Tinjauan Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil Pada Bank PT BPRS Amanah Rabbaniah

(1)

1 1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek

Berdirinya BPRS di Indonesia selain didasari oleh tuntutan bermuamalah secara Islam yang merupakan keinginan kuat dari sebagain besar umat Islam di Indonesia, juga sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijakan keuangan dan moneter.

BPRS berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara umum berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPRS adalah penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan memberikan pembiayaan (kredit) serta penempatan dana sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. (Muhamad, 2010: 133).

Bank syariah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan bunga. Bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penghimpunan danan (funding) untuk disalurkan (financing) kepada orang atau lembaga yang membutuhkannya dengan sistem bagi hasil. Sistem perbankan ini secara garis besar terinspirasi oleh nilai-nilai Ilahiyah, menjunjung tinggi kejujuran (homesty),


(2)

menjamin keseimbangan (balance), menekankan sifat saling percaya (trust) dan saling tolong menolong antara kedua belah pihak. (Ali Yafie,2009:220)

Bagi Hasil merupakan sebuah bentuk pengembalian dari kontrak investasi, berdasarkan suatu periode tertentu dengan karakteristiknya yang tidak tetap dan tidak pasti besar kecilnya perolehan tersebut. Karena perolehan itu sendiri bergantung pada hasil usaha yang telah terjadi. Perbankan syariah pada umumnya mengaplikasikannya dengan menggunakan sistem profit sharing maupun revenue sharing tergantung kepada kebijakan masing-masing bank untuk memilih salah satu dari sistem yang ada. Bank-bank syariah yang ada di Indonesia saat ini semuanya menggunakan perhitungan bagi hasil atas dasar revenue sharing untuk mendistribusikan bagi hasil kepada para pemilik dana . (Siti Zayyini,2012)

Pola bagi hasil atau syirkah terdiri dua model. Model pertama, dimana kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana salah satu pihak menyediakan seluruh (100%) dana/modal sementara pihak lain mengelola modal dan hasil usaha dibagi menurut rasio kesepakatan diawal, akad ini dinamakan mudharabah (trustee profit sharing). Dan apabila dua orang lebih bersepakat untuk sama-sama mengeluarkan modal dalam suatu usaha serta ikut andil dalam manajerial usaha bersama, resiko dan keuntungan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan, akad ini dinamakan musyarakah. Pola ini merupakan akad bank syariah yang utama dan paling penting yang disepakati oleh ulama. (M. Syafi’i Antoni,2010:90).


(3)

Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank islam secara keseluruhan. Namun disisi aktiva, mekanisme bagi hasil dalam bentuk produk-produk pembiayaan usaha ternyata belum memberikan hasil yang berarti bagi tingkat pendapatan bank syariah. Dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Pembiayaan Bank-Bank Syariah Dunia dari Total Pembiayaan

Pembiayaan Bagi Hasil

Mudharabah Musyarakah Pembiayaan Jual Beli (Murabahah)

8,17% 9,83% 65,66%

Sumber : IAIB (International Association of Islamic Bank)

Dari tabel diatas terbukti belum banyaknya akad yang berbasis bagi hasil (mudharabah) dan (musyarakah), padahal kedua akad ini merupakan pembeda yang sangat jelas antara bank syariah dan bank konvensional. Diantara penyebab masih rendahnya pembiayaan berbasis bagi hasil dibandingkan dengan akad pembiayaan yang berbasis jual beli dan sewa, adalah karena ketidaksiapan masyarakat/nasabah dalam hal pencatatan usaha yang cukup lengkap dan kelemahan SDM BPRS dalam hal analisa dan pembinaan usaha nasabah. (Gatot Bertram, Kepala bagian Umum dan SDM)


(4)

Bedasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis ingin bermaksud untuk mengetahui tentang pembiayaan musyarakah pada BPRS Amanah Rabbaniah dan penulis mengambil judul“TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PEMBIAYAAN BAGI HASIL PADA BANK SYARIAH BPRS AMANAH”

1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang akan dibahas sebagai gambaran penulis untuk pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur sistem pembiyaan bagi hasil di BPRS Amanah Rabbaniah?

2. Apa saja hambatan dalam prosedur pembiayaan bagi hasil yang diperoleh oleh BPRS Amanah Rabbaniah?

3. Apa saja upaya yang telah dilakukan BPRS Amanah Rabbaniah dalam mengatasi hambatan yang terjadi pada prosedur pembiayaan musyarakah?

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Penelitian ini diharapkan berguna bagi perusahaanadapun manfaat yang ingin diperoleh penulis apabila tujuan penelitian dapat dicapai adalah sebagai berikut:


(5)

1.3.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan berguna bagi perusahaan dan bisa melahirkan sumber daya yang ahli dan profesional dibidangnya, terutama aspek syariahnya di BPRS Amanah Rabbaniah, dan mampu memberikan kontribusi terhadap pengemban ekonomi islam bagi praktisi sebagai pertimbangan dalam memberikan pembiayaan yang berbasis bagi hasil. Dan diharapkan penelitian ini menjadi pijakan dalam pengembangan bank syariah dimasa yang akan datang.

1.3.2 Kegunaan Akademisi

Untuk melahirkan akademisi yang ahli dan profesional, untuk memajukan semua pihak baik itu eksternal dan internal, selain itu agar mampu memberikan yang terbaik untuk masa depannya. Penulis berharap hasil penelitian ini menarik minat peneliti lain, khususnya dikalangan mahasiswa fakultas ekonomi di UNIKOM, dan untuk mengembangkan penelitian lanjutan tentang masalah yang sama atau serupa. Dari hasil penelitian itu dapat dilakukan generalisasi yang lebih profesional. Apabila hal itu dapat dicapai, maka akan memberi sumbangan yang cukup berarti bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang akuntansi keuangan syariah.


