Faktor risiko tradisional dan hubungannya dengan respon otonomik jantung

Gambar 2.2. Risiko relatif 95 CI hubungan antara NOK CAN dan mortalitas, berdasarkan 15 penelitian McGuire KD, dkk., 2012.

2.6 Faktor risiko tradisional dan hubungannya dengan respon otonomik jantung

Faktor risiko tradisional pada penyakit jantung koroner diantaranya Beverly Rockhill, 2004 : a. Faktor risiko konvensional : hubungan antara factor risiko konvensional dengan respon otonomik belum banyak diteliti dan dari segi patofisiologi tidak mendukung adanya hubungan antara factor risiko konvensional dengan respon denyut jantung. Factor risiko konvensional diantaranya yakni Beverly Rockhill, 2004 : − Usia pada pria lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita usia lebih dari 55 tahun − Riwayat keluarga dengan penyakit jantung b. Faktor risiko yang dapat di modifikasi : − Dislipidemia Dislipidemia umumnya ditemukan pada kasus resisten insulin dan diabetes mellitus tipe 2 walaupun gula darah terkontrol baik. Karakteristik spesifik daripada dislipidemia pada resistensi insulin adalah peningkatan kadar TG, penurunan HDL, peningkatan small dense LDL walaupun terkadang terkadang ditemukan hasil LDL yang normal. Resistensi insulin dan hiperinsulinemia kompensasi yang ditimbulkan berhubungan dengan aktifitas simpatis yang meningkat dan aktifitas parasimpatis yang melemah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berkurangnya denyut jantung pemulihan setelah latihan merupakan suatu akibat dari berkurangnya aktifitas parasimatis dan juga sebagai prediktor all cause mortality Mehdi H Shishehbor, 2004. Resistensi insulin yang ditimbulkan menyebabkan sintesis dan sekresi TG dan LDL yang tinggi disertai dengan produksi HDL yang menurun, hal ini disebabkan oleh lipolisis yang meningkat sehingga terjadi peningkatan asam lemak bebas yang tinggi dalam plasma yang kemudian meningkatkan masukan asam lemak bebas ke hati. Protein kolesterol tranferase dan lipase hepatic juga akan meningkat sehingga berefek terhadap peningkatan VLDL1 yang kemudian akan menjadi small dense LDL. Peningkatan kadar VLDL1 meningkatkan katabolisme HDL yang menyebabkan penurunan kadar HDL Rohman, 2007. − Tekanan darah tinggi dan Merokok Secara patofisiologi dan penelitian sebelumnya tidak mendukung adanya hubungan antara tekanan darah tinggi dan merokok terhadap respon denyut jantung Beverly Rockhill, 2004. Tabel 2.2. Kriteria dislipidemia berdasarkan NCEP ATP III − Obesitas Obesitas sering disertai dengan sindrom metabolik sebagai komplikasi dari obesitas. Abnormalitas pemulihan denyut jantung HRR sering ditemukan pada subyek obesitas dengan sindrom metabolic. Seseorang dikatakan obesitas apabila indeks massa tubuh BMI lebih besar dari 25. HDL dibawah 35 mgdl dan atau tingkat trigleserida lebih dari 250 mgdl dapat meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2 Beverly Rockhill, 2004. − Aktifitas fisik yang kurang Ada beberapa alasan bagaimana aktifitas fisik aerobik secara reguler dapat meningkatkan performa selama latihan. Latihan aerobik menurunkan demand oksigen miokard pada level aktifitas yang sama dengan sebelumnya. Sehingga mengurangi kejadian iskemia pada miokard. Selain itu perfusi miokard dapat ditingkatkan dengan latihan aerobik melalui meningkatnya diameter interior arteri koroner mayor, meningkatnya mikrosirkulasi dan membaiknya fungsi endotel. Beberapa efek tambahan dari latihan aerobik yakni adalah efek antitrombotik yang dapat mengurangi risiko aklusi koroner oleh karena erosi plak, mengurangi viskositas darah, mengurangi agregasi platelet meningkatkan kemampuan trombolitik dan mengurangi risiko aritmia dengan memperbaiki pengaturan otonomik. Aktifitas fisik juga memberikan efek positif pada faktor risiko penyakit kardiovaskular, misalnya mencegah atau menghambat progresi hipertensi pada pasien normotensi dan mengurangi tekanan darah pada pasien hipertensi, meningkatkan HDL, mengontrol berat badan dan mengurangi risiko DM. Sehingga dapat dikatakan hubungan antara aktifitas fisik terhadap respon otonomik denyut jantung berhubungan secara tidak langsung melalui faktor dislipidemia dan DM Beverly Rockhill, 2004.

2.7 Uji latih setelah infark miokard