Fahyuddin, 2014 Perkuliahan matematika kimia untuk meningkatkan kemampuan berpikir
logis,matematis,,komunikasi matematis,dan pemecahan masalah kimia kuantitatif Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif berdasarkan jenis data dan tujuan analisis. Metode kuantitatif
menggunakan statistik deskripsi dan statistik inferensial. Statistik deskripsi untuk menggambarkan kemampuan berpikir secara grafik dan tabel, seperti deskripsi
rata-rata kemampuan komunikasi matematis dan N-gain setiap jenis penalaran berdasarkan pendekatan belajar. Statistik inferensial digunakan untuk melihat
pengaruh variabel utama secara tunggal dan interaksi antara variabel dalam meningkatkan kemampuan berpikir. Semua metode analisis statistik yang
digunakan menggunakan program SPSS. Signifikansi adanya perbedaan antara dua kelompok data yang
diperbandingkan dikarakterisasi dengan suatu ukuran effect size. Menurut Morgen et al. 2004; Leech et al. 2005, hasil analisis mengenai adanya
perbedaan yang signifikan tidak memberikan informasi tentang kualitas perbedaan antara dua kelompok data. Oleh karena itu, Cohen Morgen et al.,
2004; Leech et al., 2005 merekomendasikan lima kategori kualitas adanya perbedaan yang signifikan, yaitu: 1 sangat kecil, 2 kecil, 3 sedang, 4 besar; dan
5 sangat besar Tabel 3.4 dengan dua jenis effect size. Untuk dua kelompok data yang berpasangan menggunakan ukuran effect size jenis r, sedangkan untuk dua
kelompok data yang independen, menggunakan ukuran effect size jenis d yang formulasinya ditunjukkan pada persamaan 3.4 dan persamaan 3.5.
Tabel 3.4. Ukuran effect size dan interpretasi kualitas perbedaan signifikan dan Interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel
effect Size jenis d
Effect Size jenis r
Nilai d Interpretasi
Nilai r Interpretasi
d ≥ 1,0
Sangat besar r
≥ 0,7 Sangat kuat
0,8 ≤ d 1,0 Besar
0,5 ≤ r 0,7 Kuat
0,5 ≤ d 0,8 Sedang
0,3 ≤ r 0,5 Sedang
74
0,2 ≤ d 0,5 Kecil
0,1 ≤ r 0,3 Lemah
d 0,2
Sangat kecil r
0,1 Sangat lemah
Ket: pengelompokan dan interpretasi menurut Cohen Leech et al., 2005
, untuk N yang sama …………………………… 3.4
√
, untuk N yang berbeda …………….. 3.5
Metode kualitatif lebih banyak digunakan dalam pengembangan bahan ajar untuk menentukan konsep-konsep matematika yang dibutuhkan berdasarkan
kebutuhan belajar konsep kimia kuantitatif, dan karakteristik subyek sasaran bahan ajar. Pada implementasi bahan ajar MSK, metode kualitatif digunakan
untuk menggambarkan kesalahan-kesalahan yang ada pada lembar kerja mahasiswa dalam menyelesaikan tugas, serta kualitas peningkatan N-gain
kemampuan berpikir matematis. Peningkatan kemampuan berpikir matematis N-gain dikarakterisasi ke
dalam tiga kategori menurut Hake 1999 yaitu, rendah, sedang, dan tinggi Tabel 3.5. Penggunaan kategori N-gain capain yang dinormalisasi merefleksikan
suatu perspektif bahwa peningkatan yang sama berdasarkan perbedaan nilia natara postes dan pretes mempunyai kualitas yang berbeda jika nilai pretesnya berbeda.
Oleh karena itu, setiap mahasiswa memperoleh peluang yang sama dalam memberdayakan kemampuannya untuk memperoleh peningkatan dalam berpikir
matematis secara optimal N-gain maksimal = 1. Tabel 3.5. Ukuran N-gain dan interpretasi kualitas
Nilai N-gain Kategori kualitas
N-gain 0,3
Rendah 0,3 ≤ N-gain ≤ 0,7
Sedang
75
N-gain 0,7
Tinggi
Ket: Kategori N-gain menurut Hake 1999 dan Melzert 2002.
Mengacu pada sejumlah variabel independent dan variabel yang diukur dependent, serta penggunaan statistik inferensial dalam penelitian ini, maka
dirumuskan sejumlah hipotesis, meliputi : 1.
Pengaruh pendekatan belajar terhadap peningkatan pemahaman materi MSK dan kemampuan berpikir matematis
a. Perbedaan N-gain pemahaman materi MSK antara hasil pembelajaran
menggunakan pendekatan latihan dan tanya jawab PLTJ dengan pendekatan konstruktivis kelompok kecil PKoK.
: =
Skor rata-rata N-gain pemahaman konsep MSK hasil pembelajaran menggunakan PLTJ
tidak berbeda dengan skor rata-rata N-gain hasil pembelajaran menggunakan PKoK
. :
≠ Skor rata-rata N-gain pemahaman konsep MSK hasil pembelajaran dengan
PLTJ berbeda secara signifikan dengan skor rata-rata N-gain
pemahaman materi MSK dari hasil pembelajaran dengan PKoK .
b. Perbedaan N-gain kemampuan berpikir matematis antara hasil pembelajaran
MSK menggunakan PLTJ dengan menggunakan PKoK :
= Skor rata-rata N-gain kemampuan berpikir matematis hasil pembelajaran
menggunakan PLTJ tidak berbeda dengan skor rata-rata N-gain
kemampuan berpikir matematis hasil pembelajaran menggunakan PKoK .