(6)

1.4Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

1.4.1 Tempat Kerja Praktek

Adapun pelaksanaan Praktek Kerja lapangan (PKL) dilaksanakan di BPRS Amanah Rabbaniah beralamat di Jln Raya Timur No.52 Banjaran Kab. Bandung.Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selam 1 (satu) bulan, yaitu dimulai pada tanggal 03 Agustus s.d. 03 September 2015.

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Praktek ini diadakan setiap hari Senin sampai dengan Jum’at dan dimulai pada pukul 07.45 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Penulis melaksanakan kerja praktek selama 1 bulan, mulai dari tanggal 03 Agustus 2015 sampai dengan 04 September 2015.


(7)

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Juli 2015 Agustustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pra Survei :

a. Persiapan judul

b. Persiapan teori

c. Mencari Perusahaan

d. Kerja Praktek

2 Laporan KP a. Penulisan KP

b. Bimbingan KP

c. Revisi KP

3 Pengumpulan data


(8)

8 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Menyadari bahwa pertumbuhan perbankan Syariah nasional yang relatif cepat, terutama setelah dikeluarkannya UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, telah mendorong untuk meningkatkan kemampuan dalam jasa keuangan. Hal ini bertujuan untuk mencapai tingkat profesialisme yang mengacu pada “ prudential banking“.

Selama periode krisis ekonomi, bank syariah masih dapat menunjukan kinerja yang relative lebih baik dibandingkan dengan lembaga perbankan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari relative lebih rendahnya penyaluran pembiayaan bermasalah pada Bank syariah dan tidak terjadinya negative spread dalam kegiatan operasionalnya.

PT. Bank Syariah Amanah Rabbaniah saat ini hadir untuk menjawab keragu-raguan di masyarakat dan sekaligus sebagai wujud dari kegiatan ekonomi yang berbasis syariah. Dengan menggunakan sistem syariah, Insya Allah bank Syariah Amanah Rabbaniah dapat memberikan kontribusinya dalam pengembangan ekonomi Islam dan terciptanya pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.

Bank Syariah Amanah Rabbaniah lahir sebagai penjabaran dari hasil keputusan Muktamar Persatuan Islam tahun 1990 di Garut.Sebagai langkah awal pada tahun 1989 dilakukan suatu upaya pengelolaan usaha keuangan bukan Bank


(9)

yang bergerak intern jam’iyah dalam rangka membantu beberapa pengusaha dalam bidang permodalan dengan sistem bagi hasil.

Pada tahun 1990, pimpinan pusat Persatuan Islam yang diwakili oleh bidang Garapan Sosial Ekonomi melakukan beberapa pertemuan dengan para pemarkasa dari PT. BPR Syariah Dana Mardhatillah dan PT. BPR Syariah Berkah Amal Sejahtera untuk mendirikan bank syariah. Dari sinilah muncul nama Bank Perkereditan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Rabbaniah.

Bank Syariah Amanah Rabaniah didirikan pada tanggal 19 September 1991 dengan akta pendirian Nomor 27 tanggal 9 Juli 1990 oleh notaris Masri Husen, SH. Dan telah diumumkan dalam berita Negara RI Nomor 68 tanggal 25 Agustus 1991, lembaran berita Negara Nomor 2658 tahun 1991 serta berdasarkan izin operasional Menteri Keuangan RI melalui surat keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: KEP.281/KM.13/1991 tentang pemberian izin usaha PT. Bank Perkereditan Rakyat Syariah Amanah Rabbaniah, tepat tanggal 24 Oktober 1991 PT. Bank Syariah Amanah Rabbaniah resmi beroperasi.

Bank syariah Amanah Rabbaniah merupakan jasa lembaga keuangan yang beroperasi dengan sistem syariah, hadir untuk membantu dan berkerjasama dengan masyarakat luas dalam meningkatkan tarap hidup masyarakat melalui jasa keuangan.

a. Deskripsi Kelembagaan BPRS Amanah Rabbaniah

Nama Bank : Bank Perkereditan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Rabbaniah. Alamat Kantor :


(10)

a) Alamat Kantor: Jl. Raya Timur No. 52 (pengkolan) Banjaran Kab. Bandung 40377 Tlp. (022) 5940131 Fax.(022) 5949230.

b) Alamat Kas : Jl. Raya Bojongsoang No. 95 Kab. Bandung 40288 Tlp. (022) 7501456 Fax.(022) 7501808.

Bentuk Badan Hukum : Perseroan Terbatas (PT)

a). Akta pendirian No. 27 Tanggal 9 Juli 1990 oleh Notaris Masri Husen, SH. Dan telah diumumkan dalam berita Negara RI No. 68 tanggal 23 Agustus 1991. Lembaran berita Negara No. 2658 tahun 1991.

b). Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP.281/KM.13/1991 tentang pemberian Izin Usaha PT. Bank Perkereditan Rakyat Amanah Rabbaniah.

c). Akta ini telah mengalami perubahan dan perbaikan dan penyesuaian anggaran dasar dengan Undang-Undang No. 1/1995, yaitu Akta nomor 19 tanggal 31 Januari 2000 oleh Notaris Masri Husen, SH telah mendapatkan pengesahan dari Menkumdang dan HAN RI No: C-20942 HT.01.04.TH 2001 tanggal 9 November 2001.

d). Dan perubahan anggaran dasar terakhirnya yaitu Akta No. 11 tanggal 12 Februari 2002 oleh Notaris Sofiyanti Harris Kartasasmita, SH, dan telah mendapatkan pengesahan Menkeh dan HAM RI No: C-13712 HT.01.04 TH 2003 tanggal 17 Juni 2003.

