Implementasi bahan ajar MSK dalam perkuliahan matematika kimia

65

6. Implementasi bahan ajar MSK dalam perkuliahan matematika kimia

Bahan ajar MSK yang dikembangkan diaplikasikan pada perkuliahan matematika kimia untuk melihat efektivitas peningkatan kemampuan berpikir matematika menggunakan dua pendekatan belajar PLTJ dan PKoK. Subyek penelitian adalah mahasiswa kimia semester tiga angkatan 20112012 di salah satu perguruan tinggi di Sulawesi Tenggara yang terdiri atas dua kelas paralel. Kelas pertama berjumlah 28 orang dan kelas kedua adalah 30 orang, dan telah terbentuk sejak mereka mengikuti kuliah pada semester satu berdasarkan kategori stambuk mahasiswa. Pengelompokkan dengan cara tersebut tidak memenuhi kaidah random assignment sebagai syarat suatu penelitian eksperimen. Menurut Gall et al. 2003, desain yang paling tepat untuk dua perlakuan pendekatan belajar pada dua kelompok belajar yang sudah terbentuk sejak awal adalah kuasi eksperimen. Selanjuntnya, Gall et al mengemukakan bahwa desain kuasi eksperimen yang mempunyai validitas tinggi dalam penelitian pendidikan untuk membandingkan dua kelompok belajar yang sudah terbentuk adalah prettest- posttest two group disign , seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Desain quasi eksperimen pada implementasi bahan ajar MSK prettes-posttes two group design Simbol Disain Uraian KBGj O 1 PLTJ O 2 Eksperimen pertama KBGn O 3 PKoK O 4 Eksperimen kedua Ket: KBGj = Kelompok belajar matematika kimia stambuk ganjil PLTJ KBGn = Kelompok belajar matematika kimia stambuk genap PKoK O 1 dan O 3 = pretes. O 2 dan O 4 = postes Bahan ajar matematika spesifik kimia MSK terdiri atas enam materi sub bab yang meliputi: nilai pendekatan dan perbandingan, aljabar, fungsi, dan sistem persamaan, diferensial, dan integral. Empat materi pertama diajarkan sebenyak tujuh kali pertemuan, dan dua materi selanjutnya diferensial dan integral juga diajarkan selama tujuh kali pertemuan. Sebelum pembelajaran keempat materi pertama dilakukan tes kemampuan berpikir LoM, KoM, dan PM pretes, dan 66 setelah pembelajaran, mahasiwa di tes kembali dengan menggunakan instrumen yang sama postes. Perlakuan yang sama diterapkan juga pada pembelajaran materi diferensial dan integral. Pemahaman konsep MSK terintgerasi dalam setiap butir soal kemampuan berpikir matematis. Artinya, kemampuan berpikir matematis merepresentasikan juga pemahaman konsep dari materi MSK. C. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya Untuk mendapatkan data pada penelitian ini dikembangkan instrumen tes. Sejumlah instrumen yang digunakan pada pengembangan bahan ajar MSK berdasarkan jenis data dan responden disajikan pada Tabel 3.2 studi satu. Hasil analisis data yang dihasilkan oleh setiap instrumen menjadi panduan dalam pemelihan materi matematika dan kimia dan elaborasi awal dalam pengembangan bahan ajar MSK. Konsep matematika yang dipilih berdasarkan kebutuhan belajar esensial dan tingkat pengetahuan awal matematika dan tahap perkembangan intelektual subyek sasaran bahan ajar. Tabel 3.2. Jenis instrumen dan responden pada pengembangan bahan ajar MSK Nama dan Jenis Instrumen Responden Tes kemampuan matematika dasar esensial pilihan ganda Mahasiswa pendidikan kimia, terdiri tiga angkatan yang berbeda dan mahasiswa jurusan kimia semester 3 Test of logical thinking TOLT konteks umum dari Tobin and Capie pilihan ganda beralasan Mahasiswa pendidikan kimia angkatan 2011 dan mahasiswa jurusan kimia angkatan 2010 Angket validasi bahan ajar MSK bentuk skala Likert