commit to user 6
pesan tercetak di air. Air bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. http;fhatma.files.wordpress.com.2008. diakses 1 Maret 2010 .
2. Perancangan Motif Tekstil
Motif merupakan satuan terkecil dari suatu ornamen. Secara lebih sempit lagi, motif adalah satuan pembentuk pola. Dinyatakan oleh Philips
dan Bunce bahwa motif pada dasarnya bukanlah pola., tetapi digunakan untuk menciptakan pelbagai pola sesuai dengan sistem pengorgasasiannya.
Suatu ornamen, dengan demikian, merupakan pengorganisasian pelbagai motif, baik dengan menggunakan motif yang bersifat tunggal satu bentuk
motif maupun kombinasionalgabungan dari beberapa motif sekaligus. Guntur, 2004 : 113 .
Motif sebagai elemen dasar ornamen dalam penampakannya berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lain maupun antara waktu
dengan waktu lain. Ornamen dari pelbagai suku bangsa di dunia menunjukkan keragaman bentuk atau elemen dasarnya motif. Perbedaan
itu di satu sisi, menyangkut bentuk dan jenis motif di masing-masing tempat atau falsafah, kaidah-kaidah artistik dan estetik, dan aspek kultural
yang dianutnya, disisi lain. Guntur, 2004 : 113 . Dalam perancangan suatu motif perlu diperhatikan adanya unsur-
unsur rupa yaitu : bentuk, raut, ukuran, arah, warna, tekstur serta ruang. Unsur-unsur tersebut satu sama lain saling berhubungan sehingga
merupakan satu kesatuan. Hubungan antara unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : benda apa saja di alam ini tentu memiliki
commit to user 7
bentuk, dimana bentuk tersebut dapat disederhanakan menjadi; garis, titik, bidang dan gempal. Setiap bentuk titik, garis, bidang, dan gempal
mempunyai raut, ukuran, arah, warna dan tekstur. Setiap bentuk selalu dan pasti menempati ruang, baik nirmana atau trimatra. Penataan unsur-unsur
rupa tersebut perlu memperhatikan metode menata rupa yaitu apa yang disebut
prinsip-prinsip desain
diantaranya :
irama, dominasi,
keseimbangan, kesatuan serta proporsi sehingga diperoleh hasil karya senidesain yang artistik. Sadjiman Sanyoto, 2005 : 6-7.
Dalam perancangan desain motif perlu diperhatikan beberapa hal agar tercapai kesatuan organisasi yang baik. Beberapa prinsip desain
tersebut ialah irama, keseimbangan, pusat perhatian emphasis khususnya pada desain tekstil.
1. Irama
Irama pada bidang seni rupa khususnya desain tekstil terbentuk karena pengulangan repetition dan gerakan movement. Pengulangan
mungkin diwujudkan melalui warna dan nada, bidang bentuk, garis dan tekstur. Jika bagian-bagian tertentu selalu dihubungkan kembali dalam
suatu cara yang ritmis, maka desain akan menghasilkan unity dan keseimbangan pada sebuah desain.
2. Keseimbangan
Keseimbangan balance pada desain adalah suatu kondisi atau kesan optis, tentang kesan berat, tekanan, tegangan, dan kestabilan. Dalam
penciptaan desain keseimbangan dapat dihubungkan dengan suatu keseimbangan optis yang dirasakan antara bagian-bagian dari desain.
commit to user 8
Faktor atau variabel pendukung keseimbangan adalah posisi atau penempatan, ukuran, proporsi, kualitas dan arah dari unsur-unsur itu.
3. Pusat Perhatian
Setiap bagian tertentu dari suatu desain hendaknya memiliki perhatian atau tingkat dominan yang layak atau pantas. Untuk dapat
menarik perhatian tersebut, suatu ciri visual bagian hendaknya dikontraskan dengan daerah sekitarnya. Bagian yang mendominasi ini
akan menjadi pusat perhatian yang apabila disebarkan dalam suatu ukuran susunan akan menciptakan tema pokok Nanang Rizali, 2006 : 43 - 47.
Perancangan dilakukan dengan jalan memberi ragam hias, sehingga menimbulkan motif dan warna yang dapat dibuat dengan
pelbagai macam teknik. Pada desain permukaan faktor kemampuan dan kepekaan mengolah rupa dan warna merupakan masalah utama.
Perwujudan pada tekstilnya antara lain dapat melalui teknik: -
Ikat pelangi, yaitu hasil upaya pembuatan ragam hias diatas permukaan kain dengan cara mengikat dengan karet, rapia,
benang, serat nanas dan sebagainya. Bagian yang tidak dikehendaki terkena warna apabila dicelup. Jenis dari pelangi
ialah tritik, jumputan dan bundelan. -
Imbuhan novelty, yaitu upaya pembuatan ragam hias pada permukan kain dengan cara menambahkan unsur baru seperti:
payet, sulam, quilting, renda, penggambaran langsung dengan cat akrilik, cat tekstil khusus dan sebagainya.
commit to user 9
- Batik, yaitu upaya pembuatan ragam hias pada permukaan kain
dengan cara menutup bagian-bagian yang tidak dikehendaki berwarna dengan lilin malam panas, dengan memggunakan alat
canting, kuas, cap dan lain-lain kemudian dicelup dengan zat warna dingin dan dilorod untuk menghilangkan lilin malam.
- Tekstil cetak, yaitu upaya pembuatan ragam hias pada
permukaan kain melalui pencetakan dengan menggunakan kain kasa berkerangka. Dalam prosesnya dapat dikerjakan dengan
tangan, mesin, flat dan rotary. Nanang Rizali, 2006 : 36 - 39. Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam rangkaian
desain tekstil secara terpadu yaitu aspek estetika, aspek fungsi, aspek bahan, aspek mode serta aspek proses.
1. Aspek fungsi
Aspek fungsi adalah pemikiran yang berhubungan dengan pemakaian tekstil cetak , misalnya untuk busana, dengan memperhatikan usia pemakai
dan tingkatan golongan dalam masyarakat. 2.
Aspek estetika Aspek estetika adalah pertimbangan gagasan atau sumber ide dan tema
termasuk olahan ragam hias dan warnanya. Juga diperhitungkan skala proporsi, pengulangan, komposisi dan teknis penampilan desainnya.
3. Aspek bahan
Aspek bahan adalah pertimbangan pemilihan jenis serat benang, struktur tenunan, sifat dan daya serap atau suai kain.
4. Aspek proses
commit to user 10
Aspek proses adalah teknik produksi yang dapat dilakukan melalui pelbagai teknik dengan memperhatikan kemampuan daya produksi dan
pengulangannya. 5.
Aspek mode Aspek mode adalah pertimbangan kecenderungan gaya style yang
disesuaikan dengan pemakainya, waktu, musim dan tempatnya. Nanang Rizali, 2006 : 41.
3. Tekstil Interior