Nomor Pokok Wajib Pajak : 1.448.4521.421 Bank Koresponden :

a. Bank Danamon Capem Kopo Sayati No. AC Atas Nama: PT. BPR Amanah Rabbaniah.


(11)

b. Bank Muamalat cabang Bandung No. 101.00016.05. An. BPRS Amanah Rabbaniah, PT.

c. Bank Permata Syariah Cabang Buah Batu No. 377.100.6522 An. BPRS Amanah Rabbaniah, PT.

d. Bank Jabar Banten Capem Dayeuh Kolot No. 071.309230.001 An. BPRS Amanah Rabbaniah, PT.

Visi, Misi dan Tujuan perusahaan:

1). Sebagai mitra usaha pelaku ekonomi menengah dan kecil secara selektif dengan mengutamakan syariah dan kualitas layanan dalam rangka mencapai hasil

optimal bagi semua pihak.

2). Menjadi lembaga keuangan syariah yang menghasilkan produk jasa perbankan terbaik dan menjadi pilihan pertama bagi nasabah dalam kegiatan ekonomi dengan orientasi pengembangan usaha kecil.

Tujuan operasionalisasi BPRS Amanah Rabbaniah adalah:

(a). Mensejahterakan ekonomi umat Islam terutama kelompok masyarakat ekonomi lemah yang pada umumnya di daerah pedesaan.

(b). Menambah lapangan kerja terutama tingkat kecamatan, sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi.

(c). Menambah ukuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai


(12)

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

STUKTUR ORGANISASI PT. BPRS AMANAH RABBANIAH

Gambar 2.1

(Struktur Organisasi sumber BPRS Amanah Rabbaniah)

2.2.1 Susunan Pemegang Saham :

Sampai dengan tahun 2009 pemegang saham pemegang saham PT. BPR Syariah Amanah Rabbaniah berjumlah 44 orang yang terdiri dari 20.000 lembar saham atau senilai Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah).

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DEWAN KOMISARIS DEWAN PENGAWAS SYARIAH DIREKTUR UTAMA DIREKTUR MARKETING DIREKTUR OPERASIONAL KA.BAG MARKETING KA.KAS BJS KA.BAG OPERASIONAL KA.BAG UMUM & SDM

KA.BAG LITBANG

ADMINISTRASI PEMBIAYAAN


(13)

1.) PP. Persatuan Islam (Prof. DR.H. Maman Abdurrahman, MA) 2.) Ir. Eka Fuadi, MBA.M.Sc

3.) Ir.H. Wadi Taufik, MM.

4.) Drs.H.Farid Wajidi Tahin, MM 5.) Ir. Ahmad Riskawa, MSc. 6.) H.Bambang Setyo, MSc 7.) Ir. H. Rosyid Abdurrahman 8.) Ir. H.M. Iwan Purwana 9.) H.MD. Idad Soemarta 10.) Pemilik lainnya

2.2.2 Susunan Pengurus :

1.) DEWAN PENGAWAS SYARIAH :

Ketua : KH. Aceng Zakaria (Anggota Dewan Hisbah PP Persis) Anggota : DR.H. Ahmad Hasan Ridwan, M.Ag

2.) DEWAN KOMISARIS :

Komisaris Utama : Drs.H. Farid Wajidi Tahin, MM. Komisaris : Dr.H. Irfan Safrudin, M.Ag

3.) DIREKSI :

Direktur Utama : Dra. Sri Puspitadewi Direktur Marketing : Siswanto Sejati, SE. Direktur Operasional : Roni Pahrul Sani, SE


(14)

2.3 Uraian Kegiatan Perusahaan

Di dalam struktur organisasi BPRS Amanah Rabbaniah yang telah terampir bahwa terlahir kesatuan komando melalui pelimpahan wewenang yang berlangsung secara vertikal dan sepenuhnya dikeluarkan oleh Dewan komisaris kepada ketua bidang tertentu. Adapun uraian tugasnya adalah sebagai berikut:

1.) Dewan Pengawas Syariah

Bertugas sebagai operasional dan produk-produknya agar sesuai dengan ketentuan syariat, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang BPRS secara khusus dan ekonomi Islam secara lebih luas, dan mengajarkan serta menumbuhkembangkan nilai-nilai Islam pada BPRS atau lembaga keuangan lainnya. Dewan pengawas syariah berfungsi sebagai penasihat dan pemberi saran kepada direksi mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah, sebagai wakil dan mediator antara bank dengan Dewan Syariah Nasional dalam mengkomunikasikan usul dan saran dalam pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan kajian fatwa dari Dewan Syariah Nasional.

2.) Dewan Komisaris

Bertugas dalam mengelola likuiditas perusahaan (bank) dan menetapkan semua kebijakan perusahaan yang dipimpinnya.Dewan komisaris berfungsi sebagai penanggung jawab manajemen bank dan manajemen operasional secara keseluruhan.


(15)

3.) Direktur Utama

Direktur perusahaan (bank) bertugas mengelola dan mengawasi secara langsung pada seluruh bagian kegiatan operasional bank.Direktur berfungsi sebagai pimpinan dan sekaligus sebagai pelaksana kebijakan dari rapat umum pemegang saham perusahaan.

4.) Direktur Marketing

Membuat, merumuskan, menyusun, menetapkan konsep dan rencana umum perusahaan, mengarahkan dan memberikan kebijakan/keputusan atas segala rancang bangun dan implementasi manajemen pemasaran, penjualan dan promosi ke arah pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dan mengarahkan karyawan untuk meningkatkan seluruh sumber daya yang ada secara optimal bagi kepentingan perusahaan.