: ≠
2. Perbedaan N-gain pemahaman konsep antara materi bahan ajar MSK
: : minimal ada satu yang berbeda
Ket:
76
= nilai rata-rata N-gain pemahaman materi nilai pendekatan dan perbandingan
= nilai rata-rata N-gain pemahaman materi prinsip aljabar = nilai rata-rata N-gain pemahaman materi fungsi
= nilai rata-rata N-gain pemahaman materi penyelesaian sistem persamaan
= nilai rata-rata N-gain pemahaman materi diferensial = nilai rata-rata N-gain pemahaman materi integral
3. Perbedaan N-gain antara kemampuan berpikir LoM, KoM, dan PM
: : minimal ada satu yang berbeda
Ket: = nilai rata-rata N-gain kemampuan berpikir LoM
= nilai rata-rata N-gain kemampuan KoM = nilai rata-rata N-gain kemampuan PM
4. Perbedaan N-gain antara jenis kemampuan KoM
: : minimal ada satu yang berbeda
Ket: = nilai rata-rata N-gain kemampuan interpretasi tabel
= nilai rata-rata N-gain kemampuan interpretasi model matematis = nilai rata-rata N-gain kemampuan komunikasi model matematis dari
pernyataan verbal = nilai rata-rata N-gain kemampuan representasi grafik dari
pernyataan verbal = nilai rata-rata N-gain kemampuan representasi grafik dari
komunikasi model matematis = nilai rata-rata N-gain kemampuan komunikasi model matematis dari
representasi grafik 5.
Perbedaan N-gain antara jenis berpikir LoM :
: minimal ada satu yang berbeda Ket:
= nilai rata-rata N-gain kemampuan analogi = nilai rata-rata N-gain kemampuan deduksi eskplisit
77
= nilai rata-rata N-gain kemampuan deduksi implisit = nilai rata-rata N-gain kemampuan operasi matematis
6. Korelasi antara N-gain jenis materi MSK, dan antara N-gain jenis KBM
a. Korelasi antara N-gain jenis materi MSK
: = 0
Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara N-gain dari keenam jenis materi bahan ajar MSK
: Terdapat korelasi yang signifikan antara N-gain pemahaman konsep dari
keenam jenis materi bahan ajar MSK
b. Korelasi antara N-gain kemampuan berpikir LoM, KoM, dan PM
: = 0
Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara N-gain kemampuan berpikir LoM, KoM, dan PM dari mahasiswa kimia
: Terdapat korelasi yang signifikan antara N-gain kemampuan berpikir LoM,
KoM, dan PM dari mahasiswa kimia.
Fahyuddin, 2014 Perkuliahan matematika kimia untuk meningkatkan kemampuan berpikir
logis,matematis,,komunikasi matematis,dan pemecahan masalah kimia kuantitatif Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Bahan ajar MSK relevan dengan kebutuhan mahasiswa kimia dalam mempelajari materi Kimia Dasar yang bersifat kuantitatif. Implementasi bahan
ajar MSK dalam perkuliahan dapat memberikan mahasiswa kemampuan dasar matematika yang dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika dan
kimia kuantitatif lanjut. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka di bawah ini disajikan sejumlah kesimpulan yang dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan penelitian yang diajukan. 1.
Materi matematika dalam bahan ajar MSK meliputi: a nilai pendekatan dan perbandingan, b aljabar, c fungsi, d penyelesaian sistem persamaan, e
diferensial, dan f integral. Keenam materi matematika memuat konsep-konsep matematika esensial, dan menjadi literasi matematika bagi mahasiswa kimia.
2. Model integrasi konsep matematika dan kimia dalam bahan ajar MSK
disesuaikan dengan konsep kimia yang diintegrasikan. Konsep kimia yang merupakan pengetahuan diperlukan model aplikasi dan teknik instrumental,
sedangkan konsep kimia yang memerlukan pemahaman, diintegrasikan dengan teknik konseptual dan model integrasi konsep dan aplikasi.
3. Implementasi bahan ajar MSK dapat meningkatkan kemampuan berpikir LoM,
KoM, dan PM mahasiswa kimia dengan kategori sedang. Secara rata-rata, peningkatan kemampuan berpikir LoM dan KoM lebih tinggi secara signifikan
dibandingkan dengan peningkatan kemampuan PM. Kemampuan berpikir matematis dapat ditransfer untuk mempelajari konsep matematika dan kimia
lebih lanjut. 4.
Komunikasi MMdV merupakan jenis kemampuan KoM yang paling mudah dikembangkan oleh mahasiswa kimia melalui pembelajaran MSK, dan
peningkatannya berbeda secara signifikan dengan empat jenis KoM yang lain selain interpretasi tabel dengan kategori effect size dari sangat kecil sampai