Tes Kemampuan Pemahaman Konsep dan Tes Penalaran Induktif
memberikan skor terhadap jawaban dari tes, berikut ini adalah skor rubrik untuk kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan penalaran induktif yang
diadopsi oleh Holistic scoring rubrics Cai, Lane dan Jacabcsin, 1996 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Pemahaman Konsep
Skor Kriteria
4 3
2 1
Memahami konsep dengan lengkap, menerapkannya secara tepat, memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep dengan tepat.
Memahami konsep hampir lengkap, menerapkannya secara tepat, memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep hampir lengkap.
Memahami konsep kurang lengkap, menerapkannya secara tepat, memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep kurang lengkap
Salah memahami dan menerapkan konsep Tidak ada jawaban
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Penalaran
Skor Kriteria
4 3
2 1
Dapat menjawab semua aspek pertanyaan tentang penalaran dan dijawab dengan benar dan jelas lengkap
Dapat menjawab hampir semua aspek pertanyaan tentang penalaran dan dijawab dengan benar
Dapat menjawab hanya sebagian aspek pertanyaan tentang penalaran dan dijawab dengan benar
Menjawab tidak sesuai atas aspek pertanyaan tentang penalaran atau menarik kesimpulan salah
Tidak ada jawaban
Untuk kepentingan penelitian ini, penyusunan tes kemampuan pemahaman konsep dan penalaran induktif ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi soal yang berisi sub pokok bahasan, indikator, soal, nomor
soal, serta kemampuan pemahaman konsep dan penalaran induktif yang diukur
b. Menyusun soal berdasarkan kisi-kisi beserta membuat kunci jawabannya
c. Menilai validasi isi soal yang berkaitan dengan kesesuaian antara indikator
dengan soal, validasi konstruk, dan kebenaran kunci jawaban oleh dosen pembimbing dan rekan mahasiswa S-2
d. Mempertimbangkan keterbacaan soal yang dilakukan oleh rekan S-2, untuk
mengetahui apakah soal-soal tersebut dapat dipahami dengan baik atau tidak e.
Mengujicobakan tes dan dilanjutkan dengan menghitung validasi tes, validasi item, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran Instrumen.
Setelah instrumen jadi, kemudian dilakukan ujicoba untuk mengecek keterbacaan soal dan untuk mengetahui derajat validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda instrumen. Ujicoba dilakukan pada siswa kelas VIII pada salah satu SMP Negeri di Cianjur.
a. Analisis Validitas Tes
Validitas merupakan salah hal yang penting dalam menentukan instrumen penelitian. Menurut Ruseffendi 1994 suatu instrumen dikatakan valid bila
instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur.
Validitas muka suatu alat evaluasi berkenaan dengan keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak
menimbulkan tafsiran lain Suherman, 1990.
−
−
− =
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
= =
= =
= =
= 2
1 1
2 1
2 1
2 1
1 1
n i
i n
i i
n i
n i
i i
n i
n i
i n
i i
i i
xy
y y
n x
x n
y x
y x
n r
Untuk mengukur validitas muka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti mencobakan instrumen kepada siswa lain yang tidak
menjadi sampel dalam penelitian, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat difahami dengan benar oleh siswa dan tidak
menimbulkan salah pengertian. Penentuan tingkat validitas isi soal dilakukan dengan cara menghitung
koefisien korelasi antara alat evaluasi yang digunakan dengan alat ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan memiliki validitas yang tinggi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas adalah:
dengan: r
xy
= koefisien validitas x
i
= nilai siswa y
i
= nilai rata-rata ulangan harian siswa n = banyaknya siswa
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi
Menurut Suherman 1990 Besarnya r
xy
Interpretasi
0,90 r
xy
≤ 1,00 0,70 r
xy
≤ 0,90 0,40 r
xy
≤ 0,70 0,20 r
xy
≤ 0,40 0,00 r
xy
≤ 0,20 r
xy
= 0,00 Validitas sangat tinggi sangat baik
Validitas tinggi baik Validitas sedang cukup
Validitas rendah jelek Validitas sangat rendah sangat jelek
Tidak valid
−
−
=
∑
= 2
1 2
11
1 1
total n
i i
s s
n n
r
Ada dua langkah yang dilakukan dalam perhitungan validitas soal, yaitu menghitung validitas soal secara keseluruhan dan menghitung validitas item soal.
Selanjutnya untuk menentukan validitas item, maka digunakan perhitungan korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total.
b. Analisis Reliabilitas Tes
Selain validitas, reliabilitas juga mempengaruhi terhadap pemilihan instrumen. Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan keajegan suatu instrument
yang digunakan. Sebagaimana diungkapkan oleh Suherman 1990, suatu alat evaluasi dikatakan reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan
untuk subjek yang sama pada waktu yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas yaitu rumus Alpha:
dengan: n = banyaknya soal
2 i
s = varians skor tiap soal
2 total
s = varians skor total
Tabel 3.4 Klasifikasi Derajat Reliabilitas
Menurut Suherman 1990 Besarnya r
11
Interpretasi
r
11
≤ 0,20 0,20 r
11
≤ 0,40 0,40 r
11
≤ 0,70
0,70 r
11
≤ 0,90 0,90 r
11
≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat rendah
Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sedang
Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sangat tinggi
SMI x
x DP
b a
− =
SMI x
IK =
c. Daya Pembeda
Menurut Suherman 1990 Daya Pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa
yang dapat menjawab soal dan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal adalah:
dengan
x
a
= rata-rata skor kelompok atas, x
b
= rata-rata skor kelompok bawah SMI = skor maksimal ideal
Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda
dalam Suherman, 1990
Besarnya DP Interpretasi
DP ≤ 0,00 0,00 DP ≤ 0,20
0,20 DP ≤ 0,40 0,40 DP ≤ 0,70
0,70 DP ≤ 1,00 Sangat jelek
Jelek Cukup
Baik Sangat baik
d. Indeks Kesukaran
Menurut Suherman 1990, indeks kesukaran menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal. Rumus untuk menentukan indeks kesukaran yaitu :
Keterangan :
x = nilai rata-rata tiap butir soal, dan SMI = skor maksimal ideal
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran
dalam Suherman, 1990 Besarnya IK
Interpretasi
IK = 0,00 0,00 IK ≤ 0,30
0,30 IK ≤ 0,70 0,70 IK 1,00
IK = 1,00 Soal terlalu sukar
Soal sukar Soal sedang
Soal mudah Soal terlalu mudah
Dari hasil pengujian instrumen yang dilakukan oleh peneliti, dengan memperhatikan nilai validitas soal, nilai reliabilitas soal, daya pembeda dan
indeks kesukaran, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen yang dibuat cukup baik untuk digunakan dalam penelitian. Hasil uji coba tes pemahaman konsep dan
penalaran induktif dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Pengolahan data bisa dilihat di Lampiran C.
Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Tes Kemampun Pemahaman Konsep dan Penalaran Induktif
No Soal
Korelasi Skor Butir dengan
Skor Total Interpretasi
Relia- bilitas
Inter- pretasi
Daya Pembeda
Interpretasi Tingkat
Kesukaran Interpretasi
Kesimpulan
1 0,68 cukup
0,84 tinggi
0.39 cukup 0,72 mudah
Dipakai 2
0,77 baik 0.47 baik
0,65sedang Dipakai
3 0,75 baik
0.33 cukup 0,50 sedang
Dipakai 4
0,61 cukup 0.28 cukup
0,53 sedang Dipakai
5 0,90 baik
0.61baik 0,56 sedang
Dipakai 6
0,69 cukup 0.28 cukup
0,25 sukar Dipakai