5.) Direktur Operasional

Bertanggung jawab untuk memastikan organisasi berjalan sebaik mungkin dalam memberikan pelayanan dan memenuhi harapan para pelanggan dan klien dengan cara yang efektif dan efisien. Inti tugas Direktur Operasional adalah bagaimana membuat perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dengan biaya yang lebih rendah.

6.) Kepala Bagian Marketing

Melakukan koordinasi kerja dan pembagian/pendelegasian tugas serta tanggung jawab di lingkungan intern Bagian Marketing untuk menghasilkan pola


(16)

kerja yang lebih baik serta melakukan perencanaan strategi pemasaran hasil produksi yang terpadu dan efisien dengan memperhatikan sumber daya perusahaan.

7.) Kepala Bagian Operasional

Memonitor dan mengontrol terlaksananya operasional Bank yaitu menjalankan fungsi kepemimpinan pada bagian operasional serta menyusun rencana kerja atau anggaran dibidang operasional untuk melaksanakan program kerja berdasarkan rencana anggaran kantor.

8.) Kepala Bagian Umum & SDM

Mengkoordinasi kegiatan pengelolaan kepegawaian, pengembangan SDM serta pengelolaan rumah tangga kantor, pemeliharaan/perbaikan peralatan sarana dan kebersihan di lingkungan kantor pusat sehingga perumusan perencanaan dan peberdayaan pegawai (man power planning) sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

9.) Kepala Bagian Litbang

Melakukan penelitian dan pengembangan analisa pemasaran secara umum untuk membantu penelitian, promosi serta pengembangan perusahaan, lalu menerbitkan laporan-laporan dari penerbit lainnya mengenai aktivitas perusahaan, dalam rangka aktivitas penelitian dan pengembangan perusahaan serta bisa juga memberikan saran-saran atau pertimbangan kepada Direksi sesuai dengan hirarki tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.


(17)

10.) Administrasi Pembiayaan

Mempersiapkan proses pencairan pembiayaan lalu mempersiapkan proses pelepasan jaminan, penutupan asuransi dan membantu klaim asuransi, laporan SID (eksternal), Laporan jatuh tempo pembiayaan, TBO, jth tempo asuransi dan jaminan, laporan realisasi pencairan, laporan back to back, laporan FPN, laporan monitoring KJPP, laporan BMPK dan rekap hasil komite. Melayani permintaan BI Checking Melakukan penyimpanan dokumen dan data Mengupdate FPN kolektibilitas dan dilaporkan kepada divisi terkait.

2.4 Kegiatan Perusahaan

Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) dapat memberikan jasa-jasa keuangan yang serupa dengan bank-bank umum syariah. Namun demikian, sesuai UU Perbankan No. 10 tahun 1998, BPR Syariah hanya dapat melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi: 2. Tabungan berdsarkan prinsip wadiah atau mudharabah.

3. Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah.


(18)

2.4.1 Melakukan penyaluran dana melalui:

2.4.1.1Transaksi jual-beli berdasarkan prinsip:

a.) Mudharabah

Akad kerjasama antara dua pihak yaitu (modal 100% dari bank) pihak pertama sebagai penyedia modal atau dana untuk suatu usaha (shahibul maal) dan pihak kedua yang bertanggung jawab atas pengelolaan dana/manajemen usaha.

b.) Istishna

Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan/pembeli dan penjual/pembuat.

c.) Ijarah

Akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa (mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) tanpa didikuti pengalihan kepemilikan barang itu sendiri

d.) Salam

Transaksi atau akad jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada ketika transaksi dilakukan, dan pembeli melakukan pembayaran dimuka sedangkan penyerahan barang baru dilakukan di kemudian hari.


(19)

2.4.1.2 Jual beli lainnya.

a). Mudharabah

Merupakan jenis pembiayaan dengan pola modal sepenuhnya dari Bank. Dalam pengelolaan usaha pihak bank tidak terlibat, tetapi mitra usaha telah memiliki keahlian dan pengalaman serta mempunyai karakter baik. Hasil usaha diperhitungkan dengan pola bagi hasil

b). Musyarakah

Merupakan jenis pembiayaan dengan pola penyertaan modal kedalam suatu usaha yang dikelola bersama dengan pola berbagi hasil. Dimana pihak bank ikut terlibat ke dalam manajemen dalam mengelola usahanya.Setiap bank bermitra, maka mitranya telah memiliki keahlian.Pengalaman dan karakteristik baik serta usahanya telah berjalan.

2.4.1.3 Bagi hasil lainnya

a) Rahn

(Gadai), merupakan produk layanan jasa perbankan syariah, di mana bank menerima titipan atas harta milik si peminjam sebagai jaminan yang diterima.

b) Qardh.

Penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dengan pihak yang


(20)

meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu.

Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan BPR Syariah sepanjang disetujui oleh Dewan Syariah Nasional.

Dibanding bank umum syariah, kegiatan operasional yang dapat dilakukan BPR Syariah lebih terbatas. Sebagaimana diatur dalam SK Direktur BI No. 32/36/KEP/DIR/1999, BPR Syariah tidak diijinkan untuk menerima dana simpanan dalam bentuk giro sekalipun hal itu dilakukan dalam bentuk wadiah.8 Begitu juga BPR syariah dilarang untuk:

1. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing. 2. Melakukan penyertaan modal.


