Andre Bagus Irshanto, 2015 KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mengkaji permasalahan berkenaan dengan Kiprah
Politik Paguyuban Pasundan Periode 1927-1959. Metode yang digunakan adalah metode historis. Untuk teknik penelitian, penulis menggunakan studi literatur.
Sedangkan untuk pendekatannya penulis menggunakan pendekatan dari ilmu- ilmu sosial terutama yang berasal dari ilmu Sosiologi dan ilmu Politik.
3.1 Metode Penelitian
Metode adalah “suatu cara, prosedur, atau teknik untuk mencapai sesuatu
tujuan secara efektif dan efisien “ Daliman, 2012, hal 27. Metode berlaku untuk
semua cabang ilmu baik yang berasal dari rumpun sosial, humaniora maupun dari rumpun ilmu alam. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode
historis dengan studi literatur sebagai teknik pengumpulan data. Penggunaan metode historis sebagai metodologi penelitian karena skripsi ini merupakan kajian
sejarah yang data-datanya berasal dari catatan-catatan peristiwa masa lampau.
Menurut Nugroho Notosusanto 1964 :22-23, terdapat 4 empat kegiatan
dalam metode penelitian sejarah yaitu : Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi. Mengacu pada metode historis dari Nugroho Notosusanto tersebut
di atas, kegiatan-kegiatan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Heuristik, yaitu tahapan pertama dalam sebuah penelitian sejarah, yaitu berupa pencarian dan pengumpulan sumber-sumber sejarah yang relevan. Untuk
penulisan Skripsi yang berjudul Kiprah Politik Paguyuban Pasundan Periode 1927-1959 ini, penulis mengumpulkan sumber-sumber tertulis yang berupa
disertasi, tesis, skripsi, jurnal, laporan ilmiah serta buku-buku yang relevan dengan tema skripsi ini.
Kegiatan berikutnya adalah Kritik Sumber Verifikasi, menurut Nugroho Notosusanto, yakni sebuah metode untuk menilai sumber-sumber sejarah yang
Andre Bagus Irshanto, 2015 KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kita butuhkan guna mengadakan penulisan sejarah Notosusanto, 1964, hal 25. Masih pendapat Nugroho Notosusanto bahwa dalam tahapan kritik ini dibagi
dua, yaitu kritik ekstern dan intern. Kritik ekstern bertugas untuk menjawab 3 tiga pertanyaan mengenai sumber yaitu : 1. Apakah sumber itu memang sumber
yang kita kehendaki ?, 2. Apakah sumber itu asli atau turunan ?, dan 3. Apakah sumber itu utuh atau sudah diubah-ubah ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah suatu bentuk pengujian seberapa otentik asli suatu sumber, agar diperoleh sebuah sumber yang sungguh-
sungguh asli dan bukan tiruan atau palsu. Sedangkan kritik intern menurut Notosusanto, 1964, hal 26 adalah untuk menilai kredibilitas membuktikan
bahwa kesaksian dari sebuah sumber tersebut dapat dipercaya isinya, dinilai dengan membandingkan kesaksian-kesaksian di dalam sumber dengan kesaksian-
kesaksian dari sumber lain. Untuk menguji kredibilitas suatu sumber sejauh mana dapat dipercaya, diadakan penilaian intrinsik terhadap sumber tersebut dengan
mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian diambil fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap evidensi-
evidensi sumber sejarah. Tahapan penelitian selanjutnya adalah Interpretasi, yaitu kegiatan
menafsirkan atau memberikan makna kepada fakta-fakta facts atau bukti-bukti sejarah evidences. Dalam proses interpretasi yang tak kalah pentingnya adalah
harus mampu memilah dan memilih fakta-fakta sejarah yang relevan yang dapat seorang sejarawan masukan kedalam penulisan sejarah. Notosusanto, 1964, hal
28. Dalam tahapan interpretasi ini penulis menggunakan pendekatan interdisipliner yaitu menggunakan konsep-konsep dari ilmu Sosiologi dan ilmu
Politik. Historiografi, adalah tahap terakhir dari sebuah metode penelitian sejarah,
yang menurut Nugroho Notosusanto, tahapan ini menjadi sebuah klimaks dari sebuah metode penelitian sejarah setelah melalu tahapan mengumpulkan dan
menilai sumber, diuji verifikasi dan diinterpretasi. Disinilah seorang sejarawan dituntut untuk dapat mengarang dengan menggunakan bahasa-bahasa yang indah
namun walaupun menggunakan bahasa-bahasa yang indah tetap menggunakan kaidah-kaidah keilmuan Notosusanto, 1964, hal 29. Pada tahap ini penulis
Andre Bagus Irshanto, 2015 KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE 1927-1959
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menuangkannya dalam bentuk tulisan dalam sebuah skripsi yang berjudul Kiprah Politik Paguyuban Pasundan Periode 1927-1959, dengan menggunakan pilihan
kata yang sederhana sehingga mudah untuk dicerna agar para pembaca dapat lebih mudah memahami apa yang akan penulis sampaikan melalui skripsi ini, namun
tetap menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa yang baik dan benar. Serta disusun sesuai dengan sistematika penulisan sebuah karya ilmiah. Hal ini
dilakukan setelah melalui tahap pengumpulan, kritik dan interpretasi sumber- sumber sejarah yang relevan dengan menggunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial
terutama dari ilmu Sosiologi dan ilmu Politik.
3.2 Persiapan Penelitian