Ahli kimia dan ahli matematika bergelar doktor Angket validasi instrumen kemampuan berpikir matematis Ahli kimia dan ahli matematika bergelar doktor Tes kemampuan berpikir matematika dalam konteks kimia uji coba bahan ajar MSK Mahasiswa pendidikan kimia semester dua angkatan 2011 67 Bahan ajar MSK yang dikembangkan diimplementasikan dalam perkuliahan matematika kimia. Instrumen yang digunakan untuk mengukur Efektivitas bahan ajar MSK dalam meningkatkan kemampuan berpikir matematis dirangkum pada Tabel 3.3 studi 2. Tes TOLT pada saat implementasi bertujuan untuk mengetahui perkembangan intelektual subyek penelitian. Tes kemampuan berpikir matematis merupakan permasalahan kimia kuantitatif yang proses pemecahannya menggunakan keterampilan berpikir matematis LoM, KoM, dan PM. Tabel 3.3. Jenis instrumen dan responden pada implementasi bahan ajar MSK Nama dan Jenis Instrumen Responden Test of logical thinking TOLT konteks umum dari Tobin and Capie untuk mengetahui perkembangan intelektual subyek penelitian Mahasiswa kimia semester tiga yang memprogramkan mata kuliah matematika kimia subyek penelitian Tes kemampuan berpikir logis matematis dalam konteks kimia pilihan ganda dua tingkat dan penjelasan singkat Mahasiswa kimia semester tiga yang memprogramkan mata kuliah matematika kimia subyek penelitian Tes kemampuan berpikir LoM dan KoM pilihan ganda dua tingkat dan penjelasan singkat Mahasiswa kimia semester tiga yang memprogramkan mata kuliah matematika kimia subyek penelitian Tes kemampuan PM tes bentuk esai Mahasiswa kimia semester tiga yang memprogramkan mata kuliah matematika kimia subyek penelitian 1. Pengembangan instrumen pada studi 1 pengembangan bahan ajar MSK Instrumen yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar kimia adalah, tes kemampuan matematika dasar, Test of logical thinking TOLT, dan angket validasi bahan ajar MSK oleh pakar. Instrumen kemampuan matematika dasar diadaptasi dari Leopold and Edgar 2008 ada pada Lampiran 1. Konsep-konsep matematika yang digunakan untuk mengases kemampuan mahasiswa merupakan konsep-konsep dasar yang banyak dibutuhkan dalam kimia, meliputi: logaritma, notasi saintifik, prinsip aljabar, dan grafik. Gambaran pemahaman mahasiswa 68 terhadap konsep matematika dasar sangat penting untuk pemilihan konsep matematika dan elaborasi bahan ajar MSK. Test of Logical Thinking TOLT untuk mengukur tahap perkembangan intelektual mahasiswa kimia merupakan hasil pengembangan dari Tobin dan Capie 1981 ada pada Lampiran 1. Menurut Tobin dan Capie, TOLT mempunyai korelasi yang tinggi 0,82 dengan hasil wawancara klinis dari Piaget dalam menempatkan siswa pada tahap berpikir konkrit, praformal, dan formal. Tes TOLT tersebut telah digunakan oleh sejumlah peneliti seperti, Sumarmo, 1987; Valanides, 1997, 1998; Fah, 2006 pada sejumlah jenjang pendidikan dengan disiplin ilmu yang beragam untuk mengases tingkat perkembangan intelektual siswa dan mahasiswa. Angket validasai bahan ajar MSK oleh pakar Lampiran 1 dikembangkan berdasarkan kriteria umum dari suatu bahan ajar yang baik. Sejumlah aspek yang dinilai oleh pakar meliputi: kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafisan. Kelayakan isi merupakan komponen penting dari bahan integrasi matematika dan kimia. Kesesuaian dengan kebutuhan mahasiwa kimia, kebenaran konsep matematika, kesesuaian konsep matematika dan aplikasi, dan hierarki penyajian konsep merupakan contoh komponen dari kelayakan isi yang sangat penting.

2. Pengembangan instrumen kemampuan berpikir matematis KBM