(21)

21 3.1 Landasan Teori

3.1.1 Pengertian Sistem

Sistem adalah setiap sesuatu terdiri dari obyek-obyek, atau unsur-unsur, atau komponen-komponen yang bertata kaitan dan bertata hubungan satu sama lain, sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu. (Moekijat dalam Prasojo, 2011:152)

Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi dalam satu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama. (Sutarman, 2010:5)

Dari definisi diatas dapat saya simpulkan bahwa Sistem adalah unsur-unsur elemen yang saling berhubungan dan berinteraksi menjadi satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan.

3.1.2 Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil. (Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin,2010:698)


(22)

Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Pembiayaan sangat bermanfaat bagi bank syariah, nasabah, dan pemerintah. Pembiayaan memberikan hasil yang paling besar di antara penyaluran dana lainnya yang dilakukan oleh bank syariah. Sebelum menyalurkan dana melalui pembiayaan, bank syariah perlu melakukan analisis pembiayaan yang mendalam. Sifat pembiayaan bukan merupakan utang piutang, tetapi merupakan investasi yang diberikan bank kepada nasabah dalam melakukan usaha. (Ismail,2011:103)

Dari definisi diatas dapat saya simpulkan bahwa Pembiayaan adalah aktivitas bank dalam menyalurkan dan menyediakan dana kepada nasabah yang membutuhkan dana, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain.

3.1.3 Pengertian Bagi Hasil

Bagi hasil merupakan suatu bentuk skema pembiayaan alternatif, yang memiliki karakteristik yang sangat berbeda dibandingkan bunga. Sesuai dengan namanya, skema ini berupa pembagian atas hasil usaha yang dibiayai dengan kredit/pembiayaan. Skema bagi hasil dapat diaplikasikan baik pada pembiayaan langsung maupun pada pembiayaan melalui bank syariah (dalam bentuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah). Dalam berkontrak bagi hasil, perlu didesain suatu skema bagi hasil yang optimal, yakni yang secara efisien dapat mendorong entrepreneur (debitur) untuk melakukan upaya terbaiknya dan dapat menekan terjadinya falsifikasi. (Muhammad,2010:18)


(23)

Bagi hasil dalam Undang-undang nomor 2 Tahun 1960 tentang perjanjian bagi hasil, diatur dalam pasal 1 huruf c, yang berbunyi “perjanjian bagi hasil ialah perjanjian dengan nama apapun juga yang diadakan antara pemilik pada satu fihak dan seseorang atau badan hukum pada lain fihak yang dalam undang-undang ini disebut "penggarap" berdasarkan perjanjian mana penggarap diperkenankan oleh pemilik tersebut untuk menyelenggarakan usaha pertanian diatas tanah pemilik, dengan pembagian hasilnya antara kedua belah fihak. Dalam hukum agraria nasional, pada dasarnya tidak mengenal dan memperbolehkan bagi hasil ini. (Widhihandoko,2014:45)

Dari definisi diatas dapat saya simpulkan bahwa Bagi Hasil adalah suatu bentuk pembiayaan alternatif yang memiliki karakteristik dan ciri khas yang sangat berbeda dibanding bunga.

3.1.4 Pengertian Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lain (mudharib) menjadi pengelola, dimana keuntungan usaha dibagi dalam bentuk prosentase (nisbah) sesuai kesepakatan, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola, apabila kerugian itu diakibatkan oleh kelalaian si pengelola maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. (M. Syafi’i Antonio,2009:99)

Mudharabah adalah akad antara dua pemilik modal (harta) dengan pengelolaan modal tersebut, dengan syarat bahwa keuntungan diperoleh dua belah pihak sesuai dengan jumlah kesepakatan. ( Hendi Suhendi, 2010:138)


(24)

Dari definisi diatas dapat saya simpulkan bahwa Mudharabah adalah suatu akad antara dua belah pihak antara (shahibul maal) penyedia modal dan (mudharib) pengelola, keuntungan dibagi dalam jumlah kesepakatan atau persentase.

3.1.5 Pengertian Musyarakah

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontrubusi dana, dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko ditanggung bersama sesuai kesepakatan. (M.syafi’i Antonio,2009:90)

Musyarakah adalah bentuk kerjasama dua orang atau lebih dengan pembagian keuntungan secara bagi hasil. Menurut Dewan Syariah Nasional MUI dan PSAK Np. 106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing – masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana. Para mitra bersama – sama menyediakan dana untuk mendanai suatu usaha tertentu dalam masyarakat, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang baru. Investasi musyarakah dapat dalam bentuk kas, setara kas atau asset non kas. (Dewan Syariah Nasional MUI dan PSAK Np.106,2011)

Dari definisi diatas dapat saya simpulkan bahwa Musyarakah adalah bentuk akad kerjasama antara dua orang atau lebih dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana berdasarkan kesepakatan.


(25)

3.1.6 Teori Prosedur Pembiayaan Bagi Hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing dikenal dengan profit sharing. Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan dengan pembagian laba. Scara definitif profit sharing diartikan: “ distribusi beberapa bagian dari laba paa para pegawai dari suatu perusahaan” (Muhammad. 2010:18). Hal ini dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan.

Kerjasama para pihak dengan sistem bagi hasil harus dilaksanakan dengan transparan dan adil. Hal ini disebabkan untuk mengetahui tingkat bagi hasil pada periode tertentu itu tidak dapat dijalankan kecuali harus ada laporan keuangan atau pengakuan yang terpercaya. Pada tahap perjanjian kerjasama ini disetujui oleh para pihak, maka semua aspek yang berkaitan dengan usaha harus disepakati dalam kontrak, agar antar pihak dapat saling mengingatkan. (Muhammad Ridwan, 2010:120).

