commit to user
frekuensi rapat komite audit H
1b
= Terdapat pengaruh keahlian akuntansi dan keuangan komite audit terhadap frekuensi rapat komite audit
H
1c
= Terdapat pengaruh ukuran komite audit terhadap frekuensi rapat komite audit
2. Pengaruh karakterisitik dewan komisaris terhadap Frekuensi Rapat
Komite Audit
Karasterik dewan komisaris yang dapat di-proxy-kan dengan ukuran dan independensi dewan komisaris merupakan variabel penting yang
dapat mengpengaruhi variabel lainnya, salah satunya nilai perusahaan seperti dalam Kusumawati dan Riyanto 2005 menemukan bahwa tingkat transparansi
good corporate governance dan jumlah komisaris berpengaruh positif dengan nilai perusahaan. Ujiyantho dan Pramuka 2007 menyatakan bahwa jumlah
dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih besar. Beiner et al 2003
menyimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris merupakan bagian dari mekanisme corporate governance.
Merujuk pada Keputusan Ketua BAPEPAM No: Kep-29PM2004 menunjukan bahwa komite audit bertanggung jawab, diangkat dan
diberhentikan kepada dan oleh dewan komisaris, dan bahwa anggota komite audit didalamnya harus ada sekurang-kurangnya satu orang anggota komisari
independen. Dalam menyimpulkan ada atau tidaknya pengaruh karasteristik dewan komisaris terhadap frekuensi rapat komite audit dapat kita liat dalam
commit to user
penelitian Raghundanan dan Rama 2007 yang menyimpulkan bahwa ukuran dewan dapat meningkatkan atau menurunkan permintaan untuk rapat lebih
sering. Ukuran dewan direksi yang lebih besar memberikan akses ke sumber daya yang lebih besar dan bakat manajerial, sehingga memberikan pengawasan
yang lebih efektif. Hal ini dapat mengurangi permintaan untuk rapat lebih sering. Hasil yang berlawanan, dewan yang lebih besar mungkin membentuk
pegelolaan yang tidak efisien, sehingga menghasilkan lebih sering rapat komite audit Vafeas, 1999. Memiliki anggota lebih banyak bisa menyebabkan
keragaman perspektif yang lebih nyata dalam diskusi, proxy lainnya dalam karasteristik dewan komisaris seperti dalam penelitian yang dilakukan Sharma
et al, 2009 terhadap perusahaan perusahaan di Selandia Baru menunjukan adanya pengaruh positif independensi dari dewan terhadap frekuensi rapat
komite audit. Kami menyertakan ukuran dan independensi dewan komisaris berhubungan dengan frekuensi rapat komite audit.
H
2a
= Terdapat pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap frekuensi rapat komite audit
H
2b
= Terdapat pengaruh independensi dewan komisaris terhadap frekuensi rapat komite audit
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Frekuensi Rapat Komite