b. Seluler Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik seluler. Sel T berasal
dari sumsum tulang tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi dalam timus. Sel T terdiri dari beberapa subset sel dengan fungsi yang berlainan yaitu CD4
+
Th1, Th2, CD8
+
CTLTc dan T regulator Th3. Fungsi sistem imun spesifik seluler adalah pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan
keganasan. Sel CD4
+
mengaktifkan sel Th yang selanjutnya mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba. Sel CD8
+
memusnahkan sel terinfeksi. Baratawidjaja dan Renggani, 2009.
2.2.3 Sitokin
Sitokin merupakan protein pemberi sinyal intraseluler yang bekerja secara lokal dengan parakrin atau autokrin dengan terikat pada reseptor yang memiliki afinitas dan
memacu reaktivitas sistem imun, baik pada imunitas spesifik atau nonspesifik. Sitokin diproduksi oleh makrofag atau monosit, limfosit, sel-sel endotel, hepatosit,
sel-sel epitel keratinosit dan fibroblas. Sitokin jika dijumpai dalam sirkulasi, biasanya terdapat dalam konsentrasi pikogram permililiter pgmL Kresno, 2013.
Sitokin berperan dalam imunitas nonspesifik dan spesifik untuk mengawali, mempengaruhi dan meningkatkan respons nonspesifik. Makrofag dirangsang oleh
sitokin disamping juga makrofag memproduksi sitokin-sitokin tersebut. IL-1, IL-6, TNF-
α, merupakan sitokin proinflamasi dan inflamasi spesifik Baratawidjaja dan Renggani, 2009. Inteleukin juga berperan dalam proliferasi sel-sel imun diantaranya
IL-1,IL-2 dan IL-6 Kresno, 2013.
2.2.4 Leukosit
Leukosit merupakan sel darah yang memiliki nukleus dan tidak bewarna. Bentuknya bulat dalam peredaran darah, tetapi berupa sel ameboid pleimorfik dalam
jaringan, atau pada substrat padat in vivo. Leukosit terdiri dari leukosit leukosit granular atau leukosit nongranular. Leukosit granular terdiri dari eosinophil, basofil,
dan neutrofil. Leukosit nongranular terdiri dari dari limfosit dan monosit. Jumlah leukosit adalah 4,3
–10,8 x 10
9
L, dengan neutrofil 45 –74, limfosit 16–45,
monosit 4 –10, eosinofil 0–7, dan basofil 0–2 Baratawidjaja dan Renggani,
2009. Pelepasan zat kimia dan sitokin oleh jaringan yang rusak pada proses inflamasi
menyebabkan leukosit bergerak mendekati kemotaksis positif atau menjauhi kemotaksis negatif sumber zat. Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap
organisme patogen secara fagositik sedangkan limfosit merupakan satu-satunya jenis leukosit yang tidak memiliki fungsi fagositik Kresno, 2013.
2.2.5 Limfosit