3.1.6.1 Landasan Syariah Mudharabah Al-Qur’an

“…dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian

karunia Allah…” (al-Muzzammil: 20)

“apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah…” (al-Jumuah: 10)

“tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan)


(26)

Al-Hadist

“Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau

membenarkannya” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).

3.1.6.2 Landasan Syariah Musyarakah 1. Al-Qur’an

“…Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga…” (an-Nisa’: 12)

“…Dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh…” (Shaad: 24)

2. Al-Hadist

“Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang dishahihkan oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah).


(27)

3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.2.1.1 Prosedur Pembiayaan Bagi Hasil

Dalam prosedur pembiayaan bagi hasil bank melibatkan beberapa pihak untuk bisa menjalankan pembiayaan bagi hasil ini. Dan dibawah ini ada beberapa tahapan-tahapan analisi dan evaluasi pembiayaan untuk dapat merealisasikan terjadi pembiayaan bagi hasil yaitu:

1. Pengajuan permohonan diajukan secara tertulisdengan mengisi formulir Surat Keterangan Permohonan Pemiayaan (SKPP).

2. Syarat-syarat pembiayaan yang dikeluarkan oleh Bank Amanah Rabbaniah adalah sebagai berikut :

a.) Usaha nasabah telah sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan. b.) Usaha nasabah tidak termasuk dalam jenis usaha pemberiaan kredit yang perlu dihindari yang bersifat spekulatif atau yang mempunyai resiko tinggi. c.) Tidak melampaui batas maksimum pembiayaan.

3. Terjadi analisi nasabah melakukan konfirmasi kepada Account Officer untuk memenuhi data-data perusahaan.

4.Setelah data-data perusahaan dilengkapi selanjut nya penganalisaan proyek nasabah melalui account officer apakah diproses lebih lanjut atau tidak.

5. Account Officer dengan pihak komite melakukan jumlah persetujuan bagi hasil dengan bantuan analisa yuridis dari pihak unit support.

6. Komite mengembalikan dokumen persetujuan bagi hasil kepada account officer.


(28)

7. Account Officer memproses lebih lanjut dan menyerahkan dokumen persetujuan kepada nasabah, dan nasabah menyetujui.

8. Nasabah melengkapi semua dokumen-dokumen persetujuan. 9. Nasabah mengirim dokumen kepada unit support.

10. Nasabah juga mengirim surat permohonan realisasi bagi hasil kepada pihak unit support.

11. Setelah dokumen dan permohonan di accept oleh unit soppurt maka selanjutnya nasabah membacakan akad pengikat jaminan.

12.Setelah pembacaan akad selesai keluar surat persetujuan realisasi pembayaran untuk perjajian pembagian keuntungan.


(29)

Gambar diagram flowchart atas Prosedur Akad Pembiayaan yang berbasis bagi hasil di BPRS Amanah Rabbaniah.

Gambar 3.1

Flowchart Akad yang berbasis Bagi Hasil di BPRS Amanah Rabbaniah

(Sumber dari bagian Administrasi Pembiayaan BPRS Amanah Rabbaniah, 2014) Pembiayaan

Bagi Hasil

Account Officer Komite

Nasabah Unit Support

Data Perusahaan Setuju Lengkapi Dokumen Surat Permohonan Realisasi B.hasil

Tanda Terima Uang oleh Nasabah Surat Persetujuan Bagi Hasil ANALISA Nasabah Proyek Akad Pengikat Jaminan ANALISA Yuridis Jumlah Persetujuan Bagi Hasil Setuju Realisasi Pembayaran


(30)

3.2.1.2 Hambatan Pembiyaan Bagi Hasil

Masih rendah nya peminat masyarakat/nasabah terhadap produk yang di jalankan oleh Bank Amanah Rabbaniah yaitu Pembiayaan yang berbasis bagi hasil (mudharabah) dan (musyarakah) padahal kedua produk tersebut adalah wadah masyarakat/nasabah untuk berwirausaha dan menghindari bunga yang marak dilakukan oleh Bank konvensional. (Gatot Bertam, kepala bagian umum dan SDM)

3.2.1.3 Upaya Yang Dilakukan BPRS Amanah Rabbaniah

Salah satu upaya yang dilakukan oleh bank dalam rangka memasarkan akad mudaharabah/musyarakah adalah dengan memilih nasabah yang lokasi usahanya dekat dengan lokasi bank, sehingga memudahkan pembinaan bank, serta memilih nasabah yang telah teruji karakter dan kemampuannya dengan dengan akad berbasis jual beli dan sewa. Sehingga independensi bagi hasil serta fluktuasi yang terjadi dalam pembiayaan bagi hasil tidak menjadi hambatan masyarakat untuk melakukan akad yang berbasis bagi hasil.

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.2.1 Prosedur Pelaksanaan Bagi Hasil

Setiap tahapan proses pembiayaan yang dilakukan oleh bank Amanah Rabbaniah sudah sesuai dengan melakukan prinsip kehati-hatian. Hal ini disebabkan karena pembiayaan bagi hasil merupakan salah satu produk Amanah Rabbaniah yang mengandung resiko yang akan merugikan bank dan dapat


(31)

mempengaruhi kepentingan masayarakat, penyimpan dana dan para pengguna jasa perbankan lainnya, walaupun dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip kehati-hatian termasuk dalam melakukan peninjauan langsung kelapangan atas kelayakan usaha.

