Busa Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Dan Empati Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah”. Dengan harapan bahwa kurangnya aktivitas gerak dan intraksi sosial siswa di sekolah fullday dapat terpenuhi dengan adanya program pengembangan gerak yang dilakukan di dalam ruang busa ini.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan terfokus pada pokok masalah, maka dirumuskan pertanyaan – pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari program ruang busa terhadap keterampilan gerak dasar siswa sekolah dasar kelas rendah? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari program ruang busa terhadap empati siswa sekolah dasar kelas rendah?

C. Tujuan penelitian

Ditinjau dari latar belakang dan perumusan masalah yang diajukan di atas dapat ditentukan beberapa tujuan penelitian sebagi berikut: 1. Meneliti pengaruh dari program ruang busa terhadap keterampilan gerak dasar siswa sekolah dasar kelas rendah. 2. Meneliti pengaruh dari program ruang busa terhadap empati siswa sekolah dasar kelas rendah.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian yang diperoleh dimaksudkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara teoritis a. Diharapkan penelitian tentang pembelajaran gerak ini dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan olahraga dan kesehatan. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada masyarakat umum, dinas pendidikan, menteri olahraga dan pendidikan, dan lembaga-lembaga lainnya yang berhubungan dengan olahraga dan pembelajaran. 2. Secara Praktis Diharapkan penelitian ini dapat menjadikan gambaran yang nyata bahwa program ruang busa untuk siswa kelas rendah dapat dijadikan salah satu media program pendidikan bermuatan pengembangan fisik dan sebagai pembelajaran alternatif yang bisa diterapkan pada sekolah – sekolah untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar serta empati siswa sekolah dasar.

E. Asumsi Penelitian

Angapan dasar merupakan merupakan pegangan dalam melakukan penelitian. Mengenai anggapan dasar ini, Arikunto 1997:22 menjelaskan bahwa “anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.” Berikut ini akan penulis uraikan anggapan dasar yang digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan penelitian. Tujuan perkembangan motorik adalah mengkaji proses pentahapan kemampuan gerak, apakah kemampuan gerak individu tersebut sudah sesuai dengan masanya Saputra, 2006:4 . Oleh karena itu perkembangan gerak sangat diperlukan untuk dapat memberi dukungan kuat terhadap terbentuknya kualitas gerak yang proporsional pada usianya. Pendidikan fisik atau pendidikan gerak dapat dipakai acuan dan berperan penting dalam suatu kurikulum. Penelitian menyebutkan bahwa perkembangan gerak motorik anak dapat dikembangkan melalui program yang ada, melalui kreativitas dan partisipasi guru setiap aktivitas bermain anak bisa menjadi lebih bermakna Muchtiara, 2002. Kohl Beckman Bandi Delphie, 2002:2 mengungkapkan bahwa “melalui sasaran tertentu suatu program dapat disusun agar dapat mencapai bentuk penguasaan konsep diri self-consept dan peningkatan kesempatan untuk interaksi sosial.” Dengan adanya program pengembangan gerak di sekolah diharapkan permasalahan kurangnya aktivitas gerak dan memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan perkembangan gerak dan pendidikan jasmani anak usia dini. Penelitian yang dilakukan oleh Louisa Nicolina 2008 tentang kebutuhan anak akan beraktivitas fisik dan bermain juga memberikan dampak yang baik bagi kecerdasan emosional anak usia 5-6 tahun, menyebutkan bahwa sebagian besar anak yang memiliki kecerdasan emosional yang baik yaitu bermain selama 2,4 – 5,2 jam sehari. Hal ini ditunjang oleh faktor alokasi sewaktu anak bermain seperti: fasilitas bermain, tempat bermain, waktu bermain, dan teman bermain. Hoedaya 2009:2 menyebutkan bahwa “nilai-nilai kepribadian seperti pengendalian emosi dan kepemilikikan rasa empati perlu ditanamkan pada seseorang sejak usia muda melalui pendidikan di sekolah.” Melalui pendidikan jasmani dan program ruang busa yang diberikan di sekolah dasar diharapkan dapat memberikan peluang bagi anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan geraknya. Senada dengan hal tersebut Hoedaya 2009:47 juga mengungkapkan bahwa “ Pendidikan olahraga yang diberikan di sekolah mulai tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah amat berpotensi untuk memberikan banyak peluang pada anak dalam mengembangkan keterampilan sosial dan kecerdasan emosi sekaligus empati.” Program pendidikan fisik atau gerak seperti program pengembangan gerak dan pendidikan jasmani harus disesuaikan dengan perkembangan anak, program latihan gerak atau aktivitas gerak harus mampu mengakomodasi setiap perbedaan karakteristik dan perubahan kapasitas gerak kearah yang lebih baik dari setiap individu status perkembangan, pengalaman gerak sebelumnya, kondisi kesegaran jasmani dan keterampilan, bentuk badan, dan usia pelaku Adang Suherman, 1998:10. Menurut Adang Suherman 1998:137, pengembangan sikap positif pada diri siswa merupakan aspek penting dalam proses belajar-mengajar pendidikan jasmani. Sikap negatif terhadap penjas akan menyebabkan seseorang enggan berpartisipasi dalam kegiatan jasmani, sebaliknya sikap positif akan menyebabkan seseorang lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan . Adang Suherman, juga menuturkan bahwa program penjas yang dapat mengembangkan sikap positif membantu siswa belajar menilai aktivitas fisik yang dilakukannya dan pada akhirnya memberi kontrisbusi terhadap gaya hidup sehat healthy lifestyle siswa itu sendiri baik sekarang maupun dimasa yang akan datang hal.137. Dengan demikian, melalui penyelenggaraan program pendidikan fisik atau gerak dimana yang diberikan adalah program ruang busa diharapkan siswa bertambah pengetahuan dan keterampilannya, juga siswa mempunyai sikap positif terhadap dirinya sendiri, terhadap orang lain, serta merasa puas dan senang terhadap aktivitas belajar yang dilakukannya dan hasil belajar yang diperolehnya.

F. Hipotesis Penelitian