3.2.2.2 Hambatan Pelaksanaan Bagi hasil

Masih rendahnya tingkat kejujuran nasabah dalam memberikan laporan-laporan hasil yang diperoleh dalam usaha yang dijalankan sehingga terjadi asymetric Information. Kondisi ini menyebabkan pihak perbankan menetapkan berbagai kebijakan terkait dengan pembiayaan bagi hasil agar dapat mengantisifasi terjadinya kerugian dengan memberikan syarat agar ada jaminan bagi mereka yang meminta pembiayaan yang berbasis bagi hasil. Implikasi dari adanya jaminan menyebabkan semakin minimnya tingkat permintaan pembiyaan bagi hasil kepada Bank Amanah Rabbaniah.

3.2.2.3 Upaya Perhitungan Bagi Hasil

Pengelola bank syariah harus berhati-hati dalam melakukan pelaksanaan bagi hasil dan bank mau tidak mau harus membuat kebijaksanaan menambah porsi pendapatan nasabah, sebab jika kondisi bank belum sehat kebijakan bank ini akan semakin memperburuk kondisi bank itu sendiri dan permintaan pembiayaan bagi hasil akan semakin menurun.


(32)

32 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan tentang Tinjauan Pelaksanaan sistem pembiayaan bagi hasil, penulis dapat menarik kesimpulan di dukung dengan teori-teori antara lain sebagai berikut :

1. Dilakukan nya analisis dan prosedur otoritas terhadap permohonan pembiayaan serta adanya dokumen dan catatan yang cukup dalam proses aplikasi pembiayaan bagi hasil ini, prosedur aplikasi pembiayaan bagi hasil di Bank Amanah Rabbaniah telah sesuai dan menerapkan prinsip kehati-hatian, ini dapat dilihat dari adanya pemisahan tugas yang memadai.

2. Hambatan atau permasalahan yang timbul di bank Amanah Rabbaniah masih kurang berkontribusi nya dengan baik akad bagi hasil, penyebab masih rendahnya bagi hasil ini dikarenakan kurang kepercayaan bank terhadap nasabah dan kelemahan SDM BPRS dalam hal analisa dan pembinaan nasabah.

2. Upaya yang telah dilakukan oleh bank amanah rabbaniah dalam meningkatkan pembiayaan bagi hasil dengan meningkatkan kepercayaan yang tinggi kepada nasabah agar peningkatan kuantitas nasabah mudah untuk dicapai.


(33)

4.2 Saran

Penulis disini memberikan saran, dan semoga dapat bermanfaat bagi pihak yang terkait di Bank Amanah Rabbaniah.

1. Bank amanah rabbaniah harus meningkatkan kembali produk usaha asli bank syariah yaitu Pembiayaan Bisnis, khusus nya pembiayaan yang berbasis bagi hasil. Agar pendapatan perusahaan yang tersalur pada seluruh pembiayaan dapat berjalan stabil tidak hanya mengandalkan pembiyaan jual beli saja. 2. Saran dalam hambatan ini adalah bank lebih baik memasarkan akad bagi hasil

ini adalah strategi pertama dengan memilih lokasi usahanya dekat dengan lokasi bank, sehinga memudahkan pembinaan bank tersebut dan menarik perhatian masyarakat setempat.

3. Upaya yang telah dilakukan oleh bank amanah rabbaniah sudah baik dalam meningkatkan pembiayaan bagi hasil tapi disini bank harusnya melakukan sosialisasi dan edukasi bank syariah kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu dan mau menggunakan bank syariah sebagai bagian dari aktifitas ekonominya. Adapun media yang dapat digunakan yang dirasakan cukup efektif adalah dalam bentuk pengajian kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama sebagai key person di tengah maayarakat. Sebagai lembaga yang relative baru, maka proses adopsi inovasi kepada masyarakat wajib dilakukan secara berkelanjutan.


(34)

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Program Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

Oleh : RONNY SAPTA

21112126

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(35)

iv DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 4

1.3Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.3.1 Kegunaan Praktis... 5

1.3.2 Kegunaan Akademis ... 5

1.4Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 6

1.4.1 Tempat Kerja Praktek... 6


(36)

v BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 8

2.2 Struktur Organisasi... 12

2.2.1 Susunan Pemegang Saham ... 12

2.2.2 Susunan Pengurus ... 13

2.3 Uraian Tugas Perusahaan ... 14

2.4 Kegiatan Perusahaan ... 17

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Landasan Teori... 21

3.1.1 Pengertian Sistem... 21

3.1.2 Pengertian Pembiayaan ... 21

3.1.3 Pengertian Bagi Hasil ... 22

3.1.4 Pengertian Mudharabah ... 23

3.1.5 Pengertian Musyarakah ... 23

3.1.5 Teori Pembiayaan Bagi Hasil ... 25

3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek... 27

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Prakek ... 27

3.2.1.1 Prosedur Pembiayaan Bagi Hasil ... 24

3.2.1.2 Hambatan Pembiayaan Bagi Hasil ... 30

3.2.1.3 Upaya yang dilakukan Amanah Rabbaniah ... 30


(37)

vi

3.2.2.1 Prosedur Pelaksanaan Bagi Hasil ... 28

3.2.2.2 Hambatan Pelaksanaan Bagi Hasil ... 31

3.2.2.3 Upaya Perhitungan Bagi Hasil ... 31

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 32

4.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN ... 35


(38)

Gema Instansi.

Ascarya. 2011. Akad & Produk Bank Syariah. Cet. III. Jakarta: Rajawali Pers.

Naja, Daeng. 2011. Akad Bank Syariah. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Hasanudin. Maulana dan Jaih Mubarok. 2012. Perkembangan Akad Musyarakah,

Cet. I. Jakarta: Kencana

Indonesia. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional tentang Pembiayaan Musyarakah &

Mudharabah, No.08/DSN-MUI/IV/2000


(39)

35

NIM : 21112126

JenisKelamin : Laki-laki

NamaLengkap : Ronny Sapta

Tempat, TanggalLahir : Garut, 08 Agustus 1994

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Nikah

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Akuntansi

Alamat : Kp.Bojong Asem Kec. Arjasari Kab.Bandung

RT/RW 01/02 Kel.Lebakwangi, Kec.Arjasari Kab Bandung

No. HP : 089667576030/081320989900

E-mail : saptaronny@yahoo.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

1999–2000 : TK. Al-Musadadhyah Garut 2000– 2006 : SDN 1 Banjaran

2006– 2009 : SMPN 1 Banjaran

2009–2012 : SMA Pasundan 1 Bandung 2012– Sekarang : Universitas Komputer Indonesia


(40)

i Assalaamu’alaikum wr,wb

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Robbi, Shalawat serta salam semoga tetap pada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta hambanya yang beriman dan beramal shaleh. Karena atas izin dan kehendakNya, serta dengan didasari segala usaha dan daya yang sesuai dengan kemampuan penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek dengan judul

”TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PEMBIAYAAN BAGI HASIL PADA BANK SYARIAH BPRS AMANAH RABBANIAH.”

Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis sungguh menyadari bahwa dalam penyusunan usulan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan tersaji dalam kesahajaan, semata-mata tersaji karena keterbatasan dan ketidak mampuan penulis, serta masih terdapat kekurangan – kekurangan baik dalam hal penggunaan bahasa, penyampaian materi maupun pengetahuan yang penulis miliki.

Menyadari hal tersebut, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang bermanfaat demi perbaikan dan peningkatan diri dalam bidang ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.

Selama melakukan penyusunan usulan penelitian ini, penulis memperoleh begitu banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan


(41)

ii

Ucapan terimakasih ini penulis haturkan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan sehingga penulis bisa menyelesaikan usulan penelitian ini

2. H. Dr.Ir Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor UNIKOM

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNIKOM.

4. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,MAk.,AK.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi UNIKOM.

5. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si.,Ak selaku Dosen Wali. 6. Adi Rachmanto, S.Kom, M.Kom selaku Pembimbing Akademik

7. Seluruh dosen dan staf UNIKOM khususnya Program Studi Akuntansi fakultas ekonomi.

8. Bapak Chrisna Aditya selaku pembimbing di perusahaan.

9. Bapak Gatot Bertram selaku Kepala bagian Umum dan SDM BPRS Amanah Rabbaniah.

10.Kedua Orang Tua tercinta, Bapak dan Ibu atas Do’a dan Dukungannya yang selama ini telah diberikan kepada penulis dalam upaya meraih cita-cita.


(42)

iii

12.Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek.

Akhir kata, dengan tersusunnya usulan penelitian ini semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang menyusun laporan ini, umumnya bagi semua yang masih dalam tahap belajar.

Bandung, Desember 2015 Penulis

RONNY SAPTA 21112126


(43)

(44)

(45)

(1)

i

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum wr,wb

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Robbi, Shalawat serta salam semoga tetap pada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta hambanya yang beriman dan beramal shaleh. Karena atas izin dan kehendakNya, serta dengan didasari segala usaha dan daya yang sesuai dengan kemampuan penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek dengan judul ”TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PEMBIAYAAN BAGI HASIL PADA BANK SYARIAH BPRS AMANAH RABBANIAH.”

Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis sungguh menyadari bahwa dalam penyusunan usulan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan tersaji dalam kesahajaan, semata-mata tersaji karena keterbatasan dan ketidak mampuan penulis, serta masih terdapat kekurangan – kekurangan baik dalam hal penggunaan bahasa, penyampaian materi maupun pengetahuan yang penulis miliki.

Menyadari hal tersebut, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun sebagai bahan masukan yang bermanfaat demi perbaikan dan peningkatan diri dalam bidang ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.

Selama melakukan penyusunan usulan penelitian ini, penulis memperoleh begitu banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan


(2)

ii

ini penulis menghaturkan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada pihak yang telah memberikan dukungan serta motivasi dalam menyelesaikan penulisan usulan penelitian ini.

Ucapan terimakasih ini penulis haturkan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kemudahan sehingga penulis bisa menyelesaikan usulan penelitian ini

2. H. Dr.Ir Eddy Suryanto Soegoto selaku Rektor UNIKOM

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNIKOM.

4. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,MAk.,AK.,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi UNIKOM.

5. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si.,Ak selaku Dosen Wali. 6. Adi Rachmanto, S.Kom, M.Kom selaku Pembimbing Akademik

7. Seluruh dosen dan staf UNIKOM khususnya Program Studi Akuntansi fakultas ekonomi.

8. Bapak Chrisna Aditya selaku pembimbing di perusahaan.

9. Bapak Gatot Bertram selaku Kepala bagian Umum dan SDM BPRS Amanah Rabbaniah.

10.Kedua Orang Tua tercinta, Bapak dan Ibu atas Do’a dan Dukungannya yang selama ini telah diberikan kepada penulis dalam upaya meraih cita-cita.


(3)

iii

11.Rekan-rekan seperjuangan yaitu Gustira, Lutfi, Opie, Ikhfal, Selvia, Novi, Rizky, Irma, Lusy, Mirna, Ghina, Keyza, Silvia dan semuanya yang telah memberikan dukungan kepada penulis yang tidak bisa diesbutkan satu persatu.

12.Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek.

Akhir kata, dengan tersusunnya usulan penelitian ini semoga dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang menyusun laporan ini, umumnya bagi semua yang masih dalam tahap belajar.

Bandung, Desember 2015 Penulis

RONNY SAPTA 21112126


(4)

(